" aku sudah melalui hal semacam ini, jadi ku mohon berhentilah" Gael
Di ruangan medis Ansel dan Sonia sudah terbangun, mereka juga tidak mau berlama-lama di ruangan publik seperti ini." aku akan mengecek keadaan Myria" ucap Sonia sambil membawa obat, dia takut terjadi infeksi akibat luka yang terbuka semalam." tidak perlu, biarkan kekasihnya yang mengurus" cegah Ansel." dia sudah datang? aku akan mengajaknya berbicara" Sonia belum melupakan tekatnya, dia harus memberikan pengertian pada lelaki itu agar tidak menyentuh Myria sebelum lukanya kering." kau yakin?" Ansel tidak akan mengatakan siapa sebenarnya kekasih Myria, dia juga ingin lihat apa Sonia berani berhadapan dengan Gael." iya, yakin sekali" ucap Sonia, mereka berjalan keluar dari ruang medis.Saat melewati lorong Ansel melihat Gael berada di ruangan istirahat, mungkin dia mengambil makanan untuk Myria." sini kita akan menemui kekasih Myria" ajak Ansel." di mana?" tanya Sonia dengan wajah polos.Ansel menggandeng tangan Sonia berjalan memasuki ruangan istirahat." Gael" ucap Ansel lalu du
" lelaki itu sangat licik, aku takut dia menyandra dan mengancam anggota kita. Jika mereka tidak teguh bisa-bisa malah menjadi bumerang bagi kita" jelas Gael. Dia sudah sekali di ancam dan kali ini dia tidak mau hanya karena bawahannya rencana mereka akan gagal." kau ada benarnya" ucap Ansel menyetujui ucapan Gael." tapi bagaimana jika banyak dari mereka yang pergi, kita juga tidak memiliki banyak sumber daya" Ansel tidak menemukan solusi untuk masalah ini." kalaupun sedikit, setidaknya mereka bisa di percaya" jawab Gael sambil menerawang jauh. 2M harus berani ambil resiko, lawan mereka kali ini tidak main- main." kalian disini?" Myria keluar kamar karena mendengar suara dari ruang kerja Gael." bagaimana lukamu?" tanya Ansel berbasa-basi." terus membaik berkat Sonia" jawab Myria tenang kemudian duduk di sofa." ah ya kalian sedang membahas lelaki tua itu?" lanjut Myria, membuat Ansel menatap Gael meminta jawaban darimana Myria mengetahui hal ini." Myria yang memberikan informasi
Semua langsung membulatkan matanya. Situasi semakin mengancam. Ansel menatap Gael dengan penuh tanya." baiklah, berarti kalian keluar semua" ucap Gael setengah final." tidak tuan, Bos" beberapa langsung panik akibat gertakan Gael." jika tidak keluar, silahkan maju dan mencobanya"ucap Gael dengan santai.Berselang lama salah satu orang maju, bukan untuk menulis nama namun mengambil revolver itu. Gael menatap dengan seksama.Hal yang sama juga di lakukan semua orang yang ada di ruangan itu, menatap satu titik yang sama. Meskipun gemetar, lelaki itu meletakkan moncong Revolver tepat di keningnya. Keringat dingin membasahi seluruh wajahnya.klik.Satu tembakan kosong terdengar. Di detik yang sama lelaki itu terduduk lemas mengusap keringatnya. Gael menarik sudut bibirnya." kau hebat" sanjung Gael setelah melihat kesetiaan lelaki tersebut. Tak lama suara tepukan memenuhi ruangan." satu orang berjanji setia, siapa lagi?" teriakkan Ansel. Dia juga ikut merasa terharu dengan loyalitas ang
Malam hari tiba, semua anggota sudah berganti shif. Myria kembali ke kamarnya dengan tubuh lelah. Di hari pertamanya dan PIN langsung mendapatkan serangan." dimana dia?" guman Myria saat tidak melihat Gael di dalam kamar maupun di ruang kerjanya. Setelah menyelesaikan mandi malamnya, Myria keluar kamar sekalian mengambil jatah makan malam." kalian lihat Gael?" tanya Myria kepada anggota yang dia temui di ruang istirahat." seperti tadi bos Gael pergi bersama tim lapangan" jawab mereka ragu-ragu. Pasalnya mereka juga baru datang dan hanya melihat dari status tim yang tertera." oh baiklah" jawab Myria. Wanita itu tidak ambil pusing. Dia menghabiskan makanan lalu kembali ke kamar. Myria langsung menaiki ranjang setelah meminum obatnya. Lelah langsung mengantarkan wanita itu dalam tidur nyenyak nya.Tengah malam Myria terbangun akibat suara gemericik air. Gael sudah kembali." baru sampai?" tanya Myria saat Gael keluar dari kamar mandi. Lelaki itu hanya mengenakan handuk untuk menutupi
" jelas si penjual itu yang membocorkan agendanya" ucap Ansel dengan nada tinggi." gawat, mereka mengikuti kita" ucap Myria saat melihat spion tengah." sial!," ucap Ansel sambil mempercepat laju mobil.Aksi kejar-kejaran pun tidak bisa di hindarkan. Ansel mencari jalan tercepat dan teraman. Tapi pihak musuh masih saja bisa menyusul." bagaimana?" tanya Ansel lewat alat komunikasi yang menghubungkan dengan mobil satunya." kami sudah menghabisi mereka, kini datang kelompok lain. Sejauh ini mereka terus mengikuti kita" balas mereka. Situasi mereka juga tidak jauh berbeda dengannya." segera kirim sinyal untuk yang lain" ucap Ansel." baik tuan" ucap mereka.Hari mulai malam, jalan yang mereka lalui terbilang sepi. Apalagi letaknya jauh dari kota, situasi seperti ini sangat tidak mendukung." aku akan coba menghentikan mereka" ucap Myria, dia mengeluarkan pistol nya, membuka kaca mobil dan menembaki mobil musuh yang berada di belakang mereka.doordoorMyria bersembunyi sejenak, pihak m
Myria akhirnya memilih pergi dari ruangan informasi." Sonia!" panggil Myria saat dia melihat temannya berjalan menuju dapur." kau akan kemana?" tanya Myria, dia sedang mencari-cari aktifitas tambahan." ke dapur, mempersiapkan makan malam" jawab Sonia datar." kenapa?" lanjutnya karena melihat Myria tersenyum ke arahnya." aku ikut membantu ya, mereka tidak membiarkan ku kerja" ucap Myria dengan wajah memohon." baiklah, tidak masalah" jawab Sonia. Hanya Sonia yang berani memperlakukan Myria seperti ini. Mereka sudah kenal sejak lama dan tidak banyak yang mengetahui. Mereka hanya mengira karena Sonia dan Myria adalah kekasih tetua mereka jadi mereka berdua terlihat akrab." ayo" Myria berjalan menggandeng lengan Sonia. Mereka masuk ke dalam dapur yang memang sudah ada staff yang bekerja." sudah sampai mana kalian memasaknya ?" tanya Sonia kepada staff dapur." kami sudah memasak hidangan utamanya, tinggal hidangan penutup " jawab mereka." baiklah aku bisa menghandle itu" Sonia mula
" bukannya tuan Gael mengajak Myria makan bersama di kedai?" Sonia ikut bingung juga." kenapa dia menanyakan keberadaan Myria kalau begitu?" Ansel merasa ada yang tidak beres. Dia menghubungi Gael.ddrrtt ponsel Gael berbunyi kembali, dengan kening yang berkerut Gael kembali mengangkat panggilan dari Ansel." kenapa?" tanya Gael dari sebrang." kau tadi bertanya tentang Myria, bukanya kau bersamanya sekarang?" Ansel langsung menanyakan kejanggalannya." aku di kantor Ansel, Tadi Myria berpamitan pergi bersama Sonia. makanya aku bertanya padamu, karena panggilanku dari tadi tidak di angkat Myria" Gael sedikit tersulut karena dia pikir Ansel tidak memahami pertanyaannya tadi." tapi kata Sonia, tadi kau mengirim surat pada Myria. Kau meminta Myria menemui mu di kedai" jelas Ansel yang langsung memancing kekhawatiran Gael." aku tidak,,., lalu di mana Myria sekarang?" tanya Gael cepat." kami tidak tau, dia di tinggal karena mereka pikir itu kamu" Gael semakin panik. Takutnya ada hal bur
Lelaki itu juga baru mengabarkan jika lokasi Myria sudah ditemukan, namun masih belum bisa mengambil tindakan." baik bos" ucap bawahan itu." maafkan aku, aku tidak tau jika surat itu palsu" ucap Sonia bersedih saat Ansel dan lainnya kembali ke PIN. dia tidak menyangka hal ini akan berakhir fatal." sstt sudah, kau tidak salah. Beberapa hari belakangan ini memang banyak sekali yang menargetkan PIN. Kau jangan berfikir terlalu berlebihan" balas Ansel menenangkan Sonia. Inilah yang tidak dia sukai, jika sudah menyangkut Myria. Gael pasti tidak terkontrol. Dia tidak peduli siapapun. asalkan Myria bisa ketemu." tuan, posisi nona Myria sudah di temukan. Tapi menuju ke lokasi sesuai petunjuk bos Gael" ucap bawahannya di alat komunikasi mobil." benarkan??" tanya Sonia cepat sambil mengusap air matanya." iya, nyonya" jawab mereka." baiklah ikuti instruksi Bos Gael" jawab Ansel kemudian alat itu mati." kau dengar sendiri, Myria sudah di temukan. kau tenanglah" Ansel membuat Sonia merasa l