"Kau benar-benar tak kembali sampai satu minggu kedepan?" Tanya Lucia pada Dariel saat mereka di bandara.Malam ini adalah keberangkatan Dariel ke luar negeri untuk mengurus pekerjaan penting."Ya. Apa kau sungguh tak ingin ikut?" Tanya Dariel dengan lembut dengan memegang wajah Lucia seolah dia sangan menganggumi wanita itu.Lucia menggeleng pelan, "Aku sedang sibuk. Kita akan melakukan panggilan video setiap malam." Ucap Lucia dengan memegang tangan Dariel yang saat ini wasih menyentuh wajahnya.Dariel tampak tersenyum tipis dan mengecup kening Lucia dengan penuh kelembutan."Aku pasgi sangat merindukanmu." Gumam Dariel.Lucia tersenyum lebar, "tentu saja. Aku memang sangat oantas dirindukan." Dariel terkekeh mendengar kalimat yang diucapkan wanita yang sangat dia cintai itu.Lucia sangat berubah dan lebih ekspresif kali ini, itu membuatnya semakin jatuh cinta dan tergila-gila pada wanita itu.Mereka berdua berbicara santai menunggu pesawat Dariel siap, hingga saatnya bagi Dariel u
Sudah tiga hari Dariel berada di kota yang jaraknya sangat jauh dengan Lucia saat ini. “Kau tidak tidur, sayang?” Tanya Dariel pada Lucia di panggilan video tersebut. Lucia tersenyum mengantuk saat muncul di panggilan video. "Aku tidur sebentar tadi, tapi aku merindukanmu, jadi aku terjaga." Dariel merasa bersalah karena menjadwalkan panggilan video saat ini, mengingat perbedaan zona waktu yang besar antara mereka. "Maaf, aku tahu jamnya sudah malam di sana. Aku ingin melihat wajah cantikmu sebentar." Lucia menggeleng lembut. "Tidak apa-apa, sayang. Aku juga merindukanmu. Bagaimana pekerjaanmu di sana?" Dariel menceritakan perkembangan terbaru dalam pekerjaannya dan kemajuan yang telah mereka capai dalam proyek kerja sama dengan perusahaan Tuan Renley. Dia dengan rinci menjelaskan rencana-rencana mereka ke depan, membuat Lucia semakin bangga padanya. Mereka berbicara tentang pekerjaan dan juga rencana mempublikasikan hubungan mereka ke publik. Meskipun jarak yang memisahkan mere
“Senang bisa bekerja sama dengan anda, tuan Dariel.” Ucap tuan Noel dengan puas ketika pagi ini telah berbicara dan membahas beberapa hal dengan Dariel."Saya juga senang bisa bekerja sama dengan Anda, Tuan Noel," jawab Dariel dengan senyuman. Mereka telah membuat kemajuan yang signifikan dalam pertemuan ini, dan kerja sama mereka diharapkan akan menguntungkan kedua belah pihak. Dariel sangat berharap proyek bisnis ini akan berjalan sesuai rencana dan membawa kesuksesan bagi perusahaannya.Tuan Noel mengangguk, "Saya melihat potensi besar dalam rencana bisnis kita ini, tuan Dariel. Saya yakin bahwa kerja sama ini akan sukses dan menguntungkan kita semua."Dariel merasa lega mendengar kata-kata itu. Proyek ini sangat penting bagi perusahaannya, dan dia merasa yakin bahwa dengan kerja keras dan kerja sama yang baik dengan Tuan Noel, mereka akan mencapai kesuksesan bersama.Setelah pertemuan mereka selesai, Dariel akan kembali ke hotel sebelum makan siang nanti ada hal yang harus dia ker
“Apa kau sudah merancang semuanya?” Tanya Clara dengan serius dengan bawahannya.“Sudah, bahkan kami sudah mempersiapkan kamar pribadi di sana nona, jadi rencana anda akan berjalan baik.” Ucap bawahan Clara dengan tenang.Clara merasa senang mendengar persiapan yang telah dilakukan oleh bawahannya. Dia sangat yakin bahwa rencananya akan berhasil kali ini. Kamar pribadi yang telah disiapkan akan menjadi bagian penting dari rencananya untuk mendekati Dariel."Mereka tidak akan melihatnya datang. Pastikan semuanya berjalan lancar," ujar Clara dengan tegas. Dia tidak ingin ada kesalahan dalam pelaksanaan rencananya, karena ini adalah langkah kunci dalam usahanya untuk mendapatkan Dariel.Bersama dengan timnya, Clara melanjutkan persiapan dan memastikan semuanya siap untuk pelaksanaan rencana mereka. Dia merasa semakin dekat dengan tujuannya, dan tekadnya semakin kuat untuk mencapainya.Di sisi lain, Dariel yang akan menuju ke pertemuan penting dengan para koleganya disini tengah mempersia
BRAK!Pintu terbanting dengan keras saat seseorang mendobrak pintu kamar tersebut.Clara yang saat ini sedang berada di atas Dariel tampak tersenyum senang, ketika yang dia lihat ada Lucia disana.“Kau mengganggu malam kami, Lucia. Pergilah, kekasihmu lebih menyukaiku.” Ucap Clara sambil bersandar di dada Dariel. Pria itu sudah tak sadarkan diri dengan tubuh hampir telanjang, hanya menyisakan celana dalamnya yang menjadi pembatas keduanya.Lucia yang tiba-tiba masuk ke dalam kamar dan melihat pemandangan yang mengerikan ini. Dia merasa seperti dunianya runtuh dalam sekejap. Dariel, pria yang sangat dicintainya, terlihat dalam situasi yang sangat memalukan dan tidak terhormat.Wanita itu, Clara, mencoba untuk merendahkan Lucia dengan perkataannya, tetapi Lucia tidak bergeming. Dia merasa hancur dan marah, tetapi dia juga tahu dia harus tetap tenang."Dariel adalah milikku, bukan milikmu," ucap Lucia dengan nada yang bergetar, mencoba untuk menahan emosinya. "Sekarang tinggalkan kamar i
“Kau memalukan ayah, Clara.” Tuan Keibo pada putri satu-satunya tersebut. Dia hanyalah seorang dosen di universitas terkenal di luar negeri.Putrinya sangat ingin mewarisi kekayaan pamannya dibandingkan mengikuti jejak ayahnya, namun tuan Keibo tak mempermasalahkan itu karena dia pikir saudaranya juga tak memiliki keturunan dan Clara masih berhak mendapatkan hal itu.Tapi kelakuan putrinya membuat dirinya sangat malu terlebih keluarga besar sudah mendengar berita ini.“Aku tak peduli.” Ucap Clara dengan ketus.Mereka saat ini berada di rumah sakit, akibat cidera atas pemukulan Lucia terhadapnya.“Aku harus merencanakan hal lain untuk membuat Lucia hancur, ayah.” Ucap Clara dengan penuh tekad.Tuan Keibo merasa sangat khawatir dan bingung dengan perilaku putrinya. Dia mencoba untuk membujuk Clara agar berhenti dan merenungkan kembali tindakan dan niatnya. "Clara, apakah kau benar-benar ingin melakukan ini? Apa yang telah terjadi padamu hingga kau bisa melakukan hal seperti ini? Apakah
“Keberadaan nona Clara tidak di temukan, tuan.” Lapor bawahan tuan kaizer pada pria tersebut.Tuan Kaizer yang baru tiba di Amsterdam dan ingin menemui Clara tampak tak menyukai saat dia kehilangan jejak wanita itu.“Pasti dia tahu jika aku akan datang kesini.” Ucapnya dengan dingin.Tuan Kaizer semakin geram ketika mendengar bahwa Clara tidak dapat ditemukan. Dia merasa bahwa Clara telah melibatkan dirinya dalam tindakan yang tidak pantas dan mungkin sudah merencanakan sesuatu yang lebih buruk. Tuan Kaizer merasa kesal dan khawatir tentang apa yang bisa terjadi selanjutnya."Kita harus mencari tahu keberadaannya dengan segera," ucap Tuan Kaizer kepada bawahannya. "Hubungi semua sumber daya yang kita miliki. Kita tidak bisa membiarkan Clara melanjutkan perbuatannya tanpa konsekuensi."Tuan Kaizer segera mengambil tindakan untuk mencari keberadaan Clara. Dia menghubungi semua sumber daya yang dimilikinya, termasuk agen keamanan pribadi dan detektif swasta. Mereka bekerja keras untuk me
“Dimana biasanya teman-temanmu berada?” Tanya Dariel dengan serius pada anak kecil tersebut.“Apakah tuan akan menolong kami?” Tanya anak tersebut dengan mata yang penuh harap.Dariel mengangguk, “Aku akan membebaskan kalian, tapi apakah benar kalian anak jalanan yang diculik paksa? Atau kau masih memiliki orang tua?” Tanya Dariel untuk memastikan.Anak kecil itu tampak ragu sejenak sebelum akhirnya menjawab dengan suara lemah, "Kami anak jalanan, tuan. Kami tidak memiliki orang tua atau tempat tinggal. Orang-orang ini membawa kami ke sini dan mengatakan bahwa kami harus membantu mereka atau akan mendapat hukuman."Dariel merasa simpati pada nasib anak-anak tersebut. Dia berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia akan mencoba untuk membantu mereka. "Kalian akan baik-baik saja sekarang. Aku akan melindungi kalian," kata Dariel dengan tegas.“Tapi Dariel, kita harus menyusun rencana. Kita tidak tahu siapa yang ada di balik ini semua terlebih ini adalah acara karnaval ibu kota.” Ucap Lucia