Share

BAB 179

Fedrick menunggu di luar ruang operasi dengan wajah yang sembab dan kacau, dia menunggu istrinya selesai operasi.

Pikirannya kalut, perasaannya tak karuan karena menunggu apakah istrinya akan selamat atau tidak, mengingat keadaan Bela yang cukup parah saat dia temui di kamar.

“Tuhan, tolong selamatkan istriku. Jangan engkau ambil dariku.” Gumamnya dengan penuh pengharapan.

Fedrick duduk di kursi, matanya terus menatap pintu yang tak kunjung terbuka. Detik-detik terasa seperti jam, dan kegelapan rasa takut terus menyusup dalam dirinya. Ia mencoba menenangkan diri, namun denyut jantungnya terasa semakin cepat.

Dalam keheningan yang terasa begitu berat, ia teringat saat pertama kali bertemu dengan Bela, senyumnya yang hangat, dan semua momen indah yang telah mereka lewati bersama. Semua itu seperti kilatan yang menyadarkannya betapa berharganya kehadiran Bela dalam hidupnya.

Tapi saat ini, di tengah ketidakpastian ini, semua itu tampaknya berada dalam taruhan yang besar. Fedrick merapatk
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status