"Siapa namamu?" tanya wanita itu santai." aku Noah" jawab Myria, itu adalah nama untuknya sesuai dengan yang tertera di berkas."Noah? Kau seperti laki-laki saja" saut wanita tadi sambil mengambil baju." ya mungkin ini alasannya aku dikirim kemari"jawab meriah sekenanya." apa mungkin kau di kirim tuan Ansel kemari?" tanya wanita itu yang membuat Myria kebingungan menjawab nya. dia harus berbohong atau jujur." apa kau mengetahui tuan Ansel?" tanya Myria ragu-ragu." ya tentu. siapapun yang ada disini ini pasti mengenal siapa itu tuan Ansel" jawab wanita itu.Myria mengangguk sambil menghela nafas lega, ternyata identitas Ansel tidak bermasalah disini." ah ya, Siapa namamu?" tanya Myria gantian." kau bisa memanggilku Sonia""kau sudah lama di sini Sonia?" tanya Myria lagi." sekitar hampir 1 tahun"" cukup lama juga ya"" Ya seperti itulah, kau akan tahu nanti" wanita itu mulai membersihkan ranjang nya."kau juga melatih diri di sini?" tanya Maria basa-basi sambil mengeluarkan bara
" aku tidak mau!" Myria mencoba tegas, meski tubuhnya ketakutan. dia seakan mengingat saat Ansel penyiksanya dulu.Pelatih tersebut semakin mendekati Myria. wanita itu berusaha menjauh meski hanya berjalan menyusuri dinding, sampai akhirnya dia di pojok bangunan." baiklah aku akan membukanya sendiri" lelaki itu berjalan cepat ke arah Myria.Sedangkan Myria menatap sekeliling mencari sesuatu yang bisa menjadi senjata. Entah apapun itu. Namun sayang tindakannya kalah cepat, lelaki tersebut sudah menghimpit dan memaksanya membuka Jaketnya." tidak! tolong, tolong aku, tolong! tidak" Myria berteriak." kau tidak usah sok suci, aku tahu tujuanmu datang kemari hanya untuk ini kan. Bersenang-senang dengan tubuh lelaki" ucap Pelatih itu mengejek penolakan Myria." sudah banyak wanita yang kemari hanya untuk bersenang-senang. kau tidak usah menutupi lagi. aku dengan senang hati akan mengabulkan keinginanmu. Kita akan bersenang-senang" ucap pelatih itu yang semakin melecehkan Myria.Myria terus
Setekah mendapat laporan mengenai Myria yang mengalami sambutan ana baru di tempat latihan, Ansel dengan segera pergi berkunjung. Dia harus menguatkan tekad Myria untuk tetap membalas dendam. Dan disinilah dia, menatap Myria dengan wajah meremehkan. Lelaki berjalan mendekati Myria." baiklah, untuk menguji niatmu Aku ingin kamu lakukan sesuatu. Jika kau berhasil, aku akan meneruskan hal ini. Namun jika tidak lebih baik aku membunuhmu sekarang juga, kau sudah tidak berguna" ucap Ansel sambil mengeluarkan sebuah pisau. Myria terdiam dia menerka-nerka apa yang akan Ansel perintahkan padanya." balas apa yang sudah mereka lakukan padamu" ucap Ansel cepat sambil memberikan pisau itu. Myria tidak menerimanya, wanita itu malah menatap kedua lelaki tersebut. keduanya terus mencoba meminta maaf, mereka sudah tidak bisa melakukan apapun lagi. Myria dilema tidak tau harus melakukan apa." atau kau ingin menggantikan mereka duduk disana?" ucap Ansel sambil memberikan kode pada Beni. Beni berusaha
"sudah lama sekali aku tidak datang kemari" ucap Ansel berbasa-basi. Lelaki ini selalu saja pandai membuat Sonia merasa jijik dengan dirinya."Apa kau merindukanku?" pertanyaan Ansel sambil menyuruh Sonia mendekat dengan lambaian tangan. Wanita itu menurut saja, Ansel menepuk pahanya, dan wanita itu duduk di pangkuannya. Ansel mulai melucuti pakaian Sonia."Saya benar-benar merindukan tuan" jawab Sonia hanya untuk menyenangkan Ansel.Wanita itu tidak pernah bersedia menyerahkan dirinya begitu saja, dia hanya terpaksa. Di sini dia adalah imigran gelap, tidak banyak pekerjaan yang mau menerimanya dan satu-satunya pekerjaan dengan hasil yang besar tanpa memerlukan banyak waktu yang ini. Jadi Sonia terpaksa menerimanya." kita bisa memulainya" ucap Ansel dan setelahnya sesuai dengan pekerjaannya Sonia melayani lelaki itu untuk menuntaskan nafsunya.Di sisi lain Myria berada di kamarnya, dia sedang membersihkan dirinya. Di dalam kamar mandi Myria diam mematung di bawah Pancuran air sambil
Tentu saja hal ini tidak lepas dari penglihatan Ansel. Lelaki itu awalnya sedikit lega karena Gael sudah tidak mendapatkan serangan lewat Myria. Namun lelaki itu tetap saja tidak bisa lepas dari belenggu yang sudah Myria tinggalkan padanya. Lelaki itu tetap tidak bisa menjadi Gael yang dulu lagi. Myria begitu membekas dalam diri Gael.Di Tempat latihanSaat ini Myria baru saja selesai menerima tantangan duel dari seorang wanita lain nya. Myria mulai sering mendapatkan tantangan dari sejumlah anggota perempuan lain. Beberapa kali dia sempat kalah namun semakin hari kemampuannya semakin meningkat. Dia mulai beradaptasi dengan berbagai macam teknik bertarung dan latihan yang dia kerjakan selama ini. bahkan dari ke semua wanita yang ada di sana, kini Myria menjadi yang paling unggul.Para lelaki masih belum mencoba melawan Myria, mereka lebih ingin menjaga diri dan tidak mau berurusan dengan tuan Ansel. Cerita mengenai pelatih dan anggota lelaki lainnya sangat membekas pada semua anggota.
Terbukti dalam beberapa putaran saja, Myria sudah mampu bertahan. orang hanya tersisa dua orang laki-laki yang menjadi lawannya. Myria sebenarnya sudah tau jika peluangnya akan sangat kecik apalagi dia juga kalah jumlah. Apalagi kedua laki-laki itu sepakat dengan melawan Myria terlebih dahulu.Myria mulai mencari strategi baru ini, kedua lawannya memiliki postur tubuh yang besar. Jika dia mengalahkan Kedua lelaki ini dengan mengandalkan fisik dia jelas kalah. Myria terus mencari cara dan ide-ide hasil berlatihnya yanga sudah diajarkan padanya.Ansel saat ini melihat Myria dengan tatapan serius., dari yang dia lihat perkembangan Myria semakin besar. Tidak mudah merasa takut bahkan tatapan matanya saja sudah berbeda. Myria bener bener menjadi monster idamannya."Silakan dimulai" ucapan Ansel melanjutkan ronde yang ketiga.Kali ini Myria terlihat sedikit kewalahan dengan serangan kedua lawannya. dia harus melumpuhkan satu orang agar dia tidak harus memecah konsentrasi lagi. Dan benar saj
Dia seakan tidak percaya dengan penglihatanya. Dia bahkan sudah kehilangan harapannya, kini melihat bagaimana Myria dengan nafas yang tersengal-senang mengakhiri pertandingan dengan sangat epic. Semua orang dibuat tak percaya sebelum akhirnya suara gemuruh memenuhi aula tersebut.Myria menjadi pemenangnya. Ansel ikut bertepuk tangan atas kemenangan Myria, lelaki itu sedikit salut dengan Myria yang kuat, sepertinya kali ini dia harus mengalah. Dia akan membuat Myria benar-benar bisa membalaskan dendamnya kepada pembunuh ayahnya.Ansel tidak habis pikir bagaimana bisa cara Gael menemukan wanita seperti ini. Memang Gael tidak salah dalam perhitungan, meski dalam kondisi Myria yang masih manja saja lelaki itu sudah mengetahui jika wanita ini bukanlah wanita biasa.Hal yang sama terjadi pada Sonia, dia melihat Myria dengan salut dan rasa bangga. Dia masih ingat bagaimana Myria menangis di awal kedatangannya. Bagaimana wanita itu merasa putus asa dan ingin mengakhiri hidupnya karena digangg
Hari pertama pun dimulai, hari ini pagi-pagi sudah datang seseorang yang menjemputnya. Dia menunjukkan jalan kepada Myria sampai di sebuah ruangan. Di sana hanya ada sekitar tujuh orang termasuk dirinya. Myria masuk dan memulai kelas. tidak seperti pelatihan sebelumnya di mana dia mendapatkan tatapan mengejek bahkan pelecehan di hari pertamanya.Kali ini situasinya sangat berbeda, para anggota lainnya dengan ramah menyambut kedatangan dirinya. Tidak ada sedikitpun aura membenci ataupun merendahkan. Tempat ini begitu nyaman dan aman bagi Myria. Dia baru menyadari jika sebelumnya Ansel menaruhnya di tempat yang liar.Beberapa menit akhirnya seorang pelatih datang. Dan langsung memberikan beberapa kalimat pembuka. Dari yang Myria tangkap ternyata tujuh orang ini adalah orang-orang pemula. Mereka memang membagi kelas sesuai dengan waktu masuk yang sama, agar bisa melihat perkembangan setiap peserta dan bisa dengan mudah menjaring program-program yang sesuai.kelas dimulai dengan penjelasa