Share

MENGEJAR IMPIAN DAN BERTEMU CINTA SEJATI
MENGEJAR IMPIAN DAN BERTEMU CINTA SEJATI
Penulis: Sermiati mdk

Awal Kisah Hidup

Penulis: Sermiati mdk
last update Terakhir Diperbarui: 2021-05-01 19:33:50

Di sebuah desa terpencil, hiduplah sebuah keluarga yang hidupnya sangat pas-pasan. Pekerjaan mereka sehari-hari hanyalah bertani. Setiap hari, mereka selalu pergi ke kebun, untuk merawat tanaman mereka. Oh ia, sepasang suami istri itu mempunyai 3 orang anak yang pertama bernama Dimas, umurnya kini 21 tahun. Anak yang kedua bernama Raidi, dia berumur 17 tahun, dan baru tamat SMA. Lalu yang ketiga bernama Raya, dia berumur 13 tahun, dan sekarang sudah duduk di bangku kelas 2 SMP.

Mereka bertiga sangat menyayangi kedua orang tuanya. Bisa di bilang, kehidupan mereka sangat bahagia meskipun keadaan ekonominya sangat memprihatinkan.

Suatu hari, Raidi bertanya kepada kedua orang tuanya tentang kelanjutan pendidikannya, namun orang tuanya hanya menghela napas dikarenakan mereka tidak mampu membiayai Raidi.

“Ayah, ibu, apakah Rai bisa melanjutkan kuliah?” tanya Raidi.

“Nak, bukannya ayah tidak mau jikalau Rai melanjutkan kuliah, tapi ayah tidak mempunyai biaya,” ucap Pak Ridwan pada anaknya dengan penuh rasa bersalah.

Melihat ayahnya yang sedih, Raidi pun mengalihkan pembicaraan agar orang tuanya tidak terbebani dengan keinginannya itu.

“Ya sudahlah ayah, ibu, kalau aku tidak bisa melanjutkan kuliah, tidak apa-apa. Lagian aku sudah bahagia sekali bisa sampai pada tahap ini. Biarkan waktu yang menjawab setiap doa kita,” ucap Raidi sambil memeluk orang tuanya.

“Doa ayah dan ibu tidak akan pernah henti untuk anak-anaknya, karena kebahagiaan orang tua adalah ketika anaknya hidup bahagia,” ucap Bu Nana sambil memeluk aanaknya

Kini, pagi sudah kembali ke peraduannya, dan sebentar lagi mentari akan tenggelam dalam gelapnya malam. Dan di sebuah rumah yang sangat sederhana, penghuninya kini tengah berguarau. Tak seperti tetangga-tetangga yang lain, yang hidup berkecukupan, mereka hanya bisa menyantap makanan seadanya. Walau demikian, mereka tidak pernah mengeluh tentang hidup mereka, melainkan mereka selalu bersyukur atas apa yang di berikan oleh Tuhan.

“Ayah, ibu aku ingin pergi merantau mengadu nasib. Siapa tau Tuhan bisa mengubah hidup kita menjadi lebih baik lagi. Siapa tahu, inilah jalan yang Tuhan berikan supaya adik adik aku bisa sekolah. Bagaimana menurut ayah dan ibu?” tanya Dimas pada orang tuanya.

“Nak, ayah sudah tua. Ayah tidak mau kalau kalau Dimas pergi merantau. Siapa nanti yang akan mengurus kebun?” jawab pak Ridwan.

“Tapi bagaimana dengan sekolah Raidi dan Isda? Dimas tidak mau mereka berhenti sekolah seperti Dimas ayah,” ucap Dimas pada pak Ridwan.

“Kita berserah saja pada Tuhan Nak, biarkanlah sang pencipta yang mengurus semuanya Nak,” jawab pak Ridwan.

Malam pun berlalu, dan keluarga kecil itu menyambut hari yang baru dengan ucapan syukur. Sebelum berangkat ke kebun, mereka tidak lupa berdoa bersama. Tidak ada yang lebih penting bagi keluarga kecil itu kecuali sang penciptanya. Mereka pasti mendahulukan sang penciptanya sebelum melakukan aktivitas.

Hidup memang tidak bisa di tebak. Walaupun keluarga kita sederhana, tapi dengan kesederhanaan itu kita bahagia. Walaupun keluarga kaya, tapi tidak menutup kemungkinan kalau mereka tidak bahagia. Semuanya tergantung dari pribadi kita masing-masing.

Saat keluarga kecil itu tiba di kebun, mereka langsung menuju pondok untuk beristirahat.

“Ibu, hari ini cerah banget ya,” ucap Raidi pada ibunya

“Ia Nak,” jawab Bu Nana.

“Oh ia Bu, kenapa ya hidup kita serba kekurangan seperti ini? Padahal kan kita selalu bekerja keras dan tidak pernah mengenal menyerah,” tanya Raidi.

“Nak, setiap manusia itu punya takdir masing-masing. Semua sudah diatur sama sang pencipta. Kita hanya perluh bersyukur agar hidup kita bahagia dunia akhirat,” jawab Bu Nana sambil memeluk anaknya.

Tidak lama kemudian, pak Ridwan, Dimas dan Isda datang membawa sayur dan kayu bakar.

“Ibu, kakak, tadi aku melihat monyet berayun-ayun dari pohon satu ke pohon yang lain,” kata Isda sambil memperagakan gaya monyet. Mereka semua pun tertawa bahagia melihat tingkah Isda sambil duduk bersama.

                     Lantunan puisi Raidi

Tuhan...

Betapa indahnya hari ini

Hari di mana selalu ada canda tawa

Yang tertoreh dalam kisah hari ini

Tuhan...

Betapa bahagianya diriku

Melihat keluargaku bahagia dalam kesederhanaannya

Kebahagiaan yang terpancar dari sebuah ketulusan

Tuhan...

Ternyata harta tidak selamanya menjadi tolak ukur kebahagiaan

Hanya cinta dari keluarga

Yang mampu membahagiakan

Tuhan...

Terima kasih untuk hari ini

Semoga semuanya tetap bahagia

Seperti hari ini

Keluarga bahagia itu pun melanjutkan aktivitasnya. Ada yang memetik buah kopi, ada yang memasak, dan ada juga yang membersihkan kebun. Semua itu mereka lakukan dengan riang gembira dan selalu mengucap syukur. Sederhana dan bahagia, itulah kalimat yang cocok untuk keluarga kecil itu. Kehidupan yang jauh dari kata cukup, tidak menyurutkan semangat juang mereka untuk tetap melanjutkan hidup.

Hari sudah sore, keluarga kecil itu kemudian pulang ke istana kecil mereka. Walaupun sederhana, setidaknya mereka bisa berlindung dari panasnya sang surya dan dinginnya sang hujan. Bahkan, pencahayaan di rumah mereka tidak seterang dan seindah di rumah warga lain. Memang keluarga yang sangat sederhana namun selalu bahagia.

Ketika malam mulai menyelimuti jagat raya, keluarga kecil itu pun mulai menghentikan kegiatan dan duduk membentuk lingkaran sekedar untuk mendengar kelakar sang ayah.

“Apa kalian mau mendengar sebuah cerita?” tanya pak Ridwan.

“Mau...mau...,” jawab mereka serempak, kemudian pak Ridwan mulai bercerita.

“Dahulu kala, ada seorang pemuda yang sangat tampan namun sangat konyol. Suatu hari, dia di suruh ibunya untuk mengambil kayu bakar di hutan. Sih pemuda itu pun pergi kehutan mengambil kayu bakar sesuai perintah ibunya. Perjalanan yang di lalui sang pemuda itu sangatlah sulit. Namun, sang pemuda itu tidak mau menyerah, dan terus melanjutkan perjalanannya. Sesampainya di hutan, sang pemuda itu lalu mengumpulkan kayu bakar sedikit demi sedikit. Dan setelah di rasa sudah cukup, dia pun lalu beristirahat dan ingin makan. Dan kalian mau tau apa yang terjadi selanjutnya?” tanya pak Ridwan pada anak-anaknya dan istrinya.

“Apa yang terjadi selanjutnya ayah?” tanya Isda.

“Ia ayah, bagaimana selanjutnya?” tanya Raidi juga, lalu pak Ridwan pun melanjutkan ceritanya.

“Selanjutnya adalah saat sang pemuda itu membuka tempat bekalnya, ternyata tempat bekalnya itu kosong. Hahahaha,” lanjut pak Ridwan sambil tertawa. Lalu mereka semua pun tertawa bersama. Nah, inilah yang membedakan keluarga kecil itu dengan keluarga lain. Di saat mereka dalam kesulitan, mereka tetap bisa tertawa lepas tanpa adanya sebuah pertengkaran. Tidak seperti keluarga lain di desanya, yang setiap hari selalu bertengkar. Entah itu suami dengan istri, atau dengan anak anaknya.

              Lantunan puisi Raidi

Tuhan...

Betapa aku sangat bahagia

Berada di tengah mereka

Berbagi kisah bersama

Di kegelapan malam

Tuhan...

Jangan biarkan kebahagiaan ini berlalu

Ku tak ingin ada pertengkaran

Atau apa pun yang bisa merusak kebahagiaan ini

Senja kini menyapa dalam kehangatannya. Seorang gadis yang sangat sederhana sedang menikmati indahnya sore hari. Dia bosan di rumah, akhirnya dia memutuskan untuk keluar jalan jalan.

Di tengah jalan, dia melihat seseorang yang sedang di keroyok oleh preman kampung. Dia tidak tega melihat orang itu, kemudian dia memutuskan untuk menolong orang tersebut. Oh iya, sekedar info. Raidi itu jago belah diri, itu di wariskan oleh ayahnya. Ayahnyalah yang selalu mengajari anak anaknya untuk latihan ilmu bela diri. Tanpa pikir panjang, dia pun langsung menolong orang tersebut.

Perkelahian pun tak terelakkan lagi. Antara pihak yang satu dan pihak yang lain, semuanya sama-sama kuat. Tapi, tidak menunggu berapa waktu, preman-preman itu pun kalah dan pergi dari sana.

Bab terkait

  • MENGEJAR IMPIAN DAN BERTEMU CINTA SEJATI   Seorang Teman

    Dalam hidup, kita di wajibkan untuk saling menolong. Apabila ada sesama kita yang mengalami kesusahan, selagi kita bisa membantu, marilah kita bantu.Setelah preman-preman itu pergi, Raidi pun menghampiri si cowok tersebut."Kamu tidak apa-apa?" Tanya Raidi.Yang di tanya malah bengong saja, sangking terpesonanya dia melihat seorang cewek menolongny. Eaaa terpesona, aku terpesona, hehehe seperti judul lagu."Heiii, kamu tidak apa-apa?" Tanya Raidi kedua kalinya."Ehhh ia, saya tidak apa-apa. Terima kasih telah menolong saya," jawab si cowok."Ok, sama-sama," jawab Raidi."Oh ia, nama kamu siapa?" Tanya si cowok."Namaku Raidi, kamu?" jawab Raidi."Ohhh yayaya, nama saya Rino. Saya dari kota dan kebetulan, saya sedang berlibur ke rumah nenek," jawab Rino."Ohhh, terus kenapa tadi bisa di kejar-kejar sama preman?" Tanya Raidi."Saya juga tidak tau, tiba-tiba saja mereka mengejar aku. Mungkin karena aku ini

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-01
  • MENGEJAR IMPIAN DAN BERTEMU CINTA SEJATI   Seorang Teman (2)

    "Nenek tau rumah Raidi di mana?" Tanya Rino pada nenek Siti."Itu yang dekat pohon bambu, kamu tinggal lurus saja. Kalau sudah nampak pohon bambu, terus ada rumah di situ, ya itulah rumah Raidi," jawab nenek Siti dari dapur."Hehehe liat saja besok, kamu akan terkejut dengan kejutan yang akan aku berikan," kata Rino pada dirinya sendiri sambil tersenyum licik.Sepanjang malam, Rino selalu memikirkan Raidi. Entah mengapa, Raidi sangat menarik perhatiannya.***Pagi pun menjelang, mentari kini menampakkan dirinya dengan bangga di atas cakrawala yang menawan.Rino kini bersiap siap untuk pergi ke rumah Raidi. Padahal, ini masih pagi, apa kata keluarga kecil itu nanti kedatangan tamu tak di kenal, kecuali Raidi. Dia kan sudah mengenalnya.Perubahan sikap Rino saat berada di kampung neneknya adalah rajin bangun pagi-pagi, yang biasanya susah di bangunkan.***"Selamat pagi semua," sapa Raidi dengan cerianya kepada keluarga ke

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-03
  • MENGEJAR IMPIAN DAN BERTEMU CINTA SEJATI   Bertemu untuk Berpisah

    Ketika senja mulai mendominasi, sepasang insan sedang dalam gunda gulana. Yang satu sibuk memikirkan cara bagaimana menyampaikan sesuatu hal yang ia rasakan, sedangkan yang satu sibuk memikirkan bagaimana untuk mengatakan salam perpisahan.Di pinggir sungai, di gadis tomboy sedang duduk sambil merenung di sebuah batu besar sambil menjentikkan jarinya di air.Dari arah belakang, Rino mulai menghampiri Raidi. Dia berjalan dengan sangat hati-hati, agar Raidi tidak mengetahui kehadirannya."Oiiii, ngelamun ajah. Nanti kesambet hantu air baru tau rasa," ucap Rino mengagetkan Raidi."Astaga Rino, kamu membuatku kaget saja. Kalau aku jangrungan bagaimana? Kamu mau tanggung jawab?" Ucap sambil kesal."Ya maaf, lagian kamu sih begong ajah. Di pinggir sungai pula, kalau kesambet bagaimana?" ucap Rino membelah diri."Hmmm, ya ini adalah tempat favorit aku. Setiap ada masalah yang membuatku mau menyerah, putus asa, pasti aku ke sini. Kalau d

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-04
  • MENGEJAR IMPIAN DAN BERTEMU CINTA SEJATI   Ku Harap Kita Bertemu Kembali

    Sang fajar telah terbit menyingkirkan gelapnya malam. Raidi dan keluarganya tengah berkumpul di ruang tamu untuk merencanakan kegiatan yang akan di lalui hati ini.Mereka memamg keluarga yang sangat harmonis dan saling melengkapi. Keluarga kecil yang selalu bahagia di tengah kehidupan yang kejam. Walau demikian, mereka tetap bahagia dan semangat untuk melanjutkan hidup."Ayah, ibu, kakak, Isda aku mau ke rumah nenek Siti duluh," ucap Raidi pada keluarganya."Ia nak, hati-hati di jalan. Oh ia nak, salam sama nenek Siti, ibu sudah jarang sekali ke rumahnya," jawab Bu Nana."Baik Bu," jawab Raidi sambil pergi yang di ikuti oleh tatapan heran dari keluarganya, pasalnya Raidi akhir-akhir ini sering ke rumah nenek Siti.***"Nenek, aku pamit duluh ya. Nenek jaga diri baik-baik. Rino pasti ke sini lagi untuk menjenguk nenek kalau libur kampus."Ia nak, hati-hati di jalan. Ingat, belajar baik-baik, buat orang tuamu bangga," jawab nenek

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-05
  • MENGEJAR IMPIAN DAN BERTEMU CINTA SEJATI   AKU MERINDUKANMU

    Siang ini, Raidi pergi memetik sayur di kebunnya sendirian. Walaupun begitu, dia tetap senang melakukannya, karena dia tahu, hidup memang sangat kejam.Dengan perasaan yang gembira, dia pun mulai memetik sayuran dengan hati hati. Soalnya, kebunnya itu terbilang cukup ektrim untuk di lewati, hehehehe. Ya mau tidak mau harus berhati-hati demi menjaga keselamatan."Huuuffttt capek juga ya memetik sayur, hidup hidup, mengapa engkau serumit ini? Mengapa engkau sekejam ini pada anak yang masih belasan tahun? Tidak tahukah kamu bahwa aku sungguh capek?" Omel Raidi pada kehidupan. Emang kehidupan akan mendengarkan dan meminta maaf? Hahaha ada ada ajah deh kelakuan."Aku pergi memetik buah jambu duluh deh, soalnya aku lapar. Pasti jambu jambu di kebun sudah pada masak, soalnya terakhir kali aku datang, jambunta sudah besar besar," ucap Raidi pada dirinya sendiri.Tanpa pikir panjang, dia pun langsung menuju ke tempat pohon jambu. Dan benar saja dugaannya, ja

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-09
  • MENGEJAR IMPIAN DAN BERTEMU CINTA SEJATI   I Miss You

    Menunggu adalah sebuah hal yang sangat melelahkan. Bagaimana tidak, ketika kita menunggu kita pasti di hadpkan pada banyak sekali masalah. Entah itu rasa bosan, atau yang lain. Pagi ini, Raidi dan keluarganya sedang sibuk gotong royong membersihkan istana kecil mereka. Mereka berbagi tugas agar pekerjaan cepat selesai. Pak Ridwan dan Dimas bertugas untuk membersihkan pekarangan rumah, sedangkan Raidi dan Isda bertugas membersihkan bagian dalam rumah. Sedangkan Bu Nana bertugas untuk pergi ke pasar membeli kebutuhan sehari hari. "Ayah, ibu belum pulang ya?" Tanya Raidi. "Sebentar lagi, kan pasarnya jauh. Tunggu saja," jawab pak Ridwan sambil terus membersihkan. "Ia ayah, Rai lanjut dukuh membersihkan ya," jawab Rai lalu kembali melanjutkan tugasnya. Tidak lama setelah itu, Bu Nana pulang dari pasar dan di sambut senang oleh anak anaknya. "Yeeeeyyy ibu sudah pulang," sorak Isda gembira. Bagaimana tidak setiap

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-11
  • MENGEJAR IMPIAN DAN BERTEMU CINTA SEJATI   Sebuah Kejutan

    Hari kini menjelang sore, kedua keluarga itu pun asyik bercengkerama mengenang masa mudanya.Kebahagiaan yang terpancar dari wajah mereka adalah kebahagiaan yang tak bisa di jelaskan dan di gambarkan oleh apa pun juga.Sementara itu, Raidi dan Rino masih bercengkerama di pinggir sungai sambil mengingat pertemuan pertama mereka. Sudah 2 hari Rino dan orang tuanya berada di kampung halamannya, kini mereka akan kembali ke kota untuk melanjutkan tugas masing masing.Setelah pamit pada nenek Siti tadi, pak Harnono, Bu Rini dan Rino pergi ke rumah pak Ridwan untuk berpamitan juga."Oh ia Wan, bagaimana dengan tawaran yang kami berikan kemarin? Apakah kamu dan Nana setuju kalau aku dan Rini membawa serta Raidi. Aku janji, aku akan menyekolahkan dia sampai berhasil. Aku juga akan menganggap dia seperti anakku sendiri," ucap pak Hartono."Jujur ya, aku sebenarnya tidak enak sama kamu Har, masak ia aku harus menambah bebanmu dengan mengizin

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-11

Bab terbaru

  • MENGEJAR IMPIAN DAN BERTEMU CINTA SEJATI   Sebuah Kejutan

    Hari kini menjelang sore, kedua keluarga itu pun asyik bercengkerama mengenang masa mudanya.Kebahagiaan yang terpancar dari wajah mereka adalah kebahagiaan yang tak bisa di jelaskan dan di gambarkan oleh apa pun juga.Sementara itu, Raidi dan Rino masih bercengkerama di pinggir sungai sambil mengingat pertemuan pertama mereka. Sudah 2 hari Rino dan orang tuanya berada di kampung halamannya, kini mereka akan kembali ke kota untuk melanjutkan tugas masing masing.Setelah pamit pada nenek Siti tadi, pak Harnono, Bu Rini dan Rino pergi ke rumah pak Ridwan untuk berpamitan juga."Oh ia Wan, bagaimana dengan tawaran yang kami berikan kemarin? Apakah kamu dan Nana setuju kalau aku dan Rini membawa serta Raidi. Aku janji, aku akan menyekolahkan dia sampai berhasil. Aku juga akan menganggap dia seperti anakku sendiri," ucap pak Hartono."Jujur ya, aku sebenarnya tidak enak sama kamu Har, masak ia aku harus menambah bebanmu dengan mengizin

  • MENGEJAR IMPIAN DAN BERTEMU CINTA SEJATI   I Miss You

    Menunggu adalah sebuah hal yang sangat melelahkan. Bagaimana tidak, ketika kita menunggu kita pasti di hadpkan pada banyak sekali masalah. Entah itu rasa bosan, atau yang lain. Pagi ini, Raidi dan keluarganya sedang sibuk gotong royong membersihkan istana kecil mereka. Mereka berbagi tugas agar pekerjaan cepat selesai. Pak Ridwan dan Dimas bertugas untuk membersihkan pekarangan rumah, sedangkan Raidi dan Isda bertugas membersihkan bagian dalam rumah. Sedangkan Bu Nana bertugas untuk pergi ke pasar membeli kebutuhan sehari hari. "Ayah, ibu belum pulang ya?" Tanya Raidi. "Sebentar lagi, kan pasarnya jauh. Tunggu saja," jawab pak Ridwan sambil terus membersihkan. "Ia ayah, Rai lanjut dukuh membersihkan ya," jawab Rai lalu kembali melanjutkan tugasnya. Tidak lama setelah itu, Bu Nana pulang dari pasar dan di sambut senang oleh anak anaknya. "Yeeeeyyy ibu sudah pulang," sorak Isda gembira. Bagaimana tidak setiap

  • MENGEJAR IMPIAN DAN BERTEMU CINTA SEJATI   AKU MERINDUKANMU

    Siang ini, Raidi pergi memetik sayur di kebunnya sendirian. Walaupun begitu, dia tetap senang melakukannya, karena dia tahu, hidup memang sangat kejam.Dengan perasaan yang gembira, dia pun mulai memetik sayuran dengan hati hati. Soalnya, kebunnya itu terbilang cukup ektrim untuk di lewati, hehehehe. Ya mau tidak mau harus berhati-hati demi menjaga keselamatan."Huuuffttt capek juga ya memetik sayur, hidup hidup, mengapa engkau serumit ini? Mengapa engkau sekejam ini pada anak yang masih belasan tahun? Tidak tahukah kamu bahwa aku sungguh capek?" Omel Raidi pada kehidupan. Emang kehidupan akan mendengarkan dan meminta maaf? Hahaha ada ada ajah deh kelakuan."Aku pergi memetik buah jambu duluh deh, soalnya aku lapar. Pasti jambu jambu di kebun sudah pada masak, soalnya terakhir kali aku datang, jambunta sudah besar besar," ucap Raidi pada dirinya sendiri.Tanpa pikir panjang, dia pun langsung menuju ke tempat pohon jambu. Dan benar saja dugaannya, ja

  • MENGEJAR IMPIAN DAN BERTEMU CINTA SEJATI   Ku Harap Kita Bertemu Kembali

    Sang fajar telah terbit menyingkirkan gelapnya malam. Raidi dan keluarganya tengah berkumpul di ruang tamu untuk merencanakan kegiatan yang akan di lalui hati ini.Mereka memamg keluarga yang sangat harmonis dan saling melengkapi. Keluarga kecil yang selalu bahagia di tengah kehidupan yang kejam. Walau demikian, mereka tetap bahagia dan semangat untuk melanjutkan hidup."Ayah, ibu, kakak, Isda aku mau ke rumah nenek Siti duluh," ucap Raidi pada keluarganya."Ia nak, hati-hati di jalan. Oh ia nak, salam sama nenek Siti, ibu sudah jarang sekali ke rumahnya," jawab Bu Nana."Baik Bu," jawab Raidi sambil pergi yang di ikuti oleh tatapan heran dari keluarganya, pasalnya Raidi akhir-akhir ini sering ke rumah nenek Siti.***"Nenek, aku pamit duluh ya. Nenek jaga diri baik-baik. Rino pasti ke sini lagi untuk menjenguk nenek kalau libur kampus."Ia nak, hati-hati di jalan. Ingat, belajar baik-baik, buat orang tuamu bangga," jawab nenek

  • MENGEJAR IMPIAN DAN BERTEMU CINTA SEJATI   Bertemu untuk Berpisah

    Ketika senja mulai mendominasi, sepasang insan sedang dalam gunda gulana. Yang satu sibuk memikirkan cara bagaimana menyampaikan sesuatu hal yang ia rasakan, sedangkan yang satu sibuk memikirkan bagaimana untuk mengatakan salam perpisahan.Di pinggir sungai, di gadis tomboy sedang duduk sambil merenung di sebuah batu besar sambil menjentikkan jarinya di air.Dari arah belakang, Rino mulai menghampiri Raidi. Dia berjalan dengan sangat hati-hati, agar Raidi tidak mengetahui kehadirannya."Oiiii, ngelamun ajah. Nanti kesambet hantu air baru tau rasa," ucap Rino mengagetkan Raidi."Astaga Rino, kamu membuatku kaget saja. Kalau aku jangrungan bagaimana? Kamu mau tanggung jawab?" Ucap sambil kesal."Ya maaf, lagian kamu sih begong ajah. Di pinggir sungai pula, kalau kesambet bagaimana?" ucap Rino membelah diri."Hmmm, ya ini adalah tempat favorit aku. Setiap ada masalah yang membuatku mau menyerah, putus asa, pasti aku ke sini. Kalau d

  • MENGEJAR IMPIAN DAN BERTEMU CINTA SEJATI   Seorang Teman (2)

    "Nenek tau rumah Raidi di mana?" Tanya Rino pada nenek Siti."Itu yang dekat pohon bambu, kamu tinggal lurus saja. Kalau sudah nampak pohon bambu, terus ada rumah di situ, ya itulah rumah Raidi," jawab nenek Siti dari dapur."Hehehe liat saja besok, kamu akan terkejut dengan kejutan yang akan aku berikan," kata Rino pada dirinya sendiri sambil tersenyum licik.Sepanjang malam, Rino selalu memikirkan Raidi. Entah mengapa, Raidi sangat menarik perhatiannya.***Pagi pun menjelang, mentari kini menampakkan dirinya dengan bangga di atas cakrawala yang menawan.Rino kini bersiap siap untuk pergi ke rumah Raidi. Padahal, ini masih pagi, apa kata keluarga kecil itu nanti kedatangan tamu tak di kenal, kecuali Raidi. Dia kan sudah mengenalnya.Perubahan sikap Rino saat berada di kampung neneknya adalah rajin bangun pagi-pagi, yang biasanya susah di bangunkan.***"Selamat pagi semua," sapa Raidi dengan cerianya kepada keluarga ke

  • MENGEJAR IMPIAN DAN BERTEMU CINTA SEJATI   Seorang Teman

    Dalam hidup, kita di wajibkan untuk saling menolong. Apabila ada sesama kita yang mengalami kesusahan, selagi kita bisa membantu, marilah kita bantu.Setelah preman-preman itu pergi, Raidi pun menghampiri si cowok tersebut."Kamu tidak apa-apa?" Tanya Raidi.Yang di tanya malah bengong saja, sangking terpesonanya dia melihat seorang cewek menolongny. Eaaa terpesona, aku terpesona, hehehe seperti judul lagu."Heiii, kamu tidak apa-apa?" Tanya Raidi kedua kalinya."Ehhh ia, saya tidak apa-apa. Terima kasih telah menolong saya," jawab si cowok."Ok, sama-sama," jawab Raidi."Oh ia, nama kamu siapa?" Tanya si cowok."Namaku Raidi, kamu?" jawab Raidi."Ohhh yayaya, nama saya Rino. Saya dari kota dan kebetulan, saya sedang berlibur ke rumah nenek," jawab Rino."Ohhh, terus kenapa tadi bisa di kejar-kejar sama preman?" Tanya Raidi."Saya juga tidak tau, tiba-tiba saja mereka mengejar aku. Mungkin karena aku ini

  • MENGEJAR IMPIAN DAN BERTEMU CINTA SEJATI   Awal Kisah Hidup

    Di sebuah desa terpencil, hiduplah sebuah keluarga yang hidupnya sangat pas-pasan. Pekerjaan mereka sehari-hari hanyalah bertani. Setiap hari, mereka selalu pergi ke kebun, untuk merawat tanaman mereka. Oh ia, sepasang suami istri itu mempunyai 3 orang anak yang pertama bernama Dimas, umurnya kini 21 tahun. Anak yang kedua bernama Raidi, dia berumur 17 tahun, dan baru tamat SMA. Lalu yang ketiga bernama Raya, dia berumur 13 tahun, dan sekarang sudah duduk di bangku kelas 2 SMP.Mereka bertiga sangat menyayangi kedua orang tuanya. Bisa di bilang, kehidupan mereka sangat bahagia meskipun keadaan ekonominya sangat memprihatinkan.Suatu hari, Raidi bertanya kepada kedua orang tuanya tentang kelanjutan pendidikannya, namun orang tuanya hanya menghela napas dikarenakan mereka tidak mampu membiayai Raidi.“Ayah, ibu, apakah Rai bisa melanjutkan kuliah?” tanya Raidi.“Nak, bukannya ayah tidak mau jikalau Rai melanjutkan kuliah, tap

DMCA.com Protection Status