Share

MEMULAI USAHA BARU

"Mana uangnya, Mas?"

"Mas. Mana uangnya?"

Sibuk bukan main. Kalimat itu sudah seribu kali diulang. Tak ubah seperti kaset rusak. Sebuah permintaan yang mengandung paksaan.

Aina takut sisa uang dipegang oleh Angga, lalu dibagikan kepada Ibu serta adik kandungnya. Itu adalah sebuah kebenaran, karena Aina sendiri yang mengungkap kecemasannya beberapa hari lalu. Jadilah ia mengekori Angga ke manapun pergi. Bahkan, saat suaminya buang hajat di kamar mandi sekalipun, ia berusaha untuk mengetuk pintu sambil meneruskan permintaannya tersebut.

Ini adalah puncak permohonan itu terjadi. Mumpung tak ada siapapun di rumah, tentu Aina lebih bebas mengekspresikan diri.

Ia meringkuk di sudut ranjang Jepara seharga 18 juta tersebut. Tak bergerak sedari tadi. Pekerjaan rumah belum ada yang beres, termasuk sarapan pagi sekalipun. Angga berulang kali bertanya di mana kemeja hitamnya juga gagal memeroleh sahutan. Aina menjelma patung tunduk kepala.

"Aina!"

Bentakan tersebut keluar enteng dari bibir Angga
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status