Share

Bab 4

Author: Caca
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Mafia."

Satu kata namun seperti suatu bencana besar yang melanda pikiranku. Sungguh. Apakah mafia itu benaran ada? Kukira mafia itu hanya cerita sebagian kalangan.

"Ma, mafia?" Beo ku sambil menatapnya tak percaya. Kutatap penampilannya dari atas hingga bawah hingga berhenti tepat di wajah tampan bak dewa yunani itu.

"Apakah aku tidak terlihat seperti seorang mafia?" Tanya-nya kepadaku yang membuatku tersadar lalu mengalihkan tatapanku dari wajahnya.

"Em, tidak. Kau sangat-sangat terlihat seperti seorang mafia." Ujarku gelagapan. Oh ayolah! Bagaimana bisa seorang mafia berpenampilan tampan seperti ini?

Kupikir mafia itu seorang yang sudah tua dan memiliki wajah yang mengerikan dengan ada luka sayatan di wajah ataupun tubuhnya. Tapi mafia di depanku ini berbeda.

Alex hanya terlihat seperti seorang pria muda matang dengan karir yang sukses dan besar. Dia tidak seperti seorang mafia, kecuali jika sedang marah.

"Suatu hari kau akan melihatku layaknya seperti mafia." Ujarnya diakhiri dengan seringai ringannya lalu membuka pintu keluar dari ruangannya.

Aku mengikutinya yang ternyata pergi menuju kamar Sean. Sial. Aku sampai melupakan Sean yang sedang demam tinggi itu.

Ketika Alex membuka pintu disana sudah terlihat seorang dokter yang tengah sibuk memeriksa keadaan Sean yang sepertinya sudah tertidur dengan tenang.

"Bagaimana?" Ucap Alex kepada dokter pria itu. Pria itu berbalik dan oh tuhan, ketampanan apa lagi yang kau perlihatkan kepadaku ini?

"Dia baik-baik saja, mungkin besok panasnya akan turun." Ujar dokter itu lalu melihat kepadaku.

"Lain kali kau harus hati-hati ketika menjaga seorang anak kecil, gadis manis." Ujarnya kepadaku dengan senyum manisnya.

AARGH. Sial kenapa pria di depanku ini sangat tampan dan manis. Aku hanya tersenyum canggung lalu berlalu dari hadapannya memilih berdiri disamping Sean yang tertidur.

"Pergilah!" Ucap Alex kepada Dokter itu.

"Apakah harus?" Ujarnya seperti menolak perintah Alex.

"Pergilah sebelum aku menyeretmu!" Ucapnya lagi namun kali ini terdengar lebih tegas.

"Seperti biasa, tidak ada nada kelembutan di mulutmu!" Ujar dokter itu lalu pergi keluar dari kamar ini.

Setelah kepergian dokter itu, keadaan didalam kamar ini entah kenapa menjadi mencekam. Merasa ada yang menatapku, ku tolehkam kepala ku ke arah Alex yang masih berdiri ditempatnya sambil memperhatikanku.

"Jaga tingkahmu, gadis asia!" Ucapnya tiba-tiba lalu pergi keluar kamar. Apa maksudnya? Apakah tingkah ku aneh? Apkah aku bersikap buruk terhadapnya?

Ya, ku akui tadi aku tidak sopan karna masuk keruangannya tanpa mengetuk terlebih dahulu tapi, apakah itu termasuk masalah besar baginya?

Sepertinya mulai besok aku akan menjaga sikap ku didepannya agar tidak didepak dari pekerjaan ini.

••••

Author pov:

Alex keluar dari kamar bernuansa vanila itu. Didepan pintu coklat itu Alex menyugar rambunya gusar.

'Ada apa denganku?' batinyya bertanya-tanya.

Sejak kemunculan gadis asia itu entah kenapa membuat hidupnya sedikit berwarna. Entah itu dengan setiap tawanya atau candaanya tatkala sedang bermain bersama Sean.

Memang benar, jika selama empat minggu ini Alex hanya menghabiskan waktu dan pekerjaan nya dirumah karna dirinya butuh istirahat meskipun harus memantau pekerjaannya setiap saat.

Dan semenjak itu pula dirinya sering kali memperhatikan gadis itu, Mona. Hal yang entah kenapa membuat hatinya kerap kali menghangat ketika mendengar tawa-nya.

Apalagi senyuman manis itu muncul ketika dirinya tertawa lebar. Sungguh Alex tidak bisa menyangkal kalau dirinya sangat menyukai tawa dan senyuman Mona.

Menghembus nafas gusar, Alex pun kembali keruangan kerjanya. Meskipun dirinya mengambil liburan selama sebulan penuh, namun dirinya harus tetap bekerja dan memantau situasi perusaannya.

Terkadang para karyawan tidak mengerjakan pekerjaan yang baik tatkala dirinya berlibur. Awas saja! Saat dirinya kembali ke perusahaannya, tidak ada kata libur bagi mereka semua.

Alex tersenyum smirk lalu kembali mulai memeriksa satu persatu lembaran kertas yang berserakan diatas meja persegi panjang yang besar itu.

••••

Keesokan paginya, Mona bersama Sean sudah duduk manis di depan tv yang ada dilantai dua. Panas tubuh bocah kecil itu sudah menurun bahkan sekarang dirinya sudah mulai aktif bermain dan merangkak hilir mudik sambil menonton tayangan tv.

"Kek nya film Sponsbob ada di seluruh tv dunia ya?" Heran Mona memperhatikan siaran tv yang menayangkan filem kartun kesukaanya. Tapi bedanya ini menggunakan bahasa Italia yang bunyinya sedikit asing bagi telinganya.

"Bubu bla bla." Ucap Sean tak jelas sambil memberikan Mona sebuah permainan pesawat. Seolah mengerti, Mona kemudian mengambil pesawat kecil itu lalu menerbangkannya dengan tangan sambil membuat bunyi menggunakan suaranya.

"Tuuut tut tut!" Ucap Mona lalu menerbang-nerbangkan pesawat itu di depan wajah Sean. Lantas hal itu membuat bocah kecil itu tertawa.

"Hahaha, dasar bocah. Gini aja udah ketawa!" Gelak Mona yang juga ketawa melihat Sean yang juga tertawa.

Mereka berdua terus bermain dengan Mona yang kerap kali membuat suara dari mainan-mainan milik Sean. Tanpa sadar dari lantai tiga ada seseorang yang memperhatikan.

Alex lagi-lagi memperhatikan interaksi dua manusia itu. Entah kenapa hanya diam beridiri disini sambil memperhatikan mereka membuatnya terasa damai.

"Tuan." Ucap Ed yang berdiri dibelakang Alex sedari tadi. Alex hanya membalas dengan gumaman kecil tanpa mengalihkan tatapannya dari bawah sana.

"Cymric kembali berulah." Ucap Ed kembali. Alex terdiam sedikit lama.

"Apa yang kali ini mereka perbuat?" Tanya Alex akhirnya tanpa melepas pandangannya dari bawah sana.

"Mereka berhasil menerobos kamar Zen dan mengambil beberapa barang berharga milik anda disana." Jelas Ed. Alex yang mendengar lantas tersenyum. Namun itu bukan seperti senyuman bahagia melainkan senyuman kematian.

"Siapkan kendaaran! Akan ku bantai mereka semua yang bermain-main dengan ku!" Ucap Alex yang langsung diangguki oleh Ed.

Related chapters

  • Mafia And Baby Sitter    Bab 5

    Alex mengendarai mobil sport-nya dengan kecepatan yang sangat laju hingga membuat para pengendara lain mengumpat kepadanya. Walaupun begitu, Alex terus melajukan kendaraannya tanpa peduli umpatan-umpatan yang dilontarkan pengendara lainnya."Berani bermain-main denganku, hm?" Ucap Alex dengan mata lurus menatap jalanan besar didepan sana. Berani mengganggu iblis yang sedang tidur? Maka rasakan akibatnya.Alex sampai disebuah gedung yang berada ditengah hutan. Gedung ini terlihat kumuh dan tak terawat dengan ditumbuhi tumbuhan rambat yang menutupi sebagian dinding gedung.Tapi siapa tau jika gedung yang terlihat kumuh dan tertinggal itu merupakan sebuah tempat dimana semua aset berharga milik Alex berada disana.Tempat ini terpencil dan jarang orang-orang mengetahuinya, sehingga tidak ada orang yang mengetahui jika ada sebuah gedung kecil yang berisi sebuah harta milik seorang Alexander De Franciso."Salam, Tuan Xander." Ujar beberapa orang-orang berotot besar yang ada disekitar sana.

  • Mafia And Baby Sitter    Bab 6

    "Musnahkan semuanya!" Ucap Alex , lalu dalam seperskian detik suara ledakan terdengar. Sebuah rumah yang berada dipinggir kota meledak tanpa menyisakan apapun.Alex yang berada sedikit jauh dari rumah itu. Memperhatikan dari jauh keadaan rumah yang lambat laun mulai hangus terbakar."Semunya sudah selesai, lalu apa rencanamu sekarang, Xander?" Ucap seorang pria yang berdiri disamping Alex."Tidak ada, cukup kau peringatkan mereka untuk tidak kembali bermain-main dengnku!" Ucapnya lalu masuk kedalam mobil diikuti oleh pria tadi." Huh, kenapa tidak kau basmi saja semua hama-hama pengganggu itu?" Ucap Pria itu lagi yang sudah duduk manis disamping Alex."Aku tidak akan membiarkan mereka mati terlebih dahulu, karna permainan belum dimulai." Jawabnya lalu tersenyum layaknya iblis."Hm, aku jadi penasaran apa yang akan kau lakukan terhadap mereka." Ucap Pria itu bersemangat."Tunggu saja kapan mainnya." Ucap Alex mengakhiri percakapan antara mereka berdua.••••Sore hari ini, Mona berencan

  • Mafia And Baby Sitter    Bab 1

    Aku Mona Gelora. Aku berusia 20 tahun dan statusku adalah seorang singel. Ayahku merupakan seorang yang dimabuk kerja sedangkan ibuku sudah meninggal saat aku berumur 12 tahun.Walaupun begitu, ayahku tidak memilih untuk menikah lagi dan malah semakin gila dengan pekerjaannya dan hasilnya juga sangat membuatku takjub. Waktu kecil aku sangat ingin mengunjungi kota Milan di Italia. Ya, itu adalah impianku dari dulu. Dan sekarang aku sudah berada dibandara Internasional Leonardo da Vinci.Perlu waktu lebih kurang 6 jam untukku pergi ke kota Milan dari sini. Namun itu tidak membutaku patah semangat karna nanti dalam perjalanan menuju kesana aku dapat menikmati suasana malam negara ini.Saat sampai di kota tujuanku aku langsung memesan sebuah kamar hotel. Tentunya perjalanan jauh sangat membuatku lelah dan besok adalah saatnya waktuku untuk mengelilingi kota indah ini.Aku tidak sabar.•••••Pagi sekali aku sudah siap dengan pakaianku. Aku berencana untuk mengelilingi kota hingga malam ha

  • Mafia And Baby Sitter    Bab 2

    Entah dia seorang penolong yang diberikan tuhan kepadaku agar aku tidak menjadi gelandangan di negara ini atau bukan. Tapi aku sangat bersyukur karna dengan pekerjaan ini aku akan bisa menerima gaji dan kembali ke negara asal ku sesuai janji dan surat kontrak yang sudah aku tandatangani semalam.Flashback:Aku dibawa masuk bersamanya kedalam mobil. Mobil berjalan seiring diriku yang berharap cemas supaya nasibku kelak akan baik-baik saja menerima pekerjaan ini."Ed, berikan kepadanya surat kontrak itu!" Ujarnya kepada seseorang yang mengemudi mobil ini. Pria yang aku tau bernama Ed itu memberikan selembaran kertas yang langsung aku baca dengan teliti.Isi kontrak itu berisi:1. Pekerja hanya akan menjalani pekerjaan selama 6 bulan tidak lebih dan tidak kurang.2. Pekerja hanya mengerjakan seluruh tugas merawat seorang bayi. 3. Pekerja harus menetap selama kontrak kerja berakhir4. Jika melanggar atau membatalkan kontrak akan didenda dengan harga nyawa."Hei. Aku keberatan dengan syar

  • Mafia And Baby Sitter    Bab 3

    Sudah hampir dua minggu aku berada di mension ini dan sudah dari empat hari yang lalu Alex selalu berada di mension yang membuatku selalu merasa dipantau.Iya, karna dirinya yang memiliki rumah ini. Tapi jika setiap hari Alex selalu duduk tidak jauh dari aku dan Sean bermain bagaimana aku tidak kaku dan sedikit risih.Saat ini aku sedang menggendong Sean ke taman belakang mension ini yang cukup besar. Aku melihat bunga-bunga yang indah dan kolam ikan yang cukup besar.Pemandangan disini cukup indah dan udaranya juga segar. Aku menduduki diriku diatas tikar yang tadi sudah digelar oleh salah seorang pria berbadan besar yang membantuku membawakan mainan dan makanan Sean.Kududuki Sean diatas tikar ini sambil diriku mengeluarkan mainan dan juga beberapa biskuit kesukaanya.Hembusan angin sepoi-sepoi menerbangkam beberapa helai rambutku. Sudah lama aku tidak menghirup udara segar karna sebelumnya aku hanya bermain didalam mension ini saja.Kurebahkan badanku diatas tikar sambil menatap la

Latest chapter

  • Mafia And Baby Sitter    Bab 6

    "Musnahkan semuanya!" Ucap Alex , lalu dalam seperskian detik suara ledakan terdengar. Sebuah rumah yang berada dipinggir kota meledak tanpa menyisakan apapun.Alex yang berada sedikit jauh dari rumah itu. Memperhatikan dari jauh keadaan rumah yang lambat laun mulai hangus terbakar."Semunya sudah selesai, lalu apa rencanamu sekarang, Xander?" Ucap seorang pria yang berdiri disamping Alex."Tidak ada, cukup kau peringatkan mereka untuk tidak kembali bermain-main dengnku!" Ucapnya lalu masuk kedalam mobil diikuti oleh pria tadi." Huh, kenapa tidak kau basmi saja semua hama-hama pengganggu itu?" Ucap Pria itu lagi yang sudah duduk manis disamping Alex."Aku tidak akan membiarkan mereka mati terlebih dahulu, karna permainan belum dimulai." Jawabnya lalu tersenyum layaknya iblis."Hm, aku jadi penasaran apa yang akan kau lakukan terhadap mereka." Ucap Pria itu bersemangat."Tunggu saja kapan mainnya." Ucap Alex mengakhiri percakapan antara mereka berdua.••••Sore hari ini, Mona berencan

  • Mafia And Baby Sitter    Bab 5

    Alex mengendarai mobil sport-nya dengan kecepatan yang sangat laju hingga membuat para pengendara lain mengumpat kepadanya. Walaupun begitu, Alex terus melajukan kendaraannya tanpa peduli umpatan-umpatan yang dilontarkan pengendara lainnya."Berani bermain-main denganku, hm?" Ucap Alex dengan mata lurus menatap jalanan besar didepan sana. Berani mengganggu iblis yang sedang tidur? Maka rasakan akibatnya.Alex sampai disebuah gedung yang berada ditengah hutan. Gedung ini terlihat kumuh dan tak terawat dengan ditumbuhi tumbuhan rambat yang menutupi sebagian dinding gedung.Tapi siapa tau jika gedung yang terlihat kumuh dan tertinggal itu merupakan sebuah tempat dimana semua aset berharga milik Alex berada disana.Tempat ini terpencil dan jarang orang-orang mengetahuinya, sehingga tidak ada orang yang mengetahui jika ada sebuah gedung kecil yang berisi sebuah harta milik seorang Alexander De Franciso."Salam, Tuan Xander." Ujar beberapa orang-orang berotot besar yang ada disekitar sana.

  • Mafia And Baby Sitter    Bab 4

    "Mafia." Satu kata namun seperti suatu bencana besar yang melanda pikiranku. Sungguh. Apakah mafia itu benaran ada? Kukira mafia itu hanya cerita sebagian kalangan."Ma, mafia?" Beo ku sambil menatapnya tak percaya. Kutatap penampilannya dari atas hingga bawah hingga berhenti tepat di wajah tampan bak dewa yunani itu."Apakah aku tidak terlihat seperti seorang mafia?" Tanya-nya kepadaku yang membuatku tersadar lalu mengalihkan tatapanku dari wajahnya."Em, tidak. Kau sangat-sangat terlihat seperti seorang mafia." Ujarku gelagapan. Oh ayolah! Bagaimana bisa seorang mafia berpenampilan tampan seperti ini? Kupikir mafia itu seorang yang sudah tua dan memiliki wajah yang mengerikan dengan ada luka sayatan di wajah ataupun tubuhnya. Tapi mafia di depanku ini berbeda.Alex hanya terlihat seperti seorang pria muda matang dengan karir yang sukses dan besar. Dia tidak seperti seorang mafia, kecuali jika sedang marah."Suatu hari kau akan melihatku layaknya seperti mafia." Ujarnya diakhiri de

  • Mafia And Baby Sitter    Bab 3

    Sudah hampir dua minggu aku berada di mension ini dan sudah dari empat hari yang lalu Alex selalu berada di mension yang membuatku selalu merasa dipantau.Iya, karna dirinya yang memiliki rumah ini. Tapi jika setiap hari Alex selalu duduk tidak jauh dari aku dan Sean bermain bagaimana aku tidak kaku dan sedikit risih.Saat ini aku sedang menggendong Sean ke taman belakang mension ini yang cukup besar. Aku melihat bunga-bunga yang indah dan kolam ikan yang cukup besar.Pemandangan disini cukup indah dan udaranya juga segar. Aku menduduki diriku diatas tikar yang tadi sudah digelar oleh salah seorang pria berbadan besar yang membantuku membawakan mainan dan makanan Sean.Kududuki Sean diatas tikar ini sambil diriku mengeluarkan mainan dan juga beberapa biskuit kesukaanya.Hembusan angin sepoi-sepoi menerbangkam beberapa helai rambutku. Sudah lama aku tidak menghirup udara segar karna sebelumnya aku hanya bermain didalam mension ini saja.Kurebahkan badanku diatas tikar sambil menatap la

  • Mafia And Baby Sitter    Bab 2

    Entah dia seorang penolong yang diberikan tuhan kepadaku agar aku tidak menjadi gelandangan di negara ini atau bukan. Tapi aku sangat bersyukur karna dengan pekerjaan ini aku akan bisa menerima gaji dan kembali ke negara asal ku sesuai janji dan surat kontrak yang sudah aku tandatangani semalam.Flashback:Aku dibawa masuk bersamanya kedalam mobil. Mobil berjalan seiring diriku yang berharap cemas supaya nasibku kelak akan baik-baik saja menerima pekerjaan ini."Ed, berikan kepadanya surat kontrak itu!" Ujarnya kepada seseorang yang mengemudi mobil ini. Pria yang aku tau bernama Ed itu memberikan selembaran kertas yang langsung aku baca dengan teliti.Isi kontrak itu berisi:1. Pekerja hanya akan menjalani pekerjaan selama 6 bulan tidak lebih dan tidak kurang.2. Pekerja hanya mengerjakan seluruh tugas merawat seorang bayi. 3. Pekerja harus menetap selama kontrak kerja berakhir4. Jika melanggar atau membatalkan kontrak akan didenda dengan harga nyawa."Hei. Aku keberatan dengan syar

  • Mafia And Baby Sitter    Bab 1

    Aku Mona Gelora. Aku berusia 20 tahun dan statusku adalah seorang singel. Ayahku merupakan seorang yang dimabuk kerja sedangkan ibuku sudah meninggal saat aku berumur 12 tahun.Walaupun begitu, ayahku tidak memilih untuk menikah lagi dan malah semakin gila dengan pekerjaannya dan hasilnya juga sangat membuatku takjub. Waktu kecil aku sangat ingin mengunjungi kota Milan di Italia. Ya, itu adalah impianku dari dulu. Dan sekarang aku sudah berada dibandara Internasional Leonardo da Vinci.Perlu waktu lebih kurang 6 jam untukku pergi ke kota Milan dari sini. Namun itu tidak membutaku patah semangat karna nanti dalam perjalanan menuju kesana aku dapat menikmati suasana malam negara ini.Saat sampai di kota tujuanku aku langsung memesan sebuah kamar hotel. Tentunya perjalanan jauh sangat membuatku lelah dan besok adalah saatnya waktuku untuk mengelilingi kota indah ini.Aku tidak sabar.•••••Pagi sekali aku sudah siap dengan pakaianku. Aku berencana untuk mengelilingi kota hingga malam ha

DMCA.com Protection Status