Aku berjalan memasuki gerbang sekolah. Jam pelajaran akan segera di mulai.
Hari baru, semangat baru. Yup... Semangat baru...
Aku harus bisa jadi murid berprestasi mulai dari hari ini. Ya, hari ini. Hehe.
Yakin? Ya yakin lah... Kan aku udah pernah tamat dari sini... Awokawok...
Aku harus menata hidup ku menjadi lebih baik lagi.
"Semangat!!!"
Semua orang yang ada di halaman sekolah ini menatapku aneh.
Ups.. sangkin bersemangat nya aku sampai menjerit.
Aduh... Malu anjrit.
Aku pura pura stay cool dan berjalan santai menuju ke dalam sekolah.
Saat aku berjalan menuju kelas, banyak siswa yang mengumpul pada dinding pengumuman sekolah yang ada di aula sekolah.
Kenapa ya?
Sesaat kemudian Tessa dari belakang merangkul ku. "Valen..
Aku berjalan meninggalkan nya yang ada di dalam perpus dengan sebelumnya melapor dulu ke petugas perpus bahwa aku meminjam buku matematika yang ku ambil tadi.Rasa kesal dan cemas aku rasakan sekarang. Bagaimana tidak, kalau aku jumpa lagi dengannya bagaimana?Jadi babu gratis dong..Rasanya seperti ingin menangis. Hu hu hu...Udahlah, aku ngak mau pikiran itu sekarang. Mendingan aku pikirkan mengenai lomba yang akan aku ikuti Minggu depan nanti.Huf. Semoga aku bisa sukses... Aminnn...Aku berjalan di koridor sekolah. Kembali melihat pengumuman perlombaan, aku ingin memastikan kapan, di mana, dan apa persyaratan lainnya yang perlu aku persiapkan.Aku menatap Mading sekolah ini."Rabu depan rupanya. Tunggu dulu... Huh? Di adakan seleksi lusa baru ikut lomba... Gila lebay amat.""Hem.. oh pantesan, rupanya ini lomba nasional antar sekolah rupanya."Aku masih terus membaca dan menunjuk Mading tersebut. "Hanya di amb
"Nanti pulang bersamaku. Paham." Katanya datar."Ngak bisa. Aku ada janji sama temanku." Jawabku cepat."Siapa.""Aku kasih tau juga. Kau ngak bakalan kenal."Dia menatapku tajam. "Cowo cewek?""Cowo."Jessen dengan tatapan datar berjalan ke arahku. Sedikit menunduk kan kepala nya, mensejajarkan wajahnya dengan ku. "Perintahku. Setiap kali kau berjalan dengan temanmu. Beritahu aku di mana tempat nya.""Lah. Kenapa?""Ikuti saja. Jangan banyak bicara.""Ngak lah. Nenekku aja ngak pernah sampai begitu, kau pula yang seperti itu.""Tepati janji mu. Ikuti apa yang ku perintahkan."Aku berfikir sejenak. Jessen... Rekaman...AH! Aku tau... Jessen udah kembali suka padaku. Hehe... Ya kan..Aku masih mengingat jelas rekaman Jessen. Dia cemburu waktu aku dekat dengan kak Rio waktu di SMA karena mendekati lelaki selain dirinya. Dan sekarang dia cemburu sama Tian... Haha.... YES! BERARTI JESSEN KEM
Di kamar aku sangat bosan belajar. Ingin makan cemilan rasanya.Hem... Aku ke dapur lah. Mana tau ada cemilan.Aku berjalan menuju dapur. Membuka beberapa lemari kecil di sana. Tapi tak ku jumpai di mana cemilan yang harapkan. Ck."Bi.." panggil ku."Iya non." Sahut bibi."Bi. Valen mau cemilan. Kok yang ada makanan berat doang.""Oalah non. Bibi lupa belinya. Ini bibi mau berangkat belinya non sekaligus belanja.""Yah... Lama dong Valen nunggt cemilannya datang." Rengekku."Aduh... Gimana ya non. Bibi minta maaf, lupa soalnya non."Hem... Ngak mungkin juga aku maksain bibi."Ya udah deh bi. Ngak apa.""Iya non. Maaf ya non.""Iya bi.""Eh iya bi, Valen juga mau keluar bi. Mau hidup udara bebas. Jemu banget soalnya." Sambungku."Oh iya non. Hati hati ya non.""Iya bi."Aku pun pergi ke luar rumah. Berjalan melalui trotoar jalan. Aku menarik nafas dalam-dalam dan meng
Ah... Aku punya ide.Aku langsung berbalik badan dan mengandeng Tian. "Hehe." Kataku cengengesan melihat Jessen."Jes... Aku ingin obatin kakakku. Kasian dia. Lihat noh.." kataku seraya menepuk nepuk pelan bahu Tian."Kakakku lagi sakit. Jadi kami harus segera ke rumah sakit. Jadi... Aku harus segera bawa dia sekarang." Aku terus mencoba mengarang kalimat.Jessen menatapku datar kemudian melihat ke arah Tian dan melihat ku lagi.Tian diam saja dan hanya menatap Jessen dalam. Apa yang dipikirkan Tian sekarang ya?... Astaga... Jangan sampai dia berfikir yang aneh aneh."Em. Jadi kami berangkat dulu ya. Hehe. Bye Jes." Sambil menggandeng Tian dan melewati Jessen.Tep. Langkahku terhenti saat tangan Jessen memegang pundak ku.Aku menelan ludah berat. Wadaw..Aku menoleh ke belakang melihat nya. "Ke kenapa Jes?""Dia bukan kakak kandung mu kan. Jangan membodohi ku." Ucap Jessen tajam.Jleb. Bagaimana dia tau...
Aku memasuki koridor sekolah. Ku lihat jam tangan ku, pukul 7 pagi tepat. Hem... Ngak terlambat. Cie cie.. Ada rasa bangga tersendiri ea...Hari ini mata pelajaran olahraga jam pertama. Salah satu mapel favorit aku. Ea..Karena mata pelajaran olahraga jam pertama. Aku langsung aja memakai baju olahraga, btw aku semangat banget soalnya.Hem... Ngak sabar nya.Sesaat kemudian aku melihat Jessen. Dia melihatku dengan tatapan setajam silet. Kemudian dia mengalihkan pandangannya dariku dan kembali berjalan lurus melewati ku.Em.. kenapa?Oh.Sesaat kemudian.. Deb. Aku di peluk seseorang."Valen..." Sapa Tessa.Aku menoleh. "Oy.."Dia melepaskan pelukannya dan berjalan di sebelahku sambil terus tersenyum."Ngape kau. Riang bener." Kataku dengan masang wajah ragu kenormalan Tessa agak terganggu. Canda canda..."Hari ini pak Hertanto ngak dateng." Ucapnya kegirangan."Trus?""Jadi kelas o
Kalimat Jessen terus terngiang ngiang di otakku.Aku akan memberikan pelajaran padamu nanti.. i...i...DAMN!!Bahkan aku sekarang belajar sangat tak tenang sekarang.Udah Val... Tenangkan dirimu... Fokus fokus...Tarik nafas.... Buang... "Fuh..."Dah. Sekarang aku udah lega..Syukurlah...Aku menoleh melihat Tessa yang ada di sebelahku. Dia tampak sangat diam setelah mata pelajaran olahraga tadi.Kenapa ya?"Tes." Panggil ku.Tessa menatapku tajam tanpa menjawab."Kau.. kenapa?"Masih tak menjawab pertanyaanku, dia langsung menghadap depan ke arah guru yang menjelaskan.Wajahnya tampak kesal.Apa dia lagi halangan ya?"Tes. Kau M ya?""...""Em. Kalau ngak M, terus kau kenapa beb?"Dia tiba-tiba menoleh ke arahku tajam. "Kau tadi berduaan kan sama Jessen. Udah ngaku aja."Dia menutup bukunya kesal. "Aku benci punya teman penghianat seperti
Di perpustakaan aku hanya diam. Banyak pikiran yang ku pikirkan sekarang.Aku melihat Jessen yang ada di hadapanku.Move on?... Well sebenarnya apa alasanku harus move on darinya?.... Karena Tessa?Masa kami musuhan cuma karena cowok.. ngak etis banget.Aku mengaruk kepalaku. Kenapa aku seprustasi sampai sebegini sih?!.... Pusing aku!Ku telungkup kan wajah ku ke dalam lipatan tanganku yang ada di atas meja.Aku harus apa?....Dalam hati ku yang terdalam sebenarnya aku sangat ingin Jessen kembali padaku, tapi di sisi lain aku tak ingin teman karibku menjadi musuhku...Aku harus pilih antara pertemanan atau cinta...Aih... Setress....Ktak. Aku memekik kesakitan saat ada seseorang yang menyentil keras kepalaku. "Aduh..."Aku mengangkat kepalaku dan menatap nya tajam. "Apasih Jes, lagi mikir juga!""Gagal." Ucapnya datar."Huh?""Kau bicara." Sambung nya."Wait... What? Hold
Happy reading guys 🤗❤️Aku tengah duduk tersungkur di meja dengan tangan lurus dan terlungkup di sana. Hari yang melelahkan hari ini.Pulang sekolah bukannya aku istirahat, aku malah membantu di ekskul si Jessen!Osh... Capek banget.Ruangan ini udah sepi karena ekskul juga udah selesai di adakan. Aku pulang ajalah, biar langsung tidur.Aku bangkit berdiri dari bangkuku. Kubalikkan badanku. "Astaga!" Aku terkejut karena melihat Jessen berdiri di belakangku.Aku mengelus dadaku menenangkan diri. "Untung ngak copot jantungku.""Bantu aku nyusun laporan." Ucapnya.Alisku saling bertautan kesal. "Enak aja. Udah cape nih.""Eh. Asal kau tau aja. Aku ke sini juga karena Pak Saroso. Kalau ngak ya malas." Sambungku.Dia menatapku dalam diam. Kemudian memberikan ku sesuatu."Kue?" Kataku setelah melihat bungkusan yang di berikan nya."Hm. Makanlah."Hem... Curiga aku. Ada udang di balik bakwan s