" aku berserah kepada mu, Gael. aku percaya kau pasti bisa melindungi PIN" Ansel
Perjalanan mereka selesai, Gael dan Ansel langsung menuju ke PIN. Mereka masih belum juga memiliki titik temu siapa yang berani berhadapan dengan 2M.Pemandangan PIN saat itu terlihat gelap. Beberapa kali Gael memanggil anggotanya di dalam tidak bisa tersambung. Sistem keamanan PIN juga tidak bisa di jalankan. Tempat ini seperti bangunan terbengkalai." sepertinya sudah terjadi sesuatu pada PIN" guman Gael khawatir. Jelas sejak Gael menolak pilihan lelaki tua itu, kehidupan kelompok mereka tidak akan baik-baik saja." apa mungkin lelaki tua itu juga" Ansel juga ikut panik. Dia berkali-kali memanggil Sonia lewat handphone nya namun tidak bisa terhubung." jelas sekali" jawab Gael.Tidak ingin menunggu terlalu lama, Gael dan Ansel pergi lewat pintu khusus yang terhubung di bagian luar kamar Gael. Pintu itu hanya Gael seorang yang tau jalurnya. Memang sengaja di buat seperti itu untuk memudahkan jika terjadi kerusakan seperti ini.Saat sudah sampai, ternyata di dalam kondisinya juga gelap
" apa kalian tau jumlah atau wajah mereka?" tanya Gael kembali, dia ingin memastikan apakah pelakunya si lelaki tua ataukah Segio. Gael hampir saja melupakan lelaki yang merasa jika 2M yang telah menghancurkan kelompok. Bisa jadi dia melakukan hal ini untuk balas dendam." yang saya tau kami bertemu sekitar 5 orang" jawab pelayan itu sambil mengingat ingat." semuanya berbaju hitam, wajah mereka tertutup masker, dan, dan mereka meminta agar kami menunjukkan keberadaan nona" lanjut pelayan itu sambil terus mengingat ingat semua kejadian." baiklah, kau tenangkan diri dulu. Jika mengingat petunjuk lain langsung beritahu aku" Gael pergi menyusul ke ruangan Myria. wanita itu tengah di bius total, ada sekitar 2 peluru yang bersarang di bahu dan lengannya. Kondisinya sangat kritis dan membutuhkan penanganan cepat.Operasi sedang berjalan, Gael juga tetap memantau keadaan sistem keamanan PIN. Meski konsentrasinya terpecah karena kondisi Myria, posisi PIN juga membutuhkannya." Bos, operasi no
" bagaimana keadaanmu?" tanya Gael kepada Sonia yang sudah terbaring di ranjang." sudah lebih baik. Aku hanya kekurangan oksigen, sistemnya mati bukan?" jawab Sonia, dia masih menutupi kebenarannya." ah begitu" jawab Gael, kini menatap Ansel yang sibuk menata makanan." kau masih sibuk?" tanya Gael." tidak" jawab Ansel, Sonia masih butuh istirahat jadi meninggalkannya sebentar juga tak masalah." kita perlu bicara" ucap Gael, dia juga langsung pergi keluar. Ansel tau dimana biasanya Gael mengajaknya berbicara.Mereka sudah duduk dalam satu meja di ruang rapat. Gael terlihat menyiapkan sesuatu dalam laptopnya." apa masalah PIN semakin serius?"tanya Ansel penasaran." seperti yang kau lihat" Gael terlihat acuh." apa ada hal yang kau sembunyikan dariku?" tanya Gael, dia memberikan kesempatan untuk Ansel mengatakan semuanya." hal apa?" tanya Ansel yang masih belum mengerti arah pembicaraan." mungkin mengenai Sergio atau Myria yang menghilang beberapa bulan terakhir" Gael menatap dal
" kalau begitu di mana kamar Ansel," Myria akan meminta pertanggungjawaban karena Ansel telah meninggalkan Gael dalam kondisi setengah sadar." ikuti saya nona" jawab anggota kelompok yang berjaga malam. meskipun dia sedikit was-was karena menujukkan kamar tuan Ansel pada wanita asing." pergilah" ucap Myria setelah sampai di depan pintu kamar. Dia bisa merasakan rasa takut pada lelaki itu.tok tok..Myria menggedor pintu itu sedikit keras.tok tokAnsel belum juga keluar.tok tok.." beraninya.."" bantu aku rawat luka ini" Myria bersandar untuk menopang tubuhnya." apa yang terjadi?" tanya Ansel panik saat melihat wajah Myria yang sangat pucat serta tangan kirinya yang menopang lengan kanan." ada apa ?" tanya Sonia yang juga terbangun karena terganggu segera menyusul Ansel menuju pintu masuk." Noah, apa yang terjadi?" tanya Sonia kaget dan cemas saat mengetahui temannya dalam keadaan yang menyedihkan." Sonia kau disini?" Myria juga kaget dengan kehadiran Sonia di kamar Ansel." ke
Di ruangan medis Ansel dan Sonia sudah terbangun, mereka juga tidak mau berlama-lama di ruangan publik seperti ini." aku akan mengecek keadaan Myria" ucap Sonia sambil membawa obat, dia takut terjadi infeksi akibat luka yang terbuka semalam." tidak perlu, biarkan kekasihnya yang mengurus" cegah Ansel." dia sudah datang? aku akan mengajaknya berbicara" Sonia belum melupakan tekatnya, dia harus memberikan pengertian pada lelaki itu agar tidak menyentuh Myria sebelum lukanya kering." kau yakin?" Ansel tidak akan mengatakan siapa sebenarnya kekasih Myria, dia juga ingin lihat apa Sonia berani berhadapan dengan Gael." iya, yakin sekali" ucap Sonia, mereka berjalan keluar dari ruang medis.Saat melewati lorong Ansel melihat Gael berada di ruangan istirahat, mungkin dia mengambil makanan untuk Myria." sini kita akan menemui kekasih Myria" ajak Ansel." di mana?" tanya Sonia dengan wajah polos.Ansel menggandeng tangan Sonia berjalan memasuki ruangan istirahat." Gael" ucap Ansel lalu du
" lelaki itu sangat licik, aku takut dia menyandra dan mengancam anggota kita. Jika mereka tidak teguh bisa-bisa malah menjadi bumerang bagi kita" jelas Gael. Dia sudah sekali di ancam dan kali ini dia tidak mau hanya karena bawahannya rencana mereka akan gagal." kau ada benarnya" ucap Ansel menyetujui ucapan Gael." tapi bagaimana jika banyak dari mereka yang pergi, kita juga tidak memiliki banyak sumber daya" Ansel tidak menemukan solusi untuk masalah ini." kalaupun sedikit, setidaknya mereka bisa di percaya" jawab Gael sambil menerawang jauh. 2M harus berani ambil resiko, lawan mereka kali ini tidak main- main." kalian disini?" Myria keluar kamar karena mendengar suara dari ruang kerja Gael." bagaimana lukamu?" tanya Ansel berbasa-basi." terus membaik berkat Sonia" jawab Myria tenang kemudian duduk di sofa." ah ya kalian sedang membahas lelaki tua itu?" lanjut Myria, membuat Ansel menatap Gael meminta jawaban darimana Myria mengetahui hal ini." Myria yang memberikan informasi
Semua langsung membulatkan matanya. Situasi semakin mengancam. Ansel menatap Gael dengan penuh tanya." baiklah, berarti kalian keluar semua" ucap Gael setengah final." tidak tuan, Bos" beberapa langsung panik akibat gertakan Gael." jika tidak keluar, silahkan maju dan mencobanya"ucap Gael dengan santai.Berselang lama salah satu orang maju, bukan untuk menulis nama namun mengambil revolver itu. Gael menatap dengan seksama.Hal yang sama juga di lakukan semua orang yang ada di ruangan itu, menatap satu titik yang sama. Meskipun gemetar, lelaki itu meletakkan moncong Revolver tepat di keningnya. Keringat dingin membasahi seluruh wajahnya.klik.Satu tembakan kosong terdengar. Di detik yang sama lelaki itu terduduk lemas mengusap keringatnya. Gael menarik sudut bibirnya." kau hebat" sanjung Gael setelah melihat kesetiaan lelaki tersebut. Tak lama suara tepukan memenuhi ruangan." satu orang berjanji setia, siapa lagi?" teriakkan Ansel. Dia juga ikut merasa terharu dengan loyalitas ang
Malam hari tiba, semua anggota sudah berganti shif. Myria kembali ke kamarnya dengan tubuh lelah. Di hari pertamanya dan PIN langsung mendapatkan serangan." dimana dia?" guman Myria saat tidak melihat Gael di dalam kamar maupun di ruang kerjanya. Setelah menyelesaikan mandi malamnya, Myria keluar kamar sekalian mengambil jatah makan malam." kalian lihat Gael?" tanya Myria kepada anggota yang dia temui di ruang istirahat." seperti tadi bos Gael pergi bersama tim lapangan" jawab mereka ragu-ragu. Pasalnya mereka juga baru datang dan hanya melihat dari status tim yang tertera." oh baiklah" jawab Myria. Wanita itu tidak ambil pusing. Dia menghabiskan makanan lalu kembali ke kamar. Myria langsung menaiki ranjang setelah meminum obatnya. Lelah langsung mengantarkan wanita itu dalam tidur nyenyak nya.Tengah malam Myria terbangun akibat suara gemericik air. Gael sudah kembali." baru sampai?" tanya Myria saat Gael keluar dari kamar mandi. Lelaki itu hanya mengenakan handuk untuk menutupi