Share

Bab 3

Rumah sederhana yang hanya memiliki tiga kamar tersebut kini terisi penuh,Mirna masih berada di dalam kamar tepatnya kamar yang dijadikan gudang. Dirinya tidak dapat menerima pengkhianatan sang suami namun dia harus bisa bertahan untuk mendapatkan kembali hak nya dan memastikan sang suami menyesali perbuatannya.

Meskipun memiliki paras wajah yang cantik dan otak yang cerdas, namun nasibnya sangat berbanding terbalik dengan itu semua.

Dari kecil dirinya sudah tidak mengetahui siapa keluarga ataupun orang tuanya, dirinya tumbuh dan besar dengan baik disebuah panti asuhan, berkat otaknya yang cerdas dirinya berkali-kali mendapatkan beasiswa sehingga dirinya dapat menyelesaikan pendidikannya hingga SMA.

Setelah menyelesaikan pendidikan SMA dirinya memutuskan untuk mencari pekerjaan agar dapat membantu anak-anak yatim yang berada di panti asuhan tersebut.

Dirinya memutuskan untuk bekerja disebuah pabrik sebagai buruh harian, disanalah dirinya untuk pertama kalinya bertemu dan berkenalan hingga memutuskan untuk menikah dengan sang suami.

Pernikahannya dengan Devan memang tidak mendapatkan restu dari keluarga terutama sang ibu mertua, padahal Mirna sudah berusaha untuk menjadi menantu yang baik dengan melakukan apa yang diminta oleh sang mertua namun sang mertua tetap saja tidak menyukainya.

Mirna mengunci kamar yang kini akan dia tempati kemudian menjatuhkan tubuhnya yang lelah kelantai, air mata pun kembali luruh membasahi pipi untuk kesekian kalinya, marah,sedih,kesal,kecewa semuanya menjadi satu memenuhi hatinya.

Didalam kamar yang sunyi dan lembab itu dirinya menangis seorang diri sepuasnya agar mendapatkan sedikit kelegaan dan  membawanya terlelap kealam bawah sadar.

" Mirna!"

Suara panggilan melengking membuat Mirna terbangun dari tidurnya, dirinya yang masih belum sepenuhnya sadar memaksakan tubuhnya untuk berdiri dan membukakan pintu kamarnya.

"Ada apa?" Tanya Mirna ke ibu mertua yang memanggilnya dengan lantang.

"Sudah siang seperti ini kenapa kamu masih tidur saja? Cepat siapkan sarapan kami, mulai hari ini kamulah yang harus bertanggung jawab menyiapkan sarapan!" Perintah sang mertua

"Baiklah bu, tunggu sebentar," Mirna yang belum sadar sepenuhnya menuruti perintah sang mertua. Dia berjalan menuju dapur untuk menyiapkan sarapan.

Namun begitu sampai didapur dirinya bertemu dengan Devan dan Yuli yang sedang menikmati sarapan mereka dengan bahagia.

" Oh iya ibu lupa rupanya Yuli sudah membuatkan sarapan, kalau begitu kamu pergi beli barang keperluan dapur kebetulan banyak bahan makanan yang sudah habis, dan ini uangnya!" Perintah mertua sembari memberikan uang satu lembar pecahan lima puluh ribuan.

" Oh ya jangan lupa kamu membelikan susu ibu hamil untuk Yuli, kebetulan susu dia sedang habis." Ujar mertua

"Tapi uang yang ibu kasih ini tidak akan cukup untuk membeli bahan makanan apalagi harus membeli susu ibu hamil!" Cicit Mirna

" Perhitungan sekali kamu ini! Cukup tidak cukup kamu harus bisa cukup jangan boros kalau tidak cukup juga ya kamu talangi saja, nanti kalau ibu sudah ada uang baru ibu ganti." Ujar mertua

"Benar Mirna, pakai saja uang kamu nanti begitu aku gajian akan aku ganti," Ucap Devan.

"Apa jaminannya kamu akan menggantinya,mas?" Tanya Mirna yang tidak percaya akan janji manis sang suami.

"Jangan keterlaluan kamu Mirna! Sudah bagus aku masih mau menampung kamu disini jika bukan karena aku,kamu pasti sudah berakhir dijalanan!"

"Terserah kamu mau bilang apa mas, aku  yang membangun rumah ini tapi justru aku yang berakhir manumpang dirumah ini,sungguh malang nasib aku ini." Sengit Mirna.

Mirna yang menyadari kelicikan sang mertua tidak mau ambil pusing, dia tetap pergi membeli barang keperluan didapur menggunakan uang seadanya dan memanfaatkan waktu yang ada untuk mencari udara segar.

Tiba di pasar tradisional yang menjual berbagai macam keperluan rumah tangga dengan harga yang relatif murah sedikit membawa angin segar dan melupakan masalah hidupnya.

Dirinya membeli bahan makanan sesuai dengan jumlah uang yang diberikan sang mertua setelah itu dia baru membeli barang keperluan dirinya sendiri menggunakan uang miliknya.

Selesai berbelanja dirinya memanfaatkan waktunya untuk mengunjungi sebuah bank yang terpercaya untuk membuat rekening baru dan juga menyewa safety box yang akan dia gunakan untuk menyimpan sisa uang dan juga beberapa aset yang dia kumpulkan selama bekerja di negeri orang.

Dirinya harus melakukan itu semua jika tidak ingin benar-benar berakhir dijalanan, dirinya sangat yakin sang suami akan membuangnya jika dirinya sudah tidak berguna jadi alangkah baiknya sedia payung sebelum hujan.

Mirna mengambil nomor antrian kemudian duduk menunggu nomor antriannya dipanggil, setelah menunggu cukup lama  akhirnya Mirna dipanggil dan dilayani sesuai dengan prosedur bank tersebut.

Namun seorang wanita dengan seragam karyawan bank tersebut mengenali dirinya

"Mirna.. benar kamu Mirna?" Tanya wanita itu.

" T-Tiara..?" Tanya Mirna tidak yakin

" Benar ini aku Tiara, Apa kabarnya kamu? Kapan kamu tiba disini?" Tanya Tiara yang merupakan sahabat baik Mirna semenjak duduk di bangku SMA

Pertemuan yang tidak disengaja itu berakhir menjadi acara reuni kedua sahabat itu, Mirna juga menceritakan keadaan rumah tangganya yang sekarang kepada sang sahabat.

Sebagai teman yang sudah mengetahui bagaimana sifat dan kelakuan Devan beserta keluarganya hanya dapat bersimpati untuk Mirna.

Sedangkan Tiara yang mengetahui maksud dan tujuan Mirna berada di bank tersebut membantu sang sahabat agar dapat menyimpan sisa uang dan juga asetnya dengan cepat dan aman.

Lewat jam makan siang dirinya baru kembali kerumah,yang dimana sang mertua sudah memasang wajah tidak sukanya.

"Dari mana saja kamu? Kenapa lama sekali? Dimana susu hamil yang ibu minta belikan?" Tanya mertua sembari menarik kantong belanjaan yang Mirna bawa.

" Tunggu bu, yang ibu ambil itu kantong belanjaan milik aku yang milik ibu yang ini," ujar Mirna menukar kantong belanjaan yang besar dengan kantong belanjaan yang lebih kecil.

"K-kamu!"  Ucap mertua dengan gagap

"Karena uang yang ibu berikan tidak cukup untuk membeli dalam jumlah besar maka saya belikan dalam bentuk kemasan sachet kecil,tapi maaf untuk susu hamilnya tidak ada yang jual dalam kemasan sachet tapi saya sudah belikan susu kental manis kemasan sachet untuk menggantinya." Ucap Mirna kemudian meninggalkan sang mertua disana.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status