Beranda / CEO / MY BAD BOSS / Wajah yang Sama

Share

Wajah yang Sama

Penulis: Erl
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-17 22:27:14

“Tunggu!” Dan suara kecepatan tangan yang beradu dengan papan keyboard terdengar melalui earpiece di telinga Hana.

Selama Xenon mencari pusat pengendali alat sensor itu, Hana pura-pura mengecek isi nampannya, membetulkan letaknya dan aktivitas tak penting yang lain.

“Tit!” Suara sensor yang dimatikan terdengar dari ambang pintu. Suara itu terdengar lemah. Tapi, karena hanya ada Hana yang berdiri di sana, suara itu masih terdengar jelas.

“Oke.” Xenon mengkode Hana.

Dan tanpa menjawab, Hana segera masuk ke bangunan utama melalui pintu samping itu. Ia juga melepas dua kamera perintis yang akan menjelajahi setiap ruangan.

Dan beberapa saat kemudian, Hana sudah berbaur dengan para tamu dan pegawai Blue House lain di ruang utama di sisi lain kolam renang besar yang berada di tengah-tengah bangunan megah itu.

Hana memfokuskan pandangan matanya pada para pegawai laki-laki, terutama yang berusia paro baya. Tapi, setelah menelisik para pegawai yang ada di ruangan itu, ia sama sekali nggak menem
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • MY BAD BOSS   Menawarkan Cara Lain

    “Ayah ...!” Tangis Hana makin kencang ketika ia duduk menggelesot dan melihat kaki ayahnya.Ternyata, jika sisi kanan tubuh ayahnya terlihat baik-baik saja, tubuh ayahnya di sisi kiri dari atas sampai bawah sudah berubah. Sisi kiri wajahnya penuh bekas luka dan bisa dikatakan bentuk mata, hidung dan bibirnya sudah berubah. Sedangkan tangan kirinya menekuk permanen, cacat. Begitu juga dengan kaki kirinya yang terlihat kaku karena dibagian lututnya tak bisa ditekuk.Dalam diamnya, Zan menatap penuh selidik pada Henry. Ia menunggu apa yang akan dilakukan laki-laki paro baya itu karena sebelumnya ia telah mengingkari hubungannya dengan gadis yang terus menangis itu.Dan Max yang juga terkejut dengan apa yang sedang terjadi terlihat siaga untuk memanggil orang-orangnya untuk meringkus Hana.Sedangkan Henry yang semula bertekad ingin menjauhkan Hana dari para Ducan, sesaat terlihat bingung. Ia terus menunduk, nggak berani mengangkat pandang. Tapi, beberapa saat kemudian mau tak mau ia harus

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-22
  • MY BAD BOSS   Ancaman Berlapis

    “Zan!” Max bergegas menyusul Zan. “Kenapa sikapmu pada gadis barbar itu aneh? Itu bukan Zan yang biasanya. Itu bukan Kamu, Zan.”Zan pura-pura nggak dengar. “Kamu bisa mulai pertemuan dengan tamu-tamu yang diundang Arnold, Max. Aku akan menemui tamu undanganku. Aku akan menyusulmu sebentar lagi.”Max menghela napas tak berdaya. Lalu, ia berjalan ke arah lain untuk menjalankan instruksi Zan.Sementara itu, Zan berjalan ke ruang utama yang berada di sisi kolam renang. Beberapa tamu yang mengenali Zan segera menyambutnya dan berbincang sejenak. Sampai akhirnya melihat seorang laki-laki berbadan tegap dengan rambut panjang sebahu yang terlihat nggak nyaman di antara para tamu.“Saga!” Zan menghampiri laki-laki itu.“Ah! Big Boss!” Saga menyambut Zan, menyalaminya dan mengucapkan ucapan selamat. Dan, “Maaf, aku nggak bisa di sini sampai pestanya selesai.”Zan tersenyum. “Apa ini karena kesibukanmu atau karena Kamu merasa nggak nyaman di pesta seperti ini?”Saga tersenyum kikuk. “Ah, Kamu m

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-22
  • MY BAD BOSS   Kekhawatiran Memuncak

    “Ayo!” Henry meraih tangan Hana dan menuntunnya keluar dari ruangan itu.Beberapa orang-orang Blue Mansion yang masih berdiri di ambang pintu bergeser memberikan ruang bagi mereka berdua. Mereka hanya memandang Hana dengan tatapan penuh tanya.Hana yang masih terisak diam mengikuti langkah ayahnya yang berjalan dengan menyeret kaki kirinya. gadis itu juga memperhatikan bagaimana tangan ayahnya menekuk secara permanen. Ia ingin menangis, tapi sekuat tenaga gadis itu menahannya.Henry membawa Hana ke sebuah ruang yang ada di ujung kiri bangunan utama. Lalu, ia berhenti di satu pintu yang berada di bagian luar bangunan itu.“Masuklah!” Henry membuka pintu.Hana tak terburu masuk ke ruangan itu. Ia berdiri di ambang pintu dan mengamati isi kamar.Kamar yang tidak begitu besar itu berisi sebuah tempat tidur berukuran sedang, nakas dengan lampu tidur yang berada di atasnya, satu set meja kursi dan satu lemari pendek berukuran kecil.Hana melongok untuk ke dalam kamar. “Jadi, selama ini Ayah

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-23
  • MY BAD BOSS   Kita Harus Bicara

    “Ayah?” ucap Hana parau. Gadis yang sudah setengah tertidur itu mengetahui ada seseorang yang baru saja masuk ke kamar.“Ya, ini aku.” Henry mendekat. Lalu, ia duduk di tepi ranjang.Mengetahui itu, Hana menggeser kepala dan meletakannya di pangkuan ayahnya.“Ah, anak gadis ayah sudah sedewasa ini.” Henry menyembunyikan kekhawatirannya.Hana hanya tersenyum dan menikmati usapan lembut di kepala yang sekian lama ia rindukan. Lalu, ia tertidur lelap.Henry menghela napas dalam untuk melepaskan ketidakberdayaannya yang menghimpit. Kemudian ia menarik tempat tidur cadangan dari bawah ranjang dan tidur di sana.Waktu berlalu.Pagi datang mengunjungi Blue Mansion. Sinar matahari menerobos ke celah-celah jendela kamar tidur Henry. Laki-laki yang tertidur dengan tangan dipegang Hana itu nggak menyadari bahwa ada dua laki-laki yang tengah berdiri menyaksikan tidur lelap mereka.“Ehem.” Zan berdehem untuk membangungkan keduanya.“Saya akan membangunkan mereka, Bos.” Sekretaris pribadi Zan henda

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-24
  • MY BAD BOSS   Tidak Bisa Mengubah Fakta

    “Dia akan menemui Bos sebentar lagi, Pak.” Henry berdiri dengan sungkan.Sedangkan, Hana melanjutkan menyelesaikan sarapannya dengan santai. Tapi, ia memperhatikan bagaimana ayahnya bersikap dengan para anak buah Zan Ducan. Ia memendam kekesalan.Tapi, sekretaris pribadi itu tetap berdiri tegak sampai Hana terlihat hendak beranjak.“Ssst, Hana!” tegur Henry agar anak gadisnya itu bersegera.Gadis itu menjawab dengan menyengirkan hidung. Lalu, ia beranjak berdiri.“Jangan membuat masalah baru!” pesan Henry dengan penuh penekanan.Hana mengangguk pelan, tapi kemudian mengedikan bahu dengan tak acuh. Lalu, ia berjalan mengikuti sekretaris Zan.Melihat itu, Henry hanya bisa menghela napas seraya mengusap dadanya.Beberapa saat kemudian, Hana dan sekretaris pribadi Zan sudah berada di ruang kerja Zan yang ada di Blue Mansion.“Saya membawa Nona Hana, Bos,” lapor sekretaris pribadi itu. Kemudian ia meninggalkan Hana bersama Zan di ruangan itu.“Akhirnya kita bisa bicara,” sambut Zan seraya

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-27
  • MY BAD BOSS   Tekad yang Tak Tergeser

    “Apa yang Kamu pikirkan?” Zan memperhatikan Hana yang tiba-tiba seperti sedang melamun.Tapi, Hana tak menjawab. Ingatannya memaksanya untuk kembali pada apa yang terjadi lebih dari empat tahun silam.“Karena kematian Hans dan aku mengalami shock berat, program beasiswa kuliah keluar negeri terkendala. Karena batal mengikuti prosedur yang ditetapkan pihak universitas, beasiswa itu terpaksa dibatalkan.” Hana mencoba merunut apa yang terjadi ketika itu.“Tapi, begitu ayah bisa mengembalikan semangatku, begitu aku pelan-pelan pulih, ayah tetap mendorongku untuk tetap kuliah di fakultas yang kusukai melalui jalur mandiri.” Hana mengernyitkan kening.Satu ucapan ayahnya terbesit dalam ingatan. “Ayah punya pekerjaan sampingan untuk biaya kuliahmu.”Sedetik kemudian Hana tertegun, tapi, “Ha?!” Matanya melebar mengetahui kenyataan itu. “Apa untuk itu?” seru Hana dalam hati.“Hana? Halo!” seru Zan ketika lawan bicaranya seolah sedang tersesat dalam lamunannya.Tapi, Hana mengabaikan seruan Zan

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-29
  • MY BAD BOSS   Gejala-gejalanya Makin Terlihat

    “Heh?!” Max berdiri di ambang pintu ruang kerja Zan. Sekilas ia menatap ke arah luar di mana bayangan Hana baru saja menghilang.Zan yang baru hendak beranjak mengurungkan niat. “Apa yang Kamu lihat, Max? Hantu?”Max mendekat ke meja kerja Zan. “Apa yang baru saja Kamu buat dengan gadis bar-bar itu? Apa Kamu menolak cintanya?”Zan terkekeh. “Prediksimu kejauhan.”Max duduk di depan meja kerja Zan. Ia menatap laki-laki itu dengan penasaran. “Zan jawab pertanyaanku dengan jujur! Apa Kamu benar-benar tertarik dengan gadis bar-bar itu?”Zan menyeringai. “Ini bukan pertama kalinya Kamu tanya begitu.”“Pertanyaanku bukan tanpa dasar. Gejala-gejalanya makin nyata terlihat.” Max menelisik raut wajah Zan.Zan mengernyit. “Gejala?”Max mengangguk tanpa ragu. “Makin hari Kamu makin aneh. Aku seperti melihat sisi lain dirimu yang selama ini belum pernah kulihat.”“O ya,” ucap Zan tak acuh. “Coba katakan dengan lebih jelas!”“Yang pertama, aku belum pernah melihatmu memperlakukan wanita mana pun s

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-30
  • MY BAD BOSS   Tak Percaya

    “Tok! Tok!”Zan mengetuk pintu yang memang telah terbuka. Ia berdiri di depan pintu dan menatap ke dalam salah satu ruangan di Blue Mansion di mana Melanie sedang duduk ke arah pintu.“Dan setelah sekian abad setelah seseorang berlaku seenaknya padaku, Kamu baru datang menemuiku.” Melanie bersungut-sungut.Zan tersenyum, masuk ke dalam ruangan dan duduk di samping Melanie. “Ada beberapa hal yang harus aku lakukan, dan aku nggak tahu jika Kamu masih berada di Blue Mansion.”Melanie melirik kesal, ekspresi wajahnya terlihat tak percaya.“Huft.” Zan mengembuskan napas pelan. “Sungguh! Aku pikir Kamu sudah pulang bersama ayahmu. Kata salah satu orangku, dia terlihat pergi dengan terburu setelah meeting itu selesai.”Tapi, jawaban Zan tak membuat wajah tak percaya Melanie pudar.“Masih nggak percaya? Aku nggak bohong.” Zan mengedikan bahu.“Bukan itu yang membuatku tak percaya,” balas Melanie dengan cepat.Zan sedikit menelengkan kepala. “Lalu?”“Huh,” dengkus Melanie pelan. “Apa yang Kamu

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-09

Bab terbaru

  • MY BAD BOSS   Sistem Keamanan Terbajak

    “Zan, para pengunjung adalah orang-orang penting yang juga pemeganga saham Teta Tech Corporation. Apa Kamu nggak khawatir jika mereka menganggap Victory ini salah kelola?” Melanie duduk di sofa tunggal yang ada di samping Zan.Zan diam, sedangkan pendapat itu direspon oleh Max dengan tawa sinis.“Melanie, meskipun Victory terkait dengan Teta Tech, tapi klub ini sepenuhnya ada dalam pengelolaanku. Siapa di antara pengunjung yang berani menghujatku sebagai si salah kelola.” Max menunjukkan telunjukanya dari tangan yang sedang memegang gelas.Melanie mengedikan bahu. “Kalau begitu, bisakah dijelaskan kenapa klub dengan pengelolaan top ini bisa mati lampu.”“Itu karena kesalahan teknis,” sahut Zan dengan cepat.Dan dengan cepat juga Max menoleh ke arah Zan, ia ternganga tak percaya dengan apa yang didengarnya karena ia yakin lampu mati itu berkaitan dengan penggerudukan yang dilakukan oleh gadis bernama Hana itu. “Zan!”“Ah ... Max.” Zan sedikit menelengkan kepala seraya menatap penuh art

  • MY BAD BOSS   Semua Mendapatkan Balasan

    Kenangan itu membuat mata Hana merebak dan air mata mengalir tanpa bisa ditahan lagi.Ia terisak.“Hana ....” Zan meregangkan pelukannya dan melihat wajah Hana dengan bingung. “Apa yang membuatmu menangis?”Hana menatap mata Zan. Kesedihan menggayut di wajahnya. “Kamu tahu? Bahkan, Henry bukan ayah kandungku.”“Ah, itu kenapa catatan tentang hubungan darah kalian nggak ditemukan oleh orang-orangku,” ucap Zan dalam hati di tengah keterkejutannya.“Tapi, lihat apa yang ayah lakukan untukku!” Hana menangis.Zan memeluk gadis itu.Hana mengusap air matanya. “Setelah menemukanku, ia berusaha mencari orang tuaku. Tapi, karena cinta yang ia berikan, aku meminta ia menghentikan itu dan memilih untuk menjadi anaknya.”Zan mempererat pelukannya.“Dan setelah aku dewasa, ia nggak hanya berjuang untuk membuat aku meraih cita-citaku, tapi juga mengorbankan nyawanya untukku.” Hana kembali menangis.“Meskipun fakta bahwa Kamu bukan anak biologis Henry, tapi sekarang aku paham kenapa Kamu merobohkan

  • MY BAD BOSS   Mengetahui yang Tersembunyi

    Hana bergeming ketika pintu ruang operasi terbuka.Petugas medis mendorong ranjang yang membawa Zan yang masih belum sadar.Max menyambut Zan dan mengikuti para petugas medis itu ke bangsal rawat yang akan ditempati laki-laki itu.Hana menatap wajah Zan yang masih terlihat seperti sedang tertidur pulas dan bahu yang dibebat perban ketika ranjang itu lewat di depannya.Max berhenti dan menatap Hana yang masih bergeming di tempatnya.Gadis itu sadar dan segera mengikuti para petugas medis yang membawa Zan. Dan ia harus menahan diri untuk mengatakan apa yang ia tahu karena suaminya itu belum sadar.Gadis menunggu di sofa dengan memeluk lututnya. Sedangkan, Max duduk di samping ranjang pasien.Menit berlalu.Zan tersadar.Max menyambutnya dengan senyum. “Apa karena sekarang sudah punya istri jadi satu peluru saja membuatmu terlihat lemah?” Ia tersenyum mengejek.Zan tersenyum. Ia mengedarkan pandangan untuk mencari Hana. Dan ia tersenyum ketika melihat gadis itu sedang duduk seraya menatap

  • MY BAD BOSS   Menjadi Perisai Hidup

    Zan melihat Max yang berusaha mengejar mobil yang kedua daun pintu bagian belakangnya belum itu.“Zara, kita selesaikan urusan kita nanti!” Zan menjatuhkan diri seraya mengambil pistol di lantai. Dan ia menodongkan pistol itu ke arah Zara.Zara yang kembali hendak menerjang mengurungkan niat.“Aku nggak punya waktu untuk main-main.” Zan beranjak dan berjalan dengan tergesa.“Set!”Sebuah pisau melesat ke arah Zan. Pisau itu menyasar punggung laki-laki itu.Dengan cepat Zan menoleh, merunduk dan-“Dor!”Peluru dari pistol Zan menyasar dada Zara.“Agh!”Zara menghindar, tapi peluru itu menembus bahunya.Zan tahu jika luka tembak itu nggak akan menghentikan mantan pembunuh bayaran itu.“Dor!”“Dor!”Zan menembak kedua paha Zara.“Agh!”Mantan kepala The Bodyguard itu ambruk.“Orang kita akan segera mengurusmu Zara.” Dan Zan bergerak ke arah mobil anak buahnya yang semula membawa Hana ke tempat itu.Ia melarikan mobil itu dengan kecepatan penuh.Dan sekian meter dari gedung terbengkelai i

  • MY BAD BOSS   Mengirimmu Ke Neraka

    “Dor!”Tembakan dari orang-orang yang menghindar dengan panik itu mengenai kaca depan mobil Zan.Kondisi tanpa pembatas itu justru dimanfaatkan Max untuk menghabisi para penyerang yang berada dalam jangkauan tembaknya.“Dor!”“Dor!”“Agh!”Beberapa penyerang itu roboh di jalan ketika peluru-peluru Max menembus kepala mereka.“Dor!”“Agh! Setan!” Max mengumpat ketika sebuah peluru mengenai bingkai jendela mobil di dekatnya.Dan sisi lain, Zan juga menyasar beberapa penyerang yang berada dalam jangkauan tembaknya.“Dor!”“Agh!”Peluru-peluru Zan tidak terbuang sia-sia. Mangsa-mangsanya bertumbangan di jalan.Dan-“Brak!!”Mobil Zan menabrak sebuah mobil penyerang yang merintangi jalan tanpa ampun. Mobil itu bergeser ke samping jalan.Dan mobil Zan berhasil lolos dari rintangan.“Kejar!” Perintah pengejaran itu terdengar dari arah belakang.Zan mempercepat laju mobilnya.Max menekan earpiece-nya. Lalu, “Orang-orang kita sudah dekat.”“Bagus!” Tapi, kekhawatiran di wajah Zan makin pekat.

  • MY BAD BOSS   Kami Terjebak!

    “Segera, Mr. Ducan. Dan saya meminta Anda terhubung secara khusus dengan saya dan tim untuk perkembangannya,” balas Neo tegas.Zan menyanggupi itu.Max mengamati ketegangan di wajah Zan. “Apa yang terjadi?”“Zara menghilang bersama dengan hilangnya Hana.” Zan menjelaskan itu seraya berjalan keluar ruangan. Langkahnya tergesa menuju lift.Max mengejarnya. “Aku agak bingung. Zara bukan jenis orang yang memiliki dendam pribadi.”“Tapi, dia jenis orang yang akan menjalankan apa yang diperintahkan oleh penyuruhnya dengan sempurna,” timpal Zan cepat.Lift bergerak pelan ke lantai dasar.Zan berharap lift itu bisa lebih cepat bergerak.Lalu, keduanya masuk ke mobil tanpa bicara.Zan memacu mobil itu dengan kecepatan penuh.“Kita akan ke mana?” Max yang berada di samping kemudi menatap Zan yang mengemudi dengan tegang.“The Bodyguard. Aku nggak tahu apa mungkin kita dapat sesuatu di sana. Hanya saja aku nggak tahu harus ke mana kita untuk menemukan titik awal mencari Hana.” Mendung menggelap

  • MY BAD BOSS   Sinyal Tak Terlacak

    Wanita berwajah dingin itu berdiri tepat di hadapan Hana. Ia menatap sinis. “Kali ini kupastikan nggak akan ada lagi yang menolongmu,” sumbarnya dengan penuh keyakinan.Hana mencoba tetap tenang.Tapi-“Hat!” Mendadak tendangan sabit wanita itu menyasar kepala Hana.Dengan cepat Hana mengelak.Wanita itu tak membiarkan serangannya tanpa hasil. Ia terus melancarkan serangan pada titik-titik kritis di tubuh gadis itu.Hana terus berusaha mengelak tanpa bisa membalas serangan bertubi-tubi itu. Ia tak mampu mengimbangi kecepatan serangan maut itu.Gadis itu harus mengakui bahwa perkelahian itu cukup membuatnya ketar-ketir karena ia sama sekali tak memiliki back up seperti perkelahian sebelumnya.Hana terus berusaha bertahan. Tapi, wanita yang memang bukan tandingannya itu menghabiskan energinya dengan cepat. Dan-“Aaa!” Hana menjerit ketika satu tendangan membobol pertahanannya. Tendangan itu membuatnya terlempar beberapa langkah.Gadis itu menahan sakit ketika tubuhnya mendarat di lantai

  • MY BAD BOSS   Ada Dibawah Perintahku

    Hana menahan keterkejutannya. Ia makin mencondongkan badannya ke depan untuk lebih memastikan temuan itu.Tapi, berapa kali pun ia memastikan itu, gadis itu makin yakin kalau pengawal yang sedang membawa mobil mewah itu adalah wanita yang dokter Ann sebut sebagai The Black Poisson.Hana kembali menyandarkan tubuhnya dengan tegang. Ia mulai bertanya-tanya dalam hati apakah pengawal Zan yang duduk di depannya mengetahui fakta itu atau ia juga salah satu dari kaki tangan Si Racun Hitam itu.Alarm tanda bahaya di hati gadis itu menyala.Gadis itu menyentuh layar di gelang pipihnya untuk mengaktifkan alat pelacak. Ia juga mengirim tanda bahaya pada Xenon.Mobil hitam mewah itu menambah kecepatannya hingga dalam waktu sekian menit kendaraan roda empat itu meninggalkan kota.Hana meminta sopir itu untuk membuka jendelanya begitu mobil itu memasuki kota yang berada di tepi pantai itu.Jantung gadis itu berdetak tak karuan seiring dengan angin laut yang menerpa wajahnya.Ia memperhatika bangun

  • MY BAD BOSS   Aku Bisa Membaca Pikiranmu

    Zan menelisik wajah Hana. Ia menyeringai penuh arti dan segera menarik tangan gadis itu dengan lembut.Tarikan lembut itu membuat gadis itu terpaksa berdiri.Lalu, Zan memeluknya dari belakang dan mendekatkan mulutnya di telinga gadis itu. “Jangan sekali pun berpikir untuk berlari dari pernikahan ini! Orang-orang yang mendukungmu itu jaminannya,” bisik Zan lirih.Seketika mata Hana terbelalak. Ia menoleh ke arah dengan cepat ke arah suami barunya itu. “Bagaimana Kamu tahu?!”“Aku bisa membaca pikiranmu,” seloroh Zan santai.Hana hanya bisa menatapnya dengan heran.Lalu, Zan membawa gadis itu ke arah teman-temanya. “Maaf atas ketidaknyamanan ini. Resepsi akan diadakan di Victory beberapa waktu lagi. Aku harap kalian bisa menghadirinya.”Ia mengangguk hormat.Orang-orang Hana beranjak dan membalas anggukan hormat itu.Zan menyentuh puncak kepala Hana dengan lembut. “Aku akan meninggalkan Kamu bersama dengan teman-temanmu. Ada hal penting yang harus kulakukan.”Lalu, ia mengkode Max. Tan

DMCA.com Protection Status