Share

20

Benar dugaanku. Mobil Mas Ridwan sudah ada di halaman. Kemungkinan dia menunggu di dalam mobil. Aku melangkah membuka pintu utama tanpa menghiraukan keberadaanya. Tetapi dia justru mengekor di belakangku

" Lupa bawa istri mas ? Aku kok ditinggal ?" tanyaku.

" Istri ? Memang kamu menganggap aku ini suami ?" tanyanya balik.

Aku diam. Selalu begitu. Dia menghubungkan dengan masalah kantor.

" Harus ya mas selalu dihubungkan dengan masalah di kantor ?"

" Ini tentang harga diriku Nis. Kamu seolah-olah menginjak harga diriku. Dan sama sekali tidak menghormatiku,"

" Lalu, saat kau merombak kantor, apakah kamu juga izin aku ? Apakah itu juga namanya menghargai ?". Aku mulai tersulut emosi. Sama sekali ia tidak sadar ataupun intropeksi diri atas kelakuanya.

Dia diam meninggalkanku naik ke lantai dua. Aku ikuti dia.

" Apakah etis juga seorang bos dan sekertaris berada di satu ruangan dengan pintu terkunci ? Kucing lapar diberi makan ikan asin pun pasti mau mas. "

Emosiku mulai meledak-ledak. Ak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status