" sebenarnya apa yang sedang kau recanaan?"
Semua langsung membulatkan matanya. Situasi semakin mengancam. Ansel menatap Gael dengan penuh tanya." baiklah, berarti kalian keluar semua" ucap Gael setengah final." tidak tuan, Bos" beberapa langsung panik akibat gertakan Gael." jika tidak keluar, silahkan maju dan mencobanya"ucap Gael dengan santai.Berselang lama salah satu orang maju, bukan untuk menulis nama namun mengambil revolver itu. Gael menatap dengan seksama.Hal yang sama juga di lakukan semua orang yang ada di ruangan itu, menatap satu titik yang sama. Meskipun gemetar, lelaki itu meletakkan moncong Revolver tepat di keningnya. Keringat dingin membasahi seluruh wajahnya.klik.Satu tembakan kosong terdengar. Di detik yang sama lelaki itu terduduk lemas mengusap keringatnya. Gael menarik sudut bibirnya." kau hebat" sanjung Gael setelah melihat kesetiaan lelaki tersebut. Tak lama suara tepukan memenuhi ruangan." satu orang berjanji setia, siapa lagi?" teriakkan Ansel. Dia juga ikut merasa terharu dengan loyalitas ang
Malam hari tiba, semua anggota sudah berganti shif. Myria kembali ke kamarnya dengan tubuh lelah. Di hari pertamanya dan PIN langsung mendapatkan serangan." dimana dia?" guman Myria saat tidak melihat Gael di dalam kamar maupun di ruang kerjanya. Setelah menyelesaikan mandi malamnya, Myria keluar kamar sekalian mengambil jatah makan malam." kalian lihat Gael?" tanya Myria kepada anggota yang dia temui di ruang istirahat." seperti tadi bos Gael pergi bersama tim lapangan" jawab mereka ragu-ragu. Pasalnya mereka juga baru datang dan hanya melihat dari status tim yang tertera." oh baiklah" jawab Myria. Wanita itu tidak ambil pusing. Dia menghabiskan makanan lalu kembali ke kamar. Myria langsung menaiki ranjang setelah meminum obatnya. Lelah langsung mengantarkan wanita itu dalam tidur nyenyak nya.Tengah malam Myria terbangun akibat suara gemericik air. Gael sudah kembali." baru sampai?" tanya Myria saat Gael keluar dari kamar mandi. Lelaki itu hanya mengenakan handuk untuk menutupi
" jelas si penjual itu yang membocorkan agendanya" ucap Ansel dengan nada tinggi." gawat, mereka mengikuti kita" ucap Myria saat melihat spion tengah." sial!," ucap Ansel sambil mempercepat laju mobil.Aksi kejar-kejaran pun tidak bisa di hindarkan. Ansel mencari jalan tercepat dan teraman. Tapi pihak musuh masih saja bisa menyusul." bagaimana?" tanya Ansel lewat alat komunikasi yang menghubungkan dengan mobil satunya." kami sudah menghabisi mereka, kini datang kelompok lain. Sejauh ini mereka terus mengikuti kita" balas mereka. Situasi mereka juga tidak jauh berbeda dengannya." segera kirim sinyal untuk yang lain" ucap Ansel." baik tuan" ucap mereka.Hari mulai malam, jalan yang mereka lalui terbilang sepi. Apalagi letaknya jauh dari kota, situasi seperti ini sangat tidak mendukung." aku akan coba menghentikan mereka" ucap Myria, dia mengeluarkan pistol nya, membuka kaca mobil dan menembaki mobil musuh yang berada di belakang mereka.doordoorMyria bersembunyi sejenak, pihak m
Myria akhirnya memilih pergi dari ruangan informasi." Sonia!" panggil Myria saat dia melihat temannya berjalan menuju dapur." kau akan kemana?" tanya Myria, dia sedang mencari-cari aktifitas tambahan." ke dapur, mempersiapkan makan malam" jawab Sonia datar." kenapa?" lanjutnya karena melihat Myria tersenyum ke arahnya." aku ikut membantu ya, mereka tidak membiarkan ku kerja" ucap Myria dengan wajah memohon." baiklah, tidak masalah" jawab Sonia. Hanya Sonia yang berani memperlakukan Myria seperti ini. Mereka sudah kenal sejak lama dan tidak banyak yang mengetahui. Mereka hanya mengira karena Sonia dan Myria adalah kekasih tetua mereka jadi mereka berdua terlihat akrab." ayo" Myria berjalan menggandeng lengan Sonia. Mereka masuk ke dalam dapur yang memang sudah ada staff yang bekerja." sudah sampai mana kalian memasaknya ?" tanya Sonia kepada staff dapur." kami sudah memasak hidangan utamanya, tinggal hidangan penutup " jawab mereka." baiklah aku bisa menghandle itu" Sonia mula
" bukannya tuan Gael mengajak Myria makan bersama di kedai?" Sonia ikut bingung juga." kenapa dia menanyakan keberadaan Myria kalau begitu?" Ansel merasa ada yang tidak beres. Dia menghubungi Gael.ddrrtt ponsel Gael berbunyi kembali, dengan kening yang berkerut Gael kembali mengangkat panggilan dari Ansel." kenapa?" tanya Gael dari sebrang." kau tadi bertanya tentang Myria, bukanya kau bersamanya sekarang?" Ansel langsung menanyakan kejanggalannya." aku di kantor Ansel, Tadi Myria berpamitan pergi bersama Sonia. makanya aku bertanya padamu, karena panggilanku dari tadi tidak di angkat Myria" Gael sedikit tersulut karena dia pikir Ansel tidak memahami pertanyaannya tadi." tapi kata Sonia, tadi kau mengirim surat pada Myria. Kau meminta Myria menemui mu di kedai" jelas Ansel yang langsung memancing kekhawatiran Gael." aku tidak,,., lalu di mana Myria sekarang?" tanya Gael cepat." kami tidak tau, dia di tinggal karena mereka pikir itu kamu" Gael semakin panik. Takutnya ada hal bur
Lelaki itu juga baru mengabarkan jika lokasi Myria sudah ditemukan, namun masih belum bisa mengambil tindakan." baik bos" ucap bawahan itu." maafkan aku, aku tidak tau jika surat itu palsu" ucap Sonia bersedih saat Ansel dan lainnya kembali ke PIN. dia tidak menyangka hal ini akan berakhir fatal." sstt sudah, kau tidak salah. Beberapa hari belakangan ini memang banyak sekali yang menargetkan PIN. Kau jangan berfikir terlalu berlebihan" balas Ansel menenangkan Sonia. Inilah yang tidak dia sukai, jika sudah menyangkut Myria. Gael pasti tidak terkontrol. Dia tidak peduli siapapun. asalkan Myria bisa ketemu." tuan, posisi nona Myria sudah di temukan. Tapi menuju ke lokasi sesuai petunjuk bos Gael" ucap bawahannya di alat komunikasi mobil." benarkan??" tanya Sonia cepat sambil mengusap air matanya." iya, nyonya" jawab mereka." baiklah ikuti instruksi Bos Gael" jawab Ansel kemudian alat itu mati." kau dengar sendiri, Myria sudah di temukan. kau tenanglah" Ansel membuat Sonia merasa l
Suasana jalan menjelang pagi sangatlah sepi. kedua mobil itu melaju dengan kecepatan penuh. Situasi semakin tegang tak kala mobil Ansel berjarak sangat dekat dengan mobil Lucas.Ingin sekali Gael menembaki mobil tersebut namun di dalamnya ada Myria. Dia tidak mau mengambil resiko.Lucas menarik sudut bibirnya, dia telah berhasil membawa kelemahan Gael. Lelaki itu tidak akan berani bermain kasar. Tinggal menunggu waktu cepat atau lambat PIN akan segera dia miliki." percepat lajunya!" teriak Gael kepada Ansel." ini sudah yang tercepat" jawab Ansel tak kalah tinggi." ambil kiri aku akan mencoba berpindah" Gael sudah hilang kewarasan dia ingin masuk ke mobil Lucas." kau gila! itu sangat berbahaya Gael, aku akan mencoba menghadang nya" Ansel langsung melarang, lelaki semakin keras menginjak gas. Kini posisi mereka hampir sama. Ansel terus menghimpit mobil Lucas dengan pembatas jalan. Lucas mulai kewalahan, dia tidak bisa bergerak leluasa. Kecepatan mereka hampir sama, sampai akhirnya An
" jadi dia bukan dari GM?" tanya salah satu anggota." bukan, sepertinya dia bertindak tanpa pengetahuan GM" jawab Ansel." kita bisa sedikit lega" bawahan lainnya tampak senang." ya, tapi kita tau sendiri, mereka menculik Myria dan itu bukanlah tindakan mudah. di belakang GM saja mereka sudah berani seperti ini. jangan dikira gertakan mereka hanya usapan belaka" Ansel mengingatkan." iya tuan" ucap bawahan itu." kita tunggu sampai Bos Gael memberikan arahan" ucap Ansel mengakhiri pertemuan.Gael saat ini tengah berada di privat jet. Dia pergi menemui seseorang. Dia harus bergerak cepat, waktu yang dia miliki sangatlah terbatas." lepaskan aku!" teriak Myria, dia terus berteriak jika ada salah seorang penjaga yang masuk." diam kau dasar wanita murahan" balas penjaga itu tak kalah kerasnya. Penjaga itu terlalu sering mendengar teriakan Myria. membuatnya malas berjaga di dalam. Jika bukan karena larangan Lucas, mungkin dia sudah menjadikan Myria penghangat tidurnya." lepaskan aku!" t