" kau tidak boleh mengetahuinya" Myria
" bagaimana keadaanmu?" tanya Gael kepada Sonia yang sudah terbaring di ranjang." sudah lebih baik. Aku hanya kekurangan oksigen, sistemnya mati bukan?" jawab Sonia, dia masih menutupi kebenarannya." ah begitu" jawab Gael, kini menatap Ansel yang sibuk menata makanan." kau masih sibuk?" tanya Gael." tidak" jawab Ansel, Sonia masih butuh istirahat jadi meninggalkannya sebentar juga tak masalah." kita perlu bicara" ucap Gael, dia juga langsung pergi keluar. Ansel tau dimana biasanya Gael mengajaknya berbicara.Mereka sudah duduk dalam satu meja di ruang rapat. Gael terlihat menyiapkan sesuatu dalam laptopnya." apa masalah PIN semakin serius?"tanya Ansel penasaran." seperti yang kau lihat" Gael terlihat acuh." apa ada hal yang kau sembunyikan dariku?" tanya Gael, dia memberikan kesempatan untuk Ansel mengatakan semuanya." hal apa?" tanya Ansel yang masih belum mengerti arah pembicaraan." mungkin mengenai Sergio atau Myria yang menghilang beberapa bulan terakhir" Gael menatap dal
" kalau begitu di mana kamar Ansel," Myria akan meminta pertanggungjawaban karena Ansel telah meninggalkan Gael dalam kondisi setengah sadar." ikuti saya nona" jawab anggota kelompok yang berjaga malam. meskipun dia sedikit was-was karena menujukkan kamar tuan Ansel pada wanita asing." pergilah" ucap Myria setelah sampai di depan pintu kamar. Dia bisa merasakan rasa takut pada lelaki itu.tok tok..Myria menggedor pintu itu sedikit keras.tok tokAnsel belum juga keluar.tok tok.." beraninya.."" bantu aku rawat luka ini" Myria bersandar untuk menopang tubuhnya." apa yang terjadi?" tanya Ansel panik saat melihat wajah Myria yang sangat pucat serta tangan kirinya yang menopang lengan kanan." ada apa ?" tanya Sonia yang juga terbangun karena terganggu segera menyusul Ansel menuju pintu masuk." Noah, apa yang terjadi?" tanya Sonia kaget dan cemas saat mengetahui temannya dalam keadaan yang menyedihkan." Sonia kau disini?" Myria juga kaget dengan kehadiran Sonia di kamar Ansel." ke
Di ruangan medis Ansel dan Sonia sudah terbangun, mereka juga tidak mau berlama-lama di ruangan publik seperti ini." aku akan mengecek keadaan Myria" ucap Sonia sambil membawa obat, dia takut terjadi infeksi akibat luka yang terbuka semalam." tidak perlu, biarkan kekasihnya yang mengurus" cegah Ansel." dia sudah datang? aku akan mengajaknya berbicara" Sonia belum melupakan tekatnya, dia harus memberikan pengertian pada lelaki itu agar tidak menyentuh Myria sebelum lukanya kering." kau yakin?" Ansel tidak akan mengatakan siapa sebenarnya kekasih Myria, dia juga ingin lihat apa Sonia berani berhadapan dengan Gael." iya, yakin sekali" ucap Sonia, mereka berjalan keluar dari ruang medis.Saat melewati lorong Ansel melihat Gael berada di ruangan istirahat, mungkin dia mengambil makanan untuk Myria." sini kita akan menemui kekasih Myria" ajak Ansel." di mana?" tanya Sonia dengan wajah polos.Ansel menggandeng tangan Sonia berjalan memasuki ruangan istirahat." Gael" ucap Ansel lalu du
" lelaki itu sangat licik, aku takut dia menyandra dan mengancam anggota kita. Jika mereka tidak teguh bisa-bisa malah menjadi bumerang bagi kita" jelas Gael. Dia sudah sekali di ancam dan kali ini dia tidak mau hanya karena bawahannya rencana mereka akan gagal." kau ada benarnya" ucap Ansel menyetujui ucapan Gael." tapi bagaimana jika banyak dari mereka yang pergi, kita juga tidak memiliki banyak sumber daya" Ansel tidak menemukan solusi untuk masalah ini." kalaupun sedikit, setidaknya mereka bisa di percaya" jawab Gael sambil menerawang jauh. 2M harus berani ambil resiko, lawan mereka kali ini tidak main- main." kalian disini?" Myria keluar kamar karena mendengar suara dari ruang kerja Gael." bagaimana lukamu?" tanya Ansel berbasa-basi." terus membaik berkat Sonia" jawab Myria tenang kemudian duduk di sofa." ah ya kalian sedang membahas lelaki tua itu?" lanjut Myria, membuat Ansel menatap Gael meminta jawaban darimana Myria mengetahui hal ini." Myria yang memberikan informasi
Semua langsung membulatkan matanya. Situasi semakin mengancam. Ansel menatap Gael dengan penuh tanya." baiklah, berarti kalian keluar semua" ucap Gael setengah final." tidak tuan, Bos" beberapa langsung panik akibat gertakan Gael." jika tidak keluar, silahkan maju dan mencobanya"ucap Gael dengan santai.Berselang lama salah satu orang maju, bukan untuk menulis nama namun mengambil revolver itu. Gael menatap dengan seksama.Hal yang sama juga di lakukan semua orang yang ada di ruangan itu, menatap satu titik yang sama. Meskipun gemetar, lelaki itu meletakkan moncong Revolver tepat di keningnya. Keringat dingin membasahi seluruh wajahnya.klik.Satu tembakan kosong terdengar. Di detik yang sama lelaki itu terduduk lemas mengusap keringatnya. Gael menarik sudut bibirnya." kau hebat" sanjung Gael setelah melihat kesetiaan lelaki tersebut. Tak lama suara tepukan memenuhi ruangan." satu orang berjanji setia, siapa lagi?" teriakkan Ansel. Dia juga ikut merasa terharu dengan loyalitas ang
Malam hari tiba, semua anggota sudah berganti shif. Myria kembali ke kamarnya dengan tubuh lelah. Di hari pertamanya dan PIN langsung mendapatkan serangan." dimana dia?" guman Myria saat tidak melihat Gael di dalam kamar maupun di ruang kerjanya. Setelah menyelesaikan mandi malamnya, Myria keluar kamar sekalian mengambil jatah makan malam." kalian lihat Gael?" tanya Myria kepada anggota yang dia temui di ruang istirahat." seperti tadi bos Gael pergi bersama tim lapangan" jawab mereka ragu-ragu. Pasalnya mereka juga baru datang dan hanya melihat dari status tim yang tertera." oh baiklah" jawab Myria. Wanita itu tidak ambil pusing. Dia menghabiskan makanan lalu kembali ke kamar. Myria langsung menaiki ranjang setelah meminum obatnya. Lelah langsung mengantarkan wanita itu dalam tidur nyenyak nya.Tengah malam Myria terbangun akibat suara gemericik air. Gael sudah kembali." baru sampai?" tanya Myria saat Gael keluar dari kamar mandi. Lelaki itu hanya mengenakan handuk untuk menutupi
" jelas si penjual itu yang membocorkan agendanya" ucap Ansel dengan nada tinggi." gawat, mereka mengikuti kita" ucap Myria saat melihat spion tengah." sial!," ucap Ansel sambil mempercepat laju mobil.Aksi kejar-kejaran pun tidak bisa di hindarkan. Ansel mencari jalan tercepat dan teraman. Tapi pihak musuh masih saja bisa menyusul." bagaimana?" tanya Ansel lewat alat komunikasi yang menghubungkan dengan mobil satunya." kami sudah menghabisi mereka, kini datang kelompok lain. Sejauh ini mereka terus mengikuti kita" balas mereka. Situasi mereka juga tidak jauh berbeda dengannya." segera kirim sinyal untuk yang lain" ucap Ansel." baik tuan" ucap mereka.Hari mulai malam, jalan yang mereka lalui terbilang sepi. Apalagi letaknya jauh dari kota, situasi seperti ini sangat tidak mendukung." aku akan coba menghentikan mereka" ucap Myria, dia mengeluarkan pistol nya, membuka kaca mobil dan menembaki mobil musuh yang berada di belakang mereka.doordoorMyria bersembunyi sejenak, pihak m
Myria akhirnya memilih pergi dari ruangan informasi." Sonia!" panggil Myria saat dia melihat temannya berjalan menuju dapur." kau akan kemana?" tanya Myria, dia sedang mencari-cari aktifitas tambahan." ke dapur, mempersiapkan makan malam" jawab Sonia datar." kenapa?" lanjutnya karena melihat Myria tersenyum ke arahnya." aku ikut membantu ya, mereka tidak membiarkan ku kerja" ucap Myria dengan wajah memohon." baiklah, tidak masalah" jawab Sonia. Hanya Sonia yang berani memperlakukan Myria seperti ini. Mereka sudah kenal sejak lama dan tidak banyak yang mengetahui. Mereka hanya mengira karena Sonia dan Myria adalah kekasih tetua mereka jadi mereka berdua terlihat akrab." ayo" Myria berjalan menggandeng lengan Sonia. Mereka masuk ke dalam dapur yang memang sudah ada staff yang bekerja." sudah sampai mana kalian memasaknya ?" tanya Sonia kepada staff dapur." kami sudah memasak hidangan utamanya, tinggal hidangan penutup " jawab mereka." baiklah aku bisa menghandle itu" Sonia mula