Selama sepekan sosial media Anya semakin bertambah pengikutnya, video-video Anya yang menarik membuat semua orang tertarik untuk mengikuti setiap aktivitasnya.David yang melihat istrinya setiap hari harus sibuk mengedit video merasa tak nyaman.“Apa kau butuh seorang editor, sayang? Lihat matamu begitu lelah.”Anya tersenyum lembut pada suaminya, meskipun jelas terlihat lelah di matanya. "Aku senang melakukannya, Mas. Ini seperti hobiku sekarang. Tapi mungkin kamu benar, aku bisa mempertimbangkan untuk mencari seorang editor agar aku tidak terlalu lelah."David mengangguk, tampak lega dengan jawaban Anya. "Aku akan mencari seseorang yang bisa membantu. Kamu butuh istirahat juga, sayang."Anya mengangguk, "Terima kasih, Mas. Kamu memang selalu tahu yang terbaik untukku."David tersenyum lalu memeluk istrinya dari belakang, “Jadi… Bisakah kau singkirkan laptopmu itu dan memperhatikan suami mu ini hm?” Ucap David dengan lembut dan penuh manja.Anya tertawa kecil dan menutup laptopnya, k
“Kalian masih berdiskusi? Apa aku datang terlalu cepat?” Suara Amelia terdengar dari belakang membawa beberapa kotak makanan yang berniat untuk dia berikan pada anaknya dan David.David yang melihat itu hanya menatap datar, “Tidak. Ini memang jam istirahat.” Ucapnya dengan tenang.Amelia tersenyum dan meletakkan kotak-kotak makanan di meja. "Bagus, aku membawa beberapa makanan untuk kalian. Aku pikir kalian mungkin lapar setelah berdiskusi panjang."Matthew segera bangkit dari kursinya untuk membantu ibunya dengan kotak-kotak makanan. “Kenapa ibu harus seperti ini, aku bukan anak kecil lagi yang harus diantar makan siang.” Ucap Matthew namun masih membantu ibunya untuk membuka kotak makanan tersebut.Amelia tersenyum namun tak menjawab, lalu melirik ke arah David. “David, ayo makan bersama.”David tampak enggan namun tak ada alasan untuk menolak, dengan sikap tak acuh dia ikut duduk di single sofa dan menerima kotak makan dari Amelia.“Ibu memasak sangat enak, seperti biasa.” Ucap Mat
“Cie yang besok ke ulang tahun mantan pacar.” Ucap Anya dengan tenang saat Nersa telah pulang setelah makan malam bersama di mansion.David menghela nafasnya, menyadari jika istriya sedang marah saat ini.“Ya sudah aku besok tidak datang.” Ucap David mengaku dirinya salah.“Tidak, kau sudah berjanji dengan Nersa jadi harus datang.” Ucap Anya dengan nada sarkasnya.David mendekati Anya, berusaha menenangkan suasana. “Sayang, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Itu hanya acara ulang tahun. Aku tidak punya perasaan apa-apa lagi padanya.”Anya mendesah, menatap suaminya dengan tatapan tajam. “Aku tahu, tapi tetap saja. Menurutmu bagaimana perasaanku? Kau dengan cepat berjanji pada Nersa untuk datang ke ulang tahun Amelia itu. Padahal aku harap kau segera menolaknya.” David memeluk istrinya, meskipun mendapatkan perlawanan oleh wanita itu. “Jika begitu aku akan bilang pada Nersa, sudah ya jangan marah. Aku tak ingin kita bertengkar karena masalah Amelia. Karena aku tak mempunyai perasaan
Dalam suasana mansion yang tenang, Anya yang berada di dalam kamar tampak menghias sebuah kotak.David yang baru kembali dan tak di sambut Anya seperti biasa langsung menuju kamar dan melihat Anya disana.“Kau sedang apa?” Tanya David dengan penasaran sambil mendekati Anya.Anya yang melihat suaminya kembali langsung tersenyum, “Hadiah untuk Amelia nanti malam, aku sudah mengemasnya dengan baik.”Mendengar itu David hanya ber-oh tanpa ingin tahu apa yang diberikan oleh istrinya untuk wanita itu.“Jika begitu aku akan mandi, kita akan berangkat jam tujuh bukan?” Tanya David dengan lembut.Anya mengangguk, “Aku sudah mandi dan tinggal berdandan. Aku akan menyiapkan bajumu nanti.” Ucapnya.David tersenyum dan mengecup puncak kepala istrinya, “Baiklah, tapi apakah perutmu masih sakit?”“Tidak, suamiku semalaman tidak tidur untuk merawatku. Bagaimana aku bisa masih sakit?” Ucap Anya sambil bergurau santai.David tertawa mendengar hal itu lalu mengacak rambut Anya, “Kau sekarang bisa berkat
Nyanyian lagu ulang tahun mulai terdengar, semua para tamu bertepuk tangan dengan ikut menyanyikan lagu ulang tahun untuk Amelia.Anya berbisik pada David, “Ini seperti acara ulang tahun anak TK.” Ucapnya.David tersenyum dengan kejulidan istrinya, tapi dia sendiri ikut menyanyikannya.Hingga lilin berhasil ditiup, semua tamu bertepuk tangan.Amelia terlihat bahagia saat ini, apalagi di sampingnya ada putra tampannya.Hingga potongan kue pertamanya dia suapkan untuk putranya, dan potongan kue kedua dia ingin memberikannya pada David.Anya yang melihat itu menaikkan alisnya, melihat Amelia yang dengan berani terang-terangan mendekati suaminya.Tapi siapa sangka jika Amelia tersandung gaunnya sendiri hingga dia limbung, tapi David segera menangkapnya.Anya yang melihatnya terkejut, lalu menatap tajam suaminya. Saat semua orang terfokus pada itu, Anya memilih pergi diam-diam karena tak ingin melihat suaminya yang peduli dengan wanita lain.Tapi siapa yang tahu, jika saat Anya pergi dari
“Nyonya, ada kiriman dari tuan.” Ucap sang pelayan pada Anya saat dia sedang mereview barang endorsan yang masuk kepadanya.Anya yang melihat seperti kotak perhiasan itu menjadi tertarik.“Terima kasih, kau bisa pergi.” Ucap Anya dengan lembut pada pelayan tersebut.Kemudian ruangan itu kembali hening, karena hanya ada dia disana.Tanpa menunggu lama, Anya membuka kotak perhiasan itu. Di dalamnya berisi anting yang sangat indah dan juga desainnya yang tidak terlalu berlebihan.Didalamnya juga ada pesan dari David. Anya segera membuka dan membacanya.Selamat tiga bulan pernikahan, istriku.Anting ini sangat cantik, tapi lebih cantikan kamu.Aku harap kamu memakainya setiap hari.-Suamimu yang paling tampanAnya tertawa membaca pesan itu, David selalu saja membuatnya terkesan dengan semuanya.Bahkan pernikahan mereka baru tiga bulan, tapi dia merayakannya seolah mereka sudah lama menikah.Tanpa ragu, dia langsung memakai anting itu. Anting dengan mutiara yang sangat cantik dan indah, An
BRUK!Suara tubuh yang terhempas di lantai dingin itu terdengar nyaring. Tubuh Anya yang pingsan tak terbangun sekalipun tubuhnya terasa sakit akibat jatuh terhempas.“Bos, aku sudah membawa target kita.” Ucap Amar dengan puas.Tyo yang melihatnya tersenyum menyeringai, anak buahnya telah bekerja dengan sangat baik.”Bagus, bawa dia ke ruang sandera. Jika dia bangun kabari aku.” Ucapnya dengan tenang.Amar mengangguk dengan patuh, “Baik, bos.”Lalu dia menyeret tubuh Anya tanpa belas kasihan ke ruang sandera, bahkan kulit Anya yang halus menjadi kemerahan dan juga terdapat goresan dari debu yang tajam yang membuat kulitnya lecet.Saat sudah berada di ruangan tanpa ventilasi tersebut, Amar menaruh tubuh Anya disana lalu meninggalkannya dengan pintu terkunci.“Berdoa saja kau agar bos ku tidak menyiksamu.” Ucapnya sambil menyeringai.************“Kita mampir ke toko bunga. Aku ingin membeli mawar untuk istriku.” Ucap David dengan mood yang bagus saat dia sedang dalam perjalanan pulang.
“Euhhh..” Lenguhan saat seluruh tubuh seperti remuk tampak terdengar di ruangan pengap tersebut.Anya yang mulai sadar dari pingsannya melihat ke seluruh ruang, tempat yang remang-remang serta sangat pengap karena tidak ada ventilasi udara.“I-ini dimana.” Gumamnya dengan suara serat, dia teringat terakhir kali dia ingin membantu anak kecil tapi ada seseorang yang membekapnya.Apa dia di culik?Tubuhnya mulai berusaha bangkit dari lantai kotor itu, dia mulai teratih-tatih menuju pintu namun sayangnya pintu telah terkunci dengan rapat.Anya mencoba menahan rasa sakit yang masih menjalar di seluruh tubuhnya saat dia berdiri dengan susah payah. Kegelapan dan pengapnya ruangan membuatnya merasa semakin tertekan. Pikiran tentang apa yang sedang terjadi mulai berputar di kepalanya. Siapa yang menculiknya, dan untuk apa?Dia meraba-raba pintu yang terkunci dengan kuat, mencoba menemukan cara untuk keluar. Namun, tak ada pegangan atau kunci yang bisa dia jangkau. Anya merasa panik mulai menye