" aku berhasil, ayah. Tunggu kematian pembunuhmu"
"sudah lama sekali aku tidak datang kemari" ucap Ansel berbasa-basi. Lelaki ini selalu saja pandai membuat Sonia merasa jijik dengan dirinya."Apa kau merindukanku?" pertanyaan Ansel sambil menyuruh Sonia mendekat dengan lambaian tangan. Wanita itu menurut saja, Ansel menepuk pahanya, dan wanita itu duduk di pangkuannya. Ansel mulai melucuti pakaian Sonia."Saya benar-benar merindukan tuan" jawab Sonia hanya untuk menyenangkan Ansel.Wanita itu tidak pernah bersedia menyerahkan dirinya begitu saja, dia hanya terpaksa. Di sini dia adalah imigran gelap, tidak banyak pekerjaan yang mau menerimanya dan satu-satunya pekerjaan dengan hasil yang besar tanpa memerlukan banyak waktu yang ini. Jadi Sonia terpaksa menerimanya." kita bisa memulainya" ucap Ansel dan setelahnya sesuai dengan pekerjaannya Sonia melayani lelaki itu untuk menuntaskan nafsunya.Di sisi lain Myria berada di kamarnya, dia sedang membersihkan dirinya. Di dalam kamar mandi Myria diam mematung di bawah Pancuran air sambil
Tentu saja hal ini tidak lepas dari penglihatan Ansel. Lelaki itu awalnya sedikit lega karena Gael sudah tidak mendapatkan serangan lewat Myria. Namun lelaki itu tetap saja tidak bisa lepas dari belenggu yang sudah Myria tinggalkan padanya. Lelaki itu tetap tidak bisa menjadi Gael yang dulu lagi. Myria begitu membekas dalam diri Gael.Di Tempat latihanSaat ini Myria baru saja selesai menerima tantangan duel dari seorang wanita lain nya. Myria mulai sering mendapatkan tantangan dari sejumlah anggota perempuan lain. Beberapa kali dia sempat kalah namun semakin hari kemampuannya semakin meningkat. Dia mulai beradaptasi dengan berbagai macam teknik bertarung dan latihan yang dia kerjakan selama ini. bahkan dari ke semua wanita yang ada di sana, kini Myria menjadi yang paling unggul.Para lelaki masih belum mencoba melawan Myria, mereka lebih ingin menjaga diri dan tidak mau berurusan dengan tuan Ansel. Cerita mengenai pelatih dan anggota lelaki lainnya sangat membekas pada semua anggota.
Terbukti dalam beberapa putaran saja, Myria sudah mampu bertahan. orang hanya tersisa dua orang laki-laki yang menjadi lawannya. Myria sebenarnya sudah tau jika peluangnya akan sangat kecik apalagi dia juga kalah jumlah. Apalagi kedua laki-laki itu sepakat dengan melawan Myria terlebih dahulu.Myria mulai mencari strategi baru ini, kedua lawannya memiliki postur tubuh yang besar. Jika dia mengalahkan Kedua lelaki ini dengan mengandalkan fisik dia jelas kalah. Myria terus mencari cara dan ide-ide hasil berlatihnya yanga sudah diajarkan padanya.Ansel saat ini melihat Myria dengan tatapan serius., dari yang dia lihat perkembangan Myria semakin besar. Tidak mudah merasa takut bahkan tatapan matanya saja sudah berbeda. Myria bener bener menjadi monster idamannya."Silakan dimulai" ucapan Ansel melanjutkan ronde yang ketiga.Kali ini Myria terlihat sedikit kewalahan dengan serangan kedua lawannya. dia harus melumpuhkan satu orang agar dia tidak harus memecah konsentrasi lagi. Dan benar saj
Dia seakan tidak percaya dengan penglihatanya. Dia bahkan sudah kehilangan harapannya, kini melihat bagaimana Myria dengan nafas yang tersengal-senang mengakhiri pertandingan dengan sangat epic. Semua orang dibuat tak percaya sebelum akhirnya suara gemuruh memenuhi aula tersebut.Myria menjadi pemenangnya. Ansel ikut bertepuk tangan atas kemenangan Myria, lelaki itu sedikit salut dengan Myria yang kuat, sepertinya kali ini dia harus mengalah. Dia akan membuat Myria benar-benar bisa membalaskan dendamnya kepada pembunuh ayahnya.Ansel tidak habis pikir bagaimana bisa cara Gael menemukan wanita seperti ini. Memang Gael tidak salah dalam perhitungan, meski dalam kondisi Myria yang masih manja saja lelaki itu sudah mengetahui jika wanita ini bukanlah wanita biasa.Hal yang sama terjadi pada Sonia, dia melihat Myria dengan salut dan rasa bangga. Dia masih ingat bagaimana Myria menangis di awal kedatangannya. Bagaimana wanita itu merasa putus asa dan ingin mengakhiri hidupnya karena digangg
Hari pertama pun dimulai, hari ini pagi-pagi sudah datang seseorang yang menjemputnya. Dia menunjukkan jalan kepada Myria sampai di sebuah ruangan. Di sana hanya ada sekitar tujuh orang termasuk dirinya. Myria masuk dan memulai kelas. tidak seperti pelatihan sebelumnya di mana dia mendapatkan tatapan mengejek bahkan pelecehan di hari pertamanya.Kali ini situasinya sangat berbeda, para anggota lainnya dengan ramah menyambut kedatangan dirinya. Tidak ada sedikitpun aura membenci ataupun merendahkan. Tempat ini begitu nyaman dan aman bagi Myria. Dia baru menyadari jika sebelumnya Ansel menaruhnya di tempat yang liar.Beberapa menit akhirnya seorang pelatih datang. Dan langsung memberikan beberapa kalimat pembuka. Dari yang Myria tangkap ternyata tujuh orang ini adalah orang-orang pemula. Mereka memang membagi kelas sesuai dengan waktu masuk yang sama, agar bisa melihat perkembangan setiap peserta dan bisa dengan mudah menjaring program-program yang sesuai.kelas dimulai dengan penjelasa
Tak habis pikir Gael sekarang menghubungi anak buah yang mengikuti Ansel. Dia ingin tahu sebenarnya apa yang terjadi sehingga membuat Ansel lebih mementingkan kondisi Sonia daripada transaksi PIN."apa yang terjadi di sana?" tanya Gael tanpa basa- basi." nona Sonia mengalami penyerangan di area pelatihan" jawab dari sebrang."apakah begitu gawat?" tanya Gael terbawa emosi."sepertinya Nona Sonia mengalami luka yang cukup dalam di bagian kakinya" jawab anak buah itu sedikit ketakutan."Siapa yang melakukan?" tanya Gael cepat." saya tidak tau tepatnya, tapi sepertinya sekumpulan lelaki yang tidak menerima keputusan pemilihan Noah waktu itu" ucap anak buah itu.Gael mengangguk, dia ingat dengan acara pemilihan itu. Lelaki itu menghembuskan nafas kasar. Ini adalah masalah sepele, kenapa sampai mengorbankan agenda penting.Anak buah lainnya menyenggol temannya. Dia tidak sengaja mengatakan masalah Myria. Untung saja identitas Myria sudah tersamarkan, dia tidak sampai mengucapkan nama wan
Dia masih ingat bagaimana lelaki itu menjaganya dan tidak ingin dia terluka sedikitpun. Mengingat semua itu membuat Myria tidak bisa membendung perasaannya. Wanita itu akhirnya memilih untuk pergi dari sana.Namun karena pergerakan dirinya yang tergesa-gesa malah membuat Gael terpancing untuk mengikutinya. Lelaki itu berpikir jika wanita di depannya ini mencurigakan.Akhirnya Gael membuntuti wanita itu sampai masuk dan berada jauh dari galerinya."anda sepertinya tersesat nona" ucap Gael membuat Myria terkejut. Dia tidak menyangkan Gael akan mengikutinya sampai ke sini."saya sedang mencari toilet" ucap Myria sambil menyembunyikan wajahnya. Dia membalikkan badan dan berjalan melewati Gael.Lelaki itu dengan jelas mendengar suara yang sangat dia kenal. Itu adalah suara orang yang sangat Gael cintai. Gael memang selalu peka dan sensitif secara detail dan tidak melewatkan hal-hal kecil. Begitu melewati dirinya Gael segera menarik lengan wanita itu."Siapa kau?" tanya Gael keras. Myria ti
"kau pergi ke area pelatihan atau galeri perhiasan milik Gael?" Ansel menatap Myria dengan tajam. Wanita itu membeku tidak bisa mengelak."Apa kau ingin menyudahi ini semua, jika kau memang sudah tidak mau meneruskan kerjasama ini aku dengan mudah akan menyingkirkan mu, tidak usah membalas dendam" ucap Ansel sedikit mengancam."aku hanya sangat merindukannya, aku berniat untuk melihatnya sejenak dan tidak menyangka jika itu menarik perhatiannya" Myria seketika menjelaskan situasinya, mengakui kesalahannya. Myria tampak seperti anak kecil yang ketahuan berbuat salah." Gael sekarang menjadikanmu target utamanya, dia akan melacak semua mafia yang mungkin menjadi tuan mu. Apa yang kau tidak berpikir dulu? Gael orang yang mudah ciruga " jelas Ansel."Aku tidak tahu akan seperti ini jadinya, aku benar-benar minta maaf" ucap Myria menyesal."Aku tidak mau hal seperti ini terjadi lagi, kau sudah berjanji untuk tidak menemui Gael, jika sampai aku mendengar kabar seperti lagi aku akan langsung