Share

KENAPA TIBA-TIBA BAIK?

Angga tidak terpuaskan dengan Aina. Tahunya cuma kikuk dan menatapnya nanar saja. Berbicara sepatah kata pun tidak. Jelas itu membuatnya semakin marah.

"Aku nggak peduli dari mana kamu kenal penadah beras itu, tetapi mana uang hasil penjualannya selama ini?" Angga semakin menekan. Permukaan tubuh keduanya saling menubruk.

Angga sudah malas untuk bersikap manis dengan istri yang ternyata cuma mau enaknya saja. Dia bahkan sulit sekali menggerakkan bibir untuk memanggil Aina dengan sebutan 'Sayang' lagi. Baginya, Aina cuma sosok yang sudah salah diambil untuk menjadi pasangan hidup. Mau dibuang, tak mungkin juga. Sejauh ini kesalahan Aina belumlah fatal.

Aina mengangkat sepasang bola matanya takut-takut. Bibirnya bergetar. "Sudah a- ku trans-fer b- buat Ibu dan Bapak di kam- pung, Mas," balasnya.

"Hah?"

Tak habis pikir. Aina benar-benar culas dan licik. Mementingkan kebutuhan sendiri, sementara orang yang memberi modal sudah engap.

Lelaki berperasaan kalut itu menarik surai hitamnya, h
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status