BAB 29 TERLUPAKANHari ini Pangeran Hamdan pulang dari asrama, demikian pula dengan Pangeran Yusuf. Anak-anak mendapat libur satu bulan untuk perayaan hari raya dan kenaikan tingkat. Karena putra tertuanya mulai jarang ikut berkumpul, malam ini Serkan sengaja mengadakan perjamuan makan malam bersama keluarga. Jeny dan Pangeran Albany datang bersama pangeran Rasyid, putri kecil mereka yang berambut merah seperti Anelies dan Pangeran Yusuf. Tobias Harlot juga datang bersama istri dan semua anak-anak mereka. Bayangkan jadi seheboh apa Istana Zubair dengan keributan para bocah.Meskipun Istana Zubair memiliki aula khusus untuk berkumpul keluarga yang cukup luas tetap saja keributan anak-anak yang belum bisa dinasehati membuat kepala Mia ikut berputar pening. Pangeran Husain memimpin lima bocah tengil untuk berlari dan merangkak di bawah-bawah meja."Habibi kemari!" Pangeran Hamdan memanggil adik laki-lakinya untuk dia angkat duduk ke atas pangkuan.Sementara itu Pangeran Husain masih mera
BAB 30 TIDAK PERLU TAHUMelihat Livie di abaikan justru Henry yang paling emosi. Henry langsung membawa Livie pulang. Henry sangat marah. Seandainya tidak sedang berada di hadapan banyak wartawan, pasti Henry sudah menyeret leher Gavin untuk dia hantam."Lupakan pemuda brengsek itu, dia tidak layak untukmu!""Aku bisa mengerti dengan kondisi Gavin." Livie masih membela kekasihnya.Menang tidak jarang para aktor harus berpura-pura memiliki hubungan dengan calon lawan mainnya untuk menaikkan popularitas film mereka."Sungguh akan kupatahkan kaki dan lengannya jika dia masih berani mendekatimu lagi!" Henry sudah hilang kesabaran, dia sudah cukup mengalah, tapi gadisnya malah disia-siakan."Aku yakin Gavin akan menelpon." Livie juga masih mengharapkan Gavin akan datang menemuinya setelah premier seperti janjinya kemarin.Henry melihat Livie mengetik pesan pada Gavin agar menelpon. Livie benar-benar naif dan polos, padahal dia sudah tidak dianggap."Dia sudah meremehkanmu?" Henry tetap pal
BAB 31 MENYEMBUNYIKAN RAHASIA"Kau akan berperan sebagai putri Ratu Zoya dalam trilogi KING IN THE NORT!""Oh Tuhan!" Livie syok karena semua pengemar di seluruh dunia juga sudah tidak sabar menunggu siapa aktris pemeran untuk Putri Elf yang selama ini masih dirahasiakan."Kau serius?" Livie juga masih sulit percaya bisa mendapatkan peran besar sepenting itu dalam sebuah film spektakuler."Kau hanya harus merahasiakan pekerjaan ini sebagai kejutan hingga masa promosi film."Sudah bukan hal baru ketika sebuah film besar berani menghadirkan aktris pendatang baru potensial yang terlihat segar untuk menarik perhatian. Kejutan macam ini juga bisa menjadi strategi marketing yang brilian. Artinya Livie benar-benar harus menjaga rahasia, tidak boleh ada yang tahu jika dia sedang terlibat dengan projek film tersebut sampai nanti dia akan muncul sebagai kejutan di masa promosi.Trilogi KING IN THE NORTH merupakan buku best seller yang telah memiliki ratusan juta penggemar dari seluruh dunia.
BAB 32 MENJAGASerkan memperhatikan anak-anaknya yang sedang bermain, termasuk Pangeran Hamdan yang mulai tumbuh menjadi pemuda tampan membanggakan. Hamdan terlihat sangat menyayangi adik-adiknya, bahkan tidak keberatan ikut bermain untuk membuat mereka senang. Husain yang dari tadi paling jahil dan suka mengacau."Husain ayo kembalikan bolanya pada Habibi!" Hamdan menegur kecurangan Husain yang sedang bermain bola dengan Pangeran Rasyid."Hak ... Hak ...!" Habibi merasa dibela karena biasanya cuma jadi anak bawang tidak ikut hitungan."Ayo kalian baris yang lurus!" Hamdan mengatur adik-adiknya. "Husain kakimu terlalu maju satu langkah!"Husain langsung mundur dengan patuh ketika kakaknya yang memberi perintah."Bagheera kau juga terlalu maju!" Habibi ikut menegur singa besar di sampingnya.Lucunya Bagheera juga tidak pernah mau ketinggalan, dia ikut berbaris di samping anak-anak. Pangeran Rasyid satu tim dengan Habibi, sedangkan Husain satu tim dengan Bagheera. Skor mereka sama satu-
BAB 33 HENRY AND LIVIELivie benar-benar bersikeras ingin tetap menjalani syuting."Aku akan menuntaskannya dengan bertanggung-jawab." Livie berjanji pada Henry. "Aku telah memiliki kesempatan luarbiasa, aku bisa sukses seperti Gavin!"Livie juga ingin membuktikan jika dia bisa sukses tanpa Gavin."Aku akan baik-baik saja!" Livie meyakinkan Henry. "Aku bisa!""Kau tetap harus disiplin memperhatikan kesehatanmu!"Akhirnya Henry mengijinkan tapi dengan pengawasan intensif dari tim dokter yang ikut siaga selama proses syuting. Di manapun lokasi syutingnya mereka siap dengan ambulance khusus yang memiliki fungsi layaknya klinik mobile. Terlihat agak berlebihan, tapi semua kru film memahami kondisi Livie. Sejak Livie pingsan di studio dan Henry Loghan berteriak panik seperti orang gila. Mereka semua yang melihatnya juga langsung paham kenapa Henry Loghan sampai rela membeli sebuah studio film dan mendanai sebuah film besar cuma demi untuk istrinya.Henry menemani Livie di ruang make up, m
BAB 34 TERLUPAKANHenry memang hanya mencium bibir Livie, melumatnya dengan banyak sapuan lembut agar gadis muda itu merasa nyaman. Henry juga tidak luput memperhatikan sekujur tubuh Livie yang sedang berada dalam bingkai pelukannya tapi Henry tidak berani menyentuh lebih jauh. Henry tidak ingin membuat Livie takut. Livie masih virgin dia tidak akan tahu jika laki-laki bisa sangat menyakitinya. Henry harus tetap waras tidak boleh mengambil lebih dari sekedar ciuman."Tidurlah, besok kau masih harus menjalani syuting."Henry beralih memeluk tubuh Livie dari sisi belakang, membingkainya dengan utuh dan hangat."Terima kasih sudah menemaniku." Livie bergumam lirih."Kau tidak perlu terus berterimakasih." Henry merunduk untuk menghirup puncak kepala gadis mudanya yang sudah meringkuk lembut seperti bayi rapuh. Setiap kali akan ada rasa tenang sekligus kepedihan yang selalu hadir bersamaan. Henry yakin tidak akan pernah sanggup jika harus kehilangan, tapi dia juga tidak tahu harus bagaima
BAB 35 MIA HILANG.Ledakan besar di jembatan telah menjadi tranding di semua media pemberitaan. Jembatan besar yang melintasi muara sungai di bagian teluk runtuh hancur oleh sesuatu yang belum bisa diketahui. Seluruh badan jembatan runtuh ke sungai, tenggelam bersama ratusan kendaran yang sedang melintas. Sebuah bencana mengerikan yang menelan banyak korban karena kondisi lalulintas siang itu juga sedang cukup ramai.Para pengawal langsung membawa Pangeran Husain kembali ke istana."Di mana putriku?" Serkan Panik karena mereka hanya membawa Pangeran Husain."Kondisinya kacau, Yang Mulya. Maaf kami hanya berhasil menyelamatkan Pangeran Husain."Beruntung setelah itu Zahra langsung menghubungi Anelies."Sofia sudah aman bersama Zahra." Anelies memberitahu Yang Mulya Serkan. "Tapi Mia hilang!"******Henry mengambil ponsel Livie pelan-pelan dari genggaman tangannya, ikut memperhatikan barisan foto Gavin untuk beberapa saat sebelum kemudian dia matikan. Ternyata Livie tetap masih belum b
BAB 36 SADAR DARI PINGSANBegitu melihat jembatan yang runtuh, Putri Sofia langsung jatuh pingsan. Segalanya kacau, Zahra tidak bisa membawa Putri Sofia kembali ke Istana Zubair karena satu-satunya akses jalan telah terputus.Begitu Putri Sofia sadar dari pingsan, gadis muda itu nampak bingung karena berada di sebuah kamar asing ber atap rendah yang pastinya bukan Istana Zubair."Di mana ini?" Putri Sofia bangkit terduduk dengan panik, tapi beruntung dia segera melihat Zahra."Anda sedang berada di rumah saya, Putri." Zahra menenangkan Putri Sofia yang masih syok ketakutan. "Kita belum bisa kembali ke Istana Zubair karena akses jembatan terputus. Sebentar lagi prajurit akan datang menjemput Anda dengan helikopter.""Ao!" tiba-tiba Putri sofia meringis. "Kakiku sakit!""Biar saya periksa." Zahra segera menggulung celana panjang yang dipakai oleh Putri Sofia."Betis Anda tergores.""Oh Tuhan!" Putri Sofia kembali syok dan langsung menangis histeris melihat luka berdarah di sisi betisny
BAB 23 AKAL LICIK YANG AKAN MEMBUAT MURKAEmillie adalah wanita yang cerdas, keras, dan tidak akan mungkin mau mengalah. Setelah perdebatan panasnya dengan Pangeran Al-Waleed, Emillie masih berani menatap tajam ke mata putra mahkota sombong itu dengan dagu terangkat."Aku mau pergi!" Emillie bicara tegas."Kau tidak boleh pergi!" Pangeran Al-Waleed balas menatap tajam pada wanita di hadapannya."Aku tidak perlu ijin darimu!" Emillie jelas bukan wanita yang bakal takut terancam meskipun dia cuma sendirian.Nampaknya Pangeran Al-Waleed semakin tertantang dengan wanita pemberani, pria tinggi besar itu tiba-tiba tersenyum."Bahkan kau belum memberitahu siapa namamu.""Cari tahu saja sendiri jika kau merasa hebat dan memiliki kuasa!" Emillie memberi tantangan."Oke!" Pangeran Al-Waleed masih mempertahankan seringai senyum tipis di wajahnya. "Kau boleh pergi dengan terhormat."Akhirnya Emillie dibolehkan pergi, tapi pastinya Pangeran Al-Waleed tetap tidak akan melepaskan begitu saja. Setela
BAB 22 BICARA TENANG Begitu melihat Faaz kembali masuk ke dalam rumah, Putri Sofia bergegas keluar dari kamar, berlari menuruni anak tangga dengan tidak sabar untuk bertemu. Putri Sofia tersenyum menyambut Faaza yang baru masuk ke dalam rumah. Jantung Putri Sofia benar-benar terus berdebar hanya dengan saling berhadapan, bahkan gadis itu belum sempat mengungkapkan rasa terimakasihnya ketika Faaz bicara lebih dulu. "Aku harus mengantarmu pulang!" Faaz memberi tatapan serius. "Apa maksudmu?" Putri Sofia cukup terkejut tapi masih didominasi perasaan bingung. "Aku harus mengantarmu pulang ke Istana Zubair." Faaz cuma memperjelas tanpa memberi alasan. "Aku tidak mau pulang!" Seketika Putri Sofia menegakkan bahu. "Sampai kapanpun aku tidak akan mau pulang, aku tidak mau dipaksa menikah dengan Pangeran Al-Waleed!" "Kau akan menjadi seorang ratu, di sini bukan tempatmu!" Faaz terus mengingatkan. Putri Sofia menggeleng keras. "Aku tidak mau menikah dengan Pangeran Al-Waleed!" "A
BAB 21Emillie diberi tawaran oleh seorang putra mahkota. Tawaran yang seharusnya sangat menyenangkan bagi kebanyakan wanita. Pangeran Al-Waleed bukan cuma kaya raya, dia juga masih sangat muda, memiliki kekuasaan dan tampan."Akan kuberikan apapun yang kau inginkan asal kau mau patuh padaku!""Aku wanita bebas, bukan wanita yang dapat disimpan oleh laki-laki!" Emillie bicara tegas dengan tatapan tajam."Kau punya mata yang cantik." Pangeran Al-Waleed terus mengamati wanita di hadapannya. "Kau juga akan mendapat banyak hadiah."Emillie terus dibujuk agar mau dimiliki. Seandainya Lana tahu ibunya sedang dirayu, pasti dia sudah meledak histeris untuk merobohkan Istana Tamir beserta seluruh penghuninya. Sementara saat ini Emillie sedang berusaha menahan diri untuk mencari lebih banyak informasi."Aku bukan anak-anak yang dapat dibujuk dengan hadiah!" Emillie coba menantang. "Tapi aku akan sangat menyenangkan untuk pria yang juga bisa memberikan kehormatan tertinggi untukku!""Aku juga s
BAB 20 BERBAHAYAKondisinya benar-benar genting menegangkan, Putri Sofia dan Faaza bisa ketahuan jika Ramji berhasil membuka pintu."Aku curiga Faaza bukan memelihara kucing!"Semakin gawat, Ramzi mulai curiga. Putri Sofia reflek melotot syok, dia sangat takut ketahuan. Faaz segera menyentuh bibir Putri Sofia dengan jari telunjuk agar tenang."Tidak akan kubiarkan mereka menemukan mu!" Faaz bersumpah pada dirinya sendiri, kemudian pelan-pelan bangkit dari atas ranjang.Putri Sofia ikut bangkit duduk dengan membelai pinggangnya yang masih agak nyeri setelah terhimpit tidak dapat bergerak. "Kau mau ke mana?" Putri Sofia mendongak pada Faaza.Faaz terlihat berjalan mendekati jendela samping. Selain jendela yang menghadap halaman depan, posisi kamar Zahra yang kebetulan berada di sudut bangunan juga memiliki jendela menghadap ke halaman samping. Putri Sofia buru-buru berdiri untuk ikut melihat keluar jendela. Ada sebuah kolam renang yang cukup lebar di halaman samping."Aku akan melompa
BAB 19 TERTANGKAPSejak Emillie keluar dari taksi seorang diri, dia sadar ada beberapa mata memperhatikannya. Seorang wanita berkeliaran seorang diri memang sangat tidak lazim. Bahaya bisa mengancam wanita di mana saja, apa lagi bagi mereka yang masih sangat muda dan cantik. Ketika Emillie melintasi depan pertokoan dia tidak sengaja mendengar percakapan seorang pria melalui sambungan telpon.Dengan indra pendengaran mutan berdarah immortal, Emillie dapat mendengar suara paling pelan dari jarak lebih dari dua puluh meter. Seorang pria berkemeja hitam sedang melapor pada seseorang dalam sambungan telepon. Emillie sengaja berjalan mendekat seolah dia tidak sadar jika dirinya sedang di bicarakan dan tepat ketika Emillie melintasi di depan pria berkemeja hitam, sebuah kamera aktif di arahkan padanya. Foto Emillie tertangkap dengan jelas meskipun dia sedang memakai cadar.Sejak siang hari Emillie sadar jika dirinya terus di ikuti. Agar tidak mencurigakan Emillie pergi berbelanja fashion sep
BAB 18 KUCING"Meowww....""Kau memelihara kucing?""Kakakku yah memelihara kucing, bukan aku!" Faaz kembali mempertegas dengan alibi agar meyakinkan. "Aku jarang pulang, biasanya Fatima yang akan selalu datang memberi makan.""Berarti Fatima akan datang?" Mata Ramzi langsung berbinar."Saat aku di rumah, aku yang memberi makan."Seketika Faaz menenggelamkan ke bagian Ramzi yang sudah sempat berbunga-bunga."Ah, sayang sekali kekasihku Fatima tidak akan datang.""Sebaiknya kalian menginap di hotel kota, aku serius, rumahku masih gelap tanpa listrik sampai besok lusa!" Faaz juga terus berusaha membujuk Ahmed dan Ramzi agar tidak berlama-lama berada di rumahnya."Kau kira kami takut gelap!" Ramzi yang membalas. "Aku akan tetap menginap disini, kita sahabat disaat terang dan gelap!""Wahahaha...!!!" Ramzi menambahkan kelakar tawa untuk kalimat terakhir yang puitis.Gawat bila kedua rekan Faaza benar-benar menginap. Putri Sofia bisa kelaparan di dalam kamar. Faaz harus segera mencari akal
BAB 17 PUTRI SOFIA BERSEMBUNYIGerald dan Emillie mulai mencari jejak Putri Sofia dari hotel kerajaan tempat malam gadis muda itu menghilang. Gerald masih bisa mencium aroma Putri Sofia di sekitar kamar hotel hingga ke ruang laundry. Tapi mendadak aroma Putri Sofia menghilang di sekitar halaman parkir."Jejaknya sudah lenyap!" Gerald yang memiliki penciuman paling tajam bahkan sudah tidak dapat mencium jejak apapun. "Putri Sofia kabur di saat hujan deras, kemungkinan karena itu jejaknya telah lenyap!""Sepertinya Putri Sofia pergi bersama sebuah mobil!" Emillie yang selalu paling cerdas dan jeli di antara putri-putri Jared. "Siapa saja yang datang dan pergi malam itu?"Saat itu juga, Gerald dan Emillie segera mencari tahu semua daftar tamu yang hadir di acara ulang tahun Putri Sofia dan Pangeran Hamdan. Sebenarnya acara ulang tahun tersebut cuma mengundang keluarga inti, seharusnya tidak ada yang perlu dicurigai. Selebihnya adalah pengawal istana yang berjaga ketat."Pangeran Al-Walee
BAB 16 TAMU TIDAK TERDUGAAbdul kembali memberi laporan pada Pangeran Al-Waleed."Sepertinya memang ada yang aneh dan mencurigakan, Pangeran." Abdul menjelaskan informasi yang baru dia dapat dari mata-matanya. "Biasanya setiap akhir pekan dalam satu bulan Putri Sofia akan berkunjung ke resort pantai keluarga istana untuk mengunjungi Yang Mulya Seika. Akhir pekan ini Putri Sofia tidak terlihat datang. Seandainya Putri Sofia benar-benar sakit, seharusnya Yang Mulya Seika juga akan pergi untuk mengunjungi cucu kesayangannya. Tapi dalam satu pekan ini Yang Mulya Seika juga tidak terlihat keluar dari resort sama sekali."Pangeran Al-Waleed semakin yakin jika memang sedang ada yang disembunyikan oleh Yang Mulya Serkan. Janji seorang raja bukan perkara main-main, bila Yang Mulya Serkan sampai ingkar mengenai Putri Sofia, masalah tersebut pasti akan menimbulkan ketegangan dalam hubungan politik kedua negara mereka."Tetap jalankan rencanaku!" Pangeran Al-Waleed bicara tegas di hadapan Abdul.
BAB 15 KOTORPutri Sofia menjerit histeris karena melihat laba-laba, berlari panik sampai akhirnya jatuh menendang ember oli kotor. Putri Sofia jatuh dengan posisi tertelungkup di lantai, sekujur tubuhnya berlumuran oli hitam yang tumpah melebar ke lantai."Jangan berdiri!"Faaz menghentikan tapi Putri Sofia sudah terlanjur bangkit."Kau akan jatuh!"Faz melompat cepat untuk menangkap tubuh Putri Sofia yang kembali terjungkal tapi mereka malah sama-sama tergelincir jatuh bersama. Faaza jatuh terjengkang ke belakang sedangkan Putri Sofia jatuh tertelungkup di atas tubuhnya."Oh Tuhan...!" Putri Sofia yang menimpa dada Faaza dengan keras, tapi dia sendiri yang mengeluh nyeri.Putri Sofia segera mendekap buah dadanya yang berdenyut-denyut nyeri, sementara Faaza belum bergerak. Begitu sadar dirinya sedang tertelungkup di atas tubuh seorang pria, Putri Sofia langsung melotot lebar. Sofia terkejut gugup, sangat canggung sampai bibirnya bicara aneh."Apa aku berat?"Mereka masih tumpang tin