Share

BAB 61. Marry Me?

Penulis: naftalenee
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Entah berapa banyak foto yang ditayangkan dalam slide tadi, Tabitha larut dalam setiap momen.

Tabitha mengingat setiap momen hingga tempat diambilnya foto-foto itu, tetapi angle dari setiap foto yang berbeda itu menyadarkan Tabitha bahwa foto-foto itu adalah foto yang belum pernah Sakha tunjukkan kepadanya. Entah dulu Sakha sengaja menyimpannya untuk ditunjukkan kepada Tabitha di hari-hari spesial, ulang tahun Tabitha misalnya, atau ada alasan lain yang tidak laki-lai itu beritahukan kepadanya. Tabitha begitu takjub hingga setelah beberapa menit tayangan slide yang diiringi lagu I Love You More yang dinyanyikan oleh John K ft. ROSIE itu berakhir dan di detik selanjutnya lampu menyala.

Tabitha menghadap tepat ke arah dinding yang penuh dengan foto-fotonya bersama Sakha dalam bingkai yang berukuran beragam yang disusun secara acak, tetapi tampak sangat indah untuk dipandang. Foto-foto itu ada beberapa yang diambil di rumah beberapa hari lalu saat Sakha membersihkan kameranya. Tabitha
naftalenee

Duh, Ranis ngerusak momen :') Tabitha jadi makin ragu nih buat nerima lamaran mas mantan huhuhu kira-kira bakal perang dunia untuk yang ke sekian kalinya atau Tabitha bisa kompromi ya? Author yang nulis tapi juga deg-degan nunggu kelanjutannya WKWKWK Next????

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Sophia Setiawan
lanjut thor, makin penasaran nih...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • MENIKAHI MANTAN SUAMI   BAB 62. Telah Kembali

    Akal sehat Tabitha yang perlahan kembali membuat segala hal yang terjadi selama satu bulan terakhir ini terasa salah di mata Tabitha. Bahwa pilihannya untuk kembali bersama Sakha dan memberikan kesempatan kedua atas hubungannya dengan laki-laki itu adalah kesalahan bodoh yang Tabitha buat. Sebab, seharusnya sejak awal Tabitha meminta Sakha menjelaskan masa lalu yang melibatkan Ranis dalam rumah tangga mereka agar ia mendapatkan gambaran yang jelas tentang apa yang terjadi dulu. Agar Tabitha tak perlu bertanya-tanya lagi tentang kedekatan Sakha dan Ranis dulu—hingga hari ini—sudah sejauh apa. Agara Tabitha bisa memutuskan dengan kepala dingin, melepaskan masa lalu dan melanjutkan hidup atau memperbaiki hubungannya dengan Sakha dan membangun kembali hubungan mereka secara sehat. Namun, kenapa Tabitha malah dengan bodohnya tetap menerima lamaran Sakha dan berniat menikahi mantan suaminya itu lagi tanpa menuntaskan segala hal yang pernah terjadi di masa lalu? Tabitha bahkan pura-pura but

  • MENIKAHI MANTAN SUAMI   63. Kejutan

    Ranis dalam ingatan Tabitha adalah sosok wanita yang anggun. Cara bicaranya lembut tetapi mampu menarik atensi dari setiap telinga yang ada di dekatnya. Sudah nyaris sepuluh tahun lamanya sejak pertama kali Tabitha berkenalan dengan Ranis. Hari ini setelah lebih dari dua tahun tidak berjumpa, Tabitha masih menangkap kesan yang sama dari sosok yang tengah bercerita tentang hidupnya beberapa bulan terakhir ini di Jerman. Hanya saja, Tabitha tak bisa lagi memandang wanita itu dengan cara yang sama. Sejak ia memergoki Sakha sedang bersama Ranis kala itu, keberadaan Ranis berubah menjadi mimpi buruk yang tak berkesudahan. Tabitha pikir ia akan bisa menghadapi situasi itu dengan baik, tetapi ternyata berat sekali untuk bisa bersikap seolah segalanya baik-baik saja. Seolah-olah ia tidak pernah hancur karena wanita itu. "Gue kangen banget sama lo, Tabitha! Gue masih ngerasa kayak lagi mimpi deh ngelihat lo ada di sini, mau repot-repot jemput gue pula," ujar Ranis penuh haru seraya merangkul

  • MENIKAHI MANTAN SUAMI   BAB 64. Pergolakan Batin

    "Bee," Sakha tampak terkejut, tetapi segera menguasai situasi dan tersenyum. Mengabaikan keberadaan Ranis dan Albert, ia maju untuk mengecup kening Tabitha.Tabitha tidak merasa senang dengan kecupan itu dan malah merasa risih karena Sakha tidak melihat situasi. Tetapi Ranis dan Albert tidak banyak berkomentar dan langsung masuk ke dalam apartemen yang beberapa saat kemudian terdengar Ranis menyerukan nama Alex. "Kalau tahu kamu mau ikut ke sini aku bisa jemput tadi, Bee. Aku pikir kamu lagi nggak pengen ke mana-mana karena tadi pagi kamu bilang kamu capek.""Kamu bahkan nggak inisiatif nanya, Kha."Keketusan dalam suara Tabitha membuat Sakha urung untuk melarikan tangan di wajah wanitanya itu."Maaf, Bee. Yuk, masuk."Tabitha bergeming di tempat. Otaknya sudah memerintahkan kakinya untuk melangkah maju, tetapi ia tetap tak bergerak. Ada sesuatu yang menahannya."Kenapa, Bee?" "I can't do this." Suara yang keluar nyaris serupa bisikian. Lirih sekali.Sakha langsung tampak khawatir.

  • MENIKAHI MANTAN SUAMI   BAB 65. Keputusan Tabitha

    "Let's talk." "Jangan sekarang." "Kalau nggak sekarang lalu kapan, Bee?" Sakha menghela napas panjang. Sudah sejak tadi laki-laki itu berusaha keras untuk menekan amarah yang nyaris meledak karena Tabitha tiba-tiba bersikap tidak masuk akal. "Kenapa kamu selalu begini? Kamu selalu menyembunyikan segalanya dari aku. Kamu menyimpan semua hal untuk diri kamu sendiri dan membuat aku tampak seperti orang bodoh karena nggak tahu apa-apa." Tabitha mengalihkan tatapannya yang berkaca-kaca. Dan hal itu semakin membuat Sakha bingung. Sebab, calon istrinya bersikap sangat impulsif dan meledak-ledak sejak melihat dirinya ada di apartemen Ranis, lalu sekarang tiba-tiba menunjukkan sisi rapuhnya yang menyakiti hati Sakha. "Bee, just tell me everything. Keluarkan semua yang ada di pikiran kamu biar aku bisa tahu harus berbuat apa untuk situasi ini," pinta Sakha nyaris putus asa. "Aku nggak suka melihat kamu begini sementara aku nggak tahu harus berbuat apa." "Bukan kamu yang bermasalah. Tapi aku

  • MENIKAHI MANTAN SUAMI   BAB 66. Kesepakatan

    Tabitha selalu kagum terhadap Sakha yang bisa mengelola emosinya dengan baik. Memang betul bahwa tadi Sakha sempat marah karena Tabitha berbicara tidak jelas, tetapi Sakha tetap bisa bersikap bijaksana setelah Tabitha meminta maaf. Entah, Tabitha harus menyebut Sakha bodoh karena terlalu dibutakan oleh cinta sehingga memaklumi sikap plin-plan Tabitha atau laki-laki itu memang tidak terlalu memusingkan sikap Tabitha. Tabitha sendiri pun sadar betul bahwa dirinya saat ini bersikap bodoh. Ia punya kesempatan untuk menuntaskan apa yang terjadi di masa lalu dan setelahnya bisa memutuskan untuk tetap bertahan atau memilih melepaskan Sakha. Namun, Tabitha melewatkan kesempatan itu dan memilih memendam rapat-rapat apa yang terjadi dulu. Seperti kata pepatah, yang lalu biarlah berlalu. Bagi Tabitha, yang terpenting sekarang adalah Sakha ada di sampingnya dan selalu bersamanya. Dan Tabitha akan memastikan bahwa hanya ia, satu-satunya wanita, yang berhak memiliki Sakha. "Aku tetap mau pulang,"

  • MENIKAHI MANTAN SUAMI   BAB 67. Menjelang Hari Pernikahan

    Menjelang hari H, Tabitha dan Sakha semakin disibukkan dengan berbagai hal yang berkaitan dengan persiapan pernikahan. Acara pernikahan mereka digelar secara private, hanya mengundang keluarga dan kerabat dekat saja, tetapi rasanya jauh lebih melelahkan saat mempersiapkannya. Namun, Tabitha menikmati setiap prosesnya. Banyak momen menyenangkan yang semakin mendekatkannya dengan Sakha. Saat menyebar undangan, banyak yang kaget karena mereka menikah lagi hanya selang dua tahun setelah bercerai. Tabitha menyikapi pertanyaan-pertanyaan yang datang dengan tenang seperti yang Sakha sarankan. Ia sebisa mungkin tersenyum saat membalas, "Doakan yang terbaik untuk kami, ya," walau seringkali Tabitha tidak nyaman karena rasa penasaran orang-orang yang terlalu tinggi saat menanyakan hal-hal yang terlalu pribadi. Tabitha bahkan tetap bisa tersenyum saat beberapa orang terang-terangan untuk tidak menikahi mantan suaminya karena hanya akan kembali berujung pada kegagalan. "Bee, nggak ada yang pasti

  • MENIKAHI MANTAN SUAMI   BAB 68. Menuju Bahagia

    Titik air mata haru mewarnai halaman belakang rumah Tabitha yang disulap menjadi taman kecil bertema "Secret Garden" saat Sakha berhasil mengucapkan ijab qobul dalam satu tarikan napas. Tak terkecuali Tabitha yang langsung dipeluk oleh Sakha karena tak bisa menyembunyikan tangis. Hari ini semua orang yang datang ikut berbahagia atas pernikahan kedua Tabitha dan Sakha yang berlangsung dengan khidmat. Setelah akad, dilanjutkan dengan makan bersama sembari bercengkerama dengan keluarga dan kerabat yang telah lama tak bersua. Di salah satu pojokan, Tabitha melihat Mama dan ibu mertuanya duduk di meja yang sama. Mereka larut dalam obrolan yang seru, sesekali melemparkan pandangan ke sekitar lalu tertawa. Tabitha nyaris menangis lagi karena sebelumnya tidak membayangkan akan pernah melihat Mama dan ibu mertuanya akur kembali. Bukan berarti perceraiannya dengan Sakha menyebabkan mereka tidak akur. Namun, hubungan keduanya merenggang. Mereka memilih saling menghindar karena gagalnya rumah ta

  • MENIKAHI MANTAN SUAMI   BAB 69. Ujian Dalam Pernikahan

    Minggu-minggu pertama kembali tinggal bersama rasanya seperti bermain-main di Disneyland. Segalanya terasa menyenangkan dan membahagiakan. Di minggu pertama menjadi pasangan suami istri, Sakha dan Tabitha tak ada habisnya bercinta sampai kelelahan. Ribuan kata cinta tidak pernah lupa diucapkan. Membayar secara tuntas segala rindu yang masih tersimpan. Namun, pada minggu keempat—belum genap satu bulan menikah—Tabitha dipaksa untuk kembali menjejak bumi dan menghadapi kehidupan rumah tangga yang tidak selamanya indah. Pagi tadi, Sakha pamit untuk berangkat ke Bandung karena ada beberapa pekerjaan di sana yang harus diselesaikan. Tabitha juga bekerja seperti biasa tanpa banyak kepikiran Sakha. Sore harinya, setelah pulang dari kantor, Tabitha berniat mampir ke kafe untuk membeli kopi dan beef truffle mayo yang belakangan menjadi favoritnya. Dan... betapa terkejutnya Tabitha saat tak sengaja melihat mobil Sakha terparkir di halaman kafe. Bukan. Bukan mobilnya yang membuat Tabitha terke

Bab terbaru

  • MENIKAHI MANTAN SUAMI   BAB 104. Bukan Akhir (TAMAT)

    [Yunani 2026] Tabitha terbangun dari tidurnya karena mendengar suara debur ombak yang menyapa telinga. Ketika kedua matanya telah sepenuhnya terbuka, wanita itu langsung dihadapkan pada pemandangan indah yang membuat senyum manisnya terukir. Yaitu punggung liat suaminya yang tak terbalut sehelai kain menjadi yang pertama Tabitha lihat. Laki-laki itu berdiri membelakanginya, dengan kedua tangan bersandar di pagar balkon kamar. Senyumnya melebar kala sang suami menyadari kalau ia telah bangun dan sosok itu berbalik untuk menatapnya. "Selamat pagi, Istriku." Sapaan itu membuat wajah Tabitha memerah. Gara-gara panggilan yang terdengar manis itu juga kemarin Tabitha berakhir telanjang di atas tempat tidur sesaat setelah mereka tiba di kamar dengan pemandangan menakjubkan itu. Mereka bergumul di atas ranjang hingga tengah malam, sama-sama banjir peluh dan kelelahan, tetapi banjir kenikmatan. Tanpa sempat menikmati pemandangan yang disuguhkan salah satu pulau di Yunani yang menjadi dest

  • MENIKAHI MANTAN SUAMI   BAB 103. Setelah Kalila Lahir

    Pada pernikahan pertamanya dengan Sakha, banyak tangis yang diam-diam Tabitha pendam setiap kali wanita itu kembali mendapatkan tamu bulanan. Pada saat memasuki tahun kedua pernikahan, Tabitha masih belum terlalu mempermasalahkannya. Ia masih bisa berpikir positif dan menganggap bahwa ia belum siap menjadi ibu. Bahwa ia masih diberi waktu oleh Tuhan untuk menyiapkan mental. Tabitha memilih menikmati hari demi harinya bersama Sakha. Merajut cinta yang terus bertumbuh seiring berjalannya waktu.Tabitha baru mulai khawatir saat tahun ketiga, sudah mulai ikut promil, tetapi malam-malam penuh cintanya bersama Sakha tak juga menghadirkan bayi di dalam perutnya. Terlebih mengetahui Sakha yang sudah sangat mengharapkan kehadiran anak, Tabitha jadi gundah gulana.Hati Tabitha remuk setiap kali Sakha mengecup perutnya dan membisikkan doa agar usahanya membuahkan hasil, tetapi esok harinya Tabitha mendapati bercak merah di celana dalamnya. Dan yang lebih menyakitkan adalah ketika Tabitha sudah t

  • MENIKAHI MANTAN SUAMI   BAB 102. Menjadi Ayah

    Rachel Kalila Ramadhani."Halo, anak Ayah."Sakha memandangi bayi mungil yang masih merah dari balik kaca dengan mata yang berkaca-kaca. Sudah sejak berpuluh-puluh menit ia berdiri di sana. Ia sangat bahagia karena akhirnya bisa menyambut buah cintanya bersama Tabitha, tetapi juga teramat patah hati karena tidak bisa langsung merengkuh anak gadisnya yang masih harus mendapatkan beberapa penanganan medis khusus.Karena sudah harus lahir beberapa minggu sebelum HPL, berat badannya saat ini hanya 2,4 kilogram. Laju pernapasannya masih belum teratur sehingga harus dibantu alat pernapasan yang terpasang di hidungnya. Istrinya saat ini sedang beristirahat di kamar inap setelah operasi caesar yang harus dilaluinya karena kondisi medis darurat.Tadi, saat harus mendengar berita itu disampaikan oleh dokter dan istrinya menangis karena mengkhawatirkan kondisi bayinya, Sakha nyaris ikut meneteskan air mata. Ia benar-benar tidak tega melihat sang istri yang menahan sakit di perut sekaligus terte

  • MENIKAHI MANTAN SUAMI   BAB 101. Manusia Berencana, Tuhan yang Menentukan

    "Lho, Bee? Kok belum ganti baju?" Sakha mengernyit bingung melihat istrinya belum selesai bersiap-siap. Istrinya masih mengenakan jubah mandi seperti satu jam yang lalu. Bedanya, wajahnya sekarang sudah full make-up. Menambah kesan cantik yang memikat Sakha meski hanya melihat wajah istrinya dari samping. "Aku bingung mau pakai baju apa," gumam Tabitha. Masih betah memandangi deretan gaun di dalam lemari yang pintunya telah terbuka lebar-lebar. "Semalam bukannya udah kamu siapin sama baju aku sekalian, Bee?" Tidak hanya itu. Sebenarnya sudah sejak jauh-jauh hari Tabitha membeli gaun--yang serasi dengan batik yang dikenakan Sakha sekarang--untuk dipakai saat resepsi pernikahan Haga dan Meg. Sakha mendekat kepada istrinya dan ikut melongok ke dalam lemari lalu meraih gaun berwarna salem yang langsung terlihat di matanya. "Pakai ini, kan?" Tabitha merengut saat melihat ke arah suaminya. "Aku kelihatan makin gendut kalau pakai ini. Mau pakai yang lain tapi bingung. Semua baju yang

  • MENIKAHI MANTAN SUAMI   BAB 100. It's Okay to not be Okay

    Mata Tabitha mulai berkaca-kaca karena tidak bisa menahan rasa haru yang mengisi dadanya karena dua nama yang sarat makna indah yang sudah disiapkan oleh suaminya itu. Saat menyinggung soal nama anak tadi dan mendengar fakta kalau suaminya telah menyiapkan dua nama untuk calon anak mereka, Tabitha sama sekali tidak berekspektasi tinggi. Tetapi begitu mendengar Sakha mengucapkan dua nama itu dengan tatapan penuh cinta, bahkan sampai menjelaskan arti namanya masing-masing, Tabitha langsung tahu bahwa Sakha telah mempersiapkannya dengan sungguh-sungguh. Tidak asal mencomot nama dari internet karena tampak bagus dipadu-padankan. Dan hal itu membuat Tabitha semakin tak bisa menahan air matanya. "Bee, kok nangis? Kamu nggak suka, ya?" Sakha mendadak panik. Tampak rasa khawatir yang pekat membayangi wajahnya. Ia langsung mencerocos panjang lebar. "Aku nggak akan maksa kamu pakai nama itu kalau nama yang aku siapin nggak sesuai harapan kamu kok. Maaf, Bee. Udah ya? Jangan nangis lagi. Kala

  • MENIKAHI MANTAN SUAMI   BAB 99. Hari-hari Biasa yang Luar Biasa

    "Kalian kenapa lebay banget, sih? Gue nggak papa kali!" keluh Albert yang sama sekali tidak terlihat baik-baik saja, seperti yang diucapkannya barusan.Laki-laki itu masih telungkup di atas tempat tidur, hanya mengenakan celana pendek dan singlet. Aroma tidak sedap karena sisa-sisa alkohol memenuhi kamarnya yang terang benderang karena cahaya dari lampu."Lo nggak inget semalem nelepon gue sampai nyaris dua jam? Kuping gue sampai panas denger lo ngomong sambil kumur-kumur!" cibir Ranis seraya membuka gorden dan jendela.Sementara Tabitha menyingkirkan pakaian-pakaian kotor milik Albert yang bertebaran di lantai. Memasukkannya ke dalam keranjang kotor yang ada di dekat pintu kamar mandi.Bukannya merasa bersalah, Albert malah cengengesan. "Masa, sih?""Lo bikin gue kurang tidur gara-gara nungguin Sakha nggak balik-balik tau nggak!" omel Tabitha menimpali keluhan Ranis yang diganggu malam-malam oleh curhatan Albert di telepon. "Kenapa jadi gue yang salah? Sakha yang inisiatif nemenin g

  • MENIKAHI MANTAN SUAMI   BAB 98. Pagi yang Biasa

    Tabitha sudah berniat memanjangkan durasi marahnya kepada Sakha, tetapi kemarahannya dengan ajaib menguap saat ia bangun pagi. Menatap wajah sang suami yang masih lelap dalam tidur damainya membuat senyum wanita itu terkembang lebar. Tidak adanya bau alkohol atau bau rokok yang tersisa seperti saat semalam laki-laki itu pulang semakin melebarkan senyum di wajahnya. "Ganteng banget sih laki gue," gumam wanita itu setelah mengecup pipi Sakha yang agak kasar karena jambang ttipisnya yang sudah mulai tumbuh. Sakha tidak terganggu sama sekali dengan tindakan Tabitha barusan, membuat Tabitha gemas lalu mencubit hidung mancung suaminya pelan. Dan detik kemudian wanita hamil itu tertawa kecil karena tingkah lakunya sendiri. Belakangan ini, Tabitha punya lebih banyak alasan untuk bersyukur setiap menemukan sosok Sakha ada di sampingnya ketika membuka mata. Dari mulai hal-hal sederhana seperti bisa menyantap sarapan bersama, berangkat ke kantor diantar sang suami sembari mengobrolkan agenda h

  • MENIKAHI MANTAN SUAMI   BAB 97. Marah

    Wajah merah padam Tabitha menjadi pemandangan pertama saat Sakha muncul di rumah pada pukul sebelas malam. "Sayang, kok belum tidur?" Sakha tetap memangkas jarak meski sang istri menunjukkan gelagat tidak ingin berdekatan dengannya, yang telat pulang ke rumah itu. Sebenarnya, ekspresi Tabitha tidak tampak menakutkan. Pipi gembil yang semakin menonjol karena rambut pendeknya dan perut buncitnya yang terbalut daster selutut itu membuat wanita itu malah tampak manis dan memesona. Namun, tentu saja Sakha tidak akan mengucapkannya terang-terangan di saat sang istri sedang marah. Itu cari mati namanya. "Bee—" "Nggak usah pegang-pegang!" Tabitha berkacak pinggang. Dasternya terangkat naik dan kedua sisi daster di pinggangnya sedikit tertarik oleh kedua tangan, semakin menunjukkan perut bulatnya yang berisi calon bayi mereka. Sakha batal merengkuh sang istri dalam pelukan. "Aku beliin kamu sate Padang. Tadi kamu katanya pengen—" "Kamu pikir aku bakal nggak marah lagi cuma dengan sogokan

  • MENIKAHI MANTAN SUAMI   BAB 96. Steamy Night (18+)

    "Kenapa, Sayang?" Sakha menolehkan kepala, menatap sang istri yang baru saja menyuarakan pertanyaan setelah lima belas menit perjalanan pulang dari restoran. "Kenapa?" Dan ia malah mengulang pertanyaan itu. Tabitha mengendikkan bahu. "Kamu kelihatan nggak fokus gitu. Ada yang mengganggu kamu soal hubungan Haga sama Meggie?" "It's not like that," balas Sakha. Ia mendesah kecil. "Rasanya aneh aja memikirkan bagaimana takdir bekerja." Tawa ringan Tabitha memenuhi mobil. "It's kinda surprising, right?" Sakha mengangguk setuju. Menilik pada kisah cintanya dengan Tabitha, yang sempat runtuh dan terpisah. Lalu, suatu waktu, mereka dipertemukan oleh takdir di saat keduanya sudah berusaha keras untuk bangkit di jalan masing-masing. Hingga di satu titik mereka dipersatukan kembali dalam keadaan yang utuh dan saling melengkapi. Sakha tidak akan pernah bisa berhenti takjub pada bagaimana semesta mengejutkannya. "More than that, aku beneran syok lihat Haga ternyata bisa sebucin itu," gumam T

DMCA.com Protection Status