Share

Part 74

Aku menceritakan kejadian yang dialami mama waktu itu. Meski tidak tahu secara terperinci, aku harap Bang Malik dapat menjelaskan sesuatu.

Ia hanya menggeleng, sembari berpikir. Namun ia juga belum menemukan apa pun.

Bahkan putranya yang sudah bertahun-tahun hidup bersamanya juga tidak dapat menyimpulkan apa yang tiba-tiba terjadi. Apa mama memang selemah itu? Bahkan dia pernah hampir pingsan saat mendengar aku dan Bang Malik bukanlah saudara kandung.

Aku pun tak lagi mempedulikannya. Mungkin memang seperti itu sikapnya. Mudah terkejut pada hal-hal yang sepele.

Tapi lagi-lagi hal itu mengusikku. Hal sepele macam apa yang membuatnya duduk bersimpuh dengan wajah pucat seperti itu? Kemana pula dia sampai pulang larut malam?

"Chaca?"

"Iya, Bang?"

"Semalam pulang cepat, ya?" Aku mengangguk.

Kini kaitan tangannya kepadaku dilepaskan, kemudian berpindah menyilang ke dadanya. Matanya mulai menyipit.

"Lupa, kalau punya pacar yang harus dikabari?"

Eh?

Tadinya aku ragu kalau dia tidak me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status