Beranda / Romansa / MELEPAS BENALU / Bab 6 - Benalu.

Share

Bab 6 - Benalu.

Penulis: Azzila07
last update Terakhir Diperbarui: 2022-02-07 10:56:28

"Beraninya kau mengotori wajahku!!" geramku tak terima. Mataku memanas, nafasku memburu. Tak menyangka Mas Ronald bisa berbuat kasar padaku.

 

"Pergi sekarang!" sentakku geram, gigiku bergelutuk nyaring pertanda amarah sudah memenuhi rongga dada.

 

Mas Ronald menggeleng kuat, tubuhnya meluruh bersimpuh memegangi kakiku.

 

"Pergi! Kita cerai sekarang juga!" teriakku menggelegar.

 

"Jangan, As ..." pegangannya semakin erat dikaki ini.

 

"Kasihan Naura, dia pasti terluka jika tahu orangtuanya berpisah." sambungnya.

 

Aku benar-benar muak, beraninya dia menyeret Naura dalam masalah ini. Otakku mendidih seketika, menarik nafas dalam-dalam, bersiap melayangkan kaki sekuat tenaga.

 

Bugh!

 

"Aaaa ...."

 

Mas Ronald terjengkang, memekik kesakitan saat kepalanya menghantam sudut meja.

 

"Kurang ajar, kamu Astrid!" teriak Sekar sambil menghambur kearah suamiku.

 

"Kamu tidak apa-apa, Mas?" tanyanya panik.

 

"Diam kamu. Ini semua karna ulahmu!" rutuk Mas Ronald sambil menyentak tangan, Sekar.

 

"Mas ... a-aku," Sekar menatap nanar, tergagap di sentak, Mas Ronald.

 

"Astrid dengar ..." Mas Ronald menjeda kalimat, mengatur nafas yang tersenggal-senggal.

 

"Aku tidak sengaja, As ... sungguh, aku menyesali semuanya." rengeknya tak tahu diri.

 

Tidak sengaja? Enak saja. Papah saja tidak pernah mencubitku. Dia sebagai suami yang gagal, berani sekali menamparku. 

 

"Kita cerai ..." ucapku melemah.

 

"Jangan, As ..." wajah Mas Ronald mendongak, mengiba padaku. 

 

"Ronald!!" Sentak Ibu sambil menarik tangan Mas Ronald.

 

"Berdiri ... jangan merusak harga diri demi perempuan bodoh ini. Bikin malu!!" sungutnya berapi-api.

 

"Bu ... Ronald masih cinta sama Astrid," ucap Mas Ronald.

 

"Sudahlah ... jangan mengemis seperti itu. Kamu itu kepala rumah tangga. Harus tegas dengan istri." sentak Ibu, bibirnya komat-kamit tidak jelas.

 

"Bu ... tolong, ini hidupku. Berhenti ikut campur!" teriak Mas Ronald tepat diwajah Ibunya.

 

Mulut Ibu menganga, terkejut dengan aksi Mas Ronald yang diluar kendali. Nafas Ibu terlihat sesak, dia mundur satu langkah sambil memegangi dadanya.

 

"Aku sudah menuruti Ibu untuk menikah dengan Sekar, sekarang apa lagi Bu!" suara Mas Ronald melemah, matanya memerah dipenuhi genangan air mata.

 

Oh jadi Ibu yang merencanakan ini semua. Licik sekali. Sebegitu bencinya kah Ibu padaku? Tak ingatkah dia siapa yang memberinya makan selama ini.

 

"Kenapa masih disini? Keluar kalian semua," ucapku muak, memutuskan drama yang diciptakan mertua juga anak dan menantu barunya. Tanganku menunjuk kearah pintu, mengisyaratkan agar mereka segera angkat kaki dari sini.

 

"Wanita seperti ini yang kamu cintai. Yang tega mengusir Ibumu sendiri?" suara Ibu bergetar, tetesan bening mulai mengalir dipipinya.

 

Cih ... merasa ter'dzolimi padahal sebaliknya. Mana mungkin aku mengusir tanpa sebab.

 

"Mas akan kembali ... tenangkan dulu pikiranmu," ucap Mas Ronald padaku.

 

"Hah ... apa aku tidak salah dengar. Kembali katamu?" tanyaku dengan sorot tak percaya.

 

"Ya ... kita tunggu semua tenang, masalah ini bisa kita selesaikan secara baik-baik. Seperti sebelumnya," jawabnya tanpa beban

 

Aku mendengkus kesal. Tak habis pikir dengan apa yang ada didalam kepalanya. Aku rasa sebagian otaknya sudah rusak, tak lihatkah dia ekspresi wajah dan cara aku berbicara. Apakah aku menginginkan dia kembali?

 

Sama sekali tidak!

 

Masalah ini bukan hanya aku dan Ibunya. Tapi melibatkan dia juga selingkuhannya. Mana mungkin bisa dibicarakan dengan baik-baik. Mustahil!

 

"Pergi ... akan aku urus semua surat cerai kita," sahutku.

 

Mas Ronald menghela nafas, menatap wajahku lekat. "Tidak ada yang akan bercerai, kita bisa hidup rukun bersama-sama." ucapnya percaya diri.

 

Aku mendecih sinis, ingin sekali aku menikamnya. Namun energiku seakan melemah, kenyataan ini membuat tenagaku habis tak tersisa. Aku benar-benar tidak menyangka, Ibu mertualah yang menyokong pengkhianatan ini.

 

Sorotku kini beralih pada Ibu, menatap lekat bola matanya dan mengitari tubuh gempalnya. Sorotku berhenti tepat dilehernya.

 

Kalung liontin berinisial namanya tergerai indah dileher keriputnya, aku jalan mendekat melangkah maju kearahnya.

 

Sekali hentak, kalung itu sudah berada didalam genggamanku. Perempuan tua itu menjerit, memegangi lehernya.

 

"Dasar pencuri. Kembalikan!" geramnya dengan mata yang nyaris saja keluar dari tempatnya.

 

"Tidak!" sahutku tegas. "Kalung ini aku yang beli, sudah sepatutnya aku mengambilnya kembali." sambungku.

 

"Ronald yang beli, bukan kamu!" bantahnya dengan tatapan menyalang.

 

"Iya memang benar anakmu yang beli," sahutku dengan senyum miring.

 

"Tapi uangnya ... tentu saja hasil mengemis padaku." sambungku dengan tatapan meremehkan.

 

***Ofd.

 

Hai-hai sudah subcribe akun Azzila07 belum. Yuk ah, di cublik dulu agar kamu dapat notip saat aku update bagian cerita terbaru.

 

Cublik semua bukunya juga ya ❤️

 

Jangan lupa vote bintang lima ya.

 

Salam hangat. 🤗🤗

 

 

Komen (7)
goodnovel comment avatar
Yati Syahira
mertua gila ronal bodoh ,jalang gatal,akhirnya cerai dan usir demi kewarasan astrid
goodnovel comment avatar
Sidik 53
makin jelek aja novel ini. makin jelek makin pelit
goodnovel comment avatar
Destika Buana Putr
mantappp.........
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • MELEPAS BENALU   Bab 7 - Merampas Kembali

    "Dasar pencuri. Kembalikan!" geramnya dengan mata yang nyaris saja keluar dari tempatnya."Tidak!" sahutku tegas. "Kalung ini aku yang beli, sudah sepatutnya aku mengambilnya kembali." sambungku."Ronald yang beli, bukan kamu!" bantahnya dengan tatapan menyalang."Iya memang benar anakmu yang beli," sahutku dengan senyum miring."Tapi uangnya ... tentu saja hasil mengemis padaku," sambungku dengan tatapan meremehkan."Ronald lihat istrimu, dia ....""Sudah Bu, sudah ..." tukas Mas Ronald sambil mencegah Ibu, yang ingin merampas kalungnya dari tanganku."As ... kenapa kamu jadi keras begini, dimana rasa hormatmu kepada, Ibu. Biar bagaimanapun, Ibuku adalah Ibumu juga." ucapnya sok bijak.Aku terkekeh geli mendengar ucapannya, rasa ingin mencekik lehernya

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-07
  • MELEPAS BENALU   Bab 8 - Dedek Bayi.

    "Mulai hari ini kau bukan lagi suamiku!" ucapku tegas, seraya membanting pintu dengan keras lalu menguncinya.Tak aku hiraukan teriakkan serta caci maki dari para manusia bermulut busuk itu, aku memilih menaiki tangga dan membaringkan tubuh diatas ranjang empukku.Hah ... sungguh sangat menguras emosi menghadapi para dedemit itu. Dadaku masih terasa panas, akibat amarah yang belum sepenuhnya aku salurkan.Kupandangi goresan luka memanjang akibat serangan, Nenek tua itu. Sekian lama aku berbakti padanya, ini balasannya.Sakit ....Hatiku sungguh sakit sesakit-sakitnya. Cinta yang aku perjuangkan selama ini. Tak ubah seperti pedang panjang, yang sedang menghunus jantung hingga merobek ulu hatiku. Rasanya sulit tergambarkan, sakitnya mampu membuat otak berdenyut ngilu hingga terasa panas seluruh tubuh.Ibu ... ka

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-07
  • MELEPAS BENALU   Bab 9 - Mengancam.

    Sikap Mas Ronald yang terkesan cuek dan tak peduli. Sulit sekali rasanya membayangkan, dengan mudahnya Sekar merebut hati suamiku.Oh ya ....Ibu ... aku yakin dia adalah dalang dibalik semua ini.Kembali aku mengatur nafas, menetralkan debaran dada yang mulai tak terkendali. Aku harus bersikap tenang, jangan sampai Naura berpikir macam-macam. Walau bagaimana pun, Naura masih terlalu kecil untuk mengetahui kebusukkan Ayahnya."Naura sudah berapa kali ketemu, Tante Sekar?" Naura nampak berpikir, lalu tersenyum setelahnya."Sudah tiga kali, Mah.""Tiga kali?" hampir aja aku teriak mendengar jawaban Naura."Iya ... Tante Sekar baik deh, Mah. Dia beliin Naura squishy boneka tedy bear," aku Naura dengan begitu polosnya.

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-14
  • MELEPAS BENALU   Bab 10 - Egois.

    "Sampai matipun, aku tidak akan mau bercerai denganmu!" ucapnya tegas dengan tatapan menyalang kearahku.Mata itu terlihat marah, nafasnya menggebu-gebu dengan telunjuk tangan yang mengarah tepat diwajahku. Aku menarik nafas, menantang sorot mata menyalangnya. Baru kali ini aku melihat wajahnya yang begitu marah dan menakutkan.Hatiku teriris, melihat sorot itu. Kemana hilangnya sikap lemah lembutmu Mas, aku tidak melihat sosokmu lagi saat ini. Kamu tidak seperti yang aku kenal sebelumnya.Musnah sudah segala rasa yang aku jaga selama ini. Kau sendiri yang menghancurkannya."Kenapa kamu tidak terima, tak sadar sudah melakukan kesalahan besar. Heh!" teriakku didepan mukanya. Mas Ronald meredupkan mata, wajahnya terlihat menyesal telah membentakku."Astrid ...."

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-14
  • MELEPAS BENALU   Bab 11 - Licik.

    "Apa benar ini dengan kediaman rumah Ibu Astrid Anandia?" laki-laki berbadan tegap bertanya dengan wajah serius."Iya saya sendiri," jawabku."Kami dari pihak kepolisian, mendapat tugas untuk membawa Ibu kekantor. Dengan tuduhan penganiayaan atas nama pelapor saudara Ronald dan Ibu Sekar," ucapnya tegas.Sendiku lemas seketika, badanku bergetar dengan lidah kelu tak dapat mengungkapkan kata. Bik Ijah membekap mulutnya, dengan tatapan tak percaya."Ibu ..." Bik Ijah meringsekan tubuh memegangi lenganku."Bisa ikut kami segera, Ibu ..." ujar laki-laki bertubuh gempal dengan nama Wisnu ditanda pengenalnya."Ma-mana mungkin. Bapak salah orang se-pertinya," ucapku terbata, saat ini aku benar-benar gugup luar biasa.Mana mungkin,

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-14
  • MELEPAS BENALU   Bab 12 - Melawan.

    "Jika Naura tidak penting. Maka pikirkan karirmu, kamu yakin mereka akan menerimamu bekerja diperusahaannya. Setelah tahu kamu sedang terlibat dalam masalah hukum?" Mas Ronald menyorot dengan tatapan meremehkan."Jika terlalu lama didalam sini, akan tersemat panggilan baru untukmu. Yaitu mantan narapidana?" Mas Ronald tersenyum licik. Tatapan menjijikan dia sunggingkan untukku.Jantungku bertalu-talu, gigiku bergeletuk menerima ancaman darinya. Kutarik nafas dalam-dalam, guna menormalkan debaran yang sudah menggolak-golak.Dia pikir, aku akan gentar dengan ancamannya? Tidak sama sekali."Kau mengancamku? Tak sadar, jika aku hancur kau dan keluarga, serta istri barumu akan menerima imbasnya?" kusorot mata menyalang itu, dengan tatapan menantang."Pikirmu ... jika Papahku tahu, dia akan diam saja m

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-14
  • MELEPAS BENALU   Bab 13 - Bebal

    Aku segera mengirim lokasi, tak lupa mengirim fotoku saat ini dengan latar belakang sel tahanan.Aku tersenyum puas, membayar mahal pengacara tak jadi masalah. Yang penting aku, bisa keluar dari tempat terkutuk ini secepatnya.Segera aku mengirim pesan pada atasan, meminta izin cuti satu minggu dengan alasan ada masalah keluarga. Semoga saja kasus ini cepat teratasi, jangan sampai orang kantor ada yang tahu masalah ini, agar reputasi dikantor pun terselamatkan.Pikirnya aku ini bodoh. Yang bisa dengan mudah takut dengan ancaman murahan itu. Dia lupa, bahwa aku jauh lebih melangkah maju dibanding dirinya.Dasar laki-laki sampah, benalu kehidupanku yang sebenarnya. Awas saja kalau aku sudah keluar dari sini, akan kuberi pelajaran mereka yang sudah menyakitiku. Lihat saja!"Sudah?" tanya Pak Firman.

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-14
  • MELEPAS BENALU   Bab 14 - Mengalah untuk membalas.

    "Sa-ya tidak akan mencabut laporan. Se-belum Astrid membatalkan niat per-ceraiannya ..." sambung Mas Ronald terbata-bata. Wajahnya begitu menyedihkan, menatap iba kearahku.Aku menatap jengah, masih saja dia menginginkan aku mencabut gugatan cerai. Apa pukulan Papahku tidak bisa menyadarkannya, bahwa kami memang tidak bisa bersatu kembali?"Kurang ajar!!" geram Papah.Bugh!!Papah kembali melayangkan tendangannya, hingga Mas Ronald terjengkang dan tersungkur mencium lantai. Nafas Papah naik-turun, benar-benar kelewat marah dengan Mas Ronald.Aku bahkan belum membeberkan kelakuan busuknya lebih dari itu. Masalah dia menikah lagi dibelakangku, jika Papah tahu, bisa tewas ditempat Mas Ronald."Berhenti Pak!!" teriak petugas. "Jika Bapak tak mau mendengarkan saya,

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-14

Bab terbaru

  • MELEPAS BENALU   Bab 80 - Special.

    Pov Author."Gimana, beres?" tanya laki-laki berbadan tegap dengan gawai ditelinga."Beres, Boss. Aman. Semua sesuai dengan rencana." jawab suara serak diujung sana.Laki-laki dengan janggut tipis itu tersenyum puas, lalu memutuskan sambungan telepon."Cih! Sampah! Ditolong, malah menikamku!" desis laki-laki tampan itu."Boss Setyo, ada paket." terdengar suara teriakan dari balik pintu. Laki-laki itu menaruh gawai diatas meja kerja, lalu bangkit dari kursi kebesarannya."Ini, Boss." Yadi, karyawan baru pengganti Ronald menyodorkan amplop tebal berwarna coklat."Ya." jawab Setyo, sambil mengangkat kepala. Yadi mengangguk, lalu kembali melanjutkan pekerjaan."Ckckck, rapih juga cara kerjanya." gumam Setyo sambil merobek ujung amplop, lalu menarik isi didalamnya.Senyum miring tercipta saat Setyo melihat isi amplop, sedetik kemudian bibirnya tersenyum dengan lebar."Ini belum apa-apa," gumamnya pelan. "Setelah ini ak

  • MELEPAS BENALU   Bab 79 - Extra Part

    Pov Sekar."Ha-lo Mbak," suara Rikhi terdengar saat aku menggeser tombol hijau dan menaruhnya ditelinga."Iya, Khi. Gimana Mas Ronald, sudah aka kabar?" cecarku cemas. Hampir satu minggu, Mas Ronald tidak bersua kabar. Istri mana yang tidak khawatir saat tak mendangar kabar beritanya."Mbak," suara Rikhi kembali terdengar tapi kali ini terdengar bergetar disertai isakan."Ada apa, Khi?" aku semakin penasaran."Mas Ronald ..." hawa dingin langsung menyelusup tengkuk leher, mendengar suara Rikhi yang menyebut nama suamiku dengan tersendat-sendat membuat fikiran buruk langsung menjalar difikiran."Mas Ronald kenapa, Khi. Kamu yang benar dong kalau bicara, jangan begini!" aku mulai panik, kehilangan sabar."Mas Ronald sudah tiada, Mbak. Huhu."Tubuh langsung bergetar hebat, kepala berdenyut tak sanggup mencerna kalimatnya."Mbak ..." suara Rikhi kembali terdengar. Aku hanya diam dengan dada yang bergemuruh hebat.Mas

  • MELEPAS BENALU   Bab 78 - Tamat.

    Aku memekik tertahan, tubuhku meremang seirama dengan rasa nyeuri yang luar biasa disekujur badan. Laki-laki itu menatap datar, gerakannya semakin kuat menancapkan belati diperutku.***Ofd.Pov Astrid"Saya terima nikah dan kawinnya Astrid Anandia binti Bapak Santoso Permana, dengan mas kawin satu set emas seberat lima puluh gram dan seperangkat alat sholat dibayar tunai!"Dengan satu tarikan nafas, Edwin mengucap janji suci. Hatiku bergetar seiring dengan serempaknya kata 'saaahhh' yang menggema disetiap sudut masjid."Alhamdulillah ..."

  • MELEPAS BENALU   Bab 77 - Ketahuan.

    Laras langsung menarik selimut, tubuhnya bergetar hebat memandang sosok yang ada dihadapannya.Sementara aku, nafasku tercekat tubuhku membeku tidak dapat bergerak saat sorot itu menatap tajam kearahku."Gua kira kita temen," desis Setyo mengagetkanku.Lidah begitu kelu, aku kehilangan kata-kata. Tubuh bergetar hebat, saat melihat dua laki-laki berbadan tegap masuk kedalam kamar."Yo ... gue bisa jelasin ini semua." tuturku dengan jantung yang berdebar kencang."Jelasin?" Setyo menatap remeh, lalu terkekeh setelahnya. "Gimana tubuh istri gue, nikmat?" Setyo melangkah maju mendekatiku.Aku terdiam, menoleh kearah Laras."Gue bantu kesusahan lo. Tapi ini balasannya?" api kemarahan berkobar-kobar dimatanya."Yo," aku berusaha menahan tubuhnya yang semakin mendekati."Setan lo!!"Bugh ... bugh.Pukulan bertubi-tubi menghantam wajahku, aku tak ing

  • MELEPAS BENALU   Bab 76 - Terkejud.

    Ada uang disayang, tak ada uang dicemberutin.Nasib ....***Ofd"Mas berangkat dulu," aku mengulurkan tangan, membiarkan Sekar mencium punggung tanganku."Hati-hati," ucapnya sambil melempar senyum. Aku menganggukkan kepala, lalu mengusap lembut wajah Mutia dengan lembut."Ayah kerja dulu ya," bisikku ditelinga bayi berusia satu bulan itu.Aku langsung keluar rumah, melajukan kendaraan roda dua menuju tempat kerja.Butuh waktu empat puluh menit untuk sampai dirumah Setyo, aku lihat Boss Setyo sudah duduk dikursi teras rumah sambil menyeruput kopi hitamnya."Ngopi, Boss?" tanyaku setelah memarkirkan motor dihalaman luas milik Laras. Ya setahuku begitu, rumah dan usaha yang digeluti Setyo adalah warisan dari mertuanya yang berarti punya Laras."Hmm ..." Setyo hanya bergumam, sambil mengangkat cangkir kopi dan kembali menyeruputnya."Ngirim barang kemana har

  • MELEPAS BENALU   Bab 75 - Pulang Kerumah.

    "Cucu Ibu perempuan, dia cantik seperti Mamahnya," suster menyahut.Ibu terperangah, wajah penuh harapnya berubah keruh."Silahkan, Bapak." suster berjalan mendahuluiku, memberi jalan agar aku mengekorinya.Kulihat Ibu tertunduk lesu, tak ada gairah sama sekali.Bayi mungil didalam box bayi bergeliat, wajahnya benar-benar menyerupai Sekar. Hatiku terenyuh saat tangan ini bersentuhan dengan wajah merahnya.Kulantunkan takbir, bibirku bergetar saat melihat bayi itu membuka matanya. Entah mengapa aku jadi mengingat dosa, dosa kepada Astrid dan Sekar karna sudah mengkhianati kedua.Selesai mengadzankan bayi mungil itu, aku memutuskan untuk keluar dari ruangan. Rasa sesak menghimpit hati, merobek-robek relung jiwaku. Aku tidak tahu apa yang membuat hatiku serapuh ini, yang aku tahu aku sudah terlalu banyak berbuat dosa."Ibu mau kemana?" tanyaku saat melihat Ibu dan Zeky berjalan meninggalkan kursi

  • MELEPAS BENALU   Bab 74 - Penuh Harap.

    "Ya Alloh ... nafasnya melambat," ucapnya panik, lalu kembali menepuk-nepuk wajah Sekar."Dek, bangun Dek!" aku yang takut hal buruk terjadi pada Sekar langsung mendekat. Merangkup wajah pucatnya yang terasa semakin dingin."Bagaimana ini, Bu?" tanyaku panik, melihat Sekar yang tetap bergeming."Bu sadar, Bu." Ibu Bidan terus mengguncang tubuh Sekar."Segera bawa kerumah sakit, Ibu Sekar sepertinya sudah sangat lemah." jawab Bu bidan."Siapkan mobil, bantu saya menduduki tubuh Ibu Sekar diatas kursi roda," titahnya langsung aku turuti.Dengan perasaan kacau, segera memindahkan tubuh Sekar. Aku benar-benar takut dengan keadaannya."Loh kok dibawa keluar, ada apa?" Ibu terlihat bingung."Sekar tidak sadarkan diri, Bu. Harus dibawa kerumah sakit untuk segera dilakukan tindakan," jawab Bu bidan.Dibantu Zeky, aku memasuki tubuh Sekar kedalam mobil. Wajah kami semua benar-

  • MELEPAS BENALU   Bab 73 - Sekar.

    Pov Ronald.Kepala berdenyut ngilu, jantung berdetak lebih kencang saat Sekar mengetahui tentang Laras. Sekar mulai curiga, dia terus saja membondong seribu pertanyaan untuk menyerangku.Saat ini yang aku lakukan hanya mengelak dan menghindar. Aku takut Sekar semakin curiga, dan masalah semakin melebar kemana-mana."Kasih tahu si Sekar, punya sikap itu dijaga. Masa kepala aku dilempar pakai piring," cebik Zeky saat aku baru saja tiba dirumah. Aku hanya menarik nafas, tak menggubrik ocehannya. Memilih sibuk memainkan gawai."Apes hidupmu, Mas. Lepas dari berlian dapet kepingan sampah." Lagi, Zeki terus saja mengumpat."Ga tahu diri. Sudah numpang dirumah mertua, tapi ga ada bebantunya sama sekali. Dikira dia itu Tuan Putri." Zeky terus berkoar."Ambilin, Mas minum sanah. Haus nih, ditambah denger kamu ngomel-ngomel. Bikin kepala tambah panas," ucapku kemudian, sambil menatap dingin sorot matanya. Zeky mendengkus, sambil menghent

  • MELEPAS BENALU   Bab 72 - Terbongkar.

    "Lampu kamarnya dinyalakan dong, Mas Ronald. Aku jadi tidak bisa melihat wajah tampanmu." desahnya sambil menggigit bibir bagian bawah. Kepala langsung panas, aku menoleh nanar pada sosok yang tertidur lelap disampingku. Air mata luruh begitu saja, nafasku sesak menahan dentuman yang bergejolak didalam dada. Sakit sekali, Tuhan. Tega kamu, Mas! Apa kurangku selama ini, aku selalu sabar menghadapi Ibu dan Adik-Adikmu. Aku selalu pengertian disaat kau tidak memiliki uang, disaat Astrid membuangmu begitu saja aku selalu ada dan selalu setia mendoakan kese

DMCA.com Protection Status