Home / Rumah Tangga / Maafkan Aku Telah Mendua / Bab 47 Kedatangan Fakhri

Share

Bab 47 Kedatangan Fakhri

Author: Aira Tsuraya
last update Last Updated: 2024-12-26 11:00:28

“Mas, aku sudah siapkan bajumu. Kita berangkat besok pagi, ya?” ujar Wulan.

Malam ini usai pulang kerja, Wulan langsung berkemas untuk keberangkatan mereka keluar kota besok pagi. Fakhri yang baru saja keluar dari kamar mandi hanya menganggukkan kepala tanpa suara. Wulan meliriknya sekilas dan melihat wajah Fakhri tampak melamun.

Perlahan Wulan mendekat kemudian memeluk Fakhri dari belakang. Fakhri yang sedang berdiri mematut di depan cermin hanya diam melihat ulah Wulan.

“Kamu kenapa? Belakangan ini kok banyak melamunnya.”

Fakhri tidak menjawab hanya mengulas senyum sambil lalu. Perlahan ia mengurai pelukan Wulan dan membalikkan badan. Wulan tersenyum sambil memandang Fakhri dengan tatapan menggoda. Hanya helaan napas panjang yang keluar dari bibir pria tampan itu.

“Aku mau keluar sebentar.” Tiba-tiba Fakhri bersuara, tentu saja hal itu membuat Wulan terkejut.

Mereka baru saja pulang dan kenapa Fakhri hen

Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 48 Masih Berartikah Aku di Hatimu?

    “Aku gak mau!! Aku lelah, mau istirahat. Lebih baik kamu pulang saja,” sahut Aina.Tentu saja mendengar jawaban Aina membuat Fakhri semakin marah. Ia sontak berdiri dan langsung menarik tangan Aina. Aina gelagapan. Fakhri memutar tubuhnya hingga mereka berdiri saling dekat dan berhadapan.“APA KAMU BILANG? Berani melawanku sekarang!!!”Aina tidak menjawab, tapi matanya terus menantang Fakhri. Fakhri menatapnya dengan tajam tanpa kedip. Untuk beberapa saat tidak ada kata terucap hanya kedua pasang mata mereka yang bercakap. Hingga tiba-tiba tangan Fakhri merangkum wajah Aina, merengkuh pinggulnya mendekat dan perlahan mencium bibirnya.Aina terkesima kaget mendapat perlakuan suaminya. Ia ingin menolak, tapi dia juga merindukan semua sentuhannya. Untuk beberapa saat Aina memejamkan mata menikmati interaksi intim ini. Cukup lama mereka berbagi saliva hingga perlahan jemari Fakhri tiba-tiba menelusup masuk ke balik blus Aina.Ai

    Last Updated : 2024-12-26
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 49 Dua Istri

    “Kamu cantik sekali, Aina,” seru Damar.Pukul lima sore saat Damar menjemput Aina dan dia sangat terkejut saat melihat penampilan Aina. Aina hanya tersenyum sambil menggelengkan kepala.“Jangan bohong. Mana ada ibu hamil yang cantik, apalagi dengan perut yang udah gede gini,” jawab Aina.Damar tertawa sambil menggelengkan kepala.“Aku gak bohong. Lagipula kamu gak terlihat kalau sedang hamil, kok.”Aina tersenyum sambil menundukkan kepala. Sejak kehamilan pertama dulu, perut Aina memang tidak sebesar ibu hamil pada umumnya. Perutnya terlihat besar begitu menginjak sembilan bulan saat akan melahirkan. Itu pun bagi orang awam yang melihat seperti hamil lima bulan saja. Aina sendiri tidak mengerti, tapi meski demikian kondisi bayinya sehat dan berkembang sesuai usianya.“Ya sudah, kita berangkat, yuk!! Biar gak kemaleman sampai sana.”Aina mengangguk. Ia sudah berpamitan ke Zafran juga Bi I

    Last Updated : 2024-12-27
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 50 Aku Bukan Apa-apa Lagi

    “Mereka memanggilmu, Aina,” bisik Damar.Pria manis itu mendekatkan tubuhnya ke Aina dan bersuara di telinga Aina. Aina terdiam, membalas tatapan Wulan tak kalah tajam. Melihat Aina tak bereaksi, Damar kembali bersuara.“Apa aku yang menjawab, Aina?” imbuh Damar.Aina menghela napas dan menggelengkan kepala.“Aku tidak tuli, Damar dan aku punya mulut untuk menjawab.” Aina mengatakannya dengan ketus dan nada yang tegas. Damar sampai terkejut mendengarnya. Baru kali ini ia mendengar Aina berbicara seperti itu.“Ayo, Aina!!!” Wulan kembali memanggil dan kini dengan nada mengejek.Fakhri yang berdiri di samping Wulan hanya diam menatap Aina. Matanya seakan sedang memberi isyarat untuk mencegah Aina, tapi Aina mengabaikan perintahnya. Ia sudah lama tidak dihiraukan Fakhri, jadi untuk apa dia menurutinya kali ini.Aina menghela napas panjang sambil menghembuskannya perlahan. Kemudian dengan ma

    Last Updated : 2024-12-27
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 51 Fakhri yang Ingin Tahu

    “Aku gak nangis,” sahut Aina.Ia mendongak dan menatap Damar yang sudah duduk di sampingnya. Damar tersenyum, memandang Aina dengan sendu. Kemudian perlahan tangannya terulur menyeka air mata di pipi wanita itu. Aina hanya diam saat tangan Damar mengusap air matanya.“Aku punya banyak tisu di mobil. Apa kamu tidak keberatan kalau kita pindah tempat, Aina?”Aina mengulum senyum sambil menganggukkan kepala. Perlahan dia bangkit, kemudian berjalan keluar lewat bagian belakang gedung. Damar yakin, Aina pasti tidak ingin bertemu banyak orang kali ini.“Sudah lebih baik?” tanya Damar.Mereka sudah di dalam mobil dan Aina tampak usai menyeka air matanya dengan tisu. Ia mengangguk sambil tersenyum ke arah Damar.“Iya, lebih baik.”“Sudah siap pulang?” Kembali Damar mengajukan pertanyaan.“Iya. Aku ingin lekas pulang. Zafran pasti sedang menantiku.”Damar men

    Last Updated : 2024-12-28
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 52 Kamu Cemburu?

    “Jadi kamu sudah bertemu dengannya tadi?” tanya Damar.Alih-alih menjawab pertanyaan Fakhri, Damar malah balik bertanya. Fakhri berdecak dan mengangguk dengan pelan. Damar tersenyum memperhatikan reaksi Fakhri.“Aku butuh dia untuk membantuku, Fakhri. Bukankah aku pernah bilang.”Fakhri berdecak dan menggelengkan kepala. Dia kesal karena jawaban Aina dan Damar sama seolah mereka berdua sedang merencanakan sesuatu di belakangnya. Tanpa sebab ada banyak rasa cemburu bersemayam di dada Fakhri. Namun, sebisa mungkin Fakhri menyembunyikan reaksinya.“Tenang saja, aku masih memberinya kebebasan untuk melanjutkan kerjaannya yang dulu. Aina itu programmer handal dan sangat pintar. Sayang sekali kalau ilmunya tidak digunakan.”Lagi-lagi Fakhri berdecak dan menatap tajam Damar.“Kenapa kamu tidak bertanya dulu padaku saat merekrutnya? Dia itu istriku, Damar. Harusnya kamu minta izin padaku!!”Dama

    Last Updated : 2024-12-28
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 53 Amarah yang Mereda

    “Cemburu katamu?” sergah Fakhri.Kini dia tampak marah. Wajahnya menegang, matanya berkilatan menyalang, Rona merah memenuhi rautnya yang rupawan. Setelah beberapa bulan terakhir baru kali ini Aina melihat reaksi Fakhri yang berbeda. Namun, apa pun reaksi Fakhri kali ini tidak membuat Aina peduli.“Iya, kamu cemburu, kan?” Aina malah membalas pertanyaan Fakhri.Fakhri terdiam, tidak menjawab. Sekilas Aina melihat tangannya terkepal seakan sedang menahan amarah. Entah mengapa Aina tersenyum penuh kemenangan saat melihat reaksinya. Anggap saja sakit hatinya saat weekend kemarin terbayar tuntas hari ini.Aina berdecak sambil membuka seat belt. Ia melihat Fakhri masih membeku di posisinya.“Lebih baik kamu pulang. Aku bisa naik taxi dari sini.”Aina bersiap beranjak keluar mobil, tapi tiba-tiba tangan Fakhri terulur dan menyambar lengan Aina. Aina tersentak kaget dan menatap Fakhri dengan bingung. Fakhri sudah

    Last Updated : 2024-12-29
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 54 Aku Bukan Ban Serep

    “Ngapain katamu? Ini masih kamarku juga, ya?” sergah Fakhri.Aina hanya diam, menelan saliva sambil memegang erat handuk yang menutup tubuhnya. Fakhri hanya diam, menatapnya datar. Kemudian dia bangkit dan berjalan menghampiri Aina. Ia berdiri sangat dekat di depan Aina. Bahkan matanya kini tampak terus tertuju ke dada Aina.Tubuh Aina memang lebih sintal dan molek dari biasanya. Gara-gara kehamilan ini membuat wanita cantik itu terlihat seksi dan menggoda dalam balutan handuk. Berulang jakun Fakhri naik turun dengan manik mata yang tak lepas dari Aina.Aina menunduk dan menghindari mata tajam itu. Mungkin dulu Aina akan suka dengan tatapan itu, tapi kini malah membuat Aina risih melihatnya. Fakhri mendengkus dengan keras kemudian berjalan melewati Aina. Aina menghela napas lega sambil mengurut dada dan memejamkan mata sekilas.Namun, dia terlalu cepat melakukannya. Tak disangka Fakhri malah menghentikan langkah, membalikkan badan dan berdiri di belakang

    Last Updated : 2024-12-29
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 55 Perubahan Fakhri

    “Ban serep?” tanya Fakhri.Aina tidak menjawab, pasalnya dia sudah keluar kamar lebih dulu dan memilih tidur di kamar tamu. Fakhri terdiam menghela napas panjang sambil meraup wajahnya. Padahal hari ini dia sengaja pulang sekalian mengantar ibunya hanya untuk memperbaiki keadaan. Namun, sepertinya Aina malah menolaknya.Fakhri urung terpejam. Ia bangkit usai merapikan piyamanya kemudian berjalan keluar kamar menuju kamar tamu tempat Aina berada. Fakhri langsung menekan handle pintu, tapi Aina sudah menguncinya dari dalam.“Aina … buka pintunya!!” ucap Fakhri.Ia berkata sambil mengetuk pintu kamar, tapi tidak ada jawaban dari dalam kamar. Beberapa kali Fakhri mengetuk, tapi tetap tidak ada jawaban. Fakhri berdecak, menggelengkan kepala kemudian dengan gontai berjalan kembali ke kamar.Ia tidak mau terus mengetuk pintu dan membuat seisi rumah ini terbangun. Fakhri berbaring kembali ke kasur. Ia melirik tempat Aina terl

    Last Updated : 2024-12-30

Latest chapter

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 183 Mantan yang Agresif

    “HEH!!!” seru Aina.Ia sangat terkejut saat Fakhri tiba-tiba berkata seperti itu. Aina tahu jika pria di depannya ini masih menyimpan rasa padanya. Beberapa kali sikapnya yang menunjukkan hal seperti itu. Bahkan dulu, Fakhri mati-matian tidak mau melepaskan Aina. Namun, rasanya tidak mungkin jika Aina memenuhi keinginannya.Fakhri seakan tahu dengan kebingungan Aina. Ia tersenyum menatap Aina dengan sendu.“Aku tahu kamu pasti terkejut mendengarnya. Namun, aku rasa kamu juga tahu kalau aku masih mencintaimu. Aku ingin rujuk, Aina.”Belum ada jawaban dari bibir wanita cantik itu. Malah kini kepalanya menunduk menghindar dari tatapan Fakhri.“Aku yakin … kamu pasti masih meragukan aku. Asal kamu tahu, Aina. Aku sudah jauh berubah. Aku bukan Fakhri yang dulu. Fakhri yang emosional, yang tidak bisa mengatur amarahnya, yang tidak mau mendengar. Aku sudah berubah, Aina. Dan itu semua karena kamu.”Aina ma

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 182 Ayo, Kita Rujuk!!

    “Rin, kamu jangan menuduh tanpa bukti. Nanti jatuhnya pencemaran nama baik,” ingat Robby.Rini hanya diam, matanya tampak menatap Robby dan entah mengapa seakan sedang menyimpan kesedihan.“Aku tahu … apa yang sedang kamu rasakan. Kamu pasti juga ingin melihat kakakmu bahagia, tapi kamu juga harus ingat kalau yang menjalani semua ini Aina. Apapun yang sudah menjadi keputusannya, harus kamu hargai.”Rini masih terdiam dan menundukkan kepala.“Iya, saya tahu kok, Pak. Maaf, saya jadi melenceng dari pekerjaan.”Robby hanya tersenyum sambil menganggukkan kepala. Kemudian Rini sudah bangkit dan berpamitan kembali ke ruangannya. Seperginya Rini, Robby jadi teringat dengan cerita Fakhri tentang Damar dan Wulan. Damar pernah mengantar Wulan pulang dalam kondisi mabuk. Apa saat itu mereka tidak sengaja bertemu di pub yang sama atau mereka memang sudah lama berteman dan janjian untuk hang out bersama malam itu?

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 181 Tebakan Rini

    “Kamu yakin mau melakukannya?” tanya Robby.Fakhri terdiam sesaat kemudian tampak sedang berpikir. Robby tersenyum sambil menepuk bahu Fakhri dengan lembut.“Lebih baik kamu bicarakan dengan Aina dulu. Takutnya dia tidak berkenan dan marah. Lalu hubungan kalian yang sudah membaik akan memburuk lagi.”Helaan napas panjang keluar dari bibir Fakhri. Dia menganggukkan kepala mengakui ucapan Robby memang benar. Bagaimanapun yang berhak pada Zafran adalah Aina. Kalaupun Fakhri ingin melakukan tes DNA, dia harus izin ke Aina dulu.“Ya udah kalau gitu. Aku balik kantor dulu ya, Rob. Jangan lupa kabari kalau urusannya udah kelar.”Fakhri bangkit siap berpamitan. Robby ikut mengantarnya sampai pintu. Baru saja Fakhri keluar ruangan, tiba-tiba ia melihat Rini. Tentu saja Rini langsung menyapanya.“Mas Fakhri!!” sapa Rini.Fakhri tersenyum. “Hai, Rin. Kamu kerja di sini sekarang?”

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 180 Ide Cemerlang

    “Aku … aku gak papa kok, Aina,” jawab Damar.Dia harus secepatnya memberi jawaban ke Aina agar tidak curiga. Tentu saja kali ini Damar terpaksa berbohong.“Aku hanya sedikit lelah dan tadi meminta bawahanku untuk membeli makanan serta vitamin.” Damar dengan lancar menuturkan kebohongannya.Aina di seberang sana tampak semakin khawatir. Ia menghela napas panjang sambil menyelipkan rambut di balik telinganya.“Apa itu sebabnya kamu tidak mau melakukan video call denganku? Kamu takut aku khawatir?”Damar tersenyum sambil menggelengkan kepala. Ia semakin lega mendengar ucapan Aina. Sepertinya calon istrinya ini benar-benar mau menerima Damar seutuhnya.“Enggak, Aina. Jaringan di sini kurang bagus, aku takut tidak bisa melakukan video call. Bukankah dengan mendengar suaraku saja sudah cukup.”Aina terdiam, menelan ludah sambil menganggukkan kepala. Kenapa juga dia harus memaksa Damar?

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 179 Kebohongan Damar

    “Gimana, Aina? Damar sudah menjawab, belum?” tanya Bu Tika.Hari ini sengaja Bu Tika datang ke rumah Aina. Harusnya hari ini Damar dan Aina melakukan pengukuran untuk baju pengantin mereka. Namun, karena Damar masih berada di luar negeri, jadi terpaksa Bu Tika meminta Aina melakukan panggilan video. Namun, hingga kini panggilan dari Aina belum dijawab oleh Damar.“Belum, Tante. Damar mungkin masih sibuk,” jawab Aina. Ia sudah mengakhiri panggilan dan menyimpan ponselnya.Aina sendiri tidak tahu mengapa tumben sekali Damar tidak menjawab panggilannya. Padahal biasanya pria manis itu yang paling bersemangat menerima teleponnya.“Ck, Damar ini gimana, sih? Mau nikah juga kok gak pulang-pulang. Sibuk ngurusin kerjaan aja,” dumel Bu Tika.Aina hanya mengulum senyum mendengar keluh kesah calon mertuanya.“Mungkin Damar sama dengan saya, Tante. Dia ingin menyelesaikan semua pekerjaan supaya fokus dengan pernikahan saja setelah ini.”Bu Tika tidak menyahut hanya diam sambil memajukan bibirnya

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 178 Fakta Baru

    “TUNGGU!! TUNGGU, SUS!!” seru Fakhri.Ia langsung berdiri, berlari mengejar perawat yang mendorong kursi roda Damar. Ia harus memastikan apa yang sedang terjadi dengan Damar. Apa dia sakit? Atau mengalami kecelakaan? Lalu bagaimana dengan Aina? Apa dia tahu?Fakhri terus berjalan cepat mencoba menyibak beberapa orang yang berjalan lalu lalang, tapi sepertinya dia kehilangan jejak. Fakhri menghentikan langkahnya, menoleh ke kanan kiri dan segala penjuru. Saat ini, dia memang sedang berdiri di perempatan koridor rumah sakit dan di setiap sudut itu, dia tidak melihat sosok Damar.“Kemana perginya mereka?” gumam Fakhri.Matanya terus berkelebatan mencoba mencari, tapi dia tidak menemukan sosok yang diinginkan. Fakhri menarik napas panjang, membalikkan tubuh kemudian berjalan menuju apotik kembali.Fakhri yakin kalau dia tidak salah lihat. Nama dan suara yang ia dengar adalah milik sepupunya. Hanya saja Fakhri tidak tahu, apa yan

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 177 Lepas Satu Kekhawatiran

    “Mas … kamu apa-apaan?” seru Wulan.Ia langsung turun dari kasur dan dengan sembarang menyambar selimut untuk membungkus tubuh bugilnya. Hal yang sama juga dilakukan Alex. Dia tampak terkejut, bergegas bangkit, meraih pakaiannya yang berserakan di lantai lalu memakainya.Fakhri hanya tersenyum menyeringai sambil meneruskan rekamannya.“Jangan buru-buru, Bro!! Lanjut aja gak papa. Aku gak masalah kok kamu bercinta dengannya.”Fakhri malah bersuara seperti itu. Tentu saja ucapan Fakhri membuat Wulan semakin kesal. Ia melirik Alex dan dengan sorot matanya memberi isyarat ke Alex agar pergi dari rumahnya.“Mas, apa maksudmu? Kenapa kamu lakukan ini?”Wulan protes dengan ulah Fakhri yang merekamnya. Fakhri tersenyum menyudahi rekaman dan menyimpan ponselnya.“Asal kamu tahu, aku melakukannya dengan Alex karena kamu tidak pernah menafkahiku, Mas. Aku juga butuh nafkah batin dan kamu mengabaik

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 176 Tertangkap Basah

    “Wulan?” kata Fakhri baik bertanya. Ia sudah tahu jika istrinya terlibat dalam kasus manipulasi data ini, tapi Fakhri ingin mendapat lebih banyak bukti lagi untuk menggiring Wulan ke penjara. Sementara itu Pak Franky tampak menganggukkan kepala. “Iya, Pak. Bu Wulan yang meminta saya melakukan hal tersebut. Sebenarnya saya tidak ingin melakukan, hanya saja ---” “Hanya saja ia memberi Anda imbalan, kan?” potong Fakhri. Pak Franky tidak menjawab, jakunnya naik turun menelan saliva kemudian bersamaan kepalanya mengangguk. “Iya, Pak. Bu Wulan memang memberi imbalan untuk saya.” Fakhri terdiam beberapa saat. Salah dia juga telah memberi kepercayaan pada Wulan saat itu. Fakhri akui dia memang ceroboh apalagi saat emosi mengendalikannya. Saat itu pikirannya sedang kalut karena ulah Aina. Ia berusaha mengurangi beban pekerjaan dengan mengizinkan Wulan membuat keputusan untuk perusahaan. Sayangnya, Wulan malah menyalahgunakan kepercayaannya. “Saya menyesal, Pak. Saya menyesal telah melaku

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 175 Melempar Umpan

    “Fakhri!! Kupikir siapa,” gerutu Robby.Fakhri tersenyum lebar sambil memperlihatkan gigi putihnya. Senin pagi ini, dia memang sengaja datang ke apartemen Robby. Robby yang baru saja bangun menatap Fakhri dengan muka bantal. Mata sipitnya belum sepenuhnya terbuka bahkan masih melekat membentuk garis.“Sini, buruan!!”Fakhri mendorong pintu apartemen Robby lebih lebar dan langsung berjalan masuk menuju sofa. Robby hanya diam, menatap Fakhri dengan bingung kemudian berjalan menghampirinya.“Ini masih jam enam pagi, Fakhri. Masih terlalu pagi untuk bahas kerjaan. Lagian aku masih ngantuk.”Robby berkata sambil menguap lebar, duduk di sebelahnya. Namun, reaksi Fakhri malah tersenyum manis.“Aku ke sini mau ngasih kamu ini!!” Fakhri tiba-tiba mengulurkan sebuah flashdisk dari saku jasnya.Robby tidak bereaksi, hanya melirik dengan kedua alis yang terangkat.“Memangnya apa itu?&rd

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status