Entah dia seorang penolong yang diberikan tuhan kepadaku agar aku tidak menjadi gelandangan di negara ini atau bukan. Tapi aku sangat bersyukur karna dengan pekerjaan ini aku akan bisa menerima gaji dan kembali ke negara asal ku sesuai janji dan surat kontrak yang sudah aku tandatangani semalam.
Flashback:Aku dibawa masuk bersamanya kedalam mobil. Mobil berjalan seiring diriku yang berharap cemas supaya nasibku kelak akan baik-baik saja menerima pekerjaan ini."Ed, berikan kepadanya surat kontrak itu!" Ujarnya kepada seseorang yang mengemudi mobil ini. Pria yang aku tau bernama Ed itu memberikan selembaran kertas yang langsung aku baca dengan teliti.Isi kontrak itu berisi:1. Pekerja hanya akan menjalani pekerjaan selama 6 bulan tidak lebih dan tidak kurang.2. Pekerja hanya mengerjakan seluruh tugas merawat seorang bayi.3. Pekerja harus menetap selama kontrak kerja berakhir4. Jika melanggar atau membatalkan kontrak akan didenda dengan harga nyawa."Hei. Aku keberatan dengan syarat no 4!" Ujarku karna dendanya terlalu menakutkan. Lalu pria yang bernama Ed itu tiba-tiba memberikan seikat uang dolar kapadaku."Ini adalah uang muka, jika nona ingin menanda tangani kontrak ini." Ujar Ed kepadaku. Karna tidak mau membuang harta didepan mata, aku pun langsung menandatangani surat kontrak ini.Flashback end.Semalam aku dibawa kesebuah Mension yang sangat besar yang disetiap sudutnya dijaga oleh pria berbadan besar. Dan kupikir mension ini milik pria tampan itu.Pria itu bernama Alexander De FrancisoSetelah tadi malam aku diperkenalkan oleh Ed kepada mereka semua termasuk para pembantu.Dan pagi ini aku mulai menjalani pekerjaan ku sebagai pengasuh bayi berusia satu tahun. Bayi yang cukup imut dan lucu itu berhasil membuatku gemas. Bayi itu bernama Sean."Sean mau makan?" Ujarku dengan sedikit membuat irama ketika berbicara dengan Sean kecil. Seolah mengerti Sean lantas berbicara dengan bibir yang mengeluarkan air liur.Yah, inilah pekerjaan ku selama 6 bulan kedepan. Dan kuharap aku akan baik-baik saja selama aku disini.••••Rumah yang besar tapi sangat sepi. Hanya diisi oleh suaraku dan Sean kecil saja. Saking sepinya, rumah ini seperti bergema ketika aku berbicara.Ngomong-ngomong soal Alexander? Pria itu tidak terlihat batang hidungnya sejak tiga hari yang lalu. Setelah malam aku datang ke mension ini aku sudah tidak melihat dirinya sama sekali."Lelaki macam apa yang meninggalkan anaknya selama tiga hari?" Monologku sambil menatap Sean kecil yang tertidur dengan damai.Dari lantai bawah aku mendengar suara sepatu yang cukup ramai. Aku yang berada dilantai 2 lantas langsung menoleh kebelakang lalu berjalan dan berdiri dari atas sini sambil memperhatikan siapa yang datang.Dibawah sana terlihat Alexander dengan beberapa anak buahnya dam juga ada Ed yang berada disisinya.Kalau dilihat-lihat mereka semua seperti sekumpulan mafia yang diketuai oleh Alexander sebagai bos dari mereka.Lama menatap wajah tampan Alexander dari atas ini tak sengaja tatapan ku dan dia bertemu. Cukup lama hingga aku memutuskan kontak mata terlebih dahulu lala berbalik pergi menuju Sean yang masih tertidur itu.Jantung ku berdetak tiga kali lebih cepat dari biasanya. Ditatap oleh mata elang dan orang setampan Alex siapa yang tidak berdebar?"Bagaimana dengannya?" Ujar suara bariton yang ku kenali itu. Aku menoleh ke belakang dan disana berdiri Alexander dengan Ed yang masih berada di sisinya."Dia baik-baik saja , dan sekarang sedang tidur, Tuan." Ujarku lalu berdiri. Alex memperhatikan ku dari atas sampai bawah. Aku tidak berani menatapnya."Jaga dia dengan baik!" Ujarnya lalu berbalik."Siap, Tuan. Saya akan menjaga anak tuan hingga tumbuh sehat." Ujarku dengan semangat lalu tanpa kuduga Alex berblik dan menatapku nyalang."Ulangi apa yang kau katakan tadi!" Ujarnya sedikit membentak."S-saya akan menjaga anak Tuan hingga tumbuh sehat." Ujarku sedikit terbata-bata. Udara disekelilingku sudah terasa dingin dan ubun-ubun kepalaku terasa mendidih."Perlu kau ketahui gadis Asia. Jika anak itu bukanlah anakku!" Ujarnya dengan nada penekanan saat menyebut kata 'anakku'.'jika bukan anaknya, lalu anak siapa ini?' batinku bertanya-tanya." Ed jelaskan kepadanya!" Ujar Alex lalu pergi menuju lantai tiga.Aku menatap Ed yang tertawa geli kearahku. Aku menaikan sebelah alisku pertanda aku ingin tahu."Sean bukanlah anak dari tuan Alex. Sean adalah anak dari nyonya Jean dan tuan Philip."Jelas Ed kepadaku."Lalu dimana mereka berdua? Kenapa mereka meninggalkan anak yang manis ini seorang diri?" Tanyaku."Tuan dan nyonya sedang ada pekerjaan dan sambil bulan madu mereka lalu menitipkan bayinya kepada Tuan Alex.""Lalu apa hubungan Tuan Alex dengan mereka?""Tuan alex memiliki hubungan saudara dengan nyonya Jean. Dan tuan Alex adalah satu-satunya adik dari nyonya Jean."Lalu dimana kedua orang tua mereka?""Anda tidak perlu mengetahui tentang itu nona." Ujar Ed tanpa membuang senyum sedikitpun."Oh, maafkan aku karna terus bertanya kepadamu Ed." Ujarku karna menyadari jika terlalu banyak bertanya kepada Ed."Tidak apa-apa nona." Ujar Ed lalu berlalu pergi menyusul Alex di lantai tiga.Aku kembali duduk tepat disamping Sean yang masih tertidur. Cukup lama dia tertidur hingga aku juga ikut tertidur tepat disamping sean.Aku dan sean bermain dilantai dua karna disitu sudah terletak permainan bayi begitupun ada bantal jika sean lelah maka akan mudah untuk ditiduri disana.Cukup mudah ternyata merawat bayi apalagi merawat Sean yang tidak penangis dan tidak banyak tingkah ini.•••Sudah hampir dua minggu aku berada di mension ini dan sudah dari empat hari yang lalu Alex selalu berada di mension yang membuatku selalu merasa dipantau.Iya, karna dirinya yang memiliki rumah ini. Tapi jika setiap hari Alex selalu duduk tidak jauh dari aku dan Sean bermain bagaimana aku tidak kaku dan sedikit risih.Saat ini aku sedang menggendong Sean ke taman belakang mension ini yang cukup besar. Aku melihat bunga-bunga yang indah dan kolam ikan yang cukup besar.Pemandangan disini cukup indah dan udaranya juga segar. Aku menduduki diriku diatas tikar yang tadi sudah digelar oleh salah seorang pria berbadan besar yang membantuku membawakan mainan dan makanan Sean.Kududuki Sean diatas tikar ini sambil diriku mengeluarkan mainan dan juga beberapa biskuit kesukaanya.Hembusan angin sepoi-sepoi menerbangkam beberapa helai rambutku. Sudah lama aku tidak menghirup udara segar karna sebelumnya aku hanya bermain didalam mension ini saja.Kurebahkan badanku diatas tikar sambil menatap la
"Mafia." Satu kata namun seperti suatu bencana besar yang melanda pikiranku. Sungguh. Apakah mafia itu benaran ada? Kukira mafia itu hanya cerita sebagian kalangan."Ma, mafia?" Beo ku sambil menatapnya tak percaya. Kutatap penampilannya dari atas hingga bawah hingga berhenti tepat di wajah tampan bak dewa yunani itu."Apakah aku tidak terlihat seperti seorang mafia?" Tanya-nya kepadaku yang membuatku tersadar lalu mengalihkan tatapanku dari wajahnya."Em, tidak. Kau sangat-sangat terlihat seperti seorang mafia." Ujarku gelagapan. Oh ayolah! Bagaimana bisa seorang mafia berpenampilan tampan seperti ini? Kupikir mafia itu seorang yang sudah tua dan memiliki wajah yang mengerikan dengan ada luka sayatan di wajah ataupun tubuhnya. Tapi mafia di depanku ini berbeda.Alex hanya terlihat seperti seorang pria muda matang dengan karir yang sukses dan besar. Dia tidak seperti seorang mafia, kecuali jika sedang marah."Suatu hari kau akan melihatku layaknya seperti mafia." Ujarnya diakhiri de
Alex mengendarai mobil sport-nya dengan kecepatan yang sangat laju hingga membuat para pengendara lain mengumpat kepadanya. Walaupun begitu, Alex terus melajukan kendaraannya tanpa peduli umpatan-umpatan yang dilontarkan pengendara lainnya."Berani bermain-main denganku, hm?" Ucap Alex dengan mata lurus menatap jalanan besar didepan sana. Berani mengganggu iblis yang sedang tidur? Maka rasakan akibatnya.Alex sampai disebuah gedung yang berada ditengah hutan. Gedung ini terlihat kumuh dan tak terawat dengan ditumbuhi tumbuhan rambat yang menutupi sebagian dinding gedung.Tapi siapa tau jika gedung yang terlihat kumuh dan tertinggal itu merupakan sebuah tempat dimana semua aset berharga milik Alex berada disana.Tempat ini terpencil dan jarang orang-orang mengetahuinya, sehingga tidak ada orang yang mengetahui jika ada sebuah gedung kecil yang berisi sebuah harta milik seorang Alexander De Franciso."Salam, Tuan Xander." Ujar beberapa orang-orang berotot besar yang ada disekitar sana.
"Musnahkan semuanya!" Ucap Alex , lalu dalam seperskian detik suara ledakan terdengar. Sebuah rumah yang berada dipinggir kota meledak tanpa menyisakan apapun.Alex yang berada sedikit jauh dari rumah itu. Memperhatikan dari jauh keadaan rumah yang lambat laun mulai hangus terbakar."Semunya sudah selesai, lalu apa rencanamu sekarang, Xander?" Ucap seorang pria yang berdiri disamping Alex."Tidak ada, cukup kau peringatkan mereka untuk tidak kembali bermain-main dengnku!" Ucapnya lalu masuk kedalam mobil diikuti oleh pria tadi." Huh, kenapa tidak kau basmi saja semua hama-hama pengganggu itu?" Ucap Pria itu lagi yang sudah duduk manis disamping Alex."Aku tidak akan membiarkan mereka mati terlebih dahulu, karna permainan belum dimulai." Jawabnya lalu tersenyum layaknya iblis."Hm, aku jadi penasaran apa yang akan kau lakukan terhadap mereka." Ucap Pria itu bersemangat."Tunggu saja kapan mainnya." Ucap Alex mengakhiri percakapan antara mereka berdua.••••Sore hari ini, Mona berencan
Aku Mona Gelora. Aku berusia 20 tahun dan statusku adalah seorang singel. Ayahku merupakan seorang yang dimabuk kerja sedangkan ibuku sudah meninggal saat aku berumur 12 tahun.Walaupun begitu, ayahku tidak memilih untuk menikah lagi dan malah semakin gila dengan pekerjaannya dan hasilnya juga sangat membuatku takjub. Waktu kecil aku sangat ingin mengunjungi kota Milan di Italia. Ya, itu adalah impianku dari dulu. Dan sekarang aku sudah berada dibandara Internasional Leonardo da Vinci.Perlu waktu lebih kurang 6 jam untukku pergi ke kota Milan dari sini. Namun itu tidak membutaku patah semangat karna nanti dalam perjalanan menuju kesana aku dapat menikmati suasana malam negara ini.Saat sampai di kota tujuanku aku langsung memesan sebuah kamar hotel. Tentunya perjalanan jauh sangat membuatku lelah dan besok adalah saatnya waktuku untuk mengelilingi kota indah ini.Aku tidak sabar.•••••Pagi sekali aku sudah siap dengan pakaianku. Aku berencana untuk mengelilingi kota hingga malam ha
"Musnahkan semuanya!" Ucap Alex , lalu dalam seperskian detik suara ledakan terdengar. Sebuah rumah yang berada dipinggir kota meledak tanpa menyisakan apapun.Alex yang berada sedikit jauh dari rumah itu. Memperhatikan dari jauh keadaan rumah yang lambat laun mulai hangus terbakar."Semunya sudah selesai, lalu apa rencanamu sekarang, Xander?" Ucap seorang pria yang berdiri disamping Alex."Tidak ada, cukup kau peringatkan mereka untuk tidak kembali bermain-main dengnku!" Ucapnya lalu masuk kedalam mobil diikuti oleh pria tadi." Huh, kenapa tidak kau basmi saja semua hama-hama pengganggu itu?" Ucap Pria itu lagi yang sudah duduk manis disamping Alex."Aku tidak akan membiarkan mereka mati terlebih dahulu, karna permainan belum dimulai." Jawabnya lalu tersenyum layaknya iblis."Hm, aku jadi penasaran apa yang akan kau lakukan terhadap mereka." Ucap Pria itu bersemangat."Tunggu saja kapan mainnya." Ucap Alex mengakhiri percakapan antara mereka berdua.••••Sore hari ini, Mona berencan
Alex mengendarai mobil sport-nya dengan kecepatan yang sangat laju hingga membuat para pengendara lain mengumpat kepadanya. Walaupun begitu, Alex terus melajukan kendaraannya tanpa peduli umpatan-umpatan yang dilontarkan pengendara lainnya."Berani bermain-main denganku, hm?" Ucap Alex dengan mata lurus menatap jalanan besar didepan sana. Berani mengganggu iblis yang sedang tidur? Maka rasakan akibatnya.Alex sampai disebuah gedung yang berada ditengah hutan. Gedung ini terlihat kumuh dan tak terawat dengan ditumbuhi tumbuhan rambat yang menutupi sebagian dinding gedung.Tapi siapa tau jika gedung yang terlihat kumuh dan tertinggal itu merupakan sebuah tempat dimana semua aset berharga milik Alex berada disana.Tempat ini terpencil dan jarang orang-orang mengetahuinya, sehingga tidak ada orang yang mengetahui jika ada sebuah gedung kecil yang berisi sebuah harta milik seorang Alexander De Franciso."Salam, Tuan Xander." Ujar beberapa orang-orang berotot besar yang ada disekitar sana.
"Mafia." Satu kata namun seperti suatu bencana besar yang melanda pikiranku. Sungguh. Apakah mafia itu benaran ada? Kukira mafia itu hanya cerita sebagian kalangan."Ma, mafia?" Beo ku sambil menatapnya tak percaya. Kutatap penampilannya dari atas hingga bawah hingga berhenti tepat di wajah tampan bak dewa yunani itu."Apakah aku tidak terlihat seperti seorang mafia?" Tanya-nya kepadaku yang membuatku tersadar lalu mengalihkan tatapanku dari wajahnya."Em, tidak. Kau sangat-sangat terlihat seperti seorang mafia." Ujarku gelagapan. Oh ayolah! Bagaimana bisa seorang mafia berpenampilan tampan seperti ini? Kupikir mafia itu seorang yang sudah tua dan memiliki wajah yang mengerikan dengan ada luka sayatan di wajah ataupun tubuhnya. Tapi mafia di depanku ini berbeda.Alex hanya terlihat seperti seorang pria muda matang dengan karir yang sukses dan besar. Dia tidak seperti seorang mafia, kecuali jika sedang marah."Suatu hari kau akan melihatku layaknya seperti mafia." Ujarnya diakhiri de
Sudah hampir dua minggu aku berada di mension ini dan sudah dari empat hari yang lalu Alex selalu berada di mension yang membuatku selalu merasa dipantau.Iya, karna dirinya yang memiliki rumah ini. Tapi jika setiap hari Alex selalu duduk tidak jauh dari aku dan Sean bermain bagaimana aku tidak kaku dan sedikit risih.Saat ini aku sedang menggendong Sean ke taman belakang mension ini yang cukup besar. Aku melihat bunga-bunga yang indah dan kolam ikan yang cukup besar.Pemandangan disini cukup indah dan udaranya juga segar. Aku menduduki diriku diatas tikar yang tadi sudah digelar oleh salah seorang pria berbadan besar yang membantuku membawakan mainan dan makanan Sean.Kududuki Sean diatas tikar ini sambil diriku mengeluarkan mainan dan juga beberapa biskuit kesukaanya.Hembusan angin sepoi-sepoi menerbangkam beberapa helai rambutku. Sudah lama aku tidak menghirup udara segar karna sebelumnya aku hanya bermain didalam mension ini saja.Kurebahkan badanku diatas tikar sambil menatap la
Entah dia seorang penolong yang diberikan tuhan kepadaku agar aku tidak menjadi gelandangan di negara ini atau bukan. Tapi aku sangat bersyukur karna dengan pekerjaan ini aku akan bisa menerima gaji dan kembali ke negara asal ku sesuai janji dan surat kontrak yang sudah aku tandatangani semalam.Flashback:Aku dibawa masuk bersamanya kedalam mobil. Mobil berjalan seiring diriku yang berharap cemas supaya nasibku kelak akan baik-baik saja menerima pekerjaan ini."Ed, berikan kepadanya surat kontrak itu!" Ujarnya kepada seseorang yang mengemudi mobil ini. Pria yang aku tau bernama Ed itu memberikan selembaran kertas yang langsung aku baca dengan teliti.Isi kontrak itu berisi:1. Pekerja hanya akan menjalani pekerjaan selama 6 bulan tidak lebih dan tidak kurang.2. Pekerja hanya mengerjakan seluruh tugas merawat seorang bayi. 3. Pekerja harus menetap selama kontrak kerja berakhir4. Jika melanggar atau membatalkan kontrak akan didenda dengan harga nyawa."Hei. Aku keberatan dengan syar
Aku Mona Gelora. Aku berusia 20 tahun dan statusku adalah seorang singel. Ayahku merupakan seorang yang dimabuk kerja sedangkan ibuku sudah meninggal saat aku berumur 12 tahun.Walaupun begitu, ayahku tidak memilih untuk menikah lagi dan malah semakin gila dengan pekerjaannya dan hasilnya juga sangat membuatku takjub. Waktu kecil aku sangat ingin mengunjungi kota Milan di Italia. Ya, itu adalah impianku dari dulu. Dan sekarang aku sudah berada dibandara Internasional Leonardo da Vinci.Perlu waktu lebih kurang 6 jam untukku pergi ke kota Milan dari sini. Namun itu tidak membutaku patah semangat karna nanti dalam perjalanan menuju kesana aku dapat menikmati suasana malam negara ini.Saat sampai di kota tujuanku aku langsung memesan sebuah kamar hotel. Tentunya perjalanan jauh sangat membuatku lelah dan besok adalah saatnya waktuku untuk mengelilingi kota indah ini.Aku tidak sabar.•••••Pagi sekali aku sudah siap dengan pakaianku. Aku berencana untuk mengelilingi kota hingga malam ha