Share

25. MENOLONG WANITA

“Tumben Umi senyam-senyum sendiri pagi-pagi,” tanya Abah duduk di samping Umi sambil membuka lembaran Alquran dan menyeruput kopi.

“Ini loh Bah, Umi seneng banget.”

“Senang kenapa? Mau dapat arisan.”

“Bukan Bah, kabar Abizar sama Afura. Kayaknya kita bakalan punya cucu lagi deh Bah.”

“Yang bener.”

“Lah iya, orang tadi Afura nelfon Umi terus muntah-muntah. Berarti dia hamil dong Bah!” ucap Umi Ima antusias. “Pokoknya, mereka pulang Umi mau bikin syukuran yang besar.”

“Kan, kabarnya belum pasti Umi.”

“Umi udah yakin pasti Afura pasti hamil.”

Abah mengeleng-gelengkan kepala. “Terserah Umi, mending Abah lanjut baca Quran.” Sebenarnya Abah juga berharap, ada suara bayi lagi di rumah mereka. Setelah kepergian Zahra dan cucunya. Rumah mereka ini semakin sepi. Tapi, melihat hubungan Abizar dan Afura. Dia tidak yakin bahwa mereka akan punya anak.

***

“Kan, bener aku nggak ha
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status