BAB 35 MIA HILANG.Ledakan besar di jembatan telah menjadi tranding di semua media pemberitaan. Jembatan besar yang melintasi muara sungai di bagian teluk runtuh hancur oleh sesuatu yang belum bisa diketahui. Seluruh badan jembatan runtuh ke sungai, tenggelam bersama ratusan kendaran yang sedang melintas. Sebuah bencana mengerikan yang menelan banyak korban karena kondisi lalulintas siang itu juga sedang cukup ramai.Para pengawal langsung membawa Pangeran Husain kembali ke istana."Di mana putriku?" Serkan Panik karena mereka hanya membawa Pangeran Husain."Kondisinya kacau, Yang Mulya. Maaf kami hanya berhasil menyelamatkan Pangeran Husain."Beruntung setelah itu Zahra langsung menghubungi Anelies."Sofia sudah aman bersama Zahra." Anelies memberitahu Yang Mulya Serkan. "Tapi Mia hilang!"******Henry mengambil ponsel Livie pelan-pelan dari genggaman tangannya, ikut memperhatikan barisan foto Gavin untuk beberapa saat sebelum kemudian dia matikan. Ternyata Livie tetap masih belum b
BAB 36 SADAR DARI PINGSANBegitu melihat jembatan yang runtuh, Putri Sofia langsung jatuh pingsan. Segalanya kacau, Zahra tidak bisa membawa Putri Sofia kembali ke Istana Zubair karena satu-satunya akses jalan telah terputus.Begitu Putri Sofia sadar dari pingsan, gadis muda itu nampak bingung karena berada di sebuah kamar asing ber atap rendah yang pastinya bukan Istana Zubair."Di mana ini?" Putri Sofia bangkit terduduk dengan panik, tapi beruntung dia segera melihat Zahra."Anda sedang berada di rumah saya, Putri." Zahra menenangkan Putri Sofia yang masih syok ketakutan. "Kita belum bisa kembali ke Istana Zubair karena akses jembatan terputus. Sebentar lagi prajurit akan datang menjemput Anda dengan helikopter.""Ao!" tiba-tiba Putri sofia meringis. "Kakiku sakit!""Biar saya periksa." Zahra segera menggulung celana panjang yang dipakai oleh Putri Sofia."Betis Anda tergores.""Oh Tuhan!" Putri Sofia kembali syok dan langsung menangis histeris melihat luka berdarah di sisi betisny
BAB 37 KEHILANGAN KONTROLMia bukan cuma telah merusak tubuh Putri Eluise, dia juga mengunakannya untuk memukul kepala Zontus. Zontus mendengus murka seperti banteng besar, langsung mengayunkan tinju untuk meremukkan tubuh kecil Mia. Mia menjerit histeris dan yang mengejutkan tiba-tiba Zontus terpental.Suara ledakan terdengar menggelegar dari benturan perisai dan tubuh Zontus yang terpental menghantam dinding marmer sampai menciptakan retakan dalam. Mia melotot syok, sementara Zontus langsung kembali meloncat berdiri tegap siaga. Mereka sama-sama syok, Mia terduduk beku di dalam peti marmer sementara Zontus berdiri menjulang dengan otot meregang kaku.Mia masih sangat ketakutan, mahluk immortal di hadapannya terlihat sedang terbakar murka siap kembali menerjang. Mia panik, gadis itu berusaha untuk keluar dari peti tapi malah terpeleset jatuh kembali menimpa tulang belulang kering di dalam peti sampai bokongnya nyeri.Suara remukan tulang kering yang Mia duduki membuat Zontus melotot
BAB 38 KETULUSAN"Keluarkan aku!" teriak Mia sambil memukul-mukul pintu baja tebal yang sudah tertutup rapat."Keluarkan aku, aku mau pulang!"Zontus benar-benar tega mengurung Mia di dalam bunker bawah tanah untuk dia tinggalkan seorang diri dan kedinginan."Aku mau pulang!" Mia terus berteriak tapi sama sekali tidak ada yang mendengarkan karena pasti Zontus sudah pergi entah kemana."Keluarkan aku! Tolong keluarkan aku!"Sebenarnya Mia sudah lelah berteriak, tubuhnya juga lemas belum terisi makanan. Sudah seharian sejak Mia sadar dari pingsan, dia ditinggalkan dan sekarang mulai menggigil gemetar.Mia sama sekali bukan gadis cengeng tapi sekarang dia mulai takut. Mia takut bagaimana jika dia mati seorang diri di tempat itu tanpa ada yang tahu. Mia yakin Zontus juga tidak akan sadar jika manusia butuh makan tiga kali sehari."Tolong keluarkan aku!" Jemari tangan Mia menggigil pucat. "Di sini dingin ..."Mia yang sudah lelah coba meringkuk untuk menghangatkan tubuhnya, pelan-pelan
BAB 39 BERUSAHA TERLIHAT BAHAGIAHenry menurunkan tubuh Livie pelan-pelan di lantai marmer kamar mandi."Tunggu dulu, biar aku isi airnya." Henry meninggalkan Livie untuk mengisi jacuzzi dengan air hangat dan cairan sabun yang akan mengembang menjadi busa harum."Kau mau yang mana?" Henry memberi pilihan aroma yang Livie inginkan."Lavender." Livie tersenyum mengangguk pada Henry.Henry langsung memasukkan cairan berwarna ungu muda untuk dia aduk sebentar. Aroma lembut lavender langsung menyebar ke seluruh ruangan, sangat menenangkan. Livie terus memperhatikan Henry yang sedang setengah berjongkok di samping bak, lengan kemejanya ikut basah meskipun sudah dia gulung sampai siku. Sebenarnya Livie juga tidak pernah menyangka seorang Henry Loghan bakal mau melakukan semua pekerjaan itu untuknya.Setelah menyiapkan air, Henry langsung bangkit berdiri untuk menghampiri Livie. Henry bantu membuka pakaian Livie dengan hati-hati, karena masih memakai penyangga Livie tidak boleh membuat ban
BAB 40 ANAK-ANAK NAKALSaat terbangun Mia sudah berada di dalam kamar, tubuhnya terbalut selimut lembut di atas ranjang yang hangat. Mia langsung sontak terbangun karena ingat ketika dirinya meringkuk di lantai marmer.'Entah siapa yang telah memindahkannya ke dalam kamar?''Bukankah seharusnya Zontus tidak bisa menyentuhnya!'Berbagai pikiran itu langsung membangkitkan kesadaran Mia untuk lekas waspada.'Mungkin ada orang lain di rumah tersebut!'Mia buru-buru turun dari ranjang untuk melihat ke luar, melihat ke sekeliling rumah yang ternyata super besar tapi sunyi. Mia baru sadar jika dia sedang berada di sebuah mansion mewah yang sangat besar dengan halaman luas tapi bentengnya juga sangat tinggi."Oh, sial!"Mia tidak akan bisa kabur. Mia terus memeriksa ke sekeliling. Salah satu sisi bangunan menghadap langsung ke laut bertebing tinggi. "Halo apa ada orang!" Mia mulai berteriak sambil berkeliling memeriksa ke semua bagian."Halo apa ada orang!"Mia tetap tidak mendengar jawaba
BAB 41 LEMAS DALAM PELUKAN BASAHMia kembali mencari Zontus dengan jaket kulit kebesaran yang dia pilih dari lemari. Tubuh kecil Mia nyaris tengelam seperti dalam cangkang kura-kura."Cepat makan!"Ternyata tadi Zontus pulang membawa makanan untuk Mia. Ada satu mangkuk spaghetti, lengkap dengan salad dan susu yang sudah dituang ke dalam gelas."Aku tidak mau makan, aku mau pulang!" Mia tetap bersikeras minta pulang sambil menghentak-hentakkan kaki ke lantai persis anak-anak yang sedang rewel. "Cepat pulangkan aku! Aku tidak mau di sini!""Kau tidak akan kemana-mana!" Zontus melotot."Aku juga tidak mau makan!" Mia balas mengancam."Kau akan cepat mati jika tidak makan!" Zontus malah langsung berpaling pergi meninggalkan Mia."Aku mau pulang!" Mia berteriak ke punggung Zontus tapi tidak dihiraukan.Karena kesal tidak dihiraukan, Mia menyambar gelas susu untuk dia lempar kearah Zontus. Mia terus melempar benda apa saja yang dapat dia raih dari atas meja. Ketika Mia menyambar mangkuk,
BAB 42 BERAKHIR MENGENASKANTernyata Geby yang lebih dulu datang dari pada tim dokter. Geby mendengar suara teriakan Henry dari kamarnya. Geby langsung menerobos masuk dan terkejut melihat Henry sedang memeluk tubuh basah Livie di dalam bak. Henry ikut basah kuyup dan gemetar."Apa yang kau lakukan?" Geby buru-buru memeriksa denyut nadi Livie yang sudah lemas."Jangan peluk dia seperti itu!" Geby menarik lengan Hnery yang terlalu erat. "Cepat angkat tubuhnya dari dalam air!"Geby juga buru-buru keluar untuk menyiapkan tempat yang rata di atas karpet bukan di atas kasur empuk."Baringkan tubuhnya dengan lurus!" Geby terus memberi perintah pada putranya.Henry juga terus mengikuti perintah ibunya, membaringkan Livie di permukaan yang rata dan agak keras untuk meluruskan kembai tulang punggungnya."Lepas semua penyangga di punggungnya agar tidak sesak!"Geby ikut bantu melepas pakaian basah yang dipakai Livie kemudian mengeringkan tubuhnya dengan handuk. Henry benar-benar kacau dia sang
287 DI UTARACukup bagi Theo untuk melihat Julie selamat, dia rela berakhir. Theo melihat Gerald datang, Julie akan tertolong. Saat itu napas Theo sudah sampai di ujung tenggorokan, bahkan Theo tidak sempat menyebut nama Julie ketika napas terakhirnya lenyap."Kau tidak boleh mati!" Mia berteriak histeris."Theo!" Mia menggoncang tubuh lemas Theo yang sudah tidak bergerak. Theo sudah tidak merespon panggilan Mia. Sungguh Mia tidak sanggup seketika dia meledak dalam tangisan pilu.Ketika tidak memakai cincin hitam, Theo hanya lycan biasa. Jantung Theo telah meledak dan tulang punggungnya remuk hancur, mustahil dia bisa selamat. Kepedihan Mia semakin luar biasa karena tahu Theo pemuda yang sangat baik, dia tidak layak berakhir tragis seperti ini."Theo!!!" Mia terus menjerit. "Kau tidak boleh mati!"Zontus langsung mencabut pedang perak dari belakang tulang punggungnya."Menyingkir!" Zontus berteriak pada Mia.Mia tidak sepenuhnya paham sampai Gerald harus menyeret Mia menjauh dari tubu
BAB 286 SANGAT MENYAKITKANJulie terus memperhatikan cincin hitam yang baru dia pungut dari lantai. Kemarin Julie sempat memakainya sejenak dan tiba-tiba jantung Julie berdegup kencang hingga darah di sekujur tubuh ikut mendidih panas. Dengan rasa penasaran yang masih belum terpecahkan, Julie kembali coba memasukkan cincin hitam tersebut ke salah satu jarinya.Kali ini Mata Julie langsung mengerjap lebar, kepalnya terlontar kebelakang dengan tubuh melengkung kaku. Seketika tubuh Julie meledak gila, rasanya seperti sedang disayat dan dibakar hidup-hidup dengan api neraka. Setiap jaringan tubuh Julie bermutasi dengan sangat cepat. Lengan ramping Julie berubah menjadi gumpalan otot keras yang ditumbuhi bulu putih lebat. Julie sedang sendirian, dia tidak terkendali, tubuhnya meledak ke wujud srigala ganas berbahaya.Dengan satu kali ayunan cakar Julie membelah ranjang besi, meraung gila untuk melepaskan diri dari rantai. Begitu Julie berhasil mencabut rantai di kakinya dia langsung menerj
BAB 285 BERKUMPUL KE UTARAZontus telah membuat keputusan untuk menunggu seumur hidup Mia, menemani wanitanya hingga menua. Tapi Zontus tetap harus segera menyelesaikan semua masalahnya yang lain."Kita akan pergi ke Utara!"Zontus pernah bersumpah akan membawa Mia ke Utara sebagai ratunya. Sekarang saatnya Zontus menyelesaikan urusannya dengan pasukan lycan pengacau. Zontus akan memberi hukuman setimpal untuk para lycan yang telah berani berkhianat dengan Latuza."Ingat kau berjanji untuk membebaskan Theo!" Mia mengingatkan Zontus."Ya!"Zontus tidak pernah main-main dengan sumpahnya. Para lycan bercincin hitam akan Zontus lenyapkan dihadapan seluruh kawanan yang telah berkumpul di Utara. Tidak ada lycan yang bisa lolos dan tidak ada lycan yang dapat membantah perintah rajanya.Dari kejauhan Mia melihat para lycan telah berkumpul dalam lingkaran besar, tidak terhitung jumlahnya. Berbagai jenis lycan dari berbagai penjuru dunia bergemuruh seperti gerombolan lebah kebingungan. Mereka m
BAB 284 DI TENGAH BADAISemua gerak gerik sepele yang sedang dilakukan oleh Theo terus mengingatkan Julie pada anjing peliharaannya yang pintar. JJ juga sangat pandai menjaga api perapian."JJ!" Julie menguji dengan nama anjingnya."Ya!"Julie tidak menyangka Theo bakal langsung menoleh ketika dia panggil dengan nama anjing. Julie mendadak beku. Sepertinya Theo juga sedang syok. Ketika mata mereka terus bertemu, saat itu juga Julie semakin sadar kenapa tatapan Theo selalu terasa tidak asing baginya."JJ!" Julie memanggil sekali lagi.Theo langsung berdiri bangkit dari depan perapian untuk mendatangi Julie dengan patuh persis seperti ketika dirinya masih seekor anjing.Julie terduduk beku di atas ranjang, begitu Theo sudah berdiri di hadapannya, Julie mengulurkan salah satu lengan. Theo langsung merunduk berlutut untuk menyapukan sisi wajah dan kepalanya ke lengan Julie persis seperti kebiasaan anjing peliharaan.Saat itu napas Julie masih gemetar, matanya berkaca-kaca bening, menggena
BAB 283 AKAN MENUNGGUTanga Julie terus gemetar, menggenggam bandul kalung milik anjingnya. Julie tidak tahu bagaimana kalung milik JJ bisa berada di dalam brankas milik Theo. Isi kepala Julie masih terlalu kacau. Julie langsung teringat jejak darah di jendela rumahnya yang hancur. Julie curiga Theo juga telah membunuh anjingnya."Oh, tidak!" Julie menarik napas dalam untuk memenangkan diri. Julie ingin menangis dan ingin marah."JJ ...!" Akhirnya Julie cuma bisa menangis untuk anjingnya yang malang.Sungguh Julie sangat sedih membayangkan anjing pintarnya sudah tidak ada, mungkin JJ telah dicabik lycan atau ditelan. Entah bagaimana Theo bisa tega membunuh anjing tidak berdosa. Julie ingin sekali marah, tapi dia merasa tidak berdaya untuk melawan apa lagi membalas.Julie kembali buru-buru meraba ke dalam laci lemari untuk menemukan petunjuk apapun mengenai Theo. Kali ini Julie malah tidak sengaja menemukan sebuah cicin hitam. Cincin hitam pekat dengan motif kepala srigala yang terli
BAB 282 ANAK-ANAK MEREPOTKANSetelah hampir setengah hari Zontus menunggu, akhirnya Mia kembali pulang. Mia baru masuk melalui pintu depan dan langsung berjalan menghampiri Zontus dengan langkah cepat."Aku ingin punya anak darimu!" Mia bicara sambil berkacak pinggang persis gaya Lana. "Baru kau boleh pergi!""Uhk!" Zontus langsung batuk tersedak."Apa kau makan keripik kentangku lagi?"Sungguh ini pertama kalinya Zontus tersedak setelah ribuan tahun lamanya dan Mia malah menuduhnya menghabiskan stok keripik kentang."Kau tidak bisa minta anak dariku!" Zontus langsung melotot pada Mia."Tapi aku sangat ingin bayi!" Mia serius dengan keinginan anehnya.Mia pikir memiliki bayi segampang batuk atau bersin, padahal dia sendiri masih sering banyak ulah seperti bocah rewel."Aku ingin satu saja darimu!""Percayalah, anak-anak itu nakal, merepotkan, kau tidak akan suka!" Zontus sudah pernah punya anak, dia tidak akan mau lagi. "Lihat kau juga terus ribut dengan putri kakakmu!""Aku tidak
BAB 281 SITUASI SULITKetika Kai mengajak Zontus untuk bicara berdua, ternyata dia langsung bisa menebak jika Zontus sedang menyembunyikan rahasia."Aku sangat menghargai semua kerelaanmu untuk keluargaku, dan aku tahu yang sedang kau lakukan bukan cuma sekedar ikut duduk di meja makan bersama kami."Kai menatap ke manik mata Zontus yang seketika mengelap pekat."Kau bisa bercerita padaku!" Kai bukan cuma menawarkan diri sebagai pendengar, dia juga ingin mengambil tanggung jawab sebagai kakak laki-laki bagi Mia."Aku tidak sehebat yang klian pikirkan." Baru kali ini Zontus mengakui kelemahan dirinya. "Aku takut tidak dapat memenuhi janjiku untuk Mia.""Apa kau akan meninggalkan adikku?" Kai kembali langsung menebak."Aku sudah tahu mengenai cawan ramuan sihir yang bisa membebaskan kalian semua dari kutukan panjang."Kai terkejut, tapi juga ikut mendapat harapan. "Kau sudah menemukannya?""Cawan itu adalah tubuhku!" Zontus balas menatap Kai Loghan."Apa maksudmu?" Kai mendadak cemas.
BAB 280Julie sudah tidak perduli dengan seluruh pakaiannya yang koyak compang-camping, dia terus berontak menyerang Theo sekuat tenaga. Julie masih terlalu sinting dan sangat marah. Bayangkan saja siapa yang tidak bakal gila mengetahui dirinya telah diculik, disekap, dan sekarang ikut terinfeksi darah monster."Lepaskan aku!" Julie meronta keras dari pelukan Theo. "Kau monster! Kau membuatku jijik!""Aku tidak punya pilihan." Theo terus berusaha menenangkan. "Aku tidak mau kehilanganmu!""Aku lebih pilih mati!"Julie berteriak histeris sampai Theo harus kembali menjatuhkan nya ke atas ranjang untuk dia terkam."Tatap aku dan jangan pernah mengucapkan kalimat seperti itu!" Theo menjerat tubuh Julie dengan kuat. "Aku berdosa padamu, kau boleh marah dan menghukum ku tapi jangan pergi."Julie melihat tubuhnya didekap erat, terus marah dan jijik tapi tidak dapat bergerak."Jangan tinggalkan aku." Theo menenggelamkan wajahnya ke dada Julie dengan napas bergetar panas. "Hanya kau yang aku m
BAB 279"Aaaaaaaaaaaaaaaa...!"Julie berteriak, meraung dan mulai berusaha mencakar tubuhnya sendiri dengan gila. Julie sedang tersiksa oleh ledakan dahsyat dari dalam pembuluh darahnya yang panas terbakar. Otak Julie sedang tidak bekerja karena binatang buas lebih peka dengan insting liar.."Aaaaaaaa...!" Julie menyentak lengannya yang mulai berurat hitam dan perlahan ditumbuhi bulu perak."Aaaaaaaaa...!!!"Rasanya sangat gila ketika Julie harus melihat sekujur tubuhnya mulai berubah menjadi mahluk menjijikkan. Rasanya panas terbakar seperti kulit yang dikupas mengunakan api."Lepaskan rantainya!" Julie berdesis dengan giginya yang mulai ditumbuhi taring."Aku tidak bisa!" Theo justru mengencangkan rantai di kaki Julie agar dia tidak berusaha meloncat menendang dinding."Ini sangat sakit!!!" Julie menjerit. "Aku mau mati!!!"Sungguh kematian terasa jauh lebih baik daripada siksaan darah terkutuk."Lepaskan aku!" Julie berusaha mencakar tenggorokannya sendiri.Theo segera cekatan me