Share

BAB 144

“Kau memalukan ayah, Clara.” Tuan Keibo pada putri satu-satunya tersebut. Dia hanyalah seorang dosen di universitas terkenal di luar negeri.

Putrinya sangat ingin mewarisi kekayaan pamannya dibandingkan mengikuti jejak ayahnya, namun tuan Keibo tak mempermasalahkan itu karena dia pikir saudaranya juga tak memiliki keturunan dan Clara masih berhak mendapatkan hal itu.

Tapi kelakuan putrinya membuat dirinya sangat malu terlebih keluarga besar sudah mendengar berita ini.

“Aku tak peduli.” Ucap Clara dengan ketus.

Mereka saat ini berada di rumah sakit, akibat cidera atas pemukulan Lucia terhadapnya.

“Aku harus merencanakan hal lain untuk membuat Lucia hancur, ayah.” Ucap Clara dengan penuh tekad.

Tuan Keibo merasa sangat khawatir dan bingung dengan perilaku putrinya. Dia mencoba untuk membujuk Clara agar berhenti dan merenungkan kembali tindakan dan niatnya. "Clara, apakah kau benar-benar ingin melakukan ini? Apa yang telah terjadi padamu hingga kau bisa melakukan hal seperti ini? Apakah
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status