"Apakah aku yang salah paham dengan Jack," batin Leila yang mulai goyah dengan tekat balas dendamnya.
Tidak hanya pakaian yang ada di dalam lemari, Leila juga menemukan ponsel dan dompetnya di dalam laci. semua tersimpan di posisi yang sama, sebelum ia meninggalkan rumah untuk mengecek berita Jack yang selingkuh dengan Cindy.
Leila yang sudah lama tidak melihat isi ponselnya, segera meraih ponselnya. lalu menekan tombol tengah. tetapi ponselnya tidak ada daya batrai, sehingga Leila memilih untuk mengisi daya ponsel dulu.
Selama mengisi daya ponsel, Leila memeriksa isi dompetnya, untuk memastikan tidak ada yang hilang. soal uang cash, Leila tidak ingat ada berapa.
"Hmmmm..." gumam Leila yang semakin ragu.
Tok Tok Tok
Pintu kamar di ketuk oleh Jack di luar.
"Leila, mau makan bakso tidak?" tanya Jack yang masih mengetuk pintu kamar.
"Tidak," tolak Leila tegas, ia takut Jack akan memasukkan obat perangsang ke dalam makananya.
"Maafkan aku," gumam Jack pelan. saat ia sudah berbaring di samping Leila.Sebenarnya Jack ingin memeluk Leila, tapi tidak ia lakukan. karena takut di tolak oleh Leila dengan kata-kata tajam. Di tambah ia tidak ingin membangunkan Leila yang sedang tidur lelap.***Paginya.Bi Ina sudah menghidangkan nasi goreng sea food kepada Jack."Bi, nanti buatkan makan pagi untuk Leila. pastikan dia ada makan!" perintah Jack yang membuat Bi Ina terkaget-kaget. karena ia tidak percaya, Nyonya muda masih memilih kembali kerumah. setelah apa yang terjadi dan pengalaman buruk menjalin rumah tanga dengan Jack."Iya," balas Bi Ina pada akhirnya.Selesai makan, Jack langsung pergi kerja. ia tidak berani membangunkan Leila. selain berpamit kepada Leila. sebelum ia turun ke lantai satu.Sesampai di perusahan, Andre menatapi Jack yang berwajah bahagia."Apa yang terjadi?" tanya Andre yang penasaran. melihat wajah Jack lebih berser
"Iya, aku akan segera pulang cepat dan ingat. jangan kecapekkan," nasehat Andre yang akan mengakhiri panggilan ponselnya. ketika melihat Jack berjalan ke arahnya untuk menyerahkan berapa dokumen yang sudah selesai di kerjakan."Rajin sekali dirimu mengabarin istri," puji Jack dengan senyuman."Tentu saja, Lala sedang hamil. aku tidak ingin dia kenapa-napa. jadi setidaknya aku mengabarin dia di siang hari, untuk memberikan semangat untuknya. daripada dia berpikir yang tidak-tidak pada akhirnya yang membahayakan janin di dalam rahimnya," jelas Andre yang membuat JAck sedih dan marah terhadap dirinya sendiri."Aku harus kembali ke dalam ruangan," pamit Jack yang tidak ingin berlama-lama di dalam ruangan kantor Andre.Andre menatapi Jack berjalan lesu keluar dari kantornya."Ini belum seberapa," batin Andre.Di dalam ruangan kerja, Jack mencoba menghubungi Leila. tetapi tidak di angkat sama sekali oleh Leila. kemudian Jack menghubungi Bi Ina unt
Jack mengelus dadanya yang perih melihat sikap Leila. ia memilih membersihkan rambut Leila di lantai, lalu membuangnya ke dalam tong sampah.Melihat sikap Leila yang tidak biasanya, Jack memilih menghubungi ibunya. siapa tahu dapat solusi untuk meredakan amarah Leila.Maria Mikaela yang mendengar penjelasan dari Jack. segera mengajak Kyo Mikaela ke rumah Jack untuk melihat keandaan Leila."Bagaimana dengan Leila," tanya Maria Mikaela yang cemas kepada Jack."Masih tidur, aku tidak tahu kenapa seperti ini. aku hanya membantunya mengeringkan rambut yang basah," ujar Jack sedih dengan apa yang ia alami barusan.Kyo Mikaela yang melihat wajah sedih Jack, hanya bersikap datar. lebih tepat memilih duduk diam sembari menyesapi teh buatan Bi Ina.Sedangkan Maria Mikaela segera ke arah kamar Jack untuk melihat keandaan Leila."Leila," sahut Maria Mikaela yang berusaha membangunkan Leila yang masih tertidur. dengan men
Kyo Mikaela yang berdiri tidak jauh, memilih untuk pergi tanpa berkomentar sedikitpun. karena ia merasa semua ini harus di selesaikan oleh Jack dan ia tidak mau ikut campur sama sekali.Setelah memastikan Leila baik-baik saja, Maria Mikaela berjalan keluar kamar. ia melihat Jack yang berdiri di depan pintu dengan wajah sedih."Semuanya butuh waktu," ucap Maria Mikaela yang menasehati Jack untuk tidak putus asa menjalani pernikahan ini."Maafkan aku Mom," bisik Jack dengan suara sedih memeluk tubuh wanita paruh baya yang masih terlihat cantik.Maria Mikaela mengelus punggung Jack."Kamu seharusnya mengatakan kalimat itu kepada Leila. katakan padanya dan bukan mengatakan kepada mom maupun Dad," balas Maria Mikaela dengan penuh kasih.Jack masih diam. Karena apa yang di katakan oleh ibunya memang benar adanya."Walau Leila tidak pernah memaafkanmu, tapi kamu harus berjuang untuk mendapatkan permintaan maafnya. dengan begitu kau aka
Jack memilih diam. Ia tidak ingin berdebat dengan Leila yang selalu memancing emosinya. Sejak Leila pulang dari rumah sakit.Yang bisa di lakukan oleh Jack hanya bisa mengalah untuk saat ini. Karena semua ini, memang salahnya."Aku sungguh benci padamu," seru Leila yang masih melanjutkan perkataannya.Jack masih diam membisu, ia mengeringkan tubuh Leila yang kurus. Lalu memakai piyama di tubuh Leila.Sesekali menatapi kedua mata Leila yang terlihat kantuk.Dalam hati Jack ingin menanggis sekeras-kerasnya. Ketika melihat bekas luka di tubuh Leila yang tidak bisa hilang. Walau sudah sembuh."Cih, sok jadi suami baik. Pasti takut sama ayah mertua," decak Leila masih masih mencari pertengkaran demi pertengakaran.Jack masih diam. Ia mengambil nampan untuk di letakkan di atas pangkuan. Lalu menyuapi Leila makan.Leila yang sudah sangat lapar. Terpaksa memakan bubur yang di suapi oleh Jack."Sedikit lagi habis," ucap Jack sete
***Perawat yang sudah mendapatkan obat, segera mencari Jack. Jack tersenyum lembut kepada perawat tersebut dan mengatakan sisa uang beli obat sebagai hadiah.Perawat itu semakin senang, ia berterima kasih kepada Jack berapa kali. sebelum pergi meninggalkan Jack.Jack kembali duduk di kursi. ia menatapi berapa jenis obat di dalam kantong kresek putih berlogo nama rumah sakit. rasa penasaran dalam hati Jack. membuat Jack mencari nama obat itu di google. tujuannya hanya ingin mengetahui apa jenis obat yang di konsumsi oleh Leila. lalu membantu Leila menemukan jalan keluarnya.DegDi antara obat-obat itu, Jack menemukan salah satu obat yang terkait dengan depresi.Hati Jack sungguh pilu melihat kandungan obat tersebut. lalu ia melihat ke arah wajah Leila yang masih tetidur dengan lelap."Maafkan aku," batin Jack menyalahkan dirinya. ia tahu percuma dengan kata maaf. karena semuanya tidak akan mengembalikan apa yang sudah hilang.
"Cepatan," seru Miura Diamentri yang tak sabaran. sampai melambaikan tangan yang menandakan pengusiran kepada Leila yang masih duduk di atas ranjang."Iya bawel," balas Leila yang segera menuruni atas ranjang. lalu berjala ke arah kamar mandi untuk mencuci wajah.Leila menatapi wajahnya yang kurus kering, kedua matanya ada lingkaran hitam, tulang pipinya kelihatan dan kulitnya juga kusam."Kenapa menyiksa diri sampai seperti ini?" batin Leila yang berbicara dengan cermin di wastafel.Hening..... sekian lama.Di kamar, Miura Diamentri berdecak kesal. ia berdiri dari tempat duduknya untuk menyusul Leila ke dalam kamar mandi."Leila," sahut Miura Diamentri yang nepuk pundak Leila. Ketika melihat Leila terdiam melamun seperti orang kehilangan jiwanya.Leila menoleh ke arah Miura Diamentri, ia melihat kecemasan dan ketakutan di mata Miura Diametri."Maafkan aku," balas Leila lirih."Jangan banyak melamun, ayo makan. Biar teta
Leila terkekeh renyah, melihat Miura Diamentri yang hobi mengomel sedari tadi."Iya, ini lagi di minum.""Cepatan sembuh, awas aja jika masih kayak gini. aku akan menendang bokongmu dengan tendangan super kuat," seru Miura Diamentri dengan suara kerasnya.Leila mengulum senyuman, ia menyerahkan gelas kosong kepada Miura Diamentri."Aku pulang nih," pamit Miura Diamentri yang membuka pintu kamar dan pergi.Leila memejamkan kedua mata kantuknya, ia berusaha untuk kembali tidur.Di luar, Jack mengucapkan terima kasih kepada Miura Diamentri yang telah membantunya."Jika bukan karena Leila, aku tidak sudih membantumu."Jack hanya diam menangkapi kemarahan Miura tanpa banyak berbicara. ia mengantar Miura Diamentri ke depan pintu rumah.Miura Diamentri hanya bisa berdecak kesal dengan kelakuan Jack yang benar-benar membuat darahnya mendidih.***Keesokan hari, Leila terbangun dengan perasaan segar. Ia tidak lagi b
"Aku harus minta maaf padanya," batin Alponso yang membulatkan tekatnya untuk menemui Miura Diamentri yang kini sedang belanja bersama Lala di salah satu mall. sebenarnya Alponso ingin juga menemui Leila di kediaman keluarga Mikaela. tetapi ia tidak berani pergi kesana, karena penjagaan yang luar biasa ketat sekali.Tidak ingin berlama-lama, Alponso segera pergi ke mall yang di kasih tahu oleh Lala.Kehadiran Alponso di sambut biasa saja oleh Miura Diamentri yang kini sudah tidak ada rasa lagi kepada Alponso."Kita cari tempat duduk," tawar Lala yang tidak ingin situasi tegang antara Miura Diamentri dengan Alponso.Keduanya langsung setuju dengan ide Lala.Ketiganya memasuki salah satu kafe yang menyediahkan makanan siap saji. Miura Diamentri hanya mengoder soda dan kentang goreng."Kenapa makannya sedikit?" tanya Alponso yang mengkritik makanan yang di oder oleh Miura Diamentri.Miura Diamentri yang sadar diri dengan berat tubu
Senruhan Miura Diamentri membangunkan Jim yang sedang tertidur lelap."Ura,"ujar Jim yang terbangun dari mimpi buruknya."Ya," balas Miura Diamentri dengan senyuman lembutnya. yang berusaha menyembunyikan wajah lelahnya dari Jim.Jim yang seperti anak kecil, memeluk Miura Diamentri dengan tangisan meraung-ranung. karena ia sungguh cemas dengan keandaan Miura Diamentri selama berhari-hari tidak sadarkan diri."Di mana anak kita?" tanya Miura Diamentri yang ingin melihat anaknya."Ada di rumah, Lala dan Leila yang merawat Loki. aku di sini menjagamu," balas Jim jujur."Aku ingin melihat anak kita," ucap Miura Diametri yang tidak sabaran."Aku akan memberitaukan kepada Leila dan Lala," balas Jim yang berusaha menghibur Miura Diamentri untuk tidak cemas atau berpikiran negatif.Mendengar apa yang di katakan oleh Jim, hati Miura mulai tenang. ia sempat berpikir bayinya sudah meninggal saat di lahirkan."Aku sudah berapa hari
"Tidak perlu Syock, Jim orangnya baik dan romantis banget. hanya saja expresi wajahnya itu menyevalkan. dulu pertama kali melihatnya saja pegen aku cakar dengan kedua tangan ini," timpal Miura Diamentri yang ingat masa lalu.Jack terkekeh renyah, ia mendudukkan Leo dan Rosa di atas pahanya."Benci jadi cintakan," balas Jack yang mengoda Miur Diamentri yang di balas dengan tatapan marah oleh Miura Diamentri dengan wajah kesalnya.Acara makan bersama-sama di mulai dengan canda tawa di taman belakang rumah keluarga Mikaela.Kyo Mikaela dan Maria Mikaela yang pulang dari acara melihat ke arah belakang rumah. keduanya tersenyum bahagia. karena rumah yang sebesar ini akhirnya di huni oleh para anak-anak kandung dan angkat.***Menjelang kelahiran Miura Diamentri, Jim memutuskan libur sehari. ia ingin menjaga istrinya di dalam ruangan bersalin.Di luar ruangan, sudah berkumpul satu keluarga besar yang merupakan keluarga Mikaela yang sedari w
Sepanjang perjalanan ke rumah keluarga Mikaela. Andre masih saja kepo dengan istri dari Jim. ia sungguh penasaran sekali."Jangan penasaran melulu, tidak baik buat jantung. lagian kau pasti kenal siapa istrinya," balas Jack yang masih duduk dengan santainya di dalam mobil.Mobil yang di kemudikan oleh Jim memasuki pakiran mobil di keluarga Mikaela. Andre keluar duluan. baru di susul oleh Jack."Tuan," saut Jim yang hendak membantu Jack untuk berjalan."Aku baik-baik saja, tidak perlu cemas. Jangan memanjakan aku!" perintah Jack kepada Jim."Baik," balas Jim yang melepaskan tangannya dari Jack."Jim, ini punyamu.""Oh iya," balas Jim yang mengambil salah satu kantong kresek dari tangan Jack. lalu menekan bel tanda bunyi.Bodyguard yang di dalam ruangan segera membuka pintu dan mempersilahkan ketiga pria masuk ke dalam."Daddy," sahut Leo yang berlari ke arah Jack."Daddy sudah pulang, mana Mom?" tanya Jack yang ber
Andre masuk ke dalam mobil dengan perasaan masih tidak tenang, lalu di susul oleh Jack."Jim, kita langsung pulang ke rumah atau kau ingin mampir ke suatu tempat lagi?" tanya Jack yang melihat jam di pergelangan tangannya."Tuan, apa anda tahu di mana tempat jual soto dan rujak?" tanya Jim yang tanpa menoleh ke arah belakang."Ya, kau mau makan di sana?" tanya Jack yang kaget, karena selama ini ia tidak pernah melihat Jim memakan jenis makanan tersebut."Tidak, istri mau makan. jadi saya harus beli untuknya," balas Jim yang mulai menjalankan mobilnya."ikuti saja gps ini," ucap Jack yang menyerahkan ponselnya kepada Jim.Jim segera menerima ponsel Jack dan menatapi gerakan Gps sembari menyetir mobil mewah.Andre menatapi Jack dengan tatapan kaget, karena ia baru tahu Jim bisa bahasa Indonesia. karena semalam Jim memperkenalkan diri dengan bahasa Inggris."Jim bisa mengunakan berapa bahasa," balas Jack dengan menahan tawa. ia ti
"Apakah ini perbuatan David?" ujar Cindy masih dengan wajah terkejut. "Ya, maka dari itu aku tidak bisa mengemudikan mobil. selalu memakai supir pribadi," balas Jack jujur. Cindy yang percaya, segera masuk ke dalam mobil dan bersamaan berapa pria lain juga masuk ke dalam. "Jack," pekik Cindy terkejut. Jack tersenyum lebar dan melambaikan tangan kepada Cindy. "Aku juga terpaksa melakukan ini padamu, aku juga di ancam oleh David. jadi kalian berdua selesaikan dulu," ucap Jack yang berjalan masuk ke dalam kafe. Jim segera menjalankan mobilnya, Cindy yang di himpit oleh kedua pria di sisi kanan dan kiri. tidak bisa melakukan apapun. termasuk melawan, ia hanya melototi kedua matanya kepada supir yang menjalankan mobil. Jim mengemudikan mobilnya kembali ke villa yang di mana ada David di sana. "Aku tidak mau kembali ke sana," pekik Cindy yang masih mencoba melepaskan diri. Jim menulikan telinganya, ia masih mengemudik
David memukul kedua kaki palsunya yang tidak bisa di gerakkan dengan pukulan kuat sembari mengutuk Jack dan keluarga Mikaela. ia bersumpah akan membuat keluarga Mikaela membayar penderitanya di masa depan atas apa yang mereka lakukan padanya sampai bernasib tragis seperti ini.***Jim yang mendapatkan laporan, segera bergegas ke lapangan untuk membereskan Cindy.Dalam perlarian, Cindy masih berusaha meminta bantuan Jack. ia yakin Jack akan menyelamatkan dirinya dari kejaran David yang ingin membunuh dirinya saat ini."Jack tolong aku," lirih Cindy yang masih mengingat nomor ponsel Jack."Kau masih ingat dengan aku, setelah apa yang kau lakukan dulu?" tanya Jack yang membalas panggilan Cindy dengan santainya. Seolah-olah ia tidak marah pada Cindy sedikitpun."Maafkan aku Jack, semua salah David. ia yang merencanakan semua ini dan aku tidak berdaya sama sekali dengan ancamannya. tolong percayalah padaku," dusta Cindy dengan berlinang air mata
Miura Diamentri mengulum senyumannya dengan wajah tersipu malu."Dua tahun lalu, jika tidak salah. aku di lamar dadakan oleh Jim dan semuanya dia yang ngurus.," balas Miura Diamentri dengan wajah merah merona."Astaga, kenapa tidak kasih tahu aku?" pekik Lala yang kecewa dengan sikap Miura Diamentri."Iya, kok tidak kasih tahu kita sih. pakai rahasia-rahasiaan segala," timpal Leila yang juga ikutan kecewa dengan sikap Miura Diamentri.Miura Diamentri menampakkan wajah kesalnya kepada Leila dan Lala secara bersamaan."Kalian saja main rahasia-rahasian. masa aku tidak boleh. huh," ngeluh Miura Diamentri kesal.Lala dan Leila tertawa bersamaan. mereka berdua lupa akan apa yang mereka lakukan kepada Miura Diamentri yang saat itu merahasiakan kehamilan dari Miura."Kita impas deh," ucap Leila dengan tawanya"Kita impas sudah sekarang," timpal Lala yang ikutan ketawa."Ngomong aku belum melihat suamimu?" lanjut Lala yang kepo
"Oh ya, hampir saja aku lupa dengan tujuan kedatangan aku hari ini." Jack mulai bercerita dengan ide dan tujuan untuk menjebak Cindy keluar dari persembunyiannya. Andre langsung tidak setuju, karena ini sungguh berbahaya. Mengingat kegilaan yang pernah di lakukan oleh Jack terdahulu yang berakhir dengan kegagalan dan taruhan nyawa. "Dengar dulu sampai selesai," ucap Jack yang memotong pembicaraan Andre yang masih ngotot tidak mau setuju dengan rencananya. "Gimana aku bisa setuju dengan ide gilamu itu," seru Andre yang penuh kemarahan. Jack terkekeh renyah kembali, ia pun kembali menjelaskan secara detail semua rencananya dari awal hingga akhir.