Elmira memastikan tidak terjadi sesuatu dengan keduanya. Dia hanya menyembulkan kepala dari balik pintu dan melihat keadaan aman. Refan dan Angga tampak sedang berbincang saja.“Aku hanya khawatir, tadi mendengar suara Angga berteriak,” ujar Elmira seraya menyeringai kepada keduanya.“Oh enggak kok, kita hanya berbincang saja.”“Baiklah, aku kembali ke dalam.”Refan mengangguk seraya memberikan senyum dan membiarkan Elmira meninggalkan teras rumah. Kembali ada suara keributan keduanya, kali ini Elmira tidak menghiraukannya. Hingga kemudian dia mendengar suara pintu terbuka cukup kencang.Elmira keluar dari dapur untuk memastikan apa yang terjadi. Dia melihat Refan nampak kesal, hal itu ditunjukkan dengan jelas saat Elmira mendekatinya.“Ada apa? Kamu berkelahi dengan Angga?”Refan melihat Elmira dengan ujung matanya, “sejak kapan kamu dekat dengannya? Dia itu playboy, ceweknya banyak.”“Kamu kenapa tiba-tiba ngomel? Kamu ada masalah apa sama Angga?”“Hari ini kamu pulang terlambat, pu
Paris merupakan ibu kota negara Perancis tempat salah satu panglima perang terkenal bernama Nopoleon Bonaparte dilahirkan. Sejarah menyebutkan bahwa ia merupakan tentara romawi yang sangat hebat.Di balik seorang perajurit hebat tentu ada guru yang hebat mengajarkannya. Tidak ada yang mengetahui bahwa Nopoleon Bonaparte belajar menjadi prajurit hebat dari seorang panglima perang yang telah banyak menaklukan negara-negara hingga menjadikan mereka muslim sampai hari ini. Ia juga telah berhasil dalam banyak peperangan yang diamanahkan kepadanya, ialah Khalid bin Walid sang pedang Allah. Sahabat Rasul yang sempat menentang dakwah Rasulullah akibat desakan teman-teman mendiang ayahnya. Namun Allah membolak balikan hati Khalid bin Walid hingga ia akhirnya masuk Islam dan menjadikan kekuatan besar bagi umat Islam setelah kedatangan Umar bin Khattab.Nama resmi Perancis adalah La République Française (Republik Perancis). Nama France berasal dari bahasa Latin, Francia yang artinya Negeri atau
‘PLAK!!!’ Tangan wanita paruh baya itu mendarat di pipi Refan. Usai pulang dari rumah Elmira di Bandung dan mendapatkan informasi bahwa Elmira tidak ada di sana dan tidak memberikan kabar apapun kepada penjaga rumah itu. Refan pulang ke rumahnya menemui sang ibu. “Apa yang kamu lakukan kepada istrimu, Refan? Ibu tahu tidak mudah untuk kamu menerima pernikahan ini, tapi setidaknya jangan sampai kamu membuatnya pergi dari rumah. Dia pergi ke mana sekarang? Orang tuanya sudah tidak ada.” “Maaf, Bu. Refan tidak bermaksud melakukan ini dan kejadian ini juga di luar dugaan Refan kalau Elmira akan pergi.” “Sebelum kamu melakukan tindakan, harusnya berpikir terlebih dulu. Pernah kamu berpikir tindakanmu itu menyakiti istrimu? Dia itu istrimu sekarang. Ibu tidak mau tau, cari Elmira sampai ketemu atau jangan pernah kamu menginjakkan kaki ke rumah ini lagi.” “Bu, tolong maafkan aku. Aku akan mencari sampai Elmira ditemukan.” “Pergi kamu dari sini!” Tak ada ampun, sang ibu telah dengan la
“Elmira, setelah melakukan beberapa pemeriksaan, saya harus sampaikan kabar ini kepadamu. Menurut diagnosa yang dilakukan, kamu dinyatakan mengidap kanker otak stadium awal. Untuk saat ini kamu diharuskan melakukan pengobatan secara intensif agar tidak menyebar lebih cepat.” Elmira menjatuhkan ponselnya seketika. Saat dia mendapatkan pesan dari dokter di salah satu rumah sakit yang melakukan pemeriksaan terhadap dirinya. Jauh di Negeri orang, dia justru membawa banyak masalah dalam hidupnya. Dimulai dari permasalahan rumah tangga, hingga kini dokter menvonis dirinya terserang penyakit mematikan. Kepada siapa lagi dia mengadu saat ini, sementara dirinya hanyalah anak yatim piatu. Hidup sebatang kara usai kepergian sang ayah menyusul ibunya. “Bukan tidak berat, tapi harus ada pilihan yang diambil untuk mewujudkan satu persatu impian. Jalan ini, bukan jalan yang salah. Yakin. Lalu bagaimana dengan keputusan yang diambil ini? Aku sendiri tidak tahu benar atau salah,” lirih Elmira
Kepergian Elmira dalam satu pekan terakhir membuat banyak perubahan pada Refan. Rumah yang sempat ramai kembali sepi. Anak-anak kembali ditemani dua orang asisten rumah tangganya, tidak jarang Ruhi bertanya ke mana ibunya.Refan masih belum mendapatkan kabar mengenai keberadaan Elmira. Berulang kali mencari tahu melalui Naura hasilnya tetap sama. Dia telah bersungguh-sungguh dengan ucapannya.“Ini kopinya, minumlah selagi masih hangat. Kalau diingin sudah berbeda rasanya.”Refan terperanjat sejenak, dia seperti mendengar suara Elmira. Dia yang biasa menyuguhkan kopi saat Refan tengah duduk termenung di sofa.“Masih belum ada kabar juga? Naura sudah memberikan kabar lagi?” tanya Angga kemudian.”Belum ada kabar lagi, entalah dia akan kembali atau benar-benar sudah ingin mengakhiri.”“Awal menikah aku tidak melihatmu bertingkah seperti ini, atau jangan-jangan kamu sudah mulai jatuh cinta padanya?”“Dia sudah tidak memiliki siapapun lagi, bagaimana bisa aku terlihat tenang sementara tida
Pagi itu, cuaca sangat cerah di langit Paris. Seperti biasanya, Elmira beraktivitas pergi ke kampus dengan menggunakan bus, angkutan umum yang cukup nyaman di sana. Berbeda dengan Indonesia, masih banyak bus kota yang ugal-ugalan dan tidak aman karena banyak perampok menyamar sebagai pengamen.Akan tetapi, sekarang sudah mulai berkurang karena adanya transportasi khusus dari pemerintah seperti trans Jakarta, KRL, Jaklingko, MRT dan LRT. Sebagai warga Indonesia tentu berharap yang terbaik dari Negaranya, memberikan fasilitas yang nyaman dan aman bagi warganya. Wujud nyata pemerintah memberikan kenyamanan dan keamanan bagi masyarakat yang membutuhkan akses kendaraan umum ramah lingkungan.“Sepertinya, kamu sudah mulai menikmati hidup di sini ya?” tanya Alex.“Ya, begitulah. Tapi, sebagaimana indahnya negeri orang, tetap saja ada perasaan rindu pulang ke tanah air.”“Rindu pulang, atau rindu orang di sana?” goda Alex lagi.Seperti kata sebagian orang, jika orang sudah mencicipi indah da
Waktu telah berlalu dengan cepat, Elmira sangat menikmati aktivitasnya menjadi mahasiswa di Paris. Ia menghabiskan banyak waktunya untuk menulis dan membaca serta belajar dengan giat agar mendapatkan hasil yang baik dan lulus tepat waktu. Siang ini Elmira masih sibuk dengan laptopnya, ia sedang mengejar deadline lomba desainer. Karena asyiknya mendesain, ia bahkan rela absen kuliah. “El, kamu kok gak masuk kuliah hari ini?” Suara Alex terdengar nyaring dari seberang sana, ia mengingatkan agenda kuliah pada Elmira. “Aku ada kerjaan, nanti aku ke apartemenmu. Mau tanya materi kuliah hari ini.” “Ah, kebiasaan lama, gak perlu. Kali ini aku yang akan datang ke apartemenmu.” “Oke, aku tunggu.” Hari ini materi kuliah yang cukup penting dalam jurusan desain. Tetapi Elmira tidak masuk karena mengejar deadline lomba hari ini, ini akan menjadi awal karir terbaiknya jika berhasil. Ia harus segera menyelesaikan desain agar segera masuk ke meja penjurian, karena setelah ini ia akan mengejar u
Dalam beberapa waktu terakhir Elmira akhirnya menghasilkan banyak karya yang membuatnya dikenal banyak orang dari segala penjuru dunia. Dia juga berhasil mendapatkan gelar juara dalam sebuah perlombaan fashion design dengan karya terbaiknya, hingga berhasil berkolaborasi dengan beberapa brand fashion ternama di Paris. Dia juga menjadi bagian dari Paris Fashion Week yang gelar dengan beberapa model ternama. Hari itu, di mana Refan datang menemuinya dan memintanya dirinya untuk pulang ke tanah air secar paksa. Elmira bersikukuh dengan keputusan yang dia ambil, dia tidak akan pulang. Meski begitu, setidaknya Refan tahu di mana keberadaan istrinya, sehingga tidak begitu khawatir walaupun harus berjarak. Meskipun begitu, kabar keberhasilan Elmira sudah sampai padanya, sebab dia sangat update mengenai berita fashion di dalam maupun luar negeri. Memang, dia tidak di sana mendampingi Elmira, tapi keberhasilan sang istri membuatnya bangga. “Kamu apa kabar, El? Sekarang kehidupanmu sudah leb