Share

D5. Tugas Pertama

Author: Cheezyweeze
last update Last Updated: 2024-12-13 11:50:32

"Hah? Apa?" sahut Ara melongo.

"Ah, sudahlah. Aku terlalu capek saat mengobrol dengan mu untuk saat ini. Aku seperti sedang bicara dengan patung." Jean memangku dagunya sendiri.

Jean terlihat merajuk pada Ara. Ara pun berusaha untuk menghiburnya. Celotehan Ara berhasil membuat Jean tertawa. Bagaimana pun juga kedatangan Ara di rumah keluarga Chase memberi warna yang berbeda. Kadang sikap polos Ara membuat para maid yang bekerja di rumah itu menjadi heran, terkadang Ara juga bisa tegas.

"Ara, apakah kau punya kepribadian ganda?" tanya seorang maid yang baru saja masuk ke dapur.

"Hah? Enak saja kau bilang aku punya kepribadian ganda," protes Ara.

Dapur kembali ramai karena celotehan Ara dan maid-maid lainnya, tapi setelah itu dapur yang ukurannya sangat besar seperti dapur di restoran ternama mendadak menjadi hening. Albertina masuk ke dalam dapur bersama dengan Georgina. Mereka berdua adalah maid senior di rumah itu. Mereka lah yang paling awet bekerja di sana.

Kedua maid senior itu memberikan sebuah pengumuman. Jika nanti malam akan ada tamu yang datang ke rumah.

"Nyonya Mandy akan kedatangan tamu, jadi aku minta pada kalian untuk menghidangkan menu spesial. Terutama kau," tunjuk Georgina pada Ara. "Aku sudah membaca CV mu. Kau pernah bekerja di restoran ternama, bukan? Tentunya kau sangat ahli dalam memasak. Tamu yang akan datang malam ini berasal dari korea, aku ingin kau memasak masakan Korea untuk tamunya Nyonya Mandy, paham?"

Ara menganggukkan kepalanya. Setelah itu Georgina dan Albertina keluar dari dapur. Para maid yang terpilih segera bergegas untuk memasak masakan yang spesial, begitu juga dengan Ara. Namun, Ara justru malah bingung. Dia bingung ingin memasak apa.

Ara berdiri di depan kulkas dan melihat isi kulkas. Ara memutar otaknya karena untuk memasak masakan Korea itu tidak mudah apalagi jika tidak ada bahannya. Sebenarnya Ara bisa mengolah apa saja yang ada di dalam kulkas tapi yang jadi pertanyaan apakah Nyonya Mandy suka makan masakan pedas. Sedangkan masakan Korea kebanyakan pedas.

Akhirnya Ara mengambil tahu putih, jamur, daun bawang, daging sapi yang sudah diiris serta satu butir telur. Namun, Ara kembali membuka pintu kulkas dan mengambil beberapa telur, wortel, daun bawang serta bayam. Setelah dipikir-pikir Ara memutuskan untuk membuat dua menu masakan.

Jari jemari Ara yang lentik dan indah bermain dengan pisau di atas talenan. Keahlian memasak Ara tidak diragukan lagi. Gadis itu dengan kilat mengiris semua bahan dan langsung mengeksekusinya. Jean yang melihat aksi Ara dibuat terpukau.

Tidak butuh waktu lama satu menu masakan telah Ara selesaikan. Bau aroma pedas menyeruak masuk ke hidung yang berada di dalam dapur.

"Ara, kenapa masakan mu berwarna merah? Ini pasti pedas rasanya."

"Namanya juga masakan Korea," jelas Ara dengan santainya.

Tinggal satu menu yang harus Ara selesaikan. Ara mengocok enam butir telur ke dalam sebuah mangkok besar, lalu Ara memotong wortel, daun bawang, dan bayam sekecil mungkin. Ara mencampurkan semua bahan menjadi satu lalu mengaduknya. Kemudian Ara menyiapkan wajan kotak datar untuk menggoreng. Para maid heran kenapa Ara memakai wajan tersebut.

Ara dengan telaten menggoreng telur itu, lalu menggulungnya membentuk kotak persegi. Ara terus menyambungnya sampai adonan terakhir. Telur itu menjadi sebuah gulungan kotak yang sangat cantik karena dihiasi oleh merahnya wortel dan hijaunya daun bawang serta bayam yang diiris kotak kecil-kecil. Ara mengangkat telur itu dan menaruhnya di atas talenan. Lalu Ara memotong telur itu dan menaruhnya di atas piring serta menatanya dengan cantik.

Kini dua menu masakan Ara telah siap. Semua maid yang ada di sana mengelilingi Ara. Mereka ingin melihat seperti apa penampilan masakan Korea.

"Jadi ini yang namanya masakan Korea. Apa nama kedua menu ini, Ara?" tanya Jean.

"Sundubu Jjigae dan Gyeran Mari," kata Ara sambil menunjuk masing-masing menu.

"Apa ini pedas?"

"Tidak juga. Masakan Korea memang identik dengan pedas dan hampar, tapi aku tadi memasak sengaja tidak terlalu pedas. Aku takut jika Nyonya Mandy tidak pedas jadi aku kurangi rasa pedasnya. Hanya saja memang tampilannya berwarna merah," jelas Ara sambil tersenyum.

"Aku harap tidak ada yang akan komplain dengan masakan mu ini, Ara."

Ara menarik napas, "Aku hanya memasak sesuai instruksi dari maid senior. Mereka memintaku untuk memasak masakan Korea jadi aku menjalankan instruksi itu." Ara melipat kedua tangannya di dada.

Tepat jam 5 sore Nyonya Mandy menyambut kedatangan tamunya yang dari Korea. Tentunya hal itu tak luput dari pantauan si tua Nyonya Marry Feehily.

Nyonya Marry adalah ibu kandung dari Mandy dan Marry-lah yang selalu mengatur ini dan itu. Marry menganggap dirinya adalah nyonya besar di rumah keluarga Chase dan satu hal yang sering dilupakan oleh Marry adalah bahwa rumah itu bukan rumah miliknya. Marry hanya menumpang di rumah tersebut.

Setelah kedatangan tamu dari Korea pihak dapur disibukkan dengan mengeluarkan banyak cemilan serta minuman.

"Hmm ... Nyonya Mandy pasti pintar berbahasa Korea, ya?" celetuk Ara saat melihat para maid keluar masuk dapur. Ara pun menyenggol lengan Jean.

"Eh, aku kurang tahu soal itu. Aku pun baru setahun kerja di rumah ini," balas Jean.

Ara semakin penasaran dengan isi rumah keluarga Chase, tapi hari itu Ara belum beruntung. Dia dan Jean tidak mendapat perintah dari maid senior untuk mengeluarkan hidangan. Padahal Ara ingin sekali jalan-jalan walaupun hanya mengeluarkan makanan ke ruang makan.

Jam makan malam telah tiba, Nyonya Mandy mempersilakan tamu-tamunya untuk makan malam. Hidangan sudah tertata rapi di atas meja. Tamu dari negara Korea itu pun takjub karena di atas meja makan terdapat menu makanan korea walaupun hanya dua jenis saja.

"Makanan apa ini?" celetuk nyonya tua yang melihat sayuran kuah berwarna merah. "Ini rasanya pasti sangat pedas," lanjutnya.

"Pelayan!" teriaknya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Maid Istimewa Tuan Arrogant   D6. Kabar Buruk

    Mendengar teriakan sang nyonya tua, Albertina dan Georgina berlari menghadap Nyonya Marry. Wanita tua itu terlihat sangat kesal. Mandy sempat melarang ibunya itu, akan tetapi Mandy adalah anak yang selalu disetir oleh ibunya. Mandy tidak bisa melarang kehendak sang ibu. Namun, malam itu Mandy berani memprotes ibunya. "Ibu, sudahlah. Tidak perlu diperbesar. Tamu ku dari Korea, wajar saja jika aku meminta para chef untuk memasak masakan Korea," tutur Mandy. Mendengar penuturan Mandy, Marry memilih diam. Terlebih lagi saat para tamu mengomentari tentang menu makan malam pada saat itu. "Siapa yang memasak sup kuah ini? Rasanya sama persis seperti yang ada di negara Korea," puji salah satu tamu. Mandy langsung menyuruh Albertina dan Georgina untuk kembali ke tempatnya. Marry pun membalikkan badannya dan tersenyum pada tamu itu, begitu juga dengan Mandy. "Benarkah?" ujar Marry memastikan. Tamu itu menganggukkan kepalanya. "Kami memang punya chef yang sangat berpengalaman. Itupun kami da

    Last Updated : 2024-12-14
  • Maid Istimewa Tuan Arrogant   D7. Tersesat di dalam Rumah

    Ara melirik Jean yang sudah tertidur pulas. Kedua mata Ara belum bisa diajak kerjasama. Badan Ara sudah sangat lelah, akan tetapi kedua mata Ara semakin lebar. Pastinya di dalam kepala Ara berkeliaran berbagai macam hal. Padahal jam sudah menunjukkan pukul satu malam. "Fyuh, kenapa kecelakaan itu justru membuatku dilema? Dia sudah tidak ada hubungan apa-apa denganku, tapi kenapa aku masih belum ikhlas?" Bukan Ara tidak ikhlas akan hubungan Ryan dan Ellen, tapi Ara tidak ikhlas tentang hal lain. Ya, betul sekali. Ara tidak mengikhlaskan soal tempat tinggalnya. Susah payah Ara mengumpulkan uang dan bisa membeli sebuah rumah untuk melepas lelah, tapi rumah itu sekarang telah menjadi milik orang lain bahkan mungkin akan menjadi hak dari rentenir yang mengejar-ngejar Ara. Bahkan Ara juga belum menunjukkan rumah itu pada sang ibu. Hati dan pikiran Ara saat itu benar-benar berantakan. Rasanya dia ingin meluapkan semua emosinya, tapi kepada siapakah Ara akan meluapkan emosinya? Jawaba

    Last Updated : 2024-12-15
  • Maid Istimewa Tuan Arrogant   D8. Maid Istimewa

    Malam itu Ara kembali tidak bisa tidur. Ara terus dibayangi oleh bayang-bayang si pemilik sorot mata tajam yang mengerikan. Ara dibuat dilema antara khawatir dan takut jika pertemuan hari itu akan membuat bencana serta boomerang bagi diri Ara. Pagi harinya semua bekerja seperti biasanya, akan tetapi ada yang berbeda dari Ara. Ara tampak lesu dan kurang semangat. Ara tidak seceria seperti biasanya bahkan sering membuat kesalahan. Saat Ara memasak, masakannya cenderung berasa asin. Sampai Ara kena tegur maid lainnya. Beruntung tidak ada maid senior di dapur pada saat itu. Jika ada salah satu maid senior atau asisten nyonya besar pasti Ara akan kena marah. Bisa jadi Ara akan dipecat. "Ara, untuk hari ini lebih baik kau jangan memasak. Aku takut jika nanti masakannya tidak enak," saran dari Jean dan Ara pun menerima saran dari Jean. Ara memilih untuk bergeser. Ara mengakui jika dirinya tidak cukup fokus pada hari itu. "Ara, tolong ambilkan talenan." "Ini ...." Ara menyodorkan

    Last Updated : 2024-12-16
  • Maid Istimewa Tuan Arrogant   D9. Pengasuh Baru

    Terpilihnya Ara menjadi pengasuh Albert membuat Jean senang, tapi tidak untuk Ara. Ara justru merasa jika posisinya menjadi seorang pengasuh di rumah itu adalah kutukan. Bagaimana tidak? Posisi itu mengharuskan Ara harus pindah dan masuk ke dalam rumah serta menempati kamar khusus. Bagi Jean menjadi pengasuh Albert adalah penghargaan besar karena pasti upah kerja akan lebih besar dari hanya seorang maid yang berkecimpung di dapur saja. Jean terus memberi semangat agar mental Ara kuat dan bahagia jika sudah pindah ke dalam. Banyak maid yang merasa iri pada Ara dan mereka menggosipkan Ara ke sana dan kemari. Banyak yang ingin naik jabatan tapi hal itu jarang terjadi. Beruntungnya Ara terpilih dan yang memilihnya langsung adalah Tuan Besar Jacob. Ara memutuskan untuk mengemasi barang-barangnya dan memasukkan ke dalam tas. "Aku bingung dengan sikapmu itu, Jean. Apa kau senang jika aku tidak satu kamar denganmu lagi. Apa kau terganggu dengan rekan sekamar mu ini yang selalu berisik,"

    Last Updated : 2024-12-19
  • Maid Istimewa Tuan Arrogant   D10. Dasar Ular Medusa

    Kehadiran wanita paruh baya itu membuat Ara langsung berdiri tegap serta memberi hormat dengan membungkukkan badannya. Begitu juga dengan Albert yang langsung bangun dan menundukkan kepalanya. Situasi terlihat aneh dan membuat Ara tidak berani berkata apa-apa saat wanita paruh baya itu mendekatinya. Wanita paruh baya itu berdiri di depan ranjang Albert. Melirik Ara, lalu beralih melirik Albert. Ara semakin menundukkan kepalanya. "Albert, cepat mandi!" "Iya, nek." Albert segera berlari masuk ke dalam kamar mandi dan dia ditemani oleh maid yang lain. Wanita paruh baya itu duduk di ranjang Albert sambil melipat kedua tangannya di dada. Sorot mata tajamnya menatap Ara yang berdiri di depannya dengan kepala tertunduk. "Hari ini aku akan memberitahumu cara merawat Albert. Apa yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukannya serta hal penting apa yang harus kau lakukan," ucapnya tegas. "Baik, nyonya," sahut Ara dengan posisi masih menundukkan kepalanya. "Panggil aku nyonya besa

    Last Updated : 2024-12-20
  • Maid Istimewa Tuan Arrogant   D11. Rayuan Maut

    Ara sempat terkejut dengan sikap Albert yang menepis loyang tersebut. Ara bisa memahami isi hati Albert, kenapa bocah itu sampai menolak dan menepisnya. Mata Ara berkaca-kaca melihat Albert dan juga obat yang berceceran di lantai. Ara segera memungutnya agar tidak terjadi kesalahpahaman yang menyebabkan amarah atau teguran pada Ara. Lebih untungnya lagi Ara memunggungi CCTV. "Kenapa kau tidak mau minum obat?" "Aku tidak suka. Aku sehat dan aku tidak sakit. Lalu kenapa aku harus minum obat setiap hari. Obat itu sangat tidak enak, rasanya pahit. Aku sudah muak meminumnya," rengek Albert dengan mimik muka cemberut. Ara menghela napas panjang sambil menggerakkan kepalanya. Ara harus memutar otak untuk mencari cara agar Albert mau minum obat. Jika hal itu tidak dia lakukan, maka dia-lah yang akan kena marah. "Tuan muda, ingin makan sesuatu atau tidak?" rayu Ara. "Aku ingin makan permen," sahutnya sambil menatap Ara. Ara menggerakkan alisnya. "Tapi kau harus janji minum obat," k

    Last Updated : 2024-12-21
  • Maid Istimewa Tuan Arrogant   D12. Ciuman Maut

    Ara membuka matanya saat ponselnya bergetar pada genggaman tangannya. Ara melirik layar ponselnya dan mengeja nama J-E-A-N. Ara memutarkan bola matanya dan menarik napas. "Tinggal satu atap, tapi kenapa harus begini caranya." Ara menggeser ikon hijau pada layar ponselnya dan menempelkan benda pipih itu pada telinganya. "Halo, Ara. Apa kabar?" "Menurutmu?" "Aku yakin kau pasti senang tinggal di dalam sana. Kau sudah menjadi bagian dari maid senior. Enaknya lagi seminggu sekali kau pasti libur. Sungguh enak jadi dirimu di sana," oceh Jean. Ara hanya menarik napas dan mendengus kesal. "Pffff ... mudahnya bibirmu bicara, Jean. Kau tidak tahu jika aku seharian ini stres dan depresi," keluh Ara. "Tidak masalah kau mau stres atau depresi. Yang jelas seminggu sekali kau bisa libur. Kau bisa pergi keluar untuk membuang rasa penat yang kau rasakan selama kerja." "Makin lama aku ingin menj

    Last Updated : 2024-12-22
  • Maid Istimewa Tuan Arrogant   D13. Iri Hati Dengan Pengasuh Anaknya

    Jacob meninggalkan kamar Ara meninggalkan bau parfum khas. Aroma itu belum hilang dari tempat Jacob mencium Ara bahkan terbawa ke ranjang Ara. Beberapa kali Ara memejamkan matanya, tapi selalu gagal. Ara dibuat mabuk kepala dengan ketampanan Jacob, walaupun waktu itu hanya beberapa saat. "Aah, kenapa aku kesulitan memejamkan kedua mataku? Aku bisa bangun kesiangan jika begini, tapi kenapa wajah itu selalu menyusahkan ku?" kata Ara sambil memajukan bibirnya. "Eh, kenapa dia bisa masuk ke dalam kamarku? Bukankah pintu aku kunci? Hmm ... kunci ku pun raib entah kemana? Atau jangan-jangan——ah, sudahlah, aku ingin tidur." Ara terlelap dalam tidurnya setelah bergelut dengan bayangan wajah tuannya. Apakah Ara mulai terpikat dengan tuannya? Hanya waktu yang bisa menjawabnya. *** Profesi baru Ara memang tergolong tidak mudah. Dia harus memahami tahap demi tahap apa ya

    Last Updated : 2024-12-23

Latest chapter

  • Maid Istimewa Tuan Arrogant   D91. Surat dari Mandy

    Jacob berdiri di depan sebuah nisan bertuliskan Mandy Feehily, beberapa kali pria itu menghela napas panjang tanpa sedikit pun untuk berkata pada orang yang sedang tertidur pulas di dalam sana. Sejujurnya pria itu masih sedikit kesal dengan mendiang sang istri yang terlalu bodoh dan dengan mudahnya diperalat oleh ibunya sendiri. Hal yang juga membuat Yosep heran adalah dia datang, tapi tidak membawa bunga sama sekali sekedar untuk menghiasi makamnya."Setelah istrimu meninggal pun kau sama sekali tidak romantis padanya ish ... ish ...," ejek Yosep."Lain kali aku akan datang ke sini lagi. Untuk sekarang aku hanya ingin tahu di mana makam mendiang istriku. Terima kasih sebelumnya kau sudah merawatnya dan membuat dia berubah, jadi dia meninggal tidak sia-sia. Dia meninggal sudah dalam keadaan menjadi orang baik," ungkap Jacob membalikkan badannya dan menatap Yosep."Uh, aku tidak berbuat banyak padanya, bahkan aku sering berkata kasar mengusirnya," balas Yosep."Baiklah. Aku pamit dul

  • Maid Istimewa Tuan Arrogant   D90. Makam Mandy

    Yosep berdiri terkejut saat membukakan pintu untuk sang tamunya. Tamu yang memang tidak asing lagi bagi Yosep karena beberapa hari sebelumya dia sudah pernah bertemu dengannya. Yosep mempersilakan Jacob untuk masuk ke dalam rumahnya. Jacob pun masuk ke dalam rumah dan duduk setelah tuan rumah mempersilahkan dia untuk duduk. Jacob menyebarkan pandangannya ke seluruh rumah tersebut. Awal mulanya Jacob agak sedikit risih dengan keadaan rumah Yosep, karena rumah tersebut lumayan cukup berantakan. Tuan rumah pun bergegas merapikan sedikit barang-barang yang berserakan di ruang tamu, dia membersihkan ruang tamu dengan tersenyum dan agak sedikit malu. "Maaf, rumahku agak berantakan. Ya, memang begini-lah keadaannya." Yosep menatap Jacob yang tidak berekspresi sama sekali. "Kau mau minum apa? Aku hanya punya air mineral dingin," lanjut Yosep menawarkan minuman untuk sang tamu. Jacob memperhatikan Yosep dengan seksama, lalu dia tersenyum, "Boleh." Yosep pun mengambil dua botol air mineral

  • Maid Istimewa Tuan Arrogant   D89. Iblis Bermuka Dua

    Nyonya Merry masih bisa berkeliaran bebas dan keluar masuk ke dalam rumah Jacob, tapi si empunya rumah pun sudah punya taktik tersendiri untuk mengawasi si musuh dalam selimut. Jacob pun tidak membiarkan seseorang yang berhati iblis tinggal di rumahnya lebih lama lagi. Terlebih lagi status dia bukan lagi mertuanya, tapi anehnya si wanita paruh baya itu belum juga menyadarinya.Dia masih bisa menemui bawahannya atau mungkin sedang berusaha merencanakan sesuatu."Nyonya, apa kita harus tetap mencarinya?" ujarnya memberanikan diri untuk bertanya karena sebelumnya dia merasa takut karena wajahnya sudah tidak bersahabat.Nyonya Merry mengangkat kepalanya. "Apa penjelasanku kurang jelas! Kalian dibayar untuk melakukan tugas ini. Aku membayar kalian semua dengan nominal yang cukup besar. Aku tidak mau tahu, kalian harus selesaikan tugas itu dan kalian harus bisa mendapatkan apa yang ku maksud. Paham!" Wanita tua itu menggebrak meja dan begitu saja pergi dari sana.Empat orang bawahannya yang

  • Maid Istimewa Tuan Arrogant   D88. Ancaman Terbesar

    Sebuah suara keluar dari benda yang sedang dipegang oleh Jacob dan pastinya wanita paruh baya itu mengenali suara tersebut. Ya, Nyonya Merry merasakan seluruh badannya bergetar hebat. Darahnya berdesir hingga terasa nyeri. Kedua kakinya tidak mampu lagi untuk menopang badannya."Ibu mengenali suara siapa?" tanya Jacob menatap tajam pada mertuanya. Seolah tatapan itulah yang mencerca Nyonya Merry. Kenapa ibu diam?""I-ibu ti-dak mengenali suara itu. Memangnya itu suara siapa?" sangkalnya.Jacob tersenyum smirk. Dia tahu jika mertuanya itu sebenarnya ketakutan. Sudah bisa dilihat dari wajah wanita paruh baya itu."Oh, jadi ibu tidak mengenali suara itu?""I-iya. Tentu saja!" Mendadak suara gugup itu meninggi.Suasana hening sebenar. Jacob masih terus memperhatikan mertuanya dan sang mertua berusaha untuk menutupi kegugupannya."Bagaimana jika begini?" Jacob menunjukan sesuatu pada Nyonya Merry. Pria itu menunjukkan senyum sengitnya pada wanita paruh baya yang berdiri tidak jauh dari tem

  • Maid Istimewa Tuan Arrogant   D87. Rekaman CCTV

    Jacob tersenyum sengit saat dia sudah mendapatkan rekaman CCTV tersebut. Tentunya dia bisa membungkam kebusukan orang itu.Namun, sepertinya Jacob punya rencana lain untuk orang tersebut. Dia enggan bertindak langsung dalam waktu dekat. Dia ingin memberi pelajaran dulu pada orang tersebut.Setelah selesai dengan urusannya di Cafe tersebut, Jacob langsung kembali ke rumah sakit dan ternyata Ara pun belum siuman.Harap-harap cemas itulah yang dirasakan oleh Jacob saat menunggu Ara sadar. Ara memang sudah ditangani oleh dokter yang berpengalaman, tapi Jacob juga harus bersiap menerima konsekwensinya. Ketika Ara sadar, pastilah Jacob juga akan menjadi sasaran amukan pada diri Ara."Apapun yang terjadi aku tetap akan bertanggung jawab karena dari pertama dokter bilang untuk mencari suaminya dan aku lah yang menawarkan untuk memegang tanggung jawab pada diri Ara." Semua Jacob lakukan karena dia masih sangat mencintai Ara.Jacob masih punya keinginan untuk bersatu dengan Ara setelah kejadian

  • Maid Istimewa Tuan Arrogant   D86. Keguguran karena Racun

    Ara terperanjat kaget dengan mulut menganga saat mengetahui sosok pria yang menghentikan langkahnya. "Kita bertemu lagi setelah sekian lama!" "Tuan Jacob?" Ara benda-benda tidak percaya dengan apa yang telah dia lihat. Pandangan Jacob langsung teralih pada perut Ara yang membuncit. Dia terdiam sesaat terlihat tidak percaya dengan apa yang dia lihat saat itu. "Bagaimana kabarmu?" tanya Jacob sambil berjalan mendekati Ara. "Aku baik-baik saja dengan kehidupanku!" "Bahagia? Aku tidak percaya dengan semua bualanmu itu." Ara yang mendengus dan mengalihkan pandangannya dari Jacob. Wanita itu mencoba melanjutkan perjalanan mengakhiri pembicaraan dengan Jacob, tapi sepertinya itu semua belum ingin diakhiri oleh Jacob. Pria itu pun menarik tangan arah untuk mencegahnya pergi. "Di mana anakku?" "Anak siapa yang kau maksud? Lupakan itu dan tolong jangan usik hidupku!" ujar Ara ketus menepis tangan Jacob yang menggenggam erat lengannya. "Aku benar-benar menyesalinya. Aku pun baru mengeta

  • Maid Istimewa Tuan Arrogant   D85. Bertemu Masa Lalunya

    Tugas Yosep belum selesai. Masih ada satu surat yang belum disampaikan ke penerimanya. Ya, surat milik Ara. Surat itu masih dipegang oleh Yosep karena dia belum bertemu dengan Ara. Kemarin saat di rumah Jacob, salah satu pekerja mengatakan bahwa Ara sudah tidak bekerja di rumah itu. Yosep menghela napas panjang. "Aku harus mencarinya ke mana lagi?" Pria itu menatap lekat sebuah surat yang tengah dia pegang. "Atau aku buang saja?" Dia berpikir sesaat. "Jika kubuang surat ini maka aku yang berdosa pada Mandy, tapi jika tidak kubuang——ah, sudahlah. Pasti nanti akan ada jalan keluarnya. Aku yakin, aku akan bisa menemukan si penerima surat ini." Yosep kembali memasukkan surat itu ke dalam tasnya. Walaupun Yosep secara jujur menaruh hati pada Mandy dan dari lubuk hatinya juga Yosep ada rencana untuk menghalalkan wanita itu, tapi semuanya tidak sesuai dengan harapan Yosep. Sebelum meninggal justru Mandy sudah terang-terangan menolaknya bahkan wanita itu tidak ingin dibawa ke rumah sakit

  • Maid Istimewa Tuan Arrogant   D84. Warisan dan Mandat

    Singkat cerita Yosep telah berhasil menemukan alamat tempat tinggal Jacob Chase dan juga pastinya Nyonya Merry yang ditulis oleh Mandy pada surat terakhir yang dia titipkan pada Yosep.Mandy sendiri sengaja mencantumkan alamat yang salah di surat itu untuk menghambat langkah Yosep memberikan surat tersebut agar supaya dia lebih dulu yang meninggal dunia ketika surat itu sampai pada orang-orang yang dituju.Kedua surat itu akhirnya dia sampaikan pada orang-orang yang tepat enam bulan setelah kematian Mandy.Yosep menaiki sepeda motornya mengelilingi kota Blackfort hanya untuk mencari sebuah alamat. Yosep sempat putus asa karena alamat yang tercantum tidak jelas. Kadang Yosep kesasar ke tempat pemakaman.Kedua tangannya meraup ke mukanya sendiri. Pria itu sedikit menggerutu karena kesal."Mandy ... kau sungguh merepotkan," keluhnya kesal.***Saat Yosep menerima berkas yang ditinggalkan ke dia dari Mandy, kedua tangannya bergetar saat membukanya. Yosep mengeluarkan sebuah dokumen yang

  • Maid Istimewa Tuan Arrogant   D83. Anak Jenius

    Waktu terus berlalu dengan cepat dan Jaden mendapat beasiswa dari sebuah sekolah elite di Blackfort. Tempat itu akan melatih khusus kemampuan daya pikir Jaden yang luar biasa."Apakah anda setuju?" tanya seorang wali kelas Jaden yang memberikan tawaran kesempatan emas itu."Apakah semuanya tidak bisa dilakukan di Kota Daeson?""Nyonya, kemampuan yang dimiliki Jaden harus diasah. Dia akan menjadi kebanggaan negara dan akan mendapatkan penghormatan atas kemampuan yang dia miliknya. Itulah kenapa kami menyarankan akan lebih baik jika Jaden berada di Blackfort." Ara terlihat sangat bimbang. Dia tidak bisa menerima itu dengan baik. Namun, dia teringat cita-cita sang putra yang ingin jadi profesor dan itu membuat Ara kesulitan untuk memutuskan iya atau tidak."Tolong, beri aku waktu untuk memikirkan ini. Aku juga ingin berdiskusi dulu dengan suamiku."Wali kelas Jaden menghela napas, "Nyonya, Jaden adalah anak yang sangat langka. Dia adalah anak yang mempunyai kemampuan di atas rata-rata.

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status