Share

33. Nyonya Renata

Aku hanya bisa menyaksikan kebisuan yang terjadi di ruang makan dari balik pilar, secara diam-diam. Om Leon asik dengan makanannya, sedangkan Bu Renata hanya mengaduk-ngaduk nasi di dalam piringnya. Tatapannya tak bersemangat dan sering kali menarik napas kesal.

Gara-gara aku, Om Leon dan calon istrinya bertengkar. Aku merasa sangat bersyukur diperlakukan baik dan dibela tanpa malu di depan Bu Renata, tetapi aku sebagai wanita ikut merasakan betapa sedih dan kecewanya wanita itu. Betapa malu dan sakit hatinya Bu Renata.

"Besok saya balik naik kereta jam empat sore, Mas," kata Bu Renata. Aku masih setia menguping pembicaraan mereka sambil ngemil dodol duren.

"Oke, saya antar kamu habis Zuhur. Saya besok ke restoran yang di Palmerah. Jam satu saya udah di sini," jawab Om Leon santai.

"Tidak usah, saya balik naik taksi online saja. Ke sini juga naik taksi online," jawab Bu Renata menolak.

"Yakin?" Om Leon menatap wanita sekali lagi dan Bu Renata mengangguk pelan.

"Ya sudah kalau begitu,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Endah Setyawati
hahahaha.. ada² sja Hanun..
goodnovel comment avatar
senja
tuuuut wkwkwk
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status