waktu berjalam lama dia, bahka anak buahnya sudah kembali setelah selesai melaksanakan misi. mereka langsung memberikan laporan."Baiklah kalian melakukannya dengan baik" Jawab Gael sambil terus fokus mencari data dari ID. anak buahnya pergi dari ruang monitor. seakan menemukan kejanggalan, mereka kaget dengan kehadiran tuan Ansel disana. mereka tidak pernah melihat tuan Ansel dengan wajah serius duduk di depan layar seperti ini."aku hanya bisa menemukan titik lokasinya saja. Entah benar atau tidak, titik ini seakan mengingatkanku dengan senator" Gael menunjukkan lokasi yang dia temukan di layar utama. Mereka tidak menyangka sedikitpun lokasi pengiriman adalah di Maldives. Tempat dimana pertemuan asosiasi pelegalan hukum perdagangan mafia diselenggarakan. Baik Gael dan Ansel sama-sama tidak bisa menebak hal ini akan saling berkaitan.Situasi berubah tak kala berita mengenai sindikat perdagangan senjata dan narkotika yang tertangkap basah saat sedang mengadakan praktek penjualan secar
Namun sayang ketika akan sampai di tepi jalan, sebuah mobil melaju kencang ke arahnya, ayahnya yang masih dalam kesadaran yang menipis mendorong anaknya sehingga jatuhnya di tepi jalan. Membuat dirinya saja yang tetap tertabrak. Myria tidak bisa mengingat dengan jelas, kejadian itu terlalu cepat, yang dia lihat sekarang ayahnya sudah tergeletak, sedangkan mobil yang menabrak ayahnya pergi begitu saja. mendadak waktu seakan terhenti, Myria tidak bisa melakukan apapun. wanita itu shock melihat kejadian ini. Tubuhnya melemah dengan pandangannya yang mulai kabur. Ingatannya terhenti pada kejadian yang mengerikan. Di rumah sakit.Dua bola mata cantik itu mulai bergerak-gerak sedikit demi sedikit, kelopak mata itu terbuka. Aroma obat begitu menyengat di Indra penciumannya. Wanita itu sudah tersadar dari masa kritisnya. Myria langsung merasa kepalanya yang begitu pening, dengan perlahan diangkatnya salah satu tangannya. Dia baru menyadari jika sebuah tali infus terpasang di sana. mata itu me
"tidak, kau pasti sedang berbohong. Kau pasti ingin membawaku ke tempat penyiksaan itu lagi kan?" Myria terus saja menolak percaya dengan ucapan Ansel. Semua ucapan Ansel begitu menyakitkan. wanita itu benar-benar merasa jika dirinya sudah tidak memiliki tujuan hidup."hahaha" Ansel tertawa sumbang."aku memang memiliki keinginan untuk membawamu ke sana lagi, tapi untuk apa? kau sudah begitu tersiksa sekarang. Ayahmu sudah tidak ada lagi. Hal ini cukup membuatku merasa senang" mendengar ucapan Ansel yang begitu menusuk hati, wanita itu mulai percaya jika sudah Gael sudah membohonginya."Apa kau orang yang telah membuatku seperti ini?" tanya dengan datanya Myria dengan nada menyelidik."jika itu aku maka kaulah yang saat ini sudah berada di ruang mayat" jawab Ansel terus terang."Lalu apa kau tau siapa orang yang telah membuatku seperti ini?" tanya Myria kembali."mungkin saja, jika Aku ingin menemukannya aku pasti menemukan" jawab Ansel enteng. Lelaki itu sama sekali tidak memperdulik
Siang harinya setelah Myria menyelesaikan proses pemakaman ayahnya, Gael masih memantau dari dalam dari mobilnya bagaimana situasi kontrakan di kontrakan Myria. Dia masih belum berani untuk mendekati wanita itu sampai situasinya benar-benar tenang. apalagi berani meninggalkan Myria diluar pengawasannya, itu tidak mungkin.Saat di pertengahan menunggunya dia mendapatkan telepon dari Ansel. Ansel memintanya untuk kembali ke PIN. mereka mengabarkan bahwa PIN mendapatkan serangan lagi. Lelaki itu segera memberikan tugas kepada anak buahnya untuk tetap mengawasi dan memantau keadaan kontrakan.Saat mobil Gael pergi dari sana sebuah mobil malah masuk ke halaman kontrakan Myria. Mobil itu adalah milik Ansel, Ansel memang sengaja memancing Gael agar lelaki itu pergi dari sana. Dia memiliki kepentingan khusus untuk bertemu dengan Myria.Ansel Segera memasuki kontrakan, lelaki itu tanpa mengetuk pintu langsung membuka pintu tersebut. Dia bisa melihat bagaimana wanita yang dia benci itu sedang t
"Siapa namamu?" tanya wanita itu santai." aku Noah" jawab Myria, itu adalah nama untuknya sesuai dengan yang tertera di berkas."Noah? Kau seperti laki-laki saja" saut wanita tadi sambil mengambil baju." ya mungkin ini alasannya aku dikirim kemari"jawab meriah sekenanya." apa mungkin kau di kirim tuan Ansel kemari?" tanya wanita itu yang membuat Myria kebingungan menjawab nya. dia harus berbohong atau jujur." apa kau mengetahui tuan Ansel?" tanya Myria ragu-ragu." ya tentu. siapapun yang ada disini ini pasti mengenal siapa itu tuan Ansel" jawab wanita itu.Myria mengangguk sambil menghela nafas lega, ternyata identitas Ansel tidak bermasalah disini." ah ya, Siapa namamu?" tanya Myria gantian." kau bisa memanggilku Sonia""kau sudah lama di sini Sonia?" tanya Myria lagi." sekitar hampir 1 tahun"" cukup lama juga ya"" Ya seperti itulah, kau akan tahu nanti" wanita itu mulai membersihkan ranjang nya."kau juga melatih diri di sini?" tanya Maria basa-basi sambil mengeluarkan bara
" aku tidak mau!" Myria mencoba tegas, meski tubuhnya ketakutan. dia seakan mengingat saat Ansel penyiksanya dulu.Pelatih tersebut semakin mendekati Myria. wanita itu berusaha menjauh meski hanya berjalan menyusuri dinding, sampai akhirnya dia di pojok bangunan." baiklah aku akan membukanya sendiri" lelaki itu berjalan cepat ke arah Myria.Sedangkan Myria menatap sekeliling mencari sesuatu yang bisa menjadi senjata. Entah apapun itu. Namun sayang tindakannya kalah cepat, lelaki tersebut sudah menghimpit dan memaksanya membuka Jaketnya." tidak! tolong, tolong aku, tolong! tidak" Myria berteriak." kau tidak usah sok suci, aku tahu tujuanmu datang kemari hanya untuk ini kan. Bersenang-senang dengan tubuh lelaki" ucap Pelatih itu mengejek penolakan Myria." sudah banyak wanita yang kemari hanya untuk bersenang-senang. kau tidak usah menutupi lagi. aku dengan senang hati akan mengabulkan keinginanmu. Kita akan bersenang-senang" ucap pelatih itu yang semakin melecehkan Myria.Myria terus
Setekah mendapat laporan mengenai Myria yang mengalami sambutan ana baru di tempat latihan, Ansel dengan segera pergi berkunjung. Dia harus menguatkan tekad Myria untuk tetap membalas dendam. Dan disinilah dia, menatap Myria dengan wajah meremehkan. Lelaki berjalan mendekati Myria." baiklah, untuk menguji niatmu Aku ingin kamu lakukan sesuatu. Jika kau berhasil, aku akan meneruskan hal ini. Namun jika tidak lebih baik aku membunuhmu sekarang juga, kau sudah tidak berguna" ucap Ansel sambil mengeluarkan sebuah pisau. Myria terdiam dia menerka-nerka apa yang akan Ansel perintahkan padanya." balas apa yang sudah mereka lakukan padamu" ucap Ansel cepat sambil memberikan pisau itu. Myria tidak menerimanya, wanita itu malah menatap kedua lelaki tersebut. keduanya terus mencoba meminta maaf, mereka sudah tidak bisa melakukan apapun lagi. Myria dilema tidak tau harus melakukan apa." atau kau ingin menggantikan mereka duduk disana?" ucap Ansel sambil memberikan kode pada Beni. Beni berusaha
"sudah lama sekali aku tidak datang kemari" ucap Ansel berbasa-basi. Lelaki ini selalu saja pandai membuat Sonia merasa jijik dengan dirinya."Apa kau merindukanku?" pertanyaan Ansel sambil menyuruh Sonia mendekat dengan lambaian tangan. Wanita itu menurut saja, Ansel menepuk pahanya, dan wanita itu duduk di pangkuannya. Ansel mulai melucuti pakaian Sonia."Saya benar-benar merindukan tuan" jawab Sonia hanya untuk menyenangkan Ansel.Wanita itu tidak pernah bersedia menyerahkan dirinya begitu saja, dia hanya terpaksa. Di sini dia adalah imigran gelap, tidak banyak pekerjaan yang mau menerimanya dan satu-satunya pekerjaan dengan hasil yang besar tanpa memerlukan banyak waktu yang ini. Jadi Sonia terpaksa menerimanya." kita bisa memulainya" ucap Ansel dan setelahnya sesuai dengan pekerjaannya Sonia melayani lelaki itu untuk menuntaskan nafsunya.Di sisi lain Myria berada di kamarnya, dia sedang membersihkan dirinya. Di dalam kamar mandi Myria diam mematung di bawah Pancuran air sambil