Beranda / Romansa / MELEPAS BENALU / Bab 1 - Ketahuan.

Share

MELEPAS BENALU
MELEPAS BENALU
Penulis: Azzila07

Bab 1 - Ketahuan.

Penulis: Azzila07
last update Terakhir Diperbarui: 2022-02-07 10:21:44

 

Aku tersenyum lega, semua pekerjaan sudah rampung sebelum waktu yang sudah ditargetkan. Kupandangi benda pintar yang tergenggam di dalam tangan, sepertinya tak perlu mengabari Mas Ronald jika hari ini aku pulang lebih awal.

 

Aku bekerja sebagai admin di salah satu Bank swasta. Sementara Mas Ronald menerusi usaha Papah ku, mengelola sekaligus menjaga toko matrial yang sejak dulu menjadi usaha keluarga besarku.

 

Mobil melaju menuju toko matrial, tak lupa membawakan makanan khas Korea kegemaran suamiku. Mas Ronald pasti akan senang, melihatku yang tiba-tiba ada dihadapannya. Belakangan ini aku sering pulang telat, sebab tuntutan pekerjaan. Dan itu selalu dikeluhkan olehnya.

 

Ada yang aneh saat aku tiba didalam toko, semua karyawan mendadak gugup, seperti terkejut melihat kedatanganku.

 

"Lala ... Pak Ronald ada?" tanyaku pada karyawan yang terpaku didepan meja kasir.

 

"A-ada Bu ... di dalam," ucapnya terbata, sambil menunjuk ruangan suamiku. Aku tersenyum ramah lalu meletakan beberapa plastik putih berisi makanan dimeja kasir.

 

"Di bagikan untuk yang lain, aku beli banyak," ucapku disertai senyuman. Lala hanya mengangguk, tangannya bergetar ketika meraih plastik yang kuberikan.

 

"Kamu sakit?" tanyaku seraya mengamati perubahan wajahnya yang terlihat memucat.

 

"Ti-dak Bu ..." jawabnya sambil memaksakan senyum.

 

"Jangan terlalu capek, kalau sakit istirahat saja." saranku.

 

"Iya Bu."

 

Aku tersenyum ramah dan berlalu dari hadapannya. Langkahku menuju ruangan, Mas Ronald tak sabar ingin melihat wajah tampannya. Saat ingin membuka pintu aku mendengar suara manja seorang perempuan dari dalam. Aku terkesip sesaat lalu mendorong pintu dengan pelan.

 

Tubuhku membeku di tempat, saat melihat pemandangan luar biasa yang ada didepanku. Seorang perempuan bergelayut manja sedang terduduk diatas pangkuan suamiku.

 

Perempuan itu sangat agresif, dia bahkan tak segan membelai serta mencium pipi suamiku.

 

Badanku bergetar hebat, Mas Ronald dengan buas menyegrap tubuh sintal itu. Hingga suara teriakan menjijikan menggema di dalam ruangan.

 

Tak tahan. Aku sungguh muak!

 

Lava panas seolah membakar hati dan jiwa raga. Gigiku bergelutuk kuat dengan nafas yang memburu. Langkahku melebar berjalan cepat kearah dua manusia, tanpa otak dan tanpa malu itu.

 

Tanganku langsung merenggut kuat rambut hitam panjang yang terurai itu. Hingga suara kenikmatan yang keluar dari bibirnya berganti dengan lolongan mengerikan.

 

"Aaa ... Lepas!"

 

Aku terus mencengkram, hingga tubuh itu mengikuti gerakkan tanganku. Tamparan serta pukulan terhantam kuat diwajah dan tubuhnya. Aku seperti kerasukan setan, mengamuk membabi buta.

 

Jerit serta teriakan histeris menggema didalam ruangan, perempuan binal itu meraung kesakitan.

 

"Tolong ... Mas," rintihnya seraya mengulurkan tangan. Memohon bantuan pada pasangan mesumnya.

 

"Mati kau lacuur!!" desisku sambil mengehempas kasar tubuh tak berdaya itu.

 

"Astrid ..." bergetar, Mas Ronald menyebut namaku. Aku langsung menoleh kearahnya, Mas Ronald melangkah mundur, dengan wajah yang memucat.

 

"Jadi begini, kau dibelakangku!" geramku dengan mata yang melotot tajam.

 

"Sa-yang ... dengarkan, Mas dulu." Mas Ronald berusaha membujukku.

 

"Dengarkan? Apa yang harus aku dengar, saat mataku melihat dengan jelas!!" teriakku menggelegar.

 

Mas Ronald terlihat fustasi, matanya terpejam sambil mencengkram rambutnya sendiri.

 

"Aku khilaf ... aku salah, aku minta maaf." cicitnya bertubi-tubi, bak dentuman hebat yang bergenderang dijantungku.

 

Kaki ini melangkah mendekatinya, dengan cepat aku meraih laptop yang bertengger diatas meja lalu menghantam kuat ke rahangnya.

 

"Arghhhh!"

 

Mas Ronald tersungkur seketika, tetesan darah mengalir dari mulutnya. Hatiku belum puas melihatnya merintih kesakitan, di mataku rintihan itu seolah kekehan yang membodohiku.

 

Aquarium bundar berukuran sedang berisi ikan mas koki berwarna orens, peliharaan kesayangan Mas Ronald sekaligus sebagai pemanis ruangan aku renggut. Mengangkatnya tinggi-tinggi dan kutimpahkan diatas kepala suamiku.

 

Suara pecahan kaca beradu dengan kepala terdengar keras. Mas Ronald menatap nanar dengan raut ketakutan, tangannya terangkat menyentuh rambut plontosnya. Dia memekik keras, saat meraba banyak serpihan kaca yang menancap dikepalanya. Darah mengucur deras, Mas Ronald menadah memegangi kakiku.

 

"Aa-mpun ...."

 

Aku tersenyum sinis melewatinya, lalu menginjak ikan mas koki kesayangannya yang menggelepar diatas keramik granium.

 

Cassshhh.

 

Sekali pijak, isi perut ikan itu berhamburan keluar. Kunikmati ekspresi sedih bercampur kacau balau dari wajah suamiku.

 

"Kemasi semua barang-barangmu, sebelum nasibmu sama seperti ikan tak berguna ini." ucapku datar dengan wajah dingin tak berperasaan.

 

***ofd.

 

Menegangkan bukan?

 

Mohon ikuti akun Azzila07 ya. Karna cerita seru akan tayang setiap hari.

 

Salam hangat.

 

Komen (20)
goodnovel comment avatar
Heni
gak suka sadisnya, ga jadi baca psikopat. Knp ikan diinjek. Skip ga suka
goodnovel comment avatar
Leynar VaryssaYaryanan
Dasar suami tudak tau diri, bukanngurus kerja malah berselingkuh dasar laku laki brengsek
goodnovel comment avatar
Romeo As Romeo
koq aneh, siapa yg slh kenapa ikan yg di bunuh...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • MELEPAS BENALU   Bab 2 - Sabotase

    Aku mendecih sinis saat melihat perempuan sundal itu merangkak, mendekati suamiku."Keterlaluan! Dasar tidak punya hati!!" jeritnya saat melihat keadaan, Mas Ronald lebih dekat.Jalang itu tergugu pilu, dipeluknya laki-laki yang masih sah bersetatus sebagai suamiku yang sudah lemah tak berdaya.Ingin sekali melompat, dan mencekik keduanya. Namun aku mengurungkan niat, pikiranku berangsur waras saat melihat darah yang tercecer diatas lantai.Melangkah keluar dengan hati yang kesal luar biasa. Jantungku masih bertalu-talu dengan amarah yang masih menyala-nyala. Aku tak menyangka bisa sekuat itu. Tubuhku bergetar saat berjalan menuju kasir.Suara teriakan memekik telinga, dengan susah payah jalang itu memapah tubuh kekar suamiku.

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-07
  • MELEPAS BENALU   Bab 3 - Tamu Tak Diunduang.

    Menyeret langkah memasuki rumah, pikiranku kalut berkelana tak tentu arah. Sundal itu, beraninya dia menusukku dari belakang. Datang padaku memohon belas kasih bagai pengemis, setelah aku berbaik hati dia malah menebar racun untuk keluargaku.Benar-benar tidak bisa dimaafkan!Ah ... memikirkan itu semua membuat otakku berdenyut nyeuri. Segera membersihkan diri, untuk menenangkan hati dan pikiran.Memejamkan mata, saat ribuan air yang mengucur dari shower menerpa kulit kepala. Hatiku berangsur dingin seiring dengan aliran air yang mengalir lembut disetiap inci kulitku.Memandangi diri dipantulan cermin, usiaku sudah memasuki angka 35 tahun. Namun aku merasa diri masih terlihat menarik, berkat polesan rutin yang aku pakai dipagi dan malam hari. Wajahku masih berseri dan cantik alami.Jangan pernah bertanya tentang dosa atau kekurangan pada pasangan yang mendua. Itu hanya akan memperkecil harga dirimu, sudahlah cukup kau pahami dir

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-07
  • MELEPAS BENALU   Bab 4 - Curang

    Pandanganku terhenti saat melihat perempuan sundal itu ada di sisi, Mas Ronald. Senyum mengejek dia sunggingkan, membuat amarah di dalam dada tersulut bara api seketika.Haruskah aku menggundulkan rambut itu saat ini?Dia terlihat menantangku, aku rasa dia belum sepenuhnya mengenalku.Mempersembahkan senyum manis yang aku punya, berjalan dengan anggun melewati tiga manusia tanpa otak itu."Ada yang bisa saya bantu?" tanyaku sesaat setelah menghempaskan bokong di atas sofa. Pandanganku menelisik satu demi satu manusia yang ada didepanku.Oma ... biasa aku memanggil Ibu mertua, untuk membiasakan putriku memanggilnya. Wajahnya begitu tak nyaman dilihat, tatapan matanya begitu bengis seolah aku ini adalah madunya.Hening ....Tak ada yang berbicara, hanya deru nafas dan tatapan kebencian memenuhi ruangan ini."Jika tidak ada yang perlu dibicarakan, pintu keluar terbuka lebar disana." ucapku acuh, sam

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-07
  • MELEPAS BENALU   Bab 5 - Playing Victim.

    "Mereka sudah menikah. Apa salahnya jika Ronald bermesraan dengan, Sekar."Dengan cepat Ibu menutup mulutnya, terlonjak dengan ucapannya sendiri."Sudah menikah?" gumamku tertegun mengulang kalimat, Ibu. Hati berdenyut ngilu, nafas ini mendadak sesak. Kini pandanganku menyorot tajam kearah, Mas Ronald."Eh ... I-ibu," Mas Ronald membuka suara, menatap Ibu dengan mata melotot. Gelengan kepala jelas sekali terlihat. Sementara Ibu, dia terlihat salah tingkah, dengan bola mata yang mendelik ke kiri dan ke kanan.Aku sendiri sangat shock mendengar pengakuan Ibu, berkali aku menarik nafas guna menormalkan detak jantung yang semakin bertalu-talu.Sabarkan hatimu, Astrid!"Kenapa Oma?" tanyaku selembut mungkin. Yah siapa tahu, ada pengakuan lainnya yang akan terucap tanpa sengaja dari mulutnya."Eh ... maksud Ibu, Ronald dia ..." nafas Ibu terlihat sesak, dia meraih minuman yang ada didepannya lalu meminumnya denga

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-07
  • MELEPAS BENALU   Bab 6 - Benalu.

    "Beraninya kau mengotori wajahku!!" geramku tak terima. Mataku memanas, nafasku memburu. Tak menyangka Mas Ronald bisa berbuat kasar padaku."Pergi sekarang!" sentakku geram, gigiku bergelutuk nyaring pertanda amarah sudah memenuhi rongga dada.Mas Ronald menggeleng kuat, tubuhnya meluruh bersimpuh memegangi kakiku."Pergi! Kita cerai sekarang juga!" teriakku menggelegar."Jangan, As ..." pegangannya semakin erat dikaki ini."Kasihan Naura, dia pasti terluka jika tahu orangtuanya berpisah." sambungnya.Aku benar-benar muak, beraninya dia menyeret Naura dalam masalah ini. Otakku mendidih seketika, menarik nafas dalam-dalam, bersiap melayangkan kaki sekuat tenaga.Bugh!"Aaaa ...."Mas Ronald terjengkang, memekik kesakitan saa

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-07
  • MELEPAS BENALU   Bab 7 - Merampas Kembali

    "Dasar pencuri. Kembalikan!" geramnya dengan mata yang nyaris saja keluar dari tempatnya."Tidak!" sahutku tegas. "Kalung ini aku yang beli, sudah sepatutnya aku mengambilnya kembali." sambungku."Ronald yang beli, bukan kamu!" bantahnya dengan tatapan menyalang."Iya memang benar anakmu yang beli," sahutku dengan senyum miring."Tapi uangnya ... tentu saja hasil mengemis padaku," sambungku dengan tatapan meremehkan."Ronald lihat istrimu, dia ....""Sudah Bu, sudah ..." tukas Mas Ronald sambil mencegah Ibu, yang ingin merampas kalungnya dari tanganku."As ... kenapa kamu jadi keras begini, dimana rasa hormatmu kepada, Ibu. Biar bagaimanapun, Ibuku adalah Ibumu juga." ucapnya sok bijak.Aku terkekeh geli mendengar ucapannya, rasa ingin mencekik lehernya

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-07
  • MELEPAS BENALU   Bab 8 - Dedek Bayi.

    "Mulai hari ini kau bukan lagi suamiku!" ucapku tegas, seraya membanting pintu dengan keras lalu menguncinya.Tak aku hiraukan teriakkan serta caci maki dari para manusia bermulut busuk itu, aku memilih menaiki tangga dan membaringkan tubuh diatas ranjang empukku.Hah ... sungguh sangat menguras emosi menghadapi para dedemit itu. Dadaku masih terasa panas, akibat amarah yang belum sepenuhnya aku salurkan.Kupandangi goresan luka memanjang akibat serangan, Nenek tua itu. Sekian lama aku berbakti padanya, ini balasannya.Sakit ....Hatiku sungguh sakit sesakit-sakitnya. Cinta yang aku perjuangkan selama ini. Tak ubah seperti pedang panjang, yang sedang menghunus jantung hingga merobek ulu hatiku. Rasanya sulit tergambarkan, sakitnya mampu membuat otak berdenyut ngilu hingga terasa panas seluruh tubuh.Ibu ... ka

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-07
  • MELEPAS BENALU   Bab 9 - Mengancam.

    Sikap Mas Ronald yang terkesan cuek dan tak peduli. Sulit sekali rasanya membayangkan, dengan mudahnya Sekar merebut hati suamiku.Oh ya ....Ibu ... aku yakin dia adalah dalang dibalik semua ini.Kembali aku mengatur nafas, menetralkan debaran dada yang mulai tak terkendali. Aku harus bersikap tenang, jangan sampai Naura berpikir macam-macam. Walau bagaimana pun, Naura masih terlalu kecil untuk mengetahui kebusukkan Ayahnya."Naura sudah berapa kali ketemu, Tante Sekar?" Naura nampak berpikir, lalu tersenyum setelahnya."Sudah tiga kali, Mah.""Tiga kali?" hampir aja aku teriak mendengar jawaban Naura."Iya ... Tante Sekar baik deh, Mah. Dia beliin Naura squishy boneka tedy bear," aku Naura dengan begitu polosnya.

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-14

Bab terbaru

  • MELEPAS BENALU   Bab 80 - Special.

    Pov Author."Gimana, beres?" tanya laki-laki berbadan tegap dengan gawai ditelinga."Beres, Boss. Aman. Semua sesuai dengan rencana." jawab suara serak diujung sana.Laki-laki dengan janggut tipis itu tersenyum puas, lalu memutuskan sambungan telepon."Cih! Sampah! Ditolong, malah menikamku!" desis laki-laki tampan itu."Boss Setyo, ada paket." terdengar suara teriakan dari balik pintu. Laki-laki itu menaruh gawai diatas meja kerja, lalu bangkit dari kursi kebesarannya."Ini, Boss." Yadi, karyawan baru pengganti Ronald menyodorkan amplop tebal berwarna coklat."Ya." jawab Setyo, sambil mengangkat kepala. Yadi mengangguk, lalu kembali melanjutkan pekerjaan."Ckckck, rapih juga cara kerjanya." gumam Setyo sambil merobek ujung amplop, lalu menarik isi didalamnya.Senyum miring tercipta saat Setyo melihat isi amplop, sedetik kemudian bibirnya tersenyum dengan lebar."Ini belum apa-apa," gumamnya pelan. "Setelah ini ak

  • MELEPAS BENALU   Bab 79 - Extra Part

    Pov Sekar."Ha-lo Mbak," suara Rikhi terdengar saat aku menggeser tombol hijau dan menaruhnya ditelinga."Iya, Khi. Gimana Mas Ronald, sudah aka kabar?" cecarku cemas. Hampir satu minggu, Mas Ronald tidak bersua kabar. Istri mana yang tidak khawatir saat tak mendangar kabar beritanya."Mbak," suara Rikhi kembali terdengar tapi kali ini terdengar bergetar disertai isakan."Ada apa, Khi?" aku semakin penasaran."Mas Ronald ..." hawa dingin langsung menyelusup tengkuk leher, mendengar suara Rikhi yang menyebut nama suamiku dengan tersendat-sendat membuat fikiran buruk langsung menjalar difikiran."Mas Ronald kenapa, Khi. Kamu yang benar dong kalau bicara, jangan begini!" aku mulai panik, kehilangan sabar."Mas Ronald sudah tiada, Mbak. Huhu."Tubuh langsung bergetar hebat, kepala berdenyut tak sanggup mencerna kalimatnya."Mbak ..." suara Rikhi kembali terdengar. Aku hanya diam dengan dada yang bergemuruh hebat.Mas

  • MELEPAS BENALU   Bab 78 - Tamat.

    Aku memekik tertahan, tubuhku meremang seirama dengan rasa nyeuri yang luar biasa disekujur badan. Laki-laki itu menatap datar, gerakannya semakin kuat menancapkan belati diperutku.***Ofd.Pov Astrid"Saya terima nikah dan kawinnya Astrid Anandia binti Bapak Santoso Permana, dengan mas kawin satu set emas seberat lima puluh gram dan seperangkat alat sholat dibayar tunai!"Dengan satu tarikan nafas, Edwin mengucap janji suci. Hatiku bergetar seiring dengan serempaknya kata 'saaahhh' yang menggema disetiap sudut masjid."Alhamdulillah ..."

  • MELEPAS BENALU   Bab 77 - Ketahuan.

    Laras langsung menarik selimut, tubuhnya bergetar hebat memandang sosok yang ada dihadapannya.Sementara aku, nafasku tercekat tubuhku membeku tidak dapat bergerak saat sorot itu menatap tajam kearahku."Gua kira kita temen," desis Setyo mengagetkanku.Lidah begitu kelu, aku kehilangan kata-kata. Tubuh bergetar hebat, saat melihat dua laki-laki berbadan tegap masuk kedalam kamar."Yo ... gue bisa jelasin ini semua." tuturku dengan jantung yang berdebar kencang."Jelasin?" Setyo menatap remeh, lalu terkekeh setelahnya. "Gimana tubuh istri gue, nikmat?" Setyo melangkah maju mendekatiku.Aku terdiam, menoleh kearah Laras."Gue bantu kesusahan lo. Tapi ini balasannya?" api kemarahan berkobar-kobar dimatanya."Yo," aku berusaha menahan tubuhnya yang semakin mendekati."Setan lo!!"Bugh ... bugh.Pukulan bertubi-tubi menghantam wajahku, aku tak ing

  • MELEPAS BENALU   Bab 76 - Terkejud.

    Ada uang disayang, tak ada uang dicemberutin.Nasib ....***Ofd"Mas berangkat dulu," aku mengulurkan tangan, membiarkan Sekar mencium punggung tanganku."Hati-hati," ucapnya sambil melempar senyum. Aku menganggukkan kepala, lalu mengusap lembut wajah Mutia dengan lembut."Ayah kerja dulu ya," bisikku ditelinga bayi berusia satu bulan itu.Aku langsung keluar rumah, melajukan kendaraan roda dua menuju tempat kerja.Butuh waktu empat puluh menit untuk sampai dirumah Setyo, aku lihat Boss Setyo sudah duduk dikursi teras rumah sambil menyeruput kopi hitamnya."Ngopi, Boss?" tanyaku setelah memarkirkan motor dihalaman luas milik Laras. Ya setahuku begitu, rumah dan usaha yang digeluti Setyo adalah warisan dari mertuanya yang berarti punya Laras."Hmm ..." Setyo hanya bergumam, sambil mengangkat cangkir kopi dan kembali menyeruputnya."Ngirim barang kemana har

  • MELEPAS BENALU   Bab 75 - Pulang Kerumah.

    "Cucu Ibu perempuan, dia cantik seperti Mamahnya," suster menyahut.Ibu terperangah, wajah penuh harapnya berubah keruh."Silahkan, Bapak." suster berjalan mendahuluiku, memberi jalan agar aku mengekorinya.Kulihat Ibu tertunduk lesu, tak ada gairah sama sekali.Bayi mungil didalam box bayi bergeliat, wajahnya benar-benar menyerupai Sekar. Hatiku terenyuh saat tangan ini bersentuhan dengan wajah merahnya.Kulantunkan takbir, bibirku bergetar saat melihat bayi itu membuka matanya. Entah mengapa aku jadi mengingat dosa, dosa kepada Astrid dan Sekar karna sudah mengkhianati kedua.Selesai mengadzankan bayi mungil itu, aku memutuskan untuk keluar dari ruangan. Rasa sesak menghimpit hati, merobek-robek relung jiwaku. Aku tidak tahu apa yang membuat hatiku serapuh ini, yang aku tahu aku sudah terlalu banyak berbuat dosa."Ibu mau kemana?" tanyaku saat melihat Ibu dan Zeky berjalan meninggalkan kursi

  • MELEPAS BENALU   Bab 74 - Penuh Harap.

    "Ya Alloh ... nafasnya melambat," ucapnya panik, lalu kembali menepuk-nepuk wajah Sekar."Dek, bangun Dek!" aku yang takut hal buruk terjadi pada Sekar langsung mendekat. Merangkup wajah pucatnya yang terasa semakin dingin."Bagaimana ini, Bu?" tanyaku panik, melihat Sekar yang tetap bergeming."Bu sadar, Bu." Ibu Bidan terus mengguncang tubuh Sekar."Segera bawa kerumah sakit, Ibu Sekar sepertinya sudah sangat lemah." jawab Bu bidan."Siapkan mobil, bantu saya menduduki tubuh Ibu Sekar diatas kursi roda," titahnya langsung aku turuti.Dengan perasaan kacau, segera memindahkan tubuh Sekar. Aku benar-benar takut dengan keadaannya."Loh kok dibawa keluar, ada apa?" Ibu terlihat bingung."Sekar tidak sadarkan diri, Bu. Harus dibawa kerumah sakit untuk segera dilakukan tindakan," jawab Bu bidan.Dibantu Zeky, aku memasuki tubuh Sekar kedalam mobil. Wajah kami semua benar-

  • MELEPAS BENALU   Bab 73 - Sekar.

    Pov Ronald.Kepala berdenyut ngilu, jantung berdetak lebih kencang saat Sekar mengetahui tentang Laras. Sekar mulai curiga, dia terus saja membondong seribu pertanyaan untuk menyerangku.Saat ini yang aku lakukan hanya mengelak dan menghindar. Aku takut Sekar semakin curiga, dan masalah semakin melebar kemana-mana."Kasih tahu si Sekar, punya sikap itu dijaga. Masa kepala aku dilempar pakai piring," cebik Zeky saat aku baru saja tiba dirumah. Aku hanya menarik nafas, tak menggubrik ocehannya. Memilih sibuk memainkan gawai."Apes hidupmu, Mas. Lepas dari berlian dapet kepingan sampah." Lagi, Zeki terus saja mengumpat."Ga tahu diri. Sudah numpang dirumah mertua, tapi ga ada bebantunya sama sekali. Dikira dia itu Tuan Putri." Zeky terus berkoar."Ambilin, Mas minum sanah. Haus nih, ditambah denger kamu ngomel-ngomel. Bikin kepala tambah panas," ucapku kemudian, sambil menatap dingin sorot matanya. Zeky mendengkus, sambil menghent

  • MELEPAS BENALU   Bab 72 - Terbongkar.

    "Lampu kamarnya dinyalakan dong, Mas Ronald. Aku jadi tidak bisa melihat wajah tampanmu." desahnya sambil menggigit bibir bagian bawah. Kepala langsung panas, aku menoleh nanar pada sosok yang tertidur lelap disampingku. Air mata luruh begitu saja, nafasku sesak menahan dentuman yang bergejolak didalam dada. Sakit sekali, Tuhan. Tega kamu, Mas! Apa kurangku selama ini, aku selalu sabar menghadapi Ibu dan Adik-Adikmu. Aku selalu pengertian disaat kau tidak memiliki uang, disaat Astrid membuangmu begitu saja aku selalu ada dan selalu setia mendoakan kese

DMCA.com Protection Status