BAB 41 LEMAS DALAM PELUKAN BASAHMia kembali mencari Zontus dengan jaket kulit kebesaran yang dia pilih dari lemari. Tubuh kecil Mia nyaris tengelam seperti dalam cangkang kura-kura."Cepat makan!"Ternyata tadi Zontus pulang membawa makanan untuk Mia. Ada satu mangkuk spaghetti, lengkap dengan salad dan susu yang sudah dituang ke dalam gelas."Aku tidak mau makan, aku mau pulang!" Mia tetap bersikeras minta pulang sambil menghentak-hentakkan kaki ke lantai persis anak-anak yang sedang rewel. "Cepat pulangkan aku! Aku tidak mau di sini!""Kau tidak akan kemana-mana!" Zontus melotot."Aku juga tidak mau makan!" Mia balas mengancam."Kau akan cepat mati jika tidak makan!" Zontus malah langsung berpaling pergi meninggalkan Mia."Aku mau pulang!" Mia berteriak ke punggung Zontus tapi tidak dihiraukan.Karena kesal tidak dihiraukan, Mia menyambar gelas susu untuk dia lempar kearah Zontus. Mia terus melempar benda apa saja yang dapat dia raih dari atas meja. Ketika Mia menyambar mangkuk,
BAB 42 BERAKHIR MENGENASKANTernyata Geby yang lebih dulu datang dari pada tim dokter. Geby mendengar suara teriakan Henry dari kamarnya. Geby langsung menerobos masuk dan terkejut melihat Henry sedang memeluk tubuh basah Livie di dalam bak. Henry ikut basah kuyup dan gemetar."Apa yang kau lakukan?" Geby buru-buru memeriksa denyut nadi Livie yang sudah lemas."Jangan peluk dia seperti itu!" Geby menarik lengan Hnery yang terlalu erat. "Cepat angkat tubuhnya dari dalam air!"Geby juga buru-buru keluar untuk menyiapkan tempat yang rata di atas karpet bukan di atas kasur empuk."Baringkan tubuhnya dengan lurus!" Geby terus memberi perintah pada putranya.Henry juga terus mengikuti perintah ibunya, membaringkan Livie di permukaan yang rata dan agak keras untuk meluruskan kembai tulang punggungnya."Lepas semua penyangga di punggungnya agar tidak sesak!"Geby ikut bantu melepas pakaian basah yang dipakai Livie kemudian mengeringkan tubuhnya dengan handuk. Henry benar-benar kacau dia sang
BAB 43 KELUARGAJared yakin kecelakan di jembatan adalah perbuatan Zontus. Hampir semua korban meningal telah di temukan, tapi Mia tetap tidak ada."Zontus menculik Mia!" Jared bicara di depan Gerald dan Emillie."Aku akan ikut mencari Mia." Emillie ingin ikut serta."Kau tetap bersama Lana, aku yang akan pergi!" Gerald tidak mengijinkan Emillie ikut pergi bersama mereka."Aku ingin membantu." Emillie bersikeras.Walaupun Jared dan Gerald pergi berdua untuk mengejar Zontus, Mereka tetap bukan lawan sepadan untuk Zontus yang cuma perlu menjentikkan jari untuk meremukkan tulang mereka semua."Zontus terlalu kuat, dia menguasai sihir. Kita semua harus bekerja sama untuk bisa mengalahkan nya, Ane juga ingin ikut membantu!""Tidak!" Kali ini Jared yang melarang. "Aku tidak mau mempertaruhkan semua putriku!""Aku bisa menjaga diri." Emillie meyakinkan papanya."Tinggal lah di peternakan selama kami pergi, jagalah ibumu!"Emillie tidak dapat menolak ketika Jared memberi tugas untuk menjaga
BAB 44 SEDANG DICARIZontus masih sangat murka, dia mengamuk karena kenakalan Mia. Gadis muda itu benar-benar telah membuang tulang tubuh Putri Eluise. Mia memang tidak pernah tahu seberharga apa tulang belulang remuk yang telah dia buang ke laut. Zontus sempat memiliki harapan untuk kembali menghidupkan kekasihnya, tapi sekarang semu harapan itu telah sirna, tulang Putri Eluise lenyap, semua usaha Zontus sia-sia."Akan kupotong tangan lancangmu!" Zontus berteriak sambil melempar bangku metal sampai meledak karena membentur perisai."Bukan salahku!" Mia masih berani melotot. "Kau yang membawaku kemari! Kau mengurungku! Aku mau pulang!"Zontus menendang meja sampai terpental."Kau tidak akan bisa melukaiku!" Mia juga berani berdiri menantang. "Aku mau pulang!"Zontus langsung melangkah menghampiri Mia, gadis muda itu sama sekali tidak memiliki rasa gentar sampai tiba-tiba Zontus menyentuhnya. Mia melotot terkejut ketika merasakan ujung jari Zontus menempel tepat di dahinya dan tiba-ti
BAB 45 TERIAKAN[Gavin datang mencarimu]Livie sudah berusaha keras mengabaikan Gavin tapi tetap saja dadanya sakit setiap teringat semua janji dan hari-hari mereka ketika masih bersama. Hari saat hidup mereka terasa ringan tanpa beban. Sekarang semuanya telah berubah, bukan hanya Gavin yang telah berubah menjadi orang asing, hidup Livie juga sudah tidak sama lagi. Seandainya Gavin datang berlutut memohon untuk mereka memulai lagi dari awal, nampaknya Livie tetap tidak akan bisa. Walaupun Henry tidak pernah memberitahu mengenai kondisi medis Livie yang sebenarnya, tapi Livie tidak terlalu bodoh untuk mengetahui jika mungkin dirinya memang tidak akan pernah sembuh. Bahkan Livie seperti bisa merasakan jika seluruh kasih sayang serta perhatian yang diberikan oleh Henry karena dia tahu umurnya tidak akan lama lagi.[Sekarang Gavin masih berada di New York]Livie baru ingin balas mengetik pesan, tapi Henry sudah kembali keluar. Livie langsung buru-buru menghapus semua jejak pesannya agar
BAB 46 KEMAPUAN SPESIAL PANGERAN HUSAINKarena akal cerdik Pangeran Husain masalah Mia dapat teratasi dengan gampang. Pangeran Husain berhasil membuat Zontus jera. Mia benar-benar bisa pulang ke rumah peternakan dengan tenang, kembali mendapatkan kebebasan, dan bisa beraktifitas normal. Mia tidak perlu bersembunyi atau takut menjadi target buruan. Husain memang cerdik, Zontus tidak akan bisa menyentuh Mia kecuali dengan ketulusan.Pangeran Husain akan selalu menemukan jalan keluar yang mungkin tidak akan terpikirkan oleh orang lain. Yang pasti, kali ini permainan Pangeran Husain untuk menjerat Zontus juga belum usai. Husain harus bisa mengakhiri kutukan dari elang api, karena itu dia masih membutuhkan Zontus."Aku pulang!" Mia berteriak dan berlari dari pintu mobil yang baru berhenti di halaman."Oh, Tuhan .... terimakasih ..." Mara mendekap putrinya erat-erat.Mia kembali dengan utuh, bahkan tanpa trauma sedikitpun karena gadis itu sama sekali tidak ingat dengan penculikan Zontus.
BAB 47 NAMA LIVIESelama tiga bulan penuh Livie mengambil istirahat total untuk menjalani terapi khusus. Proses terapi yang sangat berat bagi Livie, tapi beruntung dia memiliki Henry yang terus mendampingi dengan luar biasa. Henry juga memenuhi janjinya untuk menemani Livie hadir di acara premier.Nama Livie sedang sangat populer. Livie telah mengundang banyak penasaran publik atas peran sentralnya dalam sebuah film besar. Terlebih Livie juga sama sekali belum pernah muncul di depan media manapun selama masa promosi film. Seluruh identitas serta latar belakang Livie terus Henry rahasiakan. Tidak sedikit media yang mulai menyebar rumor jika gadis muda cantik itu hanya merupakan hasil kreasi digital yang sebenarnya tidak pernah ada. Ditengah beredarnya berbagai rumor yang semakin membuat nama Livie populer, tiba-tiba gadis muda itu membuat kejutan dengan muncul di acara premier pemutaran film perdananya di New York. Livie tampil dengan gaun kuning cerah, bermotif bunga kontur besar di
BAB 48 SELAGI MASIH MEMILIKI KESEMPATANKetika Jackson sudah lega melihat Ana siuman dan bayi cantiknya yang sehat, di tempat lain Henry Loghan masih diliputi ketakutan mencekam karena Livie belum juga sadar. Sudah hampir sepulu jam berlalu."Kapan istriku akan sadar?" Henry kembali menemui Dokter Richard."Kami sudah coba melakukan beberapa rangsangan tapi sepertinya kaki kanan pasien sudah tidak merespon.""Apa istriku akan lumpuh?""Lebih tepatnya, pasien sudah mulai mengalami kelumpuhan."Mendadak kaki Henry yang seolah menjadi lumpuh. Henry sangat takut, punggungnya mulai gemetar sampai terduduk lemas di kursi metal lorong rumah sakit. Beruntung tidak lama kemudian Aron datang menyusul."Aku tidak akan sanggup memberitahu Livie!" Henry menatap Aron. "Livie tidak akan bisa berjalan lagi, dia hanya akan terus melemah sampai akhirnya lumpuh total."Henry sangat takut bagaiman jika Livie sampai bertanya. "Aku benar-benar tidak sanggup!" Jangankan Henry yang telah mengurus Livie se
BAB 23 AKAL LICIK YANG AKAN MEMBUAT MURKAEmillie adalah wanita yang cerdas, keras, dan tidak akan mungkin mau mengalah. Setelah perdebatan panasnya dengan Pangeran Al-Waleed, Emillie masih berani menatap tajam ke mata putra mahkota sombong itu dengan dagu terangkat."Aku mau pergi!" Emillie bicara tegas."Kau tidak boleh pergi!" Pangeran Al-Waleed balas menatap tajam pada wanita di hadapannya."Aku tidak perlu ijin darimu!" Emillie jelas bukan wanita yang bakal takut terancam meskipun dia cuma sendirian.Nampaknya Pangeran Al-Waleed semakin tertantang dengan wanita pemberani, pria tinggi besar itu tiba-tiba tersenyum."Bahkan kau belum memberitahu siapa namamu.""Cari tahu saja sendiri jika kau merasa hebat dan memiliki kuasa!" Emillie memberi tantangan."Oke!" Pangeran Al-Waleed masih mempertahankan seringai senyum tipis di wajahnya. "Kau boleh pergi dengan terhormat."Akhirnya Emillie dibolehkan pergi, tapi pastinya Pangeran Al-Waleed tetap tidak akan melepaskan begitu saja. Setela
BAB 22 BICARA TENANG Begitu melihat Faaz kembali masuk ke dalam rumah, Putri Sofia bergegas keluar dari kamar, berlari menuruni anak tangga dengan tidak sabar untuk bertemu. Putri Sofia tersenyum menyambut Faaza yang baru masuk ke dalam rumah. Jantung Putri Sofia benar-benar terus berdebar hanya dengan saling berhadapan, bahkan gadis itu belum sempat mengungkapkan rasa terimakasihnya ketika Faaz bicara lebih dulu. "Aku harus mengantarmu pulang!" Faaz memberi tatapan serius. "Apa maksudmu?" Putri Sofia cukup terkejut tapi masih didominasi perasaan bingung. "Aku harus mengantarmu pulang ke Istana Zubair." Faaz cuma memperjelas tanpa memberi alasan. "Aku tidak mau pulang!" Seketika Putri Sofia menegakkan bahu. "Sampai kapanpun aku tidak akan mau pulang, aku tidak mau dipaksa menikah dengan Pangeran Al-Waleed!" "Kau akan menjadi seorang ratu, di sini bukan tempatmu!" Faaz terus mengingatkan. Putri Sofia menggeleng keras. "Aku tidak mau menikah dengan Pangeran Al-Waleed!" "A
BAB 21Emillie diberi tawaran oleh seorang putra mahkota. Tawaran yang seharusnya sangat menyenangkan bagi kebanyakan wanita. Pangeran Al-Waleed bukan cuma kaya raya, dia juga masih sangat muda, memiliki kekuasaan dan tampan."Akan kuberikan apapun yang kau inginkan asal kau mau patuh padaku!""Aku wanita bebas, bukan wanita yang dapat disimpan oleh laki-laki!" Emillie bicara tegas dengan tatapan tajam."Kau punya mata yang cantik." Pangeran Al-Waleed terus mengamati wanita di hadapannya. "Kau juga akan mendapat banyak hadiah."Emillie terus dibujuk agar mau dimiliki. Seandainya Lana tahu ibunya sedang dirayu, pasti dia sudah meledak histeris untuk merobohkan Istana Tamir beserta seluruh penghuninya. Sementara saat ini Emillie sedang berusaha menahan diri untuk mencari lebih banyak informasi."Aku bukan anak-anak yang dapat dibujuk dengan hadiah!" Emillie coba menantang. "Tapi aku akan sangat menyenangkan untuk pria yang juga bisa memberikan kehormatan tertinggi untukku!""Aku juga s
BAB 20 BERBAHAYAKondisinya benar-benar genting menegangkan, Putri Sofia dan Faaza bisa ketahuan jika Ramji berhasil membuka pintu."Aku curiga Faaza bukan memelihara kucing!"Semakin gawat, Ramzi mulai curiga. Putri Sofia reflek melotot syok, dia sangat takut ketahuan. Faaz segera menyentuh bibir Putri Sofia dengan jari telunjuk agar tenang."Tidak akan kubiarkan mereka menemukan mu!" Faaz bersumpah pada dirinya sendiri, kemudian pelan-pelan bangkit dari atas ranjang.Putri Sofia ikut bangkit duduk dengan membelai pinggangnya yang masih agak nyeri setelah terhimpit tidak dapat bergerak. "Kau mau ke mana?" Putri Sofia mendongak pada Faaza.Faaz terlihat berjalan mendekati jendela samping. Selain jendela yang menghadap halaman depan, posisi kamar Zahra yang kebetulan berada di sudut bangunan juga memiliki jendela menghadap ke halaman samping. Putri Sofia buru-buru berdiri untuk ikut melihat keluar jendela. Ada sebuah kolam renang yang cukup lebar di halaman samping."Aku akan melompa
BAB 19 TERTANGKAPSejak Emillie keluar dari taksi seorang diri, dia sadar ada beberapa mata memperhatikannya. Seorang wanita berkeliaran seorang diri memang sangat tidak lazim. Bahaya bisa mengancam wanita di mana saja, apa lagi bagi mereka yang masih sangat muda dan cantik. Ketika Emillie melintasi depan pertokoan dia tidak sengaja mendengar percakapan seorang pria melalui sambungan telpon.Dengan indra pendengaran mutan berdarah immortal, Emillie dapat mendengar suara paling pelan dari jarak lebih dari dua puluh meter. Seorang pria berkemeja hitam sedang melapor pada seseorang dalam sambungan telepon. Emillie sengaja berjalan mendekat seolah dia tidak sadar jika dirinya sedang di bicarakan dan tepat ketika Emillie melintasi di depan pria berkemeja hitam, sebuah kamera aktif di arahkan padanya. Foto Emillie tertangkap dengan jelas meskipun dia sedang memakai cadar.Sejak siang hari Emillie sadar jika dirinya terus di ikuti. Agar tidak mencurigakan Emillie pergi berbelanja fashion sep
BAB 18 KUCING"Meowww....""Kau memelihara kucing?""Kakakku yah memelihara kucing, bukan aku!" Faaz kembali mempertegas dengan alibi agar meyakinkan. "Aku jarang pulang, biasanya Fatima yang akan selalu datang memberi makan.""Berarti Fatima akan datang?" Mata Ramzi langsung berbinar."Saat aku di rumah, aku yang memberi makan."Seketika Faaz menenggelamkan ke bagian Ramzi yang sudah sempat berbunga-bunga."Ah, sayang sekali kekasihku Fatima tidak akan datang.""Sebaiknya kalian menginap di hotel kota, aku serius, rumahku masih gelap tanpa listrik sampai besok lusa!" Faaz juga terus berusaha membujuk Ahmed dan Ramzi agar tidak berlama-lama berada di rumahnya."Kau kira kami takut gelap!" Ramzi yang membalas. "Aku akan tetap menginap disini, kita sahabat disaat terang dan gelap!""Wahahaha...!!!" Ramzi menambahkan kelakar tawa untuk kalimat terakhir yang puitis.Gawat bila kedua rekan Faaza benar-benar menginap. Putri Sofia bisa kelaparan di dalam kamar. Faaz harus segera mencari akal
BAB 17 PUTRI SOFIA BERSEMBUNYIGerald dan Emillie mulai mencari jejak Putri Sofia dari hotel kerajaan tempat malam gadis muda itu menghilang. Gerald masih bisa mencium aroma Putri Sofia di sekitar kamar hotel hingga ke ruang laundry. Tapi mendadak aroma Putri Sofia menghilang di sekitar halaman parkir."Jejaknya sudah lenyap!" Gerald yang memiliki penciuman paling tajam bahkan sudah tidak dapat mencium jejak apapun. "Putri Sofia kabur di saat hujan deras, kemungkinan karena itu jejaknya telah lenyap!""Sepertinya Putri Sofia pergi bersama sebuah mobil!" Emillie yang selalu paling cerdas dan jeli di antara putri-putri Jared. "Siapa saja yang datang dan pergi malam itu?"Saat itu juga, Gerald dan Emillie segera mencari tahu semua daftar tamu yang hadir di acara ulang tahun Putri Sofia dan Pangeran Hamdan. Sebenarnya acara ulang tahun tersebut cuma mengundang keluarga inti, seharusnya tidak ada yang perlu dicurigai. Selebihnya adalah pengawal istana yang berjaga ketat."Pangeran Al-Walee
BAB 16 TAMU TIDAK TERDUGAAbdul kembali memberi laporan pada Pangeran Al-Waleed."Sepertinya memang ada yang aneh dan mencurigakan, Pangeran." Abdul menjelaskan informasi yang baru dia dapat dari mata-matanya. "Biasanya setiap akhir pekan dalam satu bulan Putri Sofia akan berkunjung ke resort pantai keluarga istana untuk mengunjungi Yang Mulya Seika. Akhir pekan ini Putri Sofia tidak terlihat datang. Seandainya Putri Sofia benar-benar sakit, seharusnya Yang Mulya Seika juga akan pergi untuk mengunjungi cucu kesayangannya. Tapi dalam satu pekan ini Yang Mulya Seika juga tidak terlihat keluar dari resort sama sekali."Pangeran Al-Waleed semakin yakin jika memang sedang ada yang disembunyikan oleh Yang Mulya Serkan. Janji seorang raja bukan perkara main-main, bila Yang Mulya Serkan sampai ingkar mengenai Putri Sofia, masalah tersebut pasti akan menimbulkan ketegangan dalam hubungan politik kedua negara mereka."Tetap jalankan rencanaku!" Pangeran Al-Waleed bicara tegas di hadapan Abdul.
BAB 15 KOTORPutri Sofia menjerit histeris karena melihat laba-laba, berlari panik sampai akhirnya jatuh menendang ember oli kotor. Putri Sofia jatuh dengan posisi tertelungkup di lantai, sekujur tubuhnya berlumuran oli hitam yang tumpah melebar ke lantai."Jangan berdiri!"Faaz menghentikan tapi Putri Sofia sudah terlanjur bangkit."Kau akan jatuh!"Faz melompat cepat untuk menangkap tubuh Putri Sofia yang kembali terjungkal tapi mereka malah sama-sama tergelincir jatuh bersama. Faaza jatuh terjengkang ke belakang sedangkan Putri Sofia jatuh tertelungkup di atas tubuhnya."Oh Tuhan...!" Putri Sofia yang menimpa dada Faaza dengan keras, tapi dia sendiri yang mengeluh nyeri.Putri Sofia segera mendekap buah dadanya yang berdenyut-denyut nyeri, sementara Faaza belum bergerak. Begitu sadar dirinya sedang tertelungkup di atas tubuh seorang pria, Putri Sofia langsung melotot lebar. Sofia terkejut gugup, sangat canggung sampai bibirnya bicara aneh."Apa aku berat?"Mereka masih tumpang tin