Share

BAB 2

Penulis: Maychan
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-30 18:44:20

"Hantu ya?" ucap wanita dengan lembut sekaligus tertawa kecil. "Apa memang kaki ku tidak menginjak tanah, Joko?" sambungannya dengan tersenyum kecil.

Joko dengan reflek melihat ke arah si kaki wanita dan jelas saja, kaki wanita itu memang menyentuh tanah, Joko tersenyum malu bercampur segan. "Maaf, tapi mengapa juragan putri sampai di tempat yang sunyi ini? tengah malam buta lagi!" tanya Joko dengan sedikit segan.

"Suamiku mendengkur seperti kerbau," ucap wanita dengan raut wajah mengeluh. "Aku lantas tidak bisa tidur, mana udara di dalam rumah gerahnya bukan main," ucapnya dengan nada mengeluh. dan selanjutnya ia sedikit membuka gaun tidur di bagian pundaknya.

Melihat pemandangan tersebut segera Joko menunduk dan dengan segan berkata, "Harusnya juragan putri ada yang menemani." ucapnya dengan dengan segan tanpa melihat ke arah si wanita.

Dalam jilatan sinar rembulan samar-samar tampak mata si wanita melirik nakal dari arah sudut matanya.

"Sekarang sudah!" ucapnya dengan nada manja dan sedikit nakal. " Atau kau keberatan, Joko?" sambung nya dengan nada lembut.

"Keberatan sih tidak, hanya saja ..." belum sempat Joko mengakhiri ucapan nya si wanita seraya berkata. "Bahkan hawa di sini pun terasa panas!" dengan gerakan lembut tali yang mengikat gaun tidur nya ia lepas, dan belahan gaun tidur bagian atas itu pun lantas terbuka bebas.

Melihat pemandangan indah itu Joko tersentak dan segera memalingkan wajah nya ke arah lain, si wanita tertawa kecil saat melihat ekspresi Joko. "Mengapa kau berpaling, Joko?" tanyanya. "apakah kau tidak suka melihat ku? atau barang kali ... tubuh ku tidak sehebat dengan Julaiha?" ucapnya dengan tersenyum tipis.

Joko terkejut, dan sontak saja ia melihat ke arah si wanita. Joko menelan Saliva saat ia melihat ke arah si wanita dan diam-diam ia mengakui bahwa seumur hidupnya, baru kali ini ia melihat tubuh setengah telanjang yang begitu indah. bahkan birahi Joko sampai terlonjak dengan kuat, lalu bertanya dengan pikiran kacau dan gelisah.

"Bagaimana juragan ... bisa tahu?" ucapnya dengan nada sedikit terbata.

"Aku punya mata dan telinga bukan? malah aku juga mendengar dari sekian laki-laki simpanan Eha, kau lah yang paling ia minati!" jawabnya dengan tersenyum lembut ke arah Joko.

"Ah ..." Joko menghela nafas.

"Pasti karena kau hebat di tempat tidur ya?" ucapnya lagi dengan nada lembut namun manja.

Joko terkejut. "Eh juragan ...."

Senyum merekah nan indah terlihat di wajah sang wanita, dengan nada manja ia berkata. "Lantas aku juga ingin mencobanya, Joko!"

Joko tak hanya lagi terkejut bahkan sekarang ia gemetar. "Aduh juragan, jangan lah menggoda saya seperti itu, saya ... tidak tahan!"

"Kalau begitu, tunggu apalagi?" si wanita berbisik lembut, dan dengan lembut gaun tidur itu sudah terlepas lalu di lempar begitu saja di rerumputan.

Joko menatap terpana. "Bila semua ini ternyata sebuah mimpi ... demi setan biarlah aku tidak bangun-bangun lagi untuk selamanya!" ucapnya dalam hati.

Sang ratu mimpi mulai berjalan mendekat, kemudian merangkul dan mencumbui Joko yang masih terpana tidak percaya, namun hal itu hanya sekejap. Setelah nya Joko membalas kelakuan wanita itu bagai manusia kesurupan.

Tidak berapa lama kemudian, di belai sapuan angin musim kemarau tubuh mereka berdua sudah mencari satu sama lain untuk menyatu dalam paduan hangat dan mendebarkan. Tata karma, setatus, serta kehormatan mendadak terlupakan dan tidak lagi berlaku. Saat ini yang berkuasa adalah nafsu sepasang insan yang saling membutuhkan. Perduli setan dengan dunia sekitar di mana mereka hidup.

Angin musim kemarau yang menyapu ke arah ilalang liar yang perlahan mulai bergoyang, berlanjut naik ke batang pepohonan yang seakan terbenam semakin dalam di tanah, dedaunan rimbun yang ada di atasnya pun perlahan-lahan tampak bergoyang semakin liar. Sementara rembulan pucat kekuningan terus pula merangkak di kebiruan langit kelam. Dan saat tiba di puncaknya, sang rembulan mendadak tersentak, diam.

Pada waktu bersamaan, Joko merasakan tubuh wanita yang berada di bawahnya melengkung keras. Kuku jari wanita itu bahkan menekan kuat pada kulit punggung Joko. Untuk sejenak, Joko menikmati sensasi itu dengan gembira, sampai tiba-tiba dan di luar dugaannya, kegembiraan itu lenyap dan seketika di ganti oleh azab sengsara yang sangat luar biasa menyakitkan.

Kuku-kuku wanita itu tidak lagi hanya menekankan di permukaan kulit saja, melainkan saat ini kuku itu sudah menembus kulit punggung Joko, dan kemudian menggores serta mencabik-cabik dengan liar dan kejam.

"Aakkkk ... apa yang ..." Kata-kata Joko terputus sampai di situ saja karena kepala wanita telah naik dan dengan cepat mulut wanita itu sudah berada tepat di leher Joko, di susul dengan gigi taring yang runcing tajam menembus kulit lalu merenggut putus batang tenggorokannya.

Joko menjerit tersiksa, jeritan panjang dan sangat menyayat hati. Tubuhnya meronta-ronta namun kalah dengan tenaga si wanita yang saat ini telah melilit dan menjepit erat tubuhnya. rontaan Joko seperti gerakan mengelupur yang lemah dan semangkin melemah saja.

Di saat ajal datang menjelang, telinga Joko masih sempat menangkap bunyi sesuatu yang mengalir deras. "Aneh," pikirnya. "Bukankah aku belum sempat membuka pintu air? Lantas mengapa ..." Oh, ternyata bunyi mengalir itu berasal dari tubuhnya sendiri. Mudah saja di tebak karena pembulu darah di sekujur tubuhnya seakan tertarik oleh hisapan kuat ke satu arah. Yakni batang lehernya, yang di mana mulut wanita masih saja membenam dan menghisap tanpa ampun.

Wanita itu baru melepaskan mulutnya dari leher Joko, setelah mendengar suara seseorang memanggilnya dari bawah jalanan menurun yang sejajar dengan saluran air di tambak. Sepasang mata wanita menatap liar, lalu disertai geraman marah yang keluar dari mulutnya yang bergelimang darah merah segar.

Tubuh Joko di lepas dan di biarkan begitu saja di rerumputan, si wanita kemudian melompat-lompat dengan gerakan ganjil dan sangat cepat menuju pepohonan. setelah itu tubuhnya pun lenyap di telan kegelapan malam yang semakin menghitam.

Di tempat yang di tinggalkan, munculah seorang laki-laki yang datang dengan berlari, dengan nafas yang memburu. lelaki tersebut tampak bergidik ngeri saat menyaksikan tubuh Joko terbaring kaku menyeramkan, namun ia tidak merasa panik apalagi sampai menjerit, ia hanya tertegun beberapa saat. Sambil berbisik lirih dan gemetar.

"Ya Allah. terlambat sudah ....!" ucapnya sambil terus memandang tubuh Joko yang kaku.

Dari arah perkampungan terdengar suara riuh orang-orang, yang membuat lelaki itu tersadar dan segera melupakan perasaannya yang kacau balau. Dengan cepat ia menyambar gaun tidur yang di tinggalkan oleh pemiliknya. Setelah itu ia berlari menyelinap menuju kegelapan.

Anjing-anjing yang tadinya membungkam secara aneh kembali mendengarkan lolongan yang saling sahut-menyahuti. Lolongan lirih panjang yang menyayat tulang belulang.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Jingga Violletha
tegang banget tpi penasaran harus lanjut baca
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • MISTERI WANITA REMBULAN   BAB 3

    Para pengemudi ojek yang berpangkalan di mulut desa Baros, wilayah terjauh di kecamatan cililin kabupaten Bandung, menatap serempak pada bus kendaraan umum yang berhenti perlahan di bawah lampu jalan yang bersinar redup.Tidak ada yang berdiri ataupun merebut calon penumpang. Karena mereka sudah terbiasa membiarkan calon penumpang memilih sendiri ojek yang di sukai. Mereka juga menyepakati perjanjian yang tidak tertulis, apabila salah satu ojek terpakai terus menerus sementara yang lain kebanyakan menganggur, maka ojek yang laku keras itu harus berbagi sedikit rezeki nya pada rekan-rekan yang kurang beruntung. Baik itu berupa uang, maupun beberapa batang rokok atau juga dengan berpura-pura mengutak-atik sepeda motornya yang tidak mengalami kerusakan apapun, seraya menganjurkan si calon penumpang untuk naik ojek yang lain saja.Hanya satu penumpang yang turun dari kendaraan umum itu, dan kembali bus itupun melanjutkan perjalanannya. Seorang laki-laki yang berusia sekitar 30 tahun, berp

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-01
  • MISTERI WANITA REMBULAN   BAB 4

    "karena apa?" Desak agung yang masih kesal.Kemudian para pengemudi ojek itu saling bertukar pandang, lalau salah seorang dari mereka memberanikan diri untuk membuka mulut."Jadi begini om, semenjak wanita rembulan itu muncul, sudah tiga orang yang jatuh sebagai korbannya. Dan tak satu orang pun dari kami yang mau menambah jumlah dari korban itu, konon lagi harus mati secara mengerikan!" ucap salah satu tukang ojek itu."Mengerikan bagaimana?" tanya agung dengan keheranan."Yah-" si pembicara tampak bimbang sejenak, lalu setelah mencoba menenangkan dirinya barulah ia meneruskan ucapannya. "Sudah tubuh tercabik-cabik leher robek menganga, serta darah pun di hisap habis pula." ucapnya dengan bergidik ngeri.Agung gemetar mendengarnya. Gemetar bukan karena ngeri. Melainkan karena marah bercampur perasaan yang amat perih di dalam hati.Agung memang sudah tau bahwa adiknya Rina sudah meninggal, dan maksud kedatangannya ketempat ini dengan maksud berziarah, tetapi apa yang ia dengar, sungg

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-01
  • MISTERI WANITA REMBULAN   BAB 5

    Agung baru saja ingin membuka mulut sebelum kendaraan berhenti perlahan-lahan. "Saya mengantar sampai di sini saja, om." ucap Hendra dengan lirih.Agung memperhatikan jalan di depan mereka yang diterangi oleh cahaya lampu sepeda motor Hendra. Tampak sebuah jembatan yang lumayan besar yang terbuat dari balok kayu yang di kombinasi dengan lempengan baja yang tebal di sisi-sisi jembatan itu. Di seberangnya tampak pula jalanan yang menanjak di antara pepohonan yang berdaun rapat dan rimbun.Sadar dengan Hendra yang mulai gelisah, mau tidak mau agung terpaksa harus turun. Barang bawaannya di simpan hati-hati di atas rerumputan liar yang tumbuh subur di pinggir jalan. Lalu dompet nya di cabut dari saku belakang celana. Belum juga dompet itu sempat dibuka, Hendra sudah memutar sepeda motornya ke arah semula seraya berkata tergesa-gesa. "Lupakan saja om!" ucapnya pada Agung."Hei ....""Yang pernah saya terima dari almarhumah, sudah lebih dari cukup," potong Hendra tegas. "Selamat malam om.

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-02
  • MISTERI WANITA REMBULAN   BAB 6

    Agung terus melihat kearah menghilangnya sang mahluk. Seketika ia tersadar dan memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya.Dengan perasaan berkecamuk dan campur aduk pistol yang masih dia pegang kini kembali di masukkan kedalam sarungnya. Sengaja tidak langsung dikuncikan begitu pun dengan bagian kemeja yang di biarkan setengah terbuka. Siapa tahu sewaktu-waktu senjata itu di pergunakan kembali. Tujuan perjalanan Agung memang tidak seberapa jauh lagi, tapi mungkin saja bahaya masih tetap mengintai.Tas yang tadinya berpindah ketangan kiri kini dipindah kembali ke tangan kanan. Setelah melewati tanjakan, Agung pun tiba di tempat tujuan yakni kampung Rancabiuk yang rumah-rumah penduduknya tampak berdampingan di kiri dan kanan jalan. Tampak lampu-lampu menyala lebih terang di bandingkan dengan sebelumnya yang terlihat di bawah sana. Namun suasana yang di temui masih tetap sama yakni sunyi senyap mencekam. Tidak tampak adanya manusia di jalan atau hanya sekedar duduk di teras rumah, tida

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-29
  • MISTERI WANITA REMBULAN   BAB 7

    Sebuah rumah besar model tradisional yang tampak begitu megah dan anggun di tengah pelataran yang maha luas, Disebut maha luas, karena tidak terlihat adanya pagar atau tembok yang membatasi dengan alam sekitar. Sehingga bagian belakang rumah tampak seperti bertabirkan dan di lindungi oleh dinding bukit. Lalau lembah terbuka sebagai latar depan. Di mana pusat desa Rancabiuk serta hamparan luas sejumlah tambak yang terlihat samar-samar dalam keremangan malam yang bermandikan sinar rembulan.Tok ... Tok ... Agung mengetuk pintu rumah, dan terdengar suara seorang wanita dari dalam."Siapa?" "Aku Agung ... Agung Bratamangala." jawabannya dari balik pintu rumah itu.Mendengar nama yang sangat ia kenal sang wanita bergegas berjalan menuju pintu rumahnya.Pintu rumah di buka oleh Astuti, rangkulan erat dan hangat dengan sekujur tubuh gemetar di tambah pula sesenggukan Isak tangis. Yang mau tidak mau membuat air mata agung ikut keluar. Boleh di bilang, sebenarnya Agung lebih menghibur diri se

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-18
  • MISTERI WANITA REMBULAN   BAB 8

    Pertanyaan itu terjawab sendiri sewaktu Asti melanjutkan kisahnya."Selama 3 tahun pernikahannya, tawa Ariadi terdengar langka. Dia berubah jadi pendiam dan sering menutup diri, alangkah mencolok perbedaannya setelah Ariadi bertemu dengan Rina, dia seperti menemukan hidupnya kembali. Ceria dan terbuka pada siapa saja. Bahkan semasih masa-masa remajanya pun belum pernah aku melihat Ariadi sebahagia hari-hari yang di lalui nya bersama Rina." Agung menghela nafas dan berkomentar dengan wajah yang di paksakan tersenyum. "Aku senang mendengarnya.""Itu pula sebabnya kak Agung, mengapa akang sewaktu diopname, kami tidak sempat berkunjung, akang tentunya masih ingat ketika akang tertimpa musibah, Rina justru baru saja meninggal," ucap Astuti dengan wajah murung. "Nah dan waktu itu pula Ariadi hampir gila karenanya. Aku lantas tak Minggu meninggalkan dia sendirian. Jangankan berkunjung kelahat, pekerjaan yang sebagai kewajiban ku pun terpaksa harus ku tinggalkan, bahkan dengan resiko di peca

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-10
  • MISTERI WANITA REMBULAN   BAB 9

    Agung Bratamanggala tiba-tiba merasa gelisah. "Apa sebenarnya yang sudah terjadi?" pikirnya. Kegelisahan dan di tambah udara malam yang gerah membuat Agung berkeringat ... seperti ketika tadi ia di paksa harus berjalan kaki sejak dari tanjakan. Segera agung turun dari tempat tidur, dan membuka kemejanya lalu di gantungkan pada kapsok yang tersedia di dekat pintu. Barulah ia menyadari bahwa senjatanya masih tetap ia sandang. Pistol beserta sarungnya itu ia lepas pula dan di gantung kan pada tempat yang sama.Senjata itu mengingatkan Agung pada sosok kera besar yang bermata merah darah yang kepergok dengannya di tanjakan gelap tadi. Mahluk itu bukanlah sekedar halusinasi, karena telah di kuatkan oleh penghuni rumah yang perdebatkan mereka secara kebetulan terdengar oleh telinga Agung. "Seperti nya mahluk itu sudah pergi buk!" lalu bantahan sang istri. "Belum tentu, mungkin saja ia bersembunyi... menunggu seseorang keluar untuk di mangsa!"Agung tidak di mangsa. Agung di biarkan tetap hi

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-10
  • MISTERI WANITA REMBULAN   BAB 10

    Sesuatu terjadi!Saat itu justru Rina lah yang terkejut.Dengan sigap ia melihat beberapa detik ke arah sang laki-laki. Seakan menyadari sesuatu, jari jemarinya dengan cepat ia tarik mundur dari wajah agung. Dan secepat itu pula sosoknya menjauhi tubuh Agung di tempat tidur. Dengan cepat menuju ke arah jendela yang terbuka lebar. Wajah yang indah di pandang itu tampak memucat, ketakutan. Namun di wajahnya yang memucat saat ini masih terlihat sepasang mata yang yang basah. berlinang menyedihkan. Apa yang di takutkan Rina? Apa pula yang ia tangis kan?Dengan sekuat tenaga dan perlahan-lahan Agung menggeliat bangun dari tempatnya. Dengan suara parau Agung memangil. "Rina ...." Seakan Rina tidak mendengar panggilan itu.Terlambat sudah. Seharusnya Agung Bratamangala lebih cepat meluncur dari tempat tidurnya, langsung mendatangi dan merangkul Rina, melampiaskan pendaman rindu sepuas hati. Namun baju juga kepikiran itu muncul di benak Agung, sosok Rina sudah memutar dengan cepat. Pada det

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-21

Bab terbaru

  • MISTERI WANITA REMBULAN   Bab 15

    Tidak pernah terbayangkan oleh Agung bahwa Rina akan mati muda, dan sedemikian cepat. Dan juga Agung sangat sulit untuk menerima kenyataan, bahwa Rina kini terbaring di kedalaman tanah yang sangat dingin dan gelap gulita. Yang lebih menghancur luluhkan hati. Agung tanpa sempat melihat jasad Rina, bahkan untuk yang terakhir kalinya!Saat terakhir agung melihat Rina adalah di suatu pagi buta di suatu tahun yang lalu, satu bulan setelah Rina menikah dengan Ariadi. Agung yang biasa terbangun di pagi buta untuk lari pagi, di buat terperanjat manakala ia membuka pintu rumah mereka ... Di lahat, Rina tahu-tahu sudah berdiri di hadapan mata. Tampak lelah, namun tetap dengan kecantikan dan sinar mata yang sama. Sinar mata yang bergelimang cinta!Agung sempat di datangi prasangka buruk, bahwa Rina telah di ceraikan oleh Ariadi. Atau yang paling masuk di akal. Rina yang menceraikan Ariadi. Siapapun di antara mana yang benar, satu hal yang sudah pasti. Agung sampai pucat sangking terguncangnya."

  • MISTERI WANITA REMBULAN   Bab 14

    Sebelum Agung sempat mengutarakan sesuatu, orang tua yang bermata tajam itu sudah membuka mulutnya kembali. Suaranya tetap terdengar lembut dan tenang. Setenang sikapnya. "Saya tidak akan bertanya apa yang kau kerjakan di sini. Saya hanya menganjurkan, sebaiknya kau segera kembali ketempat dari mana kau datang!" Agung melihat dengan tersentak. "Tepi ...." Belum lagi ia menyelesaikan ucapannya."Saya tidak suka pasien saya terganggu!" Sela si orang tua. Dengan nada suara berubah tajam.Agung mengerutkan kening. "Pasien?" Ucapnya dengan nada menyelidiki."Saya seorang dukun!" Orang tua itu menjelaskan."Ohh ..." Sekali lagi Agung di buat tersedak. Namun tidak mengurangi hasrat nya untuk melunakkan penerimaan si orang tua. "Parah benarkah sakitnya?""Kau sudah dengar sendiri, anak muda. Suara mendengkur nya tidak lazim bukan?"Agung manggut-manggut setuju. Lantas mengomentari dengan gaya sambil lalu. "Tadinya aku sempat mengira yang di dalam itu..." Agung menunjuk lewat bahu kearah bela

  • MISTERI WANITA REMBULAN   Bab 13

    Puncaknya, saat Rina berusia 17 tahun. Yakni usia kebanggaan seorang gadis, saat di mana semua harapan dan juga serta doa di panjatkan dengan setulus hati. Dan pada kesempatan bersejarah itu, Agung menyempatkan diri untuk menyinggung hal yang sama dalam ucapan selamatnya pada Rina. Secara bermain-main tentunya."Pasti bakal rame, bilang saja saat ini kau memiliki seorang pacar ...!" Ucap Agung dengan nada bercanda.Namun Rina menatap dengan tenang. Dan menjawab dengan nada lebih tenang lagi. "Hanya Abang seorang yang patut menjadi pendamping ku!" Kali ini Agung tidak tertawa. Bukan karena tidak berani. Melainkan benar-benar tidak bisa. Hal itu di sebabkan Agung melihat langsung ke arah Rina dan ia menyadari, di balik mata Rina yang berbinar, terpancar perasaan cinta yang tulus. Cinta seorang gadis kepada lawan jenisnya.****Tempat yang terbuka di hadapannya sempat membuat Agung tertegun sejenak. Rupanya tanpa ia sadari, ia telah berjalan hanya dengan mengikuti ke arah mana kaki mela

  • MISTERI WANITA REMBULAN   Bab 12

    Agung memotong dengan tandas ucapan Marni. "Kuburan baru gampang menemukan nya, paling tidak di kayu nisannya masih ada nama!" Lantas agung dengan segera pergi berlalu. Di belakangnya, Marni berdiri mengawasi dengan wajah murung. Marni tetap seperti itu, berdiri terpaku beberapa saat. Sampai agung menghilang di luar rumah. Baru setelah nya Marni mengurut dada, sambil berbicara sendirian. "Laki-laki yang malang - andai, dia tau kebenarannya ...!" Saat berikutnya, sudut-sudut mata Marni tampak basah. Ia kemudian kembali meneruskan pekerjaannya yang tadi sempat tertunda. Mengepel lantai sambil bergumam pelan dan hampir tidak jelas terdengar. Suatu saat, pundak Marni tampak bergetar. Lantas wanita setengah baya itu menangis tersedu-sedu. Lanjut pada Agung.Saat keluar dari rumah, agung langsung mengitari dan kemudian memeriksa halaman di bagian luar kamar yang ia tempati. Ia menemukan beberapa lekukan di tanah yang berumput. Tetapi Agung tidak berani memastikan apakah lekukan-lekukan

  • MISTERI WANITA REMBULAN   Bab 12

    "Ada apa. Bi?" Dengan penasaran Agung mencoba bertanya, dan berharap ada jawaban yang sesuai dengan ia inginkan.Namun yang di tanya hanya. "Ah - bukan apa-apa!" Marni menyahut lirih. Dengan nada suara seperti tertekan. Mencoba tersenyum kembali, ia kemudian menambahkan. "Saya masih sulit untuk menerima kenyataan bahwa juragan istri telah berganti ... Eh - maksud saya telah tiada!" Tampak jelas Marni menyadari sesuatu dengan tiba-tiba, saat mana ia kemudian meralat ucapannya dengan cepat. sehingga mau tidak mau Agung lantas mengerutkan kening. Namun sebelum Agung sempat membuka mulut untuk bertanya kembali. Marni sudah menemukan dirinya kembali. Lantas berujar dengan sikap santai. "Om, tentunya mau ke kamar mandi ya? Silahkan, saya akan membuat kopi selagi om masih di kamar mandi!" Ucap Marni seraya berjalan menuju dapur. Baru satu dua langkah ia beranjak dari tempatnya, Marni kembali membalikkan tubuh. "Yang encer, kalau tak salah. Dengan sedikit gula. Iya toh?" Marni menebak denga

  • MISTERI WANITA REMBULAN   BAB 10

    Sesuatu terjadi!Saat itu justru Rina lah yang terkejut.Dengan sigap ia melihat beberapa detik ke arah sang laki-laki. Seakan menyadari sesuatu, jari jemarinya dengan cepat ia tarik mundur dari wajah agung. Dan secepat itu pula sosoknya menjauhi tubuh Agung di tempat tidur. Dengan cepat menuju ke arah jendela yang terbuka lebar. Wajah yang indah di pandang itu tampak memucat, ketakutan. Namun di wajahnya yang memucat saat ini masih terlihat sepasang mata yang yang basah. berlinang menyedihkan. Apa yang di takutkan Rina? Apa pula yang ia tangis kan?Dengan sekuat tenaga dan perlahan-lahan Agung menggeliat bangun dari tempatnya. Dengan suara parau Agung memangil. "Rina ...." Seakan Rina tidak mendengar panggilan itu.Terlambat sudah. Seharusnya Agung Bratamangala lebih cepat meluncur dari tempat tidurnya, langsung mendatangi dan merangkul Rina, melampiaskan pendaman rindu sepuas hati. Namun baju juga kepikiran itu muncul di benak Agung, sosok Rina sudah memutar dengan cepat. Pada det

  • MISTERI WANITA REMBULAN   BAB 9

    Agung Bratamanggala tiba-tiba merasa gelisah. "Apa sebenarnya yang sudah terjadi?" pikirnya. Kegelisahan dan di tambah udara malam yang gerah membuat Agung berkeringat ... seperti ketika tadi ia di paksa harus berjalan kaki sejak dari tanjakan. Segera agung turun dari tempat tidur, dan membuka kemejanya lalu di gantungkan pada kapsok yang tersedia di dekat pintu. Barulah ia menyadari bahwa senjatanya masih tetap ia sandang. Pistol beserta sarungnya itu ia lepas pula dan di gantung kan pada tempat yang sama.Senjata itu mengingatkan Agung pada sosok kera besar yang bermata merah darah yang kepergok dengannya di tanjakan gelap tadi. Mahluk itu bukanlah sekedar halusinasi, karena telah di kuatkan oleh penghuni rumah yang perdebatkan mereka secara kebetulan terdengar oleh telinga Agung. "Seperti nya mahluk itu sudah pergi buk!" lalu bantahan sang istri. "Belum tentu, mungkin saja ia bersembunyi... menunggu seseorang keluar untuk di mangsa!"Agung tidak di mangsa. Agung di biarkan tetap hi

  • MISTERI WANITA REMBULAN   BAB 8

    Pertanyaan itu terjawab sendiri sewaktu Asti melanjutkan kisahnya."Selama 3 tahun pernikahannya, tawa Ariadi terdengar langka. Dia berubah jadi pendiam dan sering menutup diri, alangkah mencolok perbedaannya setelah Ariadi bertemu dengan Rina, dia seperti menemukan hidupnya kembali. Ceria dan terbuka pada siapa saja. Bahkan semasih masa-masa remajanya pun belum pernah aku melihat Ariadi sebahagia hari-hari yang di lalui nya bersama Rina." Agung menghela nafas dan berkomentar dengan wajah yang di paksakan tersenyum. "Aku senang mendengarnya.""Itu pula sebabnya kak Agung, mengapa akang sewaktu diopname, kami tidak sempat berkunjung, akang tentunya masih ingat ketika akang tertimpa musibah, Rina justru baru saja meninggal," ucap Astuti dengan wajah murung. "Nah dan waktu itu pula Ariadi hampir gila karenanya. Aku lantas tak Minggu meninggalkan dia sendirian. Jangankan berkunjung kelahat, pekerjaan yang sebagai kewajiban ku pun terpaksa harus ku tinggalkan, bahkan dengan resiko di peca

  • MISTERI WANITA REMBULAN   BAB 7

    Sebuah rumah besar model tradisional yang tampak begitu megah dan anggun di tengah pelataran yang maha luas, Disebut maha luas, karena tidak terlihat adanya pagar atau tembok yang membatasi dengan alam sekitar. Sehingga bagian belakang rumah tampak seperti bertabirkan dan di lindungi oleh dinding bukit. Lalau lembah terbuka sebagai latar depan. Di mana pusat desa Rancabiuk serta hamparan luas sejumlah tambak yang terlihat samar-samar dalam keremangan malam yang bermandikan sinar rembulan.Tok ... Tok ... Agung mengetuk pintu rumah, dan terdengar suara seorang wanita dari dalam."Siapa?" "Aku Agung ... Agung Bratamangala." jawabannya dari balik pintu rumah itu.Mendengar nama yang sangat ia kenal sang wanita bergegas berjalan menuju pintu rumahnya.Pintu rumah di buka oleh Astuti, rangkulan erat dan hangat dengan sekujur tubuh gemetar di tambah pula sesenggukan Isak tangis. Yang mau tidak mau membuat air mata agung ikut keluar. Boleh di bilang, sebenarnya Agung lebih menghibur diri se

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status