Beranda / Rumah Tangga / MISTERI RANJANG SUAMIKU / MULAI TAMPAK SIFAT ASLINYA

Share

MULAI TAMPAK SIFAT ASLINYA

Penulis: HANDA
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-01 14:04:12

Bangunan sederhana akhirnya dilepas. Setelah berkelana cukup jauh meninggalkan desa lamanya, keluarga Angga berhasil juga memeroleh rumah yang lebih dari kata layak. Itu pun tak sekali cari, butuh waktu beberapa jam sampai mereka gosong berjamaah terpapar mentari demi menuruti kemauan Aina. Ia selalu mengancam akan pergi dan memilih hidupnya sendiri, kalau perkataannya tak dituruti. Sejauh ini Bu Dila beserta anak perempuannya lumayan mengalah untuk Aina.

Karena rumah itu lumayan cantik, Aina juga memerintahkan suaminya untuk mengontrak langsung 1 tahun saja. Sekali lagi Angga manut, mengingat keutamaan kebahagiaan istrinya tersebut. Mereka menghabiskan uang 10 juta untuk menyewa tempat tersebut.

"Nah, beginikan bagus! Rumah ini bahkan lebih cantik daripada rumah kita bertiga yang lama," puji Aina sambil memutar tubuhnya ke hamparan ruangan kosong melompong tersebut.

"Oh, ya. Kita harus membeli barang-barang lain. Lebih baik kita pergi sekarang aja, sebelum malam," saran Angga.

"Ya,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • MISTERI RANJANG SUAMIKU    PENDERITAAN SEMAKIN BERTAMBAH

    Angga baru saja memasuki rumah dalam keadaan acak adul. Seragam mengajarnya keluar dari celana. Kera lehernya terangkat, persis seperti pakaian ala-ala drakula. Matanya memerah disertai dengus napas banter. Angga terseok-seok, lalu membanting tasnya ke lantai, sampai mendarat di bawah kaki seseorang."Mas, kenapa sudah pulang? Aku bahkan belum pergi ke kampus." Ruby mendapati Angga menyandarkan badan pada tembok rumah. Sejenak memejamkan netra. Angga menoleh ke arah adik bungsu, lalu bertanya, "Ke mana Ibu dan Aina?" "Di kamar masing-masing." "Panggil!" titahnya.Mungkin saat ini Ruby merasa aneh dengan seruan tersebut, kemudian tentang abangnya yang pulang sebelum jam kerja usai. Bahkan, ini masih pukul sepuluh."Kok cepet banget, Angga?" Kali ini vokal Bu Dila yang terdengar.Aina menyusul dari belakang. Pelan-pelan menepis jarak dengan keluarga suaminya."Kenapa, Mas? Kamu kenapa?" Feeling seorang istri jarang meleset."Duduk dulu!" perintahnya.Bulu kuduknya meremang. Secara b

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-02
  • MISTERI RANJANG SUAMIKU    MEMULAI USAHA BARU

    "Mana uangnya, Mas?""Mas. Mana uangnya?"Sibuk bukan main. Kalimat itu sudah seribu kali diulang. Tak ubah seperti kaset rusak. Sebuah permintaan yang mengandung paksaan.Aina takut sisa uang dipegang oleh Angga, lalu dibagikan kepada Ibu serta adik kandungnya. Itu adalah sebuah kebenaran, karena Aina sendiri yang mengungkap kecemasannya beberapa hari lalu. Jadilah ia mengekori Angga ke manapun pergi. Bahkan, saat suaminya buang hajat di kamar mandi sekalipun, ia berusaha untuk mengetuk pintu sambil meneruskan permintaannya tersebut.Ini adalah puncak permohonan itu terjadi. Mumpung tak ada siapapun di rumah, tentu Aina lebih bebas mengekspresikan diri.Ia meringkuk di sudut ranjang Jepara seharga 18 juta tersebut. Tak bergerak sedari tadi. Pekerjaan rumah belum ada yang beres, termasuk sarapan pagi sekalipun. Angga berulang kali bertanya di mana kemeja hitamnya juga gagal memeroleh sahutan. Aina menjelma patung tunduk kepala. "Aina!"Bentakan tersebut keluar enteng dari bibir Angga

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-02
  • MISTERI RANJANG SUAMIKU    TETANGGA BARU ITU TERNYATA...

    "Inara?" Angga bergumam, tatapannya terus tertuju pada perempuan bergamis merah muda, juga pria familiar yang menjadi sopirnya.Sial! Angga bagai jatuh ke dalam lubang yang sama. Ia tak habis pikir dengan sosok yang kini malah menyunggingkan senyum licik kepadanya.serta-merta Angga berjalan untuk menemui Inara dan lelaki yang selama ini dipanggil dengan sebutan Pak Sentot. Entah mendapat dorongan apa, sampai-sampai ia mau berbicara dengan Inara lagi."Kamu pindah ke sini? Kenapa bisa bertepatan di sini?" Tentu membuat Angga bertanya-tanya. Simpul tipis, tetapi tak lagi seindah dulu. Tidak ada ketulusan di dalamnya. Lebih tepatnya itu adalah sunggingan ejekan. "Selamat bertemu kembali, Angga!"Angga. Inara menyebut nama laki-laki itu tak lagi sama seperti yang dulu. Dia enteng manahlilnya. Angga yakin, semua ini dikarenakan mereka tak lagi berstatus suami istri.Seharusnya Angga marah, bahkan kalau bisa ia merebut paksa mobil yang tadinya Inara tumpangi. Namun, seakan-akan hatinya

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-02
  • MISTERI RANJANG SUAMIKU    USAHANYA TIDAK LAKU

    Hidup yang diselimuti kesialan, setelah perselingkuhannya dengan Aina terbongkar. Tak ada lagi tawa, apalagi keharmonisan yang tercipta dalam satu keluarga itu. Barangkali Tuhan memang sudah jenuh melihat kemudharatan yang mereka ciptakan dahulu. Sudah bolak-balik ditegur dengan cara halus, tetapi sulit pekanya. Alhasil, Sang Maha Kuasa menamparnya dengan satu peristiwa besar yang sampai memporak-porandakan kehidupan mereka semua. Kendatipun, maksud Allah itu baik, dia hanya ingin hamba-Nya kembali ke jalan yang benar.Semenjak kejadian Aina diserbu oleh empat ibu-ibu beberapa waktu lalu, sekarang grosir mereka semakin terkenal dengan 'grosir pelakor.' Jangankan untuk membeli, ketika melintasi tempat itu saja orang-orang pada meludah. Sengaja betul melakukannya di hadapan pemilik usaha, tanpa terkecuali. Rupanya tinggal di kampung itu tak juga dapat memberi ketenangan. Serasa ingin angkat kaki dan terbang sejauh mungkin, tetapi itu semua hanyalah fiktif belaka. Nyatanya, Angga dan kel

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-02
  • MISTERI RANJANG SUAMIKU    PENCURI KARUNG BERAS YANG SESUNGGUHNYA

    "Betul!" Ruby pun ikut berdiri. "Lama sudah kami pendam kekesalan terhadap Mbak Aina yang selalu saja mengedepankan ego. Padahal aku dan ibu itu juga saudara kandung Mas Angga, yang memang sudah seharusnya diperhatikan. Asal Mbak tahu saja, ya, istri itu derajatnya ada di bawah ibu kandung!""Apa-apa maumu saja yang dituruti! Lambat laun kami muak juga. Lagian kamu jadi istri juga nggak bisa berbuat banyak. Tahunya ngomel terus. Beda banget sama Inara yang waktu itu bisa membantu berjuang sampai perekonomian Angga membaik," bentak Bu Dila dengan hasrat membara."Apa? Jadi, kalian nyesel karena sudah membuang Inara dan mengambil aku? Bukannya kalian sendiri yang memintanya dulu? Ya, itu resikolah, mau bagaimanapun keadaanku. Masak sekarang kalian malah nyalah-nyalahin aku. Nggak fair banget!"Aina tak terima mendengar kebenaran yang mertua dan iparnya sampaikan. Ia jelas kaget, karena selama ini tak pernah mengetahui, kalau ada dua perempuan yang tak menyukainya diam-diam. Perubahan mi

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-02
  • MISTERI RANJANG SUAMIKU    KENAPA TIBA-TIBA BAIK?

    Angga tidak terpuaskan dengan Aina. Tahunya cuma kikuk dan menatapnya nanar saja. Berbicara sepatah kata pun tidak. Jelas itu membuatnya semakin marah."Aku nggak peduli dari mana kamu kenal penadah beras itu, tetapi mana uang hasil penjualannya selama ini?" Angga semakin menekan. Permukaan tubuh keduanya saling menubruk.Angga sudah malas untuk bersikap manis dengan istri yang ternyata cuma mau enaknya saja. Dia bahkan sulit sekali menggerakkan bibir untuk memanggil Aina dengan sebutan 'Sayang' lagi. Baginya, Aina cuma sosok yang sudah salah diambil untuk menjadi pasangan hidup. Mau dibuang, tak mungkin juga. Sejauh ini kesalahan Aina belumlah fatal.Aina mengangkat sepasang bola matanya takut-takut. Bibirnya bergetar. "Sudah a- ku trans-fer b- buat Ibu dan Bapak di kam- pung, Mas," balasnya."Hah?" Tak habis pikir. Aina benar-benar culas dan licik. Mementingkan kebutuhan sendiri, sementara orang yang memberi modal sudah engap. Lelaki berperasaan kalut itu menarik surai hitamnya, h

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-04
  • MISTERI RANJANG SUAMIKU    HUBUNGAN ANTAR MANTAN MULAI MEMBAIK

    Semua orang yang berada di ruangan terkejut.Bu Dila dan Ruby tugas menarik Inara yang sudah terpelanting di belakang, sementara barang bawaannya menggelinding semua.Dada Aina naik turun. Bibirnya mengerucut disertai gigi yang merapat. "Mbak Aina apa-apaan, sih?" Inara yang berhasil dibangunkan, membuat Ruby tak perlu lagi menyentuh wanita itu. Kini, giliran saatnya menghakimi si penjahat.Aina menengok ke arah Inara yang sibuk mengusap-usap bokong serta sikunya yang barangkali terasa sakit. Kemudian, netranya menatap tajam ke arah Ruby. Angga belum sempat berbicara, tetapi istrinya itu tiba-tiba saja menjauh. Aina malah keluar ruangan dan entah mau ke mana. Angga taksir dirinya tengah menghindari masalah. Ia tentu tak mau dimarah.Mereka semua dengan ketulusan hati meminta maaf kepada Inara atas perlakuan jahat Aina, kemudian, Angga juga membuka suara tentang Aina yang ternyata jauh dari ekspektasi. Menceritakan perjalanan hidupnya pasca berpisah dengan mantan istri pertama. Seja

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-04
  • MISTERI RANJANG SUAMIKU    CERAIKAN AINA DAN BALIKAN SAMA INARA

    Degh!Angga terdiam sejenak, mengumpulkan pikirannya. Benarkah? Sampai-sampai menampar pipinya sendiri demi memastikan ini kenyataan atau rotasi alam khayal saja."Inara, kamu ajak anak Ibu rujuk?" Tiba-tiba, Bu Dila muncul di dekat mereka. Ruby, adik kandung Angga, juga hadir. Mungkin mereka memang tadinya hendak memasuki grosir atau berada di kawasan itu, sehingga dapat mendengar penawaran Inara terhadap mantan suaminya tersebut."Tetapi, kenapa, Inara?" Netra Angga membeliak kunci.Bu Dila dan Ruby serta merta saling pandang dan tersenyum. Angga sendiri senantiasa bingung dan seakan tak yakin dengan ajakan menggiurkan itu. Dirasa tak mungkin Inara yang kini telah menjadi janda kaya raya sudi memulai hidup dengan lelaki kere dan pernah menyakitinya di masa lalu."Mas, aku nggak tega melihat kamu hidup dengan perempuan jahat seperti Aina. Ya, sebenarnya sudah dari dulu. Cuma aku butuh waktu untuk menetralisir kesakitan yang pernah kau timpakan padaku. Dan, sekarang hatiku telah siap

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-04

Bab terbaru

  • MISTERI RANJANG SUAMIKU    SELESAI

    Pagi ini Angga tidak jadi membuat bakso kuah terbaru karena buku resepnya hilang. Namun, dia masih terus berusaha mencari, kali saja dia salah letak atau entah bagaimana, yang jelas dia masih berharap supaya buku itu lekas ketemu.Berbeda dari kemarin, hari ini bahkan sampai Angga sudah duduk stay di warung depan rumahnya, Ayu tak kunjung datang. Sayangnya Angga tidak mempunyai kontak wanita tersebut. Jadi, dia tak bisa menghubungi."Ke mana Ayu? Tumben lama nggak seperti kemarin," batinnya.Dia pun membereskan warung seorang diri. Mulai dari menata bahan-bahan yang akan dipakai untuk membuat bakso serta mengilap mangkuk-mangkuk supaya lebih kinclong.Anehnya, hingga siang menjelang, Ayu tak kunjung menampakkan batang hidung. Angga sampai berpikir kalau perempuan itu sedang sakit sehingga dia tidak bisa untuk bekerja di hari itu. Angga memaklumi. Dia berjanji akan meminta kontak Ayu setelah perempuan itu masuk nantinya. ***Sayangnya, Apa yang Anda pikirkan tidak sejalan dengan kenya

  • MISTERI RANJANG SUAMIKU    BISIKAN DARI RINA

    "Tahu apa, Rin?" Angga membidik wajah lawan bicaranya yang tampak serius.Rina mendekatkan tubuhnya sampai memangkas jarak antar mereka. Angga yang risih sedikit mundur, tetapi Rina malah menariknya. Telinga Angga didekatkan pada bibir Rina."Ternyata orang tuanya Ayu juga sama-sama pedagang bakso kayak kamu, Mas," bisiknya perlahan-lahan.Leher Angga sampai memendek, karena kepalanya tersentak. Dia menjauhi Rina dengan mata yang terbelah lebar."Ah, yang bener kamu? Tadi aja dia bilang, kalau ibu bapaknya seorang petani dan memiliki kebun di desa.""Beneran Mas, aku nggak bohong. Makanya dari awal aku udah curiga sama si Ayu. Kayaknya dia menginginkan sesuatu dari kamu, deh."Saat obrolan mereka belum selesai dan Rina belum menjelaskan lebih lanjut, tiba-tiba saja orang yang diceritakan datang dan langsung mendorong Rina, hingga dia mundur agak jauhan.BRUGH!"Apa maksud kamu, Rin? Kenapa kamu malah ngomong kayak begitu sama Mas Angga? Tahu apa kamu tentang orang tuaku? Orang tuaku u

  • MISTERI RANJANG SUAMIKU    HATI-HATI SAMA DIA, MAS!

    Panas siang hari ini sepertinya berhasil turun dan mendekam di hati Rina. Perkataan Ayu bagai petir di siang bolong yang menyambar sekujur raganya tanpa ampun.Ayu berucap sedemikian rupa dengan entengnya sambil tersenyum lebar. Sementara Angga di sebelahnya hanya terdiam."A- apa? K- kerja d- di sini?" Rina mengulang ucapan wanita di depannya tersebut."Apa kurang jelas lagi? Mulai besok aku bakal kerja di warung ini. Mas Angga juga udah izinin, kok."Tidak tahu kenapa Rina seakan terganggu oleh Ayu sejak pertemuan mereka kemarin. Dan, saat mengetahui kebenaran ini, perasaannya semakin tak menentu. Ekspresi Rina langsung berubah kecut. Dia memandang Angga dengan penuh beban."Sini, Mas!"Rina cepat-cepat menarik tangan Angga ke sudut warung, agak jauh dari keramaian dan Ayu. Dia akan membuat perhitungan kepada pria tersebut."Kamu kenapa, sih? Kenapa kamu mengizinkan Ayu bekerja di sini, Mas?" tanyanya, suara penuh kekhawatiran.Sementara itu Rina sempat melirik Ayu yang melipat kedu

  • MISTERI RANJANG SUAMIKU    PERMINTAAN AYU

    Hujan mengguyur kota dengan lebatnya pada malam itu. Lampu-lampu padam satu per satu, menyisakan gelap yang pekat menutupi sudut-sudut kota. Di rumah Angga, seorang pedagang bakso, situasi tidak berbeda. Hanya suara gemericik hujan dan sesekali kilat yang menyinari jendela yang menjadi sumber cahaya.Ketukan di pintu depan membuat ia semakin was-was saja. Angga, yang sudah bersiap tidur, terkejut dan bingung. Siapa yang mungkin datang di tengah malam dan dalam cuaca buruk seperti ini?Dengan hati-hati, ia mendekati pintu, membuka kuncinya pelan-pelan. Angga sudah bersiap, jika yang ada di depan pintunya tersebut adalah orang jahat, maupun makhluk tak kasat mata.Pintu pun akhirnya terbuka dan cahaya senter menyilaukan matanya sejenak.Tring!"Mas Angga, maaf mengganggu!"Degh!Suara lembut itu terdengar. Ketika mata Angga menyesuaikan dengan cahaya."Aman," pikirnya lega. Ia membuka matanya selebar mungkin.Terlihatlah Rina, guru SD yang dikenalnya, berdiri basah kuyup sambil membawa

  • MISTERI RANJANG SUAMIKU    MEMEREBUTKAN ANGGA

    Angga selaku pemilik warung bakso yang ramah dan populer di kalangan penduduk setempat saat ini benar-benar bingung harus memilih makanan yang mana Di samping dia tidak bisa menerima semuanya karena tidak akan muat di perutnya.Sayangnya, Angga juga tidak tega menolak salah satu diantara mereka. Angga menghargai pemberian Ayu dan Rina terhadapnya. "Biar aku bukain langsung, Mas!" tutur Rina Yang Tak sabar menanti keputusan Angga. Dia langsung meletakkan rantang di atas meja dan membongkar wadah tersebut satu persatu."Ah, aku juga!" ujar Ayu yang ternyata masih tidak mau kalah.Kedua perempuan itu berlomba-lomba membuka rantang mereka masing-masing di hadapan Angga. Membuat pria satu itu semakin kewalahan. Dia sedang diperebutkan atau bagaimana?Rina, guru SD yang bertanggung jawab dan penyayang itu ternyata membawa nasi goreng homemade, sementara Ayu yang kabarnya hanya mengikut orang tua dan tidak mempunyai pekerjaan membawa salad buah segar dan tomyam. Semua makanan yang disuguhk

  • MISTERI RANJANG SUAMIKU    RINA VS AYU

    Dalam cuaca yang diselimuti oleh kegelapan, warung bakso Angga masih ramai dengan suara para pembeli yang datang dan pergi. Lampu yang tergantung rendah di warung itu menambah kehangatan suasana di malam yang sejuk ini. Angga, seorang penjual bakso yang dikenal dengan keramahan dan kejujurannya, sibuk melayani setiap pembeli dengan senyuman lebar."Mas, aku tiga bungkus, ya!""Aku satu mangkuk aja makan di sini, Mas!""Mas, saya dulu, dong! Kasihan anak di rumah sudah kelaparan."Cicitan cicitan para pembeli semakin menguar. Angga merasa senang, meski satu sisi dia kelimpungan."Iya, sabar ya semuanya."Saat sedang mengaduk bakso di dalam panci besar, tiba-tiba seorang anak kecil berlari mendekat ke warungnya. Anak itu, dengan napas yang tersengal, mengulurkan sebuah kotak kecil kepada Angga. Terkejut, Angga menurunkan sendok besar dan menerima kotak tersebut."Untuk om," kata si anak kecil dengan senyum yang manis. Jemari mungilnya terulur memanjang."Eh?"Angga menghentikan aktivita

  • MISTERI RANJANG SUAMIKU    SALAH PAHAM

    Degh!Angga yang sedang sibuk melayani pembeli di warung baksonya lantas tunggang langgang menghampiri Rina yang telah dihakimi oleh sosok tak dikenal. Nyaris saja Angga terpelanting ke tanah, karena tersandung oleh kakinya sendiri. Dia ingin cepat-cepat sampai di depan sana demi mempertanyakan Apa yang terjadi.Ia melihat seorang ibu-ibu berkaos ungu yang baru saja turun dari motornya dan tampak sangat marah entah sebab apa sambil menuding-nuding Rina. Angga belum bisa mendengar percakapan mereka sepenuhnya. Dia harus lebih cepat sampai ke sana.Tanpa berpikir panjang, Angga bergegas menyelamatkan situasi. Ia meninggalkan warung baksonya dan berlari menghampiri mereka. "Maaf Bu, kenapa ibu malah marah-marahi teman saya? Ada apa ini? Mungkin kita bisa bicarain dengan tenang," titah Angga mencoba meredakan suasana.Namun, ibu itu tak kunjung reda dan terus memarahi Rina, "Kamu ini guru atau apa, tega sekali memarahi anak saya!"Rina dengan nada cemas menjawab, "Maaf Bu, saya enggak pe

  • MISTERI RANJANG SUAMIKU    RINA

    Matahari sudah lama terbenam ketika Angga perlahan membuka matanya, kebingungan menyelimutinya saat dia mencoba memahami di mana dia berada. Kepalanya berdenyut dan sinar lampu yang temaram di ruangan itu tidak membantu. Sambil mencoba mengumpulkan kekuatannya, dia menoleh dan terkejut melihat sosok yang duduk dengan tenang di sisi tempat tidurnya."Mas Angga, kamu sudah sadar?" Rina bertanya dengan suara yang penuh kelegaan. Wajah cantiknya menunjukkan kekhawatiran yang mendalam."Rina?" Angga berkata dengan suara serak, masih mencoba memproses apa yang terjadi. "Ada di mana kita?""Kita di rumah sakit, Mas. Tadi aku mau beli bakso, tapi pas aku mengetuk pintu rumahmu, tidak ada yang menjawab. Aku minta maaf karena sudah lancang masuk rumah kamu tanpa izin, tapi , aku melihat Mas pingsan," jelas Rina dengan detail, matanya tidak lepas dari wajah Angga.Angga berusaha mengingat kejadian sebelumnya, "Aduh, iya. Aku memang merasa pusing banget. Tapi aku nggak menyangka bakalan pingsan.

  • MISTERI RANJANG SUAMIKU    HIDUP TERUS BERJALAN

    Beberapa bulan berlalu, lelaki bernama Angga itu kini telah memiliki rumah sendiri dan warung bakso yang berdiri di depan kediamannya. Dia berhasil mengatur hidupnya menjadi insan yang jauh lebih baik. Angga juga masih berusaha untuk menghindari perempuan. Dia masih trauma kejadian bersama Lala dulu terulang kembali. Lagi pula, Angga juga sudah bolak-balik menikah. Angga takut pernikahannya akan gagal lagi dan gagal lagi.Dia tinggal sendiri. Memasak dagangannya seorang diri pula. Sesekali Angga sakit, tetapi dia masih bisa menahan semuanya. Angga lebih bahagia sekarang, meski tak siapapun yang dapat diajak bicara. Terkadang Angga sampai mengobrol dengan tembok mati di kamarnya. Warung bakso Angga selalu dipenuhi pembeli, dari pagi hingga malam, tak pernah sepi. Dia selalu menjaga kualitas dan keramahan dirinya sendiri selaku sang empunya dagang.Suasana hari itu pun tidak berbeda, warungnya penuh sesak dengan pembeli yang antri untuk menikmati bakso buatannya.Di tengah kesibukan it

DMCA.com Protection Status