Share

Bab 4

Sungguh berat bagi Mirna untuk bisa bertahan di biduk rumah tangga seperti saat ini, dirinya harus menjadi yang kedua meskipun statusnya adalah isteri pertama, sudah bulan kedua dirinya tinggal bersama dengan suami,mertua dan juga Yuli.

Rasanya tidak sudi jika mereka semua yang menguasai rumah yang aku bangun dengan susah payah, namun untuk bertahan lebih lama juga rasanya sakit sekali apalagi perlakuan ibu mertua yang tiap hari selalu menghina dirinya yang tidak bisa memberikan keturunan untuk sang suami.

Padahal wanita mana yang tidak ingin memberikan keturunan untuk keluarganya namun jika yang diatas memiliki kehendak yang lain kita sebagai hambanya hanya bisa menerimanya, lagipula jika bukan karena kecelakaan itu tentu aku dan suami sudah memiliki seorang putra.

Diam-diam Mirna mengumpulkan informasi mengenai legalitas rumah yang dibangun diatas tanah mertua melalui media sosial dan ternyata keputusannya membangun rumah ditanah mertua merupakan kebodohan yang sangat fatal.

Sebagai isteri yang dimadu Mirna untuk sekarang lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah, seperti saat ini dirinya baru saja kembali ke rumah setelah hari menjelang malam.

"Darimana saja kamu,Mirna?" Suara laki-laki yang tak asing menyapa Mirna sekaligus mengejutkan dirinya.

Mirna hanya diam menatap dingin sang suami dirinya enggan sekali menjawab pertanyaan yang diajukan sang suami.

" Aku dari mana itu bukan urusan kamu lagi,mas," Jawab Mirna dengan dingin.

"Kamu itu masih istri aku jadi aku berhak bertanya, jangan bikin aku malu dengan kelakuan kamu yang pulang malam tiap hari dan jadi bahan gosip tetangga!" Ketus Devan.

"Aku tidak perduli apa kata orang! Kamu urus saja ibu dan perempuan jalang itu tidak perlu mengatur hidup aku!" Jawab Mirna

"Kamu jangan durhaka sama suami kamu ini,Mirna!" Ujar Devan yang masih sangat percaya diri mengakui dirinya sebagai seorang suami.

"Suami? Kapan kamu menjalankan peran kamu menjadi suami? Berhenti berlagak menjadi suami yang baik dan gak usah mengurusi hidup aku!" Ujar Mirna.

" Mengapa sekarang susah sekali bicara dengan kamu? kamu jauh berubah, kamu bukan isteri yang aku kenal lagi!" tukas Devan dengan tatapan menyalak.

Mirna menyeringai menatap Devan,kata-kata Devan bagaikan sebuah lelucon bagaimana bisa sang suami membandingkan dirinya yang dahulu dengan dirinya yang sekarang.

" Yang kamu kenal bagaimana,mas? Yang diam saja saat ibu kamu menghina aku mandul? Atau aku yang akan menuruti semua kemauan kamu? Yang mana mas? Cepat jawab aku mas,"

"Selama ini aku berusaha menjadi isteri yang baik untuk kamu, bahkan aku mengikuti keinginan kamu untuk membangun rumah diatas tanah milik ibu kamu,aku bekerja siang malam agar dapat menyelesaikan pembangunan rumah ini agar nanti suatu saat aku kembali kita dapat tinggal bersama di tempat yang layak,tapi apa yang aku dapatkan? Bahkan kamu tega membawa wanita lain ke rumah ini bahkan sekarang wanita itu sedang hamil dan parahnya lagi kamu memaksa aku untuk menerimanya sebagai madu!"

Raut wajah Mirna mengeras dengan tatapan mata penuh amarah, dia mengepalkan kedua tangannya untuk menahan amarahnya agar tidak kembali meledak.Dengan geram Mirna menjelaskan kekecewaanya kepada sang suami namun usahanya sia-sia saja.

Ego Devan sebagai laki-laki yang tidak mau di disalahkan membuat apa yang Mirna katakan sia-sia belaka,Devan justru menyalahkan Mirna kembali.

"Kamu yang egois Mirna,apa kamu tidak mengerti ini semua karena kamu yang pergi meninggalkan aku sementara ibu juga selalu mendesak aku agar segera memiliki keturunan!" Jawab Devan

"Berhenti menjadikan keturunan sebagai alasan kamu untuk berselingkuh,Devan! Jika memang kamu menikah karena menginginkan keturunan seharusnya kamu bicarakan dengan aku lebih dahulu aku akan mengerti meski hati aku akan sangat sakit untuk menerimanya," Geram Mirna

"Seandainya aku tidak kembali dan berada di negeri orang apa kamu akan memberitahukan aku jika kamu sudah menikah disini? Pasti tidak! karena kamu tahu aku akan memilih berpisah dan menghentikan pembangunan rumah ini! Dari awal kamu sudah bermaksud untuk menipu aku!" Mirna melanjutkan ucapannya.

"Tidak ada yang mau menipu kamu Mirna aku memang salah aku dan aku mengerti kamu pasti sangat sulit menerima situasi seperti saat ini, tapi tolong kamu terima saja situasi ini,aku berjanji akan berusaha bersikap adil untuk kalian berdua" pinta Devan

"Ha ha ha, gampang sekali kamu bicara,mas! Coba saja keadaan aku balik, aku yang poliandri dan berjanji akan bersikap adil sama suami-suami aku apa kamu akan menerimanya?" Mirna bertanya pada suaminya yang tak tahu malu itu.

Bukannya menjawab Devan justru mengalihkan topik pembicaraan mereka,tentu saja dia tidak berani menjawab pertanyaan yang diajukan Mirna kerena itu akan menjadi bumerang untuknya.

"Jadi sekarang mau kamu apa? apa kamu akan tetap seperti ini tiap hari pulang larut malam dan menjadi perbincangan para tetangga?" tanya Devan

"Jika aku memberitahu kamu apa yang aku mau, apa kamu akan mewujudkannya?" Tidak menjawab Mirna justru mengajukan pertanyaan kembali.

" Selama apa yang kamu minta itu adalah hal yang wajar aku akan mengabulkannya." Jawab Devan dengan yakin.

" Bagaimana Jika aku minta kamu untuk meninggalkan Yuli?" Ujar Mirna tanpa basa basi.

" Aku tidak mungkin meninggalkan Yuli sekarang karena dia sedang mengandung anak aku!" Devan beralasan.

"Kamu bisa meninggalkannya setelah anak itu lahir,bukankah kamu hanya menginginkan anaknya saja?" Sengit Mirna

"Kamu ingin aku memisahkan ibu dengan anaknya? lalu bagaimana dengan anak aku siapa nanti yang akan merawatnya?" tanya Devan yang tidak percaya akan keinginan Mirna.

Mirna melangkah dan berhenti tepat di sisi telinga Devan mencoba memprovokasi sang saumi dengan madunya

"Memangnya kamu yakin wanita seperti Yuli itu akan merawat anak kamu? Jangan terlalu yakin jika anak yang dikandung dia itu benar anak kamu, karena kamu dan Yuli itu pasangan yang serasi, kalian itu sama-sama murahan yang bisa melakukan hubungan terlarang di belakang pasangannya, jadi tidak menutup kemungkinan wanita murahan seperti dirinya merangkak di ranjang laki-laki lain,atau jangan-jangan naik keranjang suami orang!" Ucapku dengan berbisik.

"Kamu jangan kurang ajar sama suami, Mirna!" Teriak Devan dengan matanya yang menyalak. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status