Share

Bab 15 Demi Zafran

Author: Aira Tsuraya
last update Last Updated: 2024-12-10 11:00:09

“Zafran badannya panas, Bu. Tadi juga muntah usai makan nasi goreng,” jawab Bi Isa.

Aina menghela napas panjang sambil menggelengkan kepala. Ia tidak berharap Zafran jatuh sakit hari ini. Namun, bisa jadi sakit Zafran bukan karena fisiknya. Bocah kecil itu sudah bisa merasakan ada yang berubah dalam hidupnya. Sekali lagi Aina merasa yang paling bersalah.

“Iya, Bi. Habis ini saya langsung pulang. Tolong, jaga Zafran sebentar, ya!!”

Bi Isa sudah mengakhiri panggilannya bersamaan Damar yang masuk ke ruangan sambil membawa beberapa berkas.

“Ini berkas kontrak kerjanya, Aina. Kamu bisa menandatangani di sini,” pinta Damar.

Aina mengangguk, tanpa membaca dia langsung membubuhkan tanda tangannya. Damar hanya diam memperhatikan. Ekspresi Aina berbeda dengan beberapa saat tadi. Wajahnya terlihat gelisah dan gerakannya tampak tergesa, seakan tak sabar untuk segera pergi dari tempat ini.

“Apa semuanya baik-baik

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Srie Yunathie
thor tlng donk cepat2 Aina pergi dr hdpx Fahkri
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 16 Permohonan Aina

    “Pulang??? Fakhri sudah berada di rumahnya, Aina,” jawab Wulan.Aina hanya membisu di seberang sana. Dia sangat terkejut saat mencoba menghubungi Fakhri malah Wulan yang menjawab teleponnya.“Eng … maaf, Wulan. Boleh aku bicara sebentar dengan Mas Fakhri?” Tepat seperti keputusan Aina tadi, ia akan melakukan apa saja agar Fakhri mau menemui Zafran hari ini. Termasuk memohon dan merendahkan diri seperti ini.“Tidak!! Mas Fakhri sibuk.” Wulan menjawab dengan cepat dan ketus.Aina menghela napas panjang sambil menyugar rambut hitamnya. Ia sudah tahu jika akan mendapat jawaban seperti itu dari Wulan. Apalagi saat pertemuan pertama mereka tempo hari, Aina sudah menyulut genderang perang.“Tolong, Wulan. Aku hanya bicara sebentar tidak sampai lima menit.” Aina sudah memohon kali ini.“Sekali tidak ya, tidak. Apa kamu tidak tahu arti kata tidak?”Aina terdiam, menelan ludah s

    Last Updated : 2024-12-10
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 17 Pengganggu yang Menyebalkan

    “Mas … aku mohon, sekali ini saja,” tutur Aina.Ia tidak peduli dengan tatapan penuh ejekan Fakhri ke arahnya. Kali ini yang terpenting bagi Aina adalah Zafran. Fakhri menarik mundur dirinya dan terdiam lama menatap Aina. Ia pikir Aina akan marah atau membalas ucapan kasarnya, tapi nyatanya tidak.Aina melihat reaksi Fakhri. Ia tahu suaminya seorang pria penyayang, ayah yang baik dan penuh kasih. Pasti sisi hati Fakhri yang paling dalam tidak menginginkan semua ini. Aina yakin Fakhri juga rindu pada Zafran. Hanya karena ego mereka, semuanya seperti ini.Perlahan tangan Aina terulur dan menyentuh tangan Fakhri. Tangan yang hampir tiga bulan ini tidak disentuhnya. Aina tertegun saat Fakhri tidak menepis tangannya seperti kala itu. Tangan pria ini masih sama hangatnya seperti dulu. Sungguh, Aina sangat merindukan semua sentuhannya.“Pulang sebentar ya, Mas. Hanya lima menit pun tak masalah,” bujuk Aina.Fakhri tidak menj

    Last Updated : 2024-12-11
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 18 Kamu Menghapus Kenangan Kita

    “Tunggu, Mas!! Aku mohon … ,” seru Aina.Wulan sudah lebih dulu menyeret tangan Aina untuk keluar dari ruangan Fakhri. Aina berontak, tapi cekalan Wulan lebih erat mencengkram pergelangan tangannya.“Kamu tidak dengar apa yang dikatakan Mas Fakhri, Aina!!” sentak Wulan.Aina hanya diam, menatap Wulan dengan tajam. Ia mendengar dengan jelas apa ucapan suaminya, tapi Aina sudah berjanji ke Zafran untuk membawa pulang ayahnya. Dan dia tidak mau mengecewakan putra kesayangannya itu.“DENGAR!! Aku tahu kamu ingin menemui Mas Fakhri, tapi dia juga punya kesibukan yang tidak bisa ditinggalkan, Aina.”Kembali Wulan bersuara. Entah dia berkata dengan sungguh-sungguh atau berkata seperti itu hanya untuk mengusir Aina. Aina tidak menjawab, hanya melirik Wulan sekilas kemudian dengan langkah gontai berjalan pergi meninggalkan ruangan Fakhri.Wulan tersenyum menyeringai kemudian berjalan masuk ke ruangan Fakhri.

    Last Updated : 2024-12-11
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 19 Sisi Hati Fakhri

    “Zafran kejang, Bu. Saya takut ---”Belum sempat Bi Isa meneruskan kalimat, Aina sudah mengakhiri panggilannya. Ia berjalan cepat menuju mobil kemudian melajukannya dengan kecepatan penuh. Tidak sampai tiga puluh menit, Aina sudah tiba di rumah.“Mana Zafran, Bi?” seru Aina begitu turun dari mobil.Bi Isa tergopoh keluar dari dalam kamar. Ada Mang Samin yang menggendong Zafran.“Buruan, masukkan ke mobil!! Kita ke rumah sakit!!”Aina langsung melarikan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Ada Bi Isa dan Mang Samin duduk di belakang. Ia seperti orang yang kesetanan bahkan berulang kali menerobos lampu lalu lintas yang menyala merah.“Bu, hati-hati, Bu!!” seru Mang Samin dari belakang.Aina hanya mengangguk sambil terus fokus menatap lalu lintas sore itu yang semakin padat. Pukul enam petang saat Aina tiba di rumah sakit. Ia berlarian dengan Mang Samin dan Bi Isa di sampingnya.“Suster!! Tolong anak saya!!” seru Aina

    Last Updated : 2024-12-12
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 20 Cukup Sekian Hari Ini

    “Bibi dan Mang Samin pulang saja. Biar saya yang jaga Zafran,” pinta Aina.Usai dipindahkan ke kamar rawat inap keadaan Zafran sudah stabil. Itu sebabnya Aina meminta Bi Isa dan Mang Samin pulang.“Iya, Bu. Besok pagi-pagi saya akan datang membawakan baju dan makanan buat Ibu,” ujar Bi Isa.Aina tersenyum sambil menganggukkan kepala. Bi Isa dan Mang Samin berpamitan pulang meninggalkan Aina seorang diri. Aina melirik ke arah brankar tempat Zafran terbaring. Bocah itu masih terlelap di sana.Tanpa diminta terlintas ingatan beberapa bulan lalu, saat Zafran masuk rumah sakit yang sama karena sakit demam berdarah. Ada Fakhri yang ikut menemani Aina. Bahkan suaminya memilih menginap di rumah sakit dan berangkat kerja dari sana. Fakhri juga sengaja membawa pekerjaannya ke rumah sakit sambil mengawasi Zafran. Lalu kalau malam tiba, Fakhri yang menjaga dan mengizinkan Aina terlelap dalam pangkuannya.Aina mendongak menahan buliran bening yang sudah berkump

    Last Updated : 2024-12-12
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 21 Tiga Jadi Dua

    “Kamu sudah siuman?” tanya Damar.Aina mengerjapkan mata sambil mengedarkan sekeliling. Ia sudah terbaring di atas brankar bersebelahan dengan Zafran. Ada Damar yang duduk di sampingnya menatap penuh gelisah.Aina tersenyum sambil menganggukkan kepala. Perlahan Aina menggerakkan tubuhnya seakan hendak bangun dari tempat tidurnya.“Kamu mau ke mana?” Kembali Damar bertanya.Ia sudah berdiri dan mencegah Aina bangun dari tidurnya.“Aku baik-baik saja, Damar. Aku … aku ingin turun. Aku tidak suka berbaring seperti ini.”Damar menarik napas panjang sambil menggelengkan kepala. Kemudian berjalan ke ujung ranjang dan memutar pengait pengatur posisi ranjang di sana.“Sudah lebih baik?”Aina urung turun dari brankar dan hanya mengangguk usai posisi ranjangnya diubah Damar.“Kamu sedang hamil, Aina?” Kembali Damar mengajukan pertanyaan.Aina terdiam, menata

    Last Updated : 2024-12-13
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 22 Damar Baru Tahu

    “Iya, benar, Pak. Bapak sedang honeymoon bersama Bu Wulan,” ujar Susi.Damar semakin tercengang kaget mendengar penjelasan sekretaris Fakhri itu.“Wulan? Wulan mantan pacar Fakhri saat SMA?”Susi hanya diam sambil mengendikkan bahu. “Saya tidak tahu, Pak. Yang pasti Bapak memang baru saja menikah lagi awal bulan ini dengan Bu Wulan dan tadi malam mereka berangkat honeymoon. Kemungkinan mereka akan di sana tiga minggu.”Damar hanya diam, rahangnya menegang, matanya menyalang marah dan tangannya sudah mengepal seakan sedang menahan amarah.“Kenapa tidak ada yang memberitahu saya jika Fakhri menikah lagi?” geram Damar.Susi hanya diam sambil menatap Damar dengan bingung.“Eh … sebenarnya pernikahan kedua Bapak dilangsungkan dengan mewah, Pak. Bahkan hampir mengundang semua kolega dan semua karyawan di sini tahu.”“APA!!!” Kembali Damar terkejut mendenga

    Last Updated : 2024-12-13
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 23 Dua Pria Satu cinta

    “Kamu mengizinkannya? Kamu mengizinkan Fakhri poligami?” tanya Damar.“IYA!! Iya, aku mengizinkannya.”Aina bersuara sangat keras dengan beberapa buliran air mata yang mengalir membasahi pipinya. Damar tertegun menatapnya, dia mengatupkan bibir dan tak bisa berkata-kata lagi. Sementara Aina sudah menunduk sambil menyeka air mata dengan punggung tangannya.“Kamu tidak perlu tanya alasannya apa, yang pasti aku dan Mas Fakhri sudah memikirkan dalam-dalam tentang ini,” imbuh Aina.Damar masih membisu hanya sesekali ia melirik Aina. Ia tidak habis pikir pernikahan sepupunya yang adem anyem, penuh rasa cinta dan saling menyayangi satu sama lain harus berubah dengan kedatangan orang ketiga. Damar yakin ada alasan yang sangat kuat dan sayangnya Aina menyembunyikan semua itu darinya.“Aku baik-baik saja kalau kamu mau bertanya tentang keadaanku. Hubunganku dengan Mas Fakhri juga baik. Mungkin kami hanya butuh penyes

    Last Updated : 2024-12-14

Latest chapter

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 264 Rival Masa Lalu

    “Reza Nugraha? Kamu Reza Nugraha yang itu?” gumam Fakhri.Reza tersenyum masam sambil menganggukkan kepala. Ia langsung duduk di kursi depan meja Fakhri, sementara Susi sudah berlalu pergi dari ruangan Fakhri.“Jadi pada akhirnya kamu bisa sukses juga. Aku pikir selamanya kamu jadi pecundang,” imbuh Fakhri.Reza tertawa, menautkan kedua tangannya dengan mata yang tajam menatap Fakhri.“Aku memang pecundang saat SMA, tapi aku sudah sukses sekarang. Bahkan mungkin bisa dikatakan sama denganmu saat ini.”Fakhri berdecak sambil menggelengkan kepala. Ia ingat Reza Nugraha adalah temannya SMA. Dia dan Reza adalah rival. Mereka selalu bersaing dalam segala hal, termasuk ketika memperebutkan Wulan saat itu. Sayangnya, Wulan lebih memilih Fakhri ketimbang Reza.“Jadi maksud tujuanmu ke sini untuk apa? Pamer atau bagaimana?” Fakhri kembali bertanya dan langsung dijawab tawa sengau Reza.“Aku

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 263 Bertemu Rival

    “Siapa kamu?” tanya Bu Vita.Wanita paruh baya itu terkejut saat melihat seorang pria tiba-tiba datang dan mengajukan diri akan menanggung semua biaya perawatan Wulan. Pria misterius berkulit sawo matang itu tersenyum sambil menganggukkan kepala memberi salam ke Bu Vita.“Anggap saja, saya teman lama Wulan. Dia sudah banyak membantu saya dan kini giliran saya membantunya,” ujar pria itu lagi.Bu Vita, Devi dan Amar menatap penuh curiga ke arah pria tersebut. Pria tersebut tersenyum, mengulurkan tangan memulai perkenalan.“Saya Reza. Apa Tante sudah lupa?”Bu Vita terdiam sejenak. Teman Wulan sangat banyak dan dia tidak hapal satu persatunya. Apalagi Wulan acap kali berganti pasangan usai putus dengan Fakhri saat itu. Mungkin saja Reza salah satu dari mereka.“I—iya, Tante lupa.”Bu Vita tersenyum meringis sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Namun, mengapa saat melihat Reza

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 262 Nasi Sudah Jadi Bubur

    “Rumah sakit? Wulan?” gumam Fakhri.Ia sudah mengantuk, konsentrasinya sudah berkurang dan sama sekali tidak berminat dengan pembicaraan ini. Fakhri menguap lebar sambil meraup wajahnya dengan kasar.“Ma, kenapa Mama gak hubungi pengacaranya saja? Kenapa harus dengan saya? Saya sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi dengan Wulan!!”Fakhri meninggikan intonasi suaranya dan terdengar sedikit kesal. Bisa jadi semua yang dilakukan Wulan kali ini hanyalah sandiwara, akal-akalannya saja supaya mendapat simpatik Fakhri. Dia sudah berulang kali terbujuk oleh hal seperti itu dan Fakhri tidak mau mengulangnya lagi.“Tapi, Fakhri … Wulan butuh kamu. Bagaimanapun kamu pernah menjadi suaminya. Mama mohon kamu datang.”Fakhri tidak bersuara. Ia menghela napas panjang kemudian gegas mengakhiri panggilannya tanpa berpamitan ke Bu Vita. Fakhri meletakkan ponselnya di nakas dan mencoba kembali terlelap.Namun, sepertinya ia kesulitan untuk melakukannya. Meski dia kesal, jengkel dan marah dengan semua ula

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 261 Ada Suka, Masih Ada Duka

    “Heh??” gumam Fakhri.Pria tampan itu terkejut saat mendengar ucapan Aina. Ia tidak menduga jika Aina akan berkata seperti ini. Apa mungkin penantiannya untuk bisa kembali rujuk akan terwujud?Aina tersenyum sambil mempererat genggamannya dan menatap Fakhri dengan lembut.“Aku bersungguh-sungguh. Aku ingin memberimu kesempatan.”Fakhri tidak menjawab. Ia hanya tersenyum dengan mata coklatnya yang berbinar indah. Tanpa banyak bicara, Fakhri mendekat, menarik dagu Aina dan langsung mencium bibirnya.Aina gelagapan mendapat serangan dari mantan suaminya. Namun, ia tidak menolak. Dengan rileks, Aina melingkarkan tangannya di leher Fakhri dan meneruskan pagutan mereka.Entah berapa lama mereka saling berbagi saliva, yang pasti keduanya kini tampak terdiam dengan bibir yang memerah. Sesekali terdengar desah napas memburu dari keduanya. Meski pagutan mereka sudah terurai, tapi keduanya masih bergeming dengan kening yang mene

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 260 Aku Ingin Jatuh Cinta Lagi Padamu

    “Kamu kenapa, Mas? Kok pucet gitu?” tanya Aina.Mereka baru saja keluar dari studio bioskop dan kali ini Aina tampak terkejut melihat raut wajah Fakhri yang pucat pasi. Hari ini tanpa sengaja Fakhri membeli tiket film genre horror. Hanya itu tiket film yang tersisa dan karena Fakhri tak mau kehilangan momen kebersamaannya dengan Aina. Dia terpaksa menonton film horror meskipun tidak menyukainya.“Gak papa. Aku hanya kedinginan di dalam. Ac-nya kenceng banget,” jawab Fakhri.Ia berkata sambil memeluk tangan dan mengelus lengannya. Aina hanya manggut-manggut sambil mengulum senyum. Padahal dia tahu jika Fakhri ketakutan sepanjang menonton tadi. Dia terus menutup wajahnya dengan kedua tangan dan Aina berani taruhan, Fakhri tidak tahu jalan cerita film tersebut.Mereka terus berjalan keluar dari gedung bioskop itu. Harusnya sesuai rencana, mereka akan makan malam bersama Robby dan Rini. Namun, karena tidak ada kabar berita dari mereka,

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 259 Dua Momen Dua Cinta

    “Eng … enggak. Memangnya apa yang aku sembunyikan dari Ibu?” ucap Fakhri.Sebenarnya Fakhri tidak mau mengatakan hal ini, tapi dia terpaksa berbohong kali ini. Belum saatnya Bu Rahma tahu mengenai kasus penukaran putranya. Ia akan memberi tahu jika semuanya sudah terungkap.Bu Rahma hanya diam dengan mata yang penuh selidik. Fakhri mengulum senyum kemudian mengelus lembut bahu ibunya.“Udah, Ibu jangan mikir aneh-aneh. Tahu, gak? Aku punya kabar baik buat Ibu.”Fakhri sudah mengalihkan topik pembicaraan. Bu Rahma masih terdiam dan fokus menatap Fakhri. Fakhri mengulum senyum sambil memperhatikan ibunya.“Aku mau kencan ama Aina akhir pekan ini. Jadi minta tolong Ibu jaga Zafran, ya?”Sontak sebuah senyuman terkembang lebar di raut wanita paruh baya itu.“Beneran kalian mau kencan?” ulang Bu Rahma menyakinkan.“Iya. Semoga saja setelah ini akan membawa hasil yang memua

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 258 Kemelut dari Masa Lalu

    “A-amar!! Sejak kapan kamu datang?” tanya Devi balik bertanya.Seorang pria berwajah manis sedang menatap Devi dengan tajam. Dia adalah Amar Fauzi, suami Devi. Wajahnya terlihat tegang, matanya yang kelam semakin menghitam menatap Devi tanpa kedip. Rambutnya yang ikal tampak berantakan, belum lagi baju kerjanya yang terlihat tidak rapi. Kelihatan kalau dia baru saja melalui hari yang melelahkan.“Jawab pertanyaanku!! Siapa Ryan?”Wajah Amar semakin menegang, bahkan terlihat guratan nadi melintang di lehernya. Devi terdiam sejenak, dadanya kembang kempis dengan bahu naik turun mengolah saliva. Dia ragu harus menjawab apa kali ini.“Eng … bukan, bukan siapa-siapa.”Devi menunduk dan buru-buru menyimpan ponselnya. Namun, tangan Amar lebih dulu menyambar lengannya dan merampas ponsel Devi. Devi terbelalak kaget. Dia ingin mengambil kembali ponselnya, tapi Amar lebih cepat menghindar bahkan kini berjalan menjau

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 257 Ayo, Kita Kencan!!

    “Kok dadakan sih, Rob. Aina mana mau,” ucap Fakhri.Sore itu Fakhri sangat terkejut saat Robby tiba-tiba menelepon mengajak double date. Fakhri sudah menduga jika sahabatnya menaruh hati pada adik iparnya. Rini sangat manis dan menyenangkan sama seperti Aina, pasti Robby juga tertarik padanya.“Ayolah, Fakhri. Usahain bujuk Aina untuk ikut nonton. Aku udah terlanjur bilang ke Rini kalau kita double date.” Suara Robby di seberang sana terdengar memohon.Fakhri mengulum senyum sambil menggelengkan kepala. Baru ini dia melihat Robby memohon seperti ini padanya. Biasanya selalu dia yang melakukannya. Untung saja Aina sedang keluar sehingga tidak mendengar pembicaraannya dengan Robby.“Jangan khawatir, aku bayarin semuanya, deh. Please, ya … .”Fakhri tertawa sambil menggelengkan kepala.“Emang kamu pikir, aku gak mampu bayar tiket nonton dan beli popcorn, gitu.”Robby berdecak sambil

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 256 Alasan Robby

    “Entahlah … namanya tidak asing, tapi aku lupa di mana mengenalnya,” gumam Robby. Rini tersenyum sambil menggelengkan kepala. Di dunia ini banyak orang yang memiliki nama sama, rasanya itu hal wajar jika Robby berkata begitu. Sementara Krisna tersenyum sambil menganggukkan kepala. “Tenang saja, aku akan melacaknya sampai tuntas,” ucap Krisna. Robby tersenyum lebar. Ia beruntung mempunyai banyak teman yang bisa membantunya. Ya … meskipun ia tidak akan cuma-cuma memakai jasa mereka. “Lalu tentang perawat yang aku minta kamu lacak. Sudah ketemu?” “Nah, itu. Dia seperti hilang tanpa jejak. Aku bahkan sudah mencari ke beberapa rumah sakit di kota ini. Siapa tahu dia bekerja di sana, tapi nyatanya gak ada.” Robby terdiam sambil menganggukkan kepala. Ia juga sudah minta tolong ke Rendy, tapi hingga saat ini Rendy belum memberi kabar. Bisa jadi, dia juga tidak menemukan jejak perawat itu. “Aku akan mencari ke rumah sakit di luar kota. Siapa tahu dia bekerja di sana. Aku mulai dari kota

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status