Share

BAB 125

Penulis: Mayasa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Sayang, kau sudah datang? Padahal aku berniat meyusulmu setelah rapat tadi.” Ucap David begitu dia melihat isrinya sudah di ruang kerjanya.

Dia menghampiri Anya dan memeluk wanita itu dan mengecup keningnya.

Anya tersenyum dan membalas pelukan suaminya, “Hanya mengobrol sebentar, tidak lama.” Ucap Anya.

“Mengobrol apa? Apa dia mencari masalah lagi?” Tanya David lalu mengajak Anya untuk duduk di sofa.

“Dia hanya bercerita tentang masa lalu kalian, tapi aku tak terlalu peduli. Bukankah semua orang punya masa lalu?” Tanya Anya dengan tenang.

David menghela napas lega mendengar tanggapan Anya. "Iya, semua orang punya masa lalu. Tapi masa laluku dengan Amelia sudah lama berlalu, dan yang penting bagiku sekarang adalah kamu dan keluarga kita," ucapnya dengan penuh keyakinan.

Anya tersenyum, merasakan ketulusan dalam kata-kata suaminya. "Aku tahu, dan aku percaya padamu. Aku hanya ingin kita fokus pada masa depan kita bersama, terutama dengan bayi-bayi kita yang akan datang."

David meremas
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Madu Untuk Mantan Mertua   BAB 126

    Hari perayaan keluarga besar Baskara.Hari dimana semua anggota keluarga baik dekat maupun jauh menghadirinya untuk memperkuat status kekeluargaan mereka meskipun sudah terpisah negara maupun kota.Dan kini David mengajak keluarga kecilnya, dengan Misella dengan gaun merah hati yang tampak menggemaskan di tambah rambut yang dikuncir kuda dengan bando yang sangat serasi dengan gaunnya, menambah kesan cantik dan menawan.Anya yang menggunakan gaun berwarna senada dan David dengan jas hitam dan dasi kupu-kupu mereka, membuat terlihat seperti keluarga yang sangat harmonis.Di perayaan keluarga besar Baskara, suasana terasa hangat dan penuh keakraban. Banyak keluarga yang datang dari berbagai penjuru, semuanya bersatu dalam acara ini. David menggandeng tangan Anya dengan penuh kebanggaan, sementara Misella tampak ceria berjalan di samping mereka, memancarkan kepercayaan diri dengan penampilannya yang menggemaskan. Banyak keluarga yang memuji betapa cantiknya Misella, dan beberapa dari mer

  • Madu Untuk Mantan Mertua   BAB 127

    “Sialan, apa yang harus aku lakukan? Bagaimana membuat Anya keguguran.” Gumam Amelia yang melamun di kamarnya.Hingga sebuah pintu terbuka, memperlihatkan Matthew dengan wajah tenangnya.“Ayo kita pindah ke Amerika lagi, aku tak ingin melihat ibu menjadi orang jahat hanya untuk seorang pria.” Ucap Mattew dengan lembut namun masih ada nada keseriusan disana.Amelia terkejut mendengar suara Matthew dan segera menoleh ke arahnya. Matanya menyipit, berusaha memahami apa yang barusan dia dengar. "Matthew, kamu tahu aku tidak bisa menyerah begitu saja. David adalah cinta dalam hidupku, dan aku tidak akan membiarkan Anya merebutnya dariku."Matthew mendekat, menatap ibunya dengan penuh kasih dan kekhawatiran. "Ibu, aku mengerti perasaanmu, tapi ini bukan cara yang benar. Semakin jauh ibu melangkah, semakin ibu kehilangan diri ibu sendiri. Apakah ibu benar-benar ingin menjadi seseorang yang kejam hanya demi seorang pria?"Amelia terdiam, hatinya berkonflik antara cinta obsesifnya pada David d

  • Madu Untuk Mantan Mertua   BAB 128

    “Mama!” Misella langsung berlari saat melihat Anya yang sudah menunggunya di depan gerbang.“Hey, sayang. Ayo kita masuk mobil, mama mau belanja baju untukmu.” Ucap Anya dengan lembut pada putrinya.Misella segera mengangguk, dengan semangat yang mulai kembali setelah pertemuan yang membingungkan dengan Rose. Dia menggenggam tangan Anya erat-erat saat mereka berjalan menuju mobil.Sesampainya di mobil, Anya membantu Misella masuk dan mengamankan sabuk pengamannya. "Mama sudah punya beberapa ide untuk baju baru. Kamu ingin warna apa, sayang?" tanya Anya sambil tersenyum lembut, berusaha memberikan perhatian penuh pada putrinya.Misella berpikir sejenak, lalu tersenyum kecil. "Aku suka warna merah hati seperti gaunku yang kemarin, Mama."Anya tersenyum mendengar pilihan Misella. "Warna merah hati ya? Itu pilihan yang bagus. Kita akan mencari yang paling cantik untukmu."Mereka pun berangkat menuju toko pakaian, dengan suasana hati yang perlahan-lahan kembali ceria. Anya tidak menyadari

  • Madu Untuk Mantan Mertua   BAB 129

    “Sayang, kenapa kamu tidak mengidam seperti kebanyakan wanita lain? Aku dari lama penasaran kenapa bayi kita tidak menginginkan sesuatu. Aku dengar dari beberapa saudara mereka merasakan susah saat istrinya sedang ngidam.” Ucap David sambil terus mengelus perut istrinya yang sudah besar itu.Anya tertawa mendengarnya, “Aku juga tidak tahu, memang jika aku menginginkan sesuatu yang besar akan kau berikan?” Tanya Anya dengan lembut.David tersenyum, masih mengelus perut Anya dengan penuh kasih sayang. "Tentu saja, Sayang. Apa pun yang kamu inginkan, aku akan berikan. Kamu tahu itu," jawabnya dengan nada serius namun penuh kelembutan.Anya tertawa kecil, merasa hangat mendengar kesungguhan David. "Mungkin bayi kita hanya ingin memastikan ibunya selalu bahagia dan nyaman, tanpa harus menyusahkan ayahnya," canda Anya, meskipun ada sedikit rasa heran juga di hatinya.David menarik Anya lebih dekat, menatap wajahnya dengan penuh cinta. "Kalau begitu, mereka benar-benar anak yang baik, sepert

  • Madu Untuk Mantan Mertua   BAB 130

    “Aku beli seluruh strawberry di supermarket kalian.” Ucap David dengan serius.Ini adalah pertama kalinya Anya mengidam setelah tujuh bulan kehamilan, dia tak ingin melewatkan momen ini dengan sederhana.Pegawai supermarket terkejut mendengar permintaan David yang tak biasa itu. "Seluruh strawberry, Pak?" tanya mereka dengan mata membelalak.David mengangguk dengan tegas. "Ya, semua. Istriku sedang ngidam, dan aku tidak ingin dia kehabisan apa yang dia inginkan," ucapnya, sambil tersenyum penuh kasih.Anya yang berada di sampingnya tertawa kecil, merasa sedikit malu namun juga terharu dengan perhatian David. "Sayang, kita tidak perlu sebanyak itu. Cukup beberapa saja," ucapnya sambil menyentuh lengan David.David memandang Anya dengan lembut, "Ini momen yang spesial, sayang. Kita harus membuatnya istimewa."Setelah beberapa saat, pegawai supermarket mengumpulkan semua strawberry yang tersedia, dan David membayar semuanya tanpa ragu. Anya merasa sangat bahagia dan bersyukur memiliki su

  • Madu Untuk Mantan Mertua   BAB 131

    “Biar aku saja yang buka, Anya.” Ucap David dengan serius, karena dia takut jika kotak itu berisi hal yang berbahaya untuk istrinya.Karena mereka tak tahu hal nekat apa yang akan dilakukan Amelia karena tingkahnya di masa lalu.Anya menatap David sejenak, menyadari kekhawatiran yang terlihat jelas di wajah suaminya. "Baiklah, Mas. Buka saja," katanya dengan lembut, menyerahkan kotak itu kepadanya.David dengan hati-hati membuka kain beludru yang menyelimuti benda kecil di dalam kotak tersebut. Di dalamnya, terlihat sebuah liontin perak yang indah, namun anehnya, terlihat begitu familiar.Anya meraih surat kecil yang tadi dia baca sekilas, dan mulai membacanya keras-keras:_"Untuk Anya, kenangan masa lalu tak pernah benar-benar hilang. Liontin ini mungkin bisa mengingatkanmu tentang sebuah hubungan yang tak pernah benar-benar berakhir. A."_Anya terdiam. David mengerutkan alis, menatap liontin itu dengan ekspresi yang berubah menjadi tegang. "Ini dari Amelia, bukan?" tanyanya dengan n

  • Madu Untuk Mantan Mertua   BAB 132

    Mendekati hari kelahiran, Anya semakin tidak bisa bergerak. Semua kakinya sangat bengkak bahkan sekarang seluruh tubuhnya rasanya sakit saat di gerakkan.David yang melihat kondisi istrinya tersebut menjadi khawatir.“Wajahmu sangat pucat sayang, bagaimana jika ke dokter?” Tanya David yang berusaha membujuk Anya.Namun Anya menggeleng, hal seperti ini sudah biasa dia rasakan meskipun sekarang agak lebih parah dari beberapa hari lalu.“Aku hanya ingin tidur, kemarin lusa kita sudah ke dokter dan dokter hanya mengatakan jika ini normal jika mengandung bayi kembar.” Ucap Anya dengan senyum tipisnya.David menghela napas panjang, meskipun kata-kata Anya berusaha menenangkannya, dia tetap tidak bisa menghilangkan kekhawatirannya. "Baiklah, tapi kalau kamu merasa lebih buruk, tolong janji kita akan segera ke rumah sakit," ucapnya dengan lembut namun tegas.Anya mengangguk pelan, kemudian mencoba berbaring lebih nyaman di tempat tidur. "Aku janji, Mas. Aku hanya butuh istirahat lebih banyak,

  • Madu Untuk Mantan Mertua   BAB 133

    Jantung David berdetak lebih cepat, melihat istrinya pingsan dengan nafas yang sangat lambat.“SIAPKAN MOBIL!” Teriak David karena melihat istrinya dalam bahaya.Dia segera membopong istrinya keluar dari kamar dan menuju ke mobil untuk pergi ke rumah sakit secepat mungkin.“Panggil polisi untuk mengawal kita, aku tidak ingin kita terjebak macet!” Titah David segera.Keringat mengalir di dahinya, napasnya berat, tetapi fokusnya hanya pada keselamatan istrinya. Para pelayan segera menyiapkan mobil, sementara salah satu dari mereka langsung menghubungi polisi untuk mendapatkan pengawalan."Segera! Kita harus bergegas!" David berteriak lagi, nada suaranya memancarkan kecemasan yang dalam.Saat mobil siap, David dengan hati-hati meletakkan Anya di kursi belakang, lalu duduk di sebelahnya, menggenggam tangan Anya dengan erat. "Bertahanlah, sayang. Aku di sini," bisiknya dengan nada lirih, penuh dengan ketakutan namun tetap mencoba menenangkan dirinya sendiri.Di luar, sirene polisi mulai ter

Bab terbaru

  • Madu Untuk Mantan Mertua   -END-

    Aditya menunggu dengan tidak sabar pemeriksaan Agnia yang masih berada di dalam bersama dokter.“Sayang, duduklah dengan tenang aku yakin Agnia baik-baik saja.” Ucap Rima pada putranya tersebut.Kevin juga mengangguk menenangkan putranya, “Benar kata ibumu.”Aditya menghela napas dalam, berusaha mengendalikan kegelisahannya. Meski ia tahu orang tuanya berusaha menenangkan, perasaan cemas tetap menguasai dirinya. “Aku tahu, tapi tetap saja… ini sangat tiba-tiba,” jawabnya sambil mengusap wajahnya dengan kedua tangan.Tak lama kemudian, pintu ruang pemeriksaan terbuka, dan dokter keluar dengan raut wajah yang tenang. Aditya langsung berdiri dan menghampiri, "Dokter, bagaimana keadaan istri saya?"Dokter tersenyum kecil, “Tenang, Pak Aditya. Istri Anda hanya kelelahan dan mengalami gejala yang cukup umum di trimester awal kehamilan. Selamat, Pak, Ibu Agnia sedang mengandung.” Aditya terdiam, antara terkejut dan bahagia, sebelum senyum lebar terpancar di wajahnya. Rima dan Kevin yang men

  • Madu Untuk Mantan Mertua   BAB 173

    Hari-hari berlalu, hingga pernikahan Agnia dan Aditya datang di pagi yang cerah ini.“Kau sangat tampan sayang.” Ucap Rima pada putranya yang tengah bersiap untuk prosesi pernikahannya.Aditya tersenyum pada ibunya, Rima, yang tampak berkaca-kaca melihat putranya dalam balutan pakaian pengantin. "Terima kasih, Ibu. Tanpa Ibu, aku mungkin tak akan sampai di hari ini," ucapnya sambil merapikan setelan jasnya.Rima mengangguk, menyentuh pipinya dengan lembut. "Ibu bangga padamu, Aditya. Kau telah memilih pasangan yang baik dan penuh kasih. Semoga kalian berdua selalu berbahagia."Aditya mengangguk penuh keyakinan. "Aku tahu, Bu. Agnia adalah seseorang yang benar-benar bisa kuandalkan, dan aku siap menjalani hidup bersamanya."Sementara itu, di ruangan lain, Agnia juga tengah bersiap dengan gaun pengantinnya yang anggun. Anya, Angel, dan Mila, membantu memastikan segalanya sempurna. Anya merapikan sedikit veil Agnia dan berkata dengan senyum hangat, "Kau benar-benar cantik, Agnia. Aditya

  • Madu Untuk Mantan Mertua   BAB 172

    “Kita akan main banana boat!!” Ucap Rose dengan semangat saat mereka bermain di tepi pantai dan akan menaiki permainan itu.Rose, Misella, dan Alex tampak sangat bersemangat saat mengenakan jaket pelampung mereka. Suasana pantai yang cerah dan angin laut yang segar semakin menambah antusiasme mereka. "Ini pasti seru banget!" seru Misella dengan tawa yang lepas, tak sabar untuk segera bermain.Banana boat yang berwarna cerah itu berayun di atas air laut yang jernih, siap membawa mereka meluncur cepat di atas ombak. Alex, yang awalnya terlihat sedikit canggung, akhirnya tersenyum kecil karena semangat yang menular dari kedua temannya.Ketika banana boat mulai bergerak, Rose berteriak penuh kegembiraan, diikuti oleh Misella yang tak henti tertawa. Ombak mengayunkan mereka dengan cukup kencang, membuat perasaan adrenalin dan kegembiraan memenuhi suasana. Alex, yang awalnya tampak tenang, akhirnya ikut berteriak seru, menikmati momen tersebut bersama mereka."Pegangan yang kuat!" seru Mise

  • Madu Untuk Mantan Mertua   BAB 171

    Johanna, istri Henry yang sedang bersantai di mansionnya tampak melihat sosial medianya. Sebagai nyonya Anderson, dia sama sekali tak melakukan apapun selain menikmati hidup dan uang suaminya.Hingga tak sengaja dia melihat akun Anya, istri dan nyonya dari keluarga Baskara tersebut. Rasa penasarannya mulai timbul terlebih melihat pengikut wanita itu mencapai jutaan followers.“Dia seorang artis?” Gumam Johanna dengan penasaran namun tatapannya merendahkan, karena menurutnya pekerjaan seperti itu tak menunjukkan martabat keluarga terpandang karena terlalu mengekspose kegiatan privasinya.Dengan tenang dia mulai melihat story Anya yang begitu banyak, mulai dari pemandangan di bali hingga perayaan ulang tahunnya disana.“Apa bagusnya merayakan di Bali?” Gumam Johanna dengan sinis, hingga dia melihat video Anya yang diperlakukan suaminya bak ratu, terlebih melihat pandangan David yang begitu terlihat mencintai istrinya bahkan menciumnya setelah mengucapkan selamat ulang tahun.Johanna men

  • Madu Untuk Mantan Mertua   BAB 170

    “Happy birthday to you!!” Semua orang gembira merayakan ulang tahun Anya.Anya tertawa bahagia di tengah-tengah mereka, “Happy birthday, honey.” Ucap David sambil mengecup bibir Anya sekilas.Anya memeluk suaminya dengan lembut, “Terima kasih sayang.” Ucapnya dengan penuh cinta.Suasana pesta ulang tahun Anya di Bali terasa hangat dan penuh kebahagiaan. Semua orang bersorak-sorai, dan tawa Anya memenuhi ruangan. Dia memeluk David dengan erat, merasa sangat bersyukur memiliki suami yang selalu ada di sisinya."Ini ulang tahun terbaik," ucap Anya dengan mata berbinar, masih memeluk David. "Aku tidak bisa meminta lebih dari ini."David tersenyum, menatapnya dengan penuh cinta. "Kau pantas mendapatkan semua kebahagiaan ini, sayang."Sahabat-sahabat Anya, seperti Angel, Mila, dan Nersa, ikut memberikan ucapan selamat sambil memberikan hadiah-hadiah kecil yang dipilih dengan penuh perhatian.“Apakah kami telat?” Tiba-tiba suara Aditya datang membuat mereka semua menoleh.“Kalian sudah datan

  • Madu Untuk Mantan Mertua   BAB 169

    “Diana sudah kau siapkan barang endors-nya? Kita akan terbang pukul sepuluh pagi nanti.” Ucap Anya saat mereka akan berangkat ke Bali.Diana mengangguk, “Sudah, ini semua aman. Huft padahal kita suda menaikkan rate card-nya tapi masih banyak yang mengendors, membuatku harus mengedit lebih banyak saja.” Gumam Diana dengan mengeluh.Anya yang mendengarnya tertawa, “Bukankan gajimu sudah dua digit, setidaknya sebanding bukan?” Ucap Anya dengan kekeha ringan.Memang selama lima tahun ini karir Anya sebagai influencer sangat stabil bahkan cenderung semakin naik, meskipun Anya sekarang sudah membatasi endorsan yang masuk, namun tetap saja Diana sebagai editor dan juga manajernya cukup kalang kabut.“Tentu saja, setiap gajian aku bisa membeli satu motor baru. Tapi tetap saja lelah.” Ucap Diana dengan santai.Anya tersenyum, “Ya sudah, masukkan itu dalam mobil dan minta supir untuk mengambil sisanya. Kita berangkat sekarang, aku akan memanggil anak-anak dan juga suamiku.” Ucap Anya dengan lem

  • Madu Untuk Mantan Mertua   BAB 168

    “Mama, apa aku boleh ajak Rose dan Alex ke bali nanti?” Tanya Misella saat mereka sedang makan malam.Anya yang mendengar nama Alex disebut juga langsung terkejut, “Alex?”Misella mengangguk, “Tadi dia bergabung denganku dan Rose, dia sudah cukup baik dari sebelumnya. Dan sepertinya teman-temannya dulu ikut menjauhinya dan sekarang dia jadi temanku. Saat aku cerita akan ke Bali dia terlihat murung, sepertinya dia tak pernah liburan bersama keluarga.” Ucap Misella.Anya dan David saling bertukar pandang, memikirkan permintaan putri mereka. Anya merasakan keraguan, terutama karena pengalaman sebelumnya dengan Alex, namun dia juga tak bisa mengabaikan sifat baik hati Misella.“Kamu sudah yakin dengan perubahan Alex, Misella? Aku tahu dia telah meminta maaf, tapi mengajaknya liburan bersama keluarga kita adalah hal yang besar,” kata Anya pelan, mencoba memahami situasinya.Misella mengangguk mantap. “Iya, Ma. Dia memang terlihat menyesal. Teman-teman lamanya juga menjauhinya, dan aku tak

  • Madu Untuk Mantan Mertua   BAB 167

    “Aihh… Calon mantuku datang. Bagaimana persiapannya? Apakah sudah memilih gaun?” Tanya Rima dengan lembut saat Agnia datang berkunjung ke mansion.Agnia tersenyum lalu menaruh kue yang dia bawa di meja.“Kau bawa apa, Agnia? Kue buatanmu lagi ya? Wahh, ayah Aditya sangat senang kemarin dan hari ini kau bawakan lagi, pasti dia sangat bahagia.” Ucap Rima dengan semangat.Agnia tertawa pelan, dia bahagia dia disambut dengan sangat hangat di mansion ini. Seolah mereka tak mempermasalahkan status Agnia bahkan hanya kue sederhana saja mereka sudah sangat bahagia sehingga dia merasa dihargai.“Hanya kue biasa, bu. Kalau ibu ingin kue yang lain nanti Agnia buatkan, kebetulan Agnia sangat suka buat kue.” Ucap Agnia dengan lembut.Rima tersenyum hangat, wajahnya penuh kebahagiaan. "Kau ini memang sangat perhatian. Kami beruntung sekali mendapatkan calon menantu sepertimu, Agnia." Dia mengambil kue dari meja, lalu mencicipinya dengan penuh antusias. "Hmm, enak sekali! Ayah Aditya pasti sangat me

  • Madu Untuk Mantan Mertua   BAB 166

    “Bagaimana dengan desain gaun ini, nona? Apakah anda suka?” Tanya desainer gaun pengantin yang ditunjuk oleh Aditya untuk Agnia.Agnia tampak bingung memilih, terlebih keluarga Aditya juga mendesak untuk acara pernikahan mereka digelar satu bulan lagi, tentu persiapan yang cukup singkat apalagi keluarga Baskara ingin acara pernikahan ini mewah.“Saya masih bingung, bisakah saya membawa gambar dari beberapa desain ini? Saya ingin menunjukkan dan meminta saran dari calon ibu mertua saya.” Ucap Agnia dengan lembut.Desainer gaun itu tersenyum sopan dan mengangguk. "Tentu saja, Nona Agnia. Saya akan menyiapkan beberapa gambar desain yang bisa Anda bawa. Kami ingin memastikan Anda merasa nyaman dan puas dengan pilihan Anda, apalagi ini hari yang sangat istimewa."Agnia tersenyum tipis, meskipun perasaan di dalam hatinya masih campur aduk. Proses persiapan yang begitu cepat dan tuntutan dari keluarga Baskara untuk membuat pernikahan mereka mewah cukup membuatnya tertekan. Dia tidak pernah m

DMCA.com Protection Status