BAB 38 KETULUSAN"Keluarkan aku!" teriak Mia sambil memukul-mukul pintu baja tebal yang sudah tertutup rapat."Keluarkan aku, aku mau pulang!"Zontus benar-benar tega mengurung Mia di dalam bunker bawah tanah untuk dia tinggalkan seorang diri dan kedinginan."Aku mau pulang!" Mia terus berteriak tapi sama sekali tidak ada yang mendengarkan karena pasti Zontus sudah pergi entah kemana."Keluarkan aku! Tolong keluarkan aku!"Sebenarnya Mia sudah lelah berteriak, tubuhnya juga lemas belum terisi makanan. Sudah seharian sejak Mia sadar dari pingsan, dia ditinggalkan dan sekarang mulai menggigil gemetar.Mia sama sekali bukan gadis cengeng tapi sekarang dia mulai takut. Mia takut bagaimana jika dia mati seorang diri di tempat itu tanpa ada yang tahu. Mia yakin Zontus juga tidak akan sadar jika manusia butuh makan tiga kali sehari."Tolong keluarkan aku!" Jemari tangan Mia menggigil pucat. "Di sini dingin ..."Mia yang sudah lelah coba meringkuk untuk menghangatkan tubuhnya, pelan-pelan
BAB 39 BERUSAHA TERLIHAT BAHAGIAHenry menurunkan tubuh Livie pelan-pelan di lantai marmer kamar mandi."Tunggu dulu, biar aku isi airnya." Henry meninggalkan Livie untuk mengisi jacuzzi dengan air hangat dan cairan sabun yang akan mengembang menjadi busa harum."Kau mau yang mana?" Henry memberi pilihan aroma yang Livie inginkan."Lavender." Livie tersenyum mengangguk pada Henry.Henry langsung memasukkan cairan berwarna ungu muda untuk dia aduk sebentar. Aroma lembut lavender langsung menyebar ke seluruh ruangan, sangat menenangkan. Livie terus memperhatikan Henry yang sedang setengah berjongkok di samping bak, lengan kemejanya ikut basah meskipun sudah dia gulung sampai siku. Sebenarnya Livie juga tidak pernah menyangka seorang Henry Loghan bakal mau melakukan semua pekerjaan itu untuknya.Setelah menyiapkan air, Henry langsung bangkit berdiri untuk menghampiri Livie. Henry bantu membuka pakaian Livie dengan hati-hati, karena masih memakai penyangga Livie tidak boleh membuat ban
BAB 40 ANAK-ANAK NAKALSaat terbangun Mia sudah berada di dalam kamar, tubuhnya terbalut selimut lembut di atas ranjang yang hangat. Mia langsung sontak terbangun karena ingat ketika dirinya meringkuk di lantai marmer.'Entah siapa yang telah memindahkannya ke dalam kamar?''Bukankah seharusnya Zontus tidak bisa menyentuhnya!'Berbagai pikiran itu langsung membangkitkan kesadaran Mia untuk lekas waspada.'Mungkin ada orang lain di rumah tersebut!'Mia buru-buru turun dari ranjang untuk melihat ke luar, melihat ke sekeliling rumah yang ternyata super besar tapi sunyi. Mia baru sadar jika dia sedang berada di sebuah mansion mewah yang sangat besar dengan halaman luas tapi bentengnya juga sangat tinggi."Oh, sial!"Mia tidak akan bisa kabur. Mia terus memeriksa ke sekeliling. Salah satu sisi bangunan menghadap langsung ke laut bertebing tinggi. "Halo apa ada orang!" Mia mulai berteriak sambil berkeliling memeriksa ke semua bagian."Halo apa ada orang!"Mia tetap tidak mendengar jawaba
BAB 41 LEMAS DALAM PELUKAN BASAHMia kembali mencari Zontus dengan jaket kulit kebesaran yang dia pilih dari lemari. Tubuh kecil Mia nyaris tengelam seperti dalam cangkang kura-kura."Cepat makan!"Ternyata tadi Zontus pulang membawa makanan untuk Mia. Ada satu mangkuk spaghetti, lengkap dengan salad dan susu yang sudah dituang ke dalam gelas."Aku tidak mau makan, aku mau pulang!" Mia tetap bersikeras minta pulang sambil menghentak-hentakkan kaki ke lantai persis anak-anak yang sedang rewel. "Cepat pulangkan aku! Aku tidak mau di sini!""Kau tidak akan kemana-mana!" Zontus melotot."Aku juga tidak mau makan!" Mia balas mengancam."Kau akan cepat mati jika tidak makan!" Zontus malah langsung berpaling pergi meninggalkan Mia."Aku mau pulang!" Mia berteriak ke punggung Zontus tapi tidak dihiraukan.Karena kesal tidak dihiraukan, Mia menyambar gelas susu untuk dia lempar kearah Zontus. Mia terus melempar benda apa saja yang dapat dia raih dari atas meja. Ketika Mia menyambar mangkuk,
BAB 42 BERAKHIR MENGENASKANTernyata Geby yang lebih dulu datang dari pada tim dokter. Geby mendengar suara teriakan Henry dari kamarnya. Geby langsung menerobos masuk dan terkejut melihat Henry sedang memeluk tubuh basah Livie di dalam bak. Henry ikut basah kuyup dan gemetar."Apa yang kau lakukan?" Geby buru-buru memeriksa denyut nadi Livie yang sudah lemas."Jangan peluk dia seperti itu!" Geby menarik lengan Hnery yang terlalu erat. "Cepat angkat tubuhnya dari dalam air!"Geby juga buru-buru keluar untuk menyiapkan tempat yang rata di atas karpet bukan di atas kasur empuk."Baringkan tubuhnya dengan lurus!" Geby terus memberi perintah pada putranya.Henry juga terus mengikuti perintah ibunya, membaringkan Livie di permukaan yang rata dan agak keras untuk meluruskan kembai tulang punggungnya."Lepas semua penyangga di punggungnya agar tidak sesak!"Geby ikut bantu melepas pakaian basah yang dipakai Livie kemudian mengeringkan tubuhnya dengan handuk. Henry benar-benar kacau dia sang
BAB 43 KELUARGAJared yakin kecelakan di jembatan adalah perbuatan Zontus. Hampir semua korban meningal telah di temukan, tapi Mia tetap tidak ada."Zontus menculik Mia!" Jared bicara di depan Gerald dan Emillie."Aku akan ikut mencari Mia." Emillie ingin ikut serta."Kau tetap bersama Lana, aku yang akan pergi!" Gerald tidak mengijinkan Emillie ikut pergi bersama mereka."Aku ingin membantu." Emillie bersikeras.Walaupun Jared dan Gerald pergi berdua untuk mengejar Zontus, Mereka tetap bukan lawan sepadan untuk Zontus yang cuma perlu menjentikkan jari untuk meremukkan tulang mereka semua."Zontus terlalu kuat, dia menguasai sihir. Kita semua harus bekerja sama untuk bisa mengalahkan nya, Ane juga ingin ikut membantu!""Tidak!" Kali ini Jared yang melarang. "Aku tidak mau mempertaruhkan semua putriku!""Aku bisa menjaga diri." Emillie meyakinkan papanya."Tinggal lah di peternakan selama kami pergi, jagalah ibumu!"Emillie tidak dapat menolak ketika Jared memberi tugas untuk menjaga
BAB 44 SEDANG DICARIZontus masih sangat murka, dia mengamuk karena kenakalan Mia. Gadis muda itu benar-benar telah membuang tulang tubuh Putri Eluise. Mia memang tidak pernah tahu seberharga apa tulang belulang remuk yang telah dia buang ke laut. Zontus sempat memiliki harapan untuk kembali menghidupkan kekasihnya, tapi sekarang semu harapan itu telah sirna, tulang Putri Eluise lenyap, semua usaha Zontus sia-sia."Akan kupotong tangan lancangmu!" Zontus berteriak sambil melempar bangku metal sampai meledak karena membentur perisai."Bukan salahku!" Mia masih berani melotot. "Kau yang membawaku kemari! Kau mengurungku! Aku mau pulang!"Zontus menendang meja sampai terpental."Kau tidak akan bisa melukaiku!" Mia juga berani berdiri menantang. "Aku mau pulang!"Zontus langsung melangkah menghampiri Mia, gadis muda itu sama sekali tidak memiliki rasa gentar sampai tiba-tiba Zontus menyentuhnya. Mia melotot terkejut ketika merasakan ujung jari Zontus menempel tepat di dahinya dan tiba-ti
BAB 45 TERIAKAN[Gavin datang mencarimu]Livie sudah berusaha keras mengabaikan Gavin tapi tetap saja dadanya sakit setiap teringat semua janji dan hari-hari mereka ketika masih bersama. Hari saat hidup mereka terasa ringan tanpa beban. Sekarang semuanya telah berubah, bukan hanya Gavin yang telah berubah menjadi orang asing, hidup Livie juga sudah tidak sama lagi. Seandainya Gavin datang berlutut memohon untuk mereka memulai lagi dari awal, nampaknya Livie tetap tidak akan bisa. Walaupun Henry tidak pernah memberitahu mengenai kondisi medis Livie yang sebenarnya, tapi Livie tidak terlalu bodoh untuk mengetahui jika mungkin dirinya memang tidak akan pernah sembuh. Bahkan Livie seperti bisa merasakan jika seluruh kasih sayang serta perhatian yang diberikan oleh Henry karena dia tahu umurnya tidak akan lama lagi.[Sekarang Gavin masih berada di New York]Livie baru ingin balas mengetik pesan, tapi Henry sudah kembali keluar. Livie langsung buru-buru menghapus semua jejak pesannya agar
BAB 5 PANGERAN AL-WALEEDPangeran Al-Waleed adalah putra mahkota dari kerajaan besar super kaya raya. Selain berparas tampan, Pangeran Al-Waleed juga sangat di segani sebagai politisi muda brilian. Raja Haleed berharap putra mahkotanya segera bisa menikahi putri Yang Mulya Serkan. Mereka sama-sama memiliki harapan besar untuk bisa menjalin kekeluargaan.Tahun ini usia Pangeran Al-Waleed dua puluh delapan tahun, sudah cukup matang untuk menikah dan memiliki keturunan. Selisih usia sepuluh tahun antara Pangeran Al-Waleed dengan Putri Sofia tidak akan jadi soal, Pangeran Al-Waleed masih sangat muda dan luar biasa tampan. Pria yang jauh lebih dewasa justru akan lebih tenang untuk menghadapi Putri Sofia yang masih sangat muda dan manja."Apa saya boleh masuk Pangeran?" Suara Abdul mengetuk daun pintu kamar Pangeran Al-Waleed dari luar."Masuklah."Abdul adalah pengawal kepercayaan raja Khaleed yang sekarang juga dipercaya untuk mendampingi putra mahkota. Setelah mendorong daun pintu untu
BAB 4 DELAPAN BELAS TAHUNSelain Pangeran Hamdan dan Pangeran Habibi, Yang Mulya Serkan juga memiliki seorang putra tampan yang mulai beranjak remaja. Tahun ini usia Pangeran Husain sudah menginjak empat belas tahun, pemuda tampan itu terlihat sedang fokus membaca buku filsafat di perpustakaan istana. Semakin tumbuh dewasa, Pangeran Husain semakin mirip dengan Brandon Lington yang diam-diam suka menekuni buku filsafat serta sejarah.Nampaknya Pangeran Husain semakin penasaran dan terus penasaran dengan asal mula kemampuan spesialnya. Husain merasa perlu mengetahui sumber energi terbesar dalam dirinya untuk dapat dia kendalikan dengan sempurna. Pangeran Husain telah berjanji akan membantu Zontus terlepas dari darah immortal, mereka harus berhasil, tidak boleh gagal lagi.Pangeran Husain masih fokus memahami kalimat filsafat yang sangat ambigu mengenai para leluhur kerajan dan tiba-tiba datang pengganggu tidak di undang."Husain lihat ini!" Pangeran Habibi datang untuk pamer. "Aku berf
BAB 3 KEMENANGANFaaz berhasil menjadi juara pertandingan berkuda untuk piala Putra Mahkota dengan total hadiah sepuluh juta dolar. Kemenangan yang masih terasa seperti mimpi. Faaz berhasil mengalahkan atlet-atlet ternama lainya termasuk Pangeran Yusuf. Begitu Faaz turun dari atas punggung kuda, beberapa wartawan langsung datang mengerumuninya untuk wawancara."Apa yang ingin kau sampaikan untuk kemenangan menakjubkan ini?""Ini adalah mimpi, saya masih kehabisan kata-kata untuk menggambarkan apa yang saya rasakan ini." Faaz gugup menghadapi pertanyaan media. "Aku ingin berterima kasih pada kedua sahabatku!"Faaz langsung merangkul Ahmed dan Ramzi untuk ikut berfoto di hadapan kamera para wartawan."Tanpa mereka aku tidak akan berdiri di arena ini!" Faaz terus berbangga pada kedua sahabatnya. "Aku sangat beruntung!""Kau akan mendapatkan sepuluh juta dolar, apa rencanamu setelah ini?"Antusiasme para wartawan tidak kalah menggebu dengan hadirnya juara baru dari seorang anak muda yang
BAB 2 PUTRI SOFIASebagai putri dari raja kaya raya, sejak kecil Putri Sofia telah hidup di tengah kemegahan serta kemewahan Istana Zubair, selalu jadi yang paling cantik dan disayang oleh Yang Mulya Serkan. Karena kecantikannya Putri Sofia tidak pernah diperbolehkan pergi ke sekolah umum, meski demikian Putri Sofia tetap mendapatkan pendidikan privat dari guru-guru terbaik. Sekarang Putri Sofia telah tumbuh menjadi gadis cantik jelita yang cerdas, sopan dan tetap sangat dimanja.Karena Putri Sofia tidak pernah bergaul di luar lingkungan istana, lingkungan pergaulan yang sempit membuat Putri Sofia diam-diam mengagumi sepupunya sendiri sejak mereka masih anak-anak. Hanya Pangeran Yusuf yang selalu paling tampan di mata Putri Sofia. Putri Sofia tidak pernah perduli dengan perjodohannya dengan Pangeran Al-Waleed.Belum ada yang tahu mengenai rencana perjodohan Putri Sofia dengan Pangeran Al-Waleed, seharusnya Putri Sofia sendiri juga belum tahu seandainya dia tidak diam-diam menguping pe
BAB 1 Al-FAAZATiga orang pemuda terlihat sedang berkuda mengelilingi perbukitan tandus, mereka berlomba untuk memacu kaki kuda masing-masing sekencang mungkin. Persaingan semakin keras dan sengit begitu memasuki putaran ke dua. Sejak putaran awal kuda Arab berbulu perunggu yang terus melesat di barisan paling depan, terus meluncur seperti peluru berkaki empat. Jantung ikut berdebar keras, darah ikut mengalir panas bercampur luapan api adrenalin. Setelah tiga kali putaran, kuda perunggu tetap jadi yang terdepan hingga kedua rekannya meledakkan teriakan."Faaz kau hebat!" Ahmed berteriak sampai serak"Kau harus ikut pertandingan tahun ini!" Ramzi ikut memberi semangat pada kawannya yang tidak pernah terkalahkan dalam berkuda."Aku bukan penunggang kuda profesional." Faaz melompat turun dari atas punggung kuda untuk menghampiri kedua rekannya Ramzi dan Ahmed."Aku yakin kau bisa menjadi juara! Kau memiliki kemampuan alami, dari darah dan jantungmu! Kau bisa mengalahkan para profesional
BAB 297 EXSTRA PARTTIGA TAHUN KEMUDIANMia melihat keluar halaman melalui jendela kamar, dia melihat induk rusa dan kedua anaknya. Mia baru sadar jika kedua anak rusa tetap anak-anak setelah tiga tahun berlalu. Rusa-rusa itu adalah mahluk sihir, mahluk sihir peliharaan Putri Eluise yang sama sekali tidak berubah setelah sekian abad berlalu dan pemiliknya telah melupakannya. Dunia benar-benar tidak berjalan sebagimana mestinya buat mereka.Mia beralih memperhatikan telapak tangannya di bawah pantulan sinar jingga matahari pagi yang sedang cerah. Mia melihat aliran darah kebiruan dibalik kulit punggung telapak tangannya. Manusia memiliki aliran darah hangat berdenyut hidup. Hidup artinya tumbuh, terus berubah dan pasti akan menua. Seharusnya Mia bersyukur dengan segala keistimewaan manusia yang terus bersikeras ingin Zontus pertahankan seperti itu.Mia masih memperhatikan urat nadi di punggung telapak tangannya ketika kemudian melihat Zontus berjalan di halaman. Zontus sedang memetik a
BAB 296Sepulang dari pesta pernikahan Theo dan Julie, Mia yang baru berganti pakaian menyusul duduk di samping Zontus. Zontus terlihat baru menghidupkan layar laptopnya ketika Mia mulai bicara."Sepertinya aku setuju dengan saranmu mengenai bayi tabung."Zontus terkejut mendengar Mia tiba-tiba kembali membahas mengenai bayi tabung."Papaku juga berasal dari hasil inseminasi buatan yang dibekukan dan ditanamkan pada rahim wanita lain beberapa tahun kemudian setelah James Loghan lahir. Papaku dan James Loghan sebenarnya adalah hasil iseminasi buatan dari satu sel telur, sama seperti Gerald dengan Nathan, mereka kembar identik tapi tumbuh di rahim wanita berbeda."Mia menceritakan semua hal yang tadi baru dia dengar dari Aron Loghan. Niat awal Mia, sebenarnya cuma ingin curhat pada Aron tentang keinginan Zontus mengenai bayi tabung. Awalnya Mia mengeluh sedih, tapi ternyata Aron justru sangat mendukung hingga memberikan banyak contoh nyata dari orang-orang di dekat mereka."Sepertinya
BAB 295 MENDAPATKAN KELUARGASetelah mengucapkan janji pernikahan, Theo memakaikan sebuah cincin berlian cantik di jari manis Juli."Terima kasih karena telah menyelamatkanku dari dunia gelap tanpa masa depan. Terimakasih kasih telah hadir dengan hatimu yang penuh cinta tanpa batas." Theo mencium pengantin cantiknya di hadapan semua tamu.Semua yang tahu perjalanan Theo bersama Julie pasti akan terharu melihat Theo berani menentang keluarganya untuk nekat menikahi Julie. Gerald dan Emillie juga datang ke pernikahan Theo, mereka duduk dalam satu meja bersama Mara, Mia dan Zontus. Mara juga ikut sangat bangga melihat Jared berjalan mendampingi Julie. Julie yang telah hidup sebatang kara kali ini akan ikut mendapatkan banyak keluarga."Oh, dia sangat manis." Mara menitikkan airmata haru ketika mendengar Theo menyebut nama Julie sebagai istrinya.Suara tepuk tangan dan ucapan selamat serempak bergemuruh dari para tamu yang ikut berbahagia. Cuma Mrs. Haris yang sama sekali tidak mau memb
BAB 294 PERNIKAHAN THEOTheo dan Julie yang baru belakangan saling bertemu tiba-tiba sudah mau menikah dan akan segera memiliki bayi. Pantas jika Mia mulai ribut, rewel, dan cemburu berat. Sudah dua hari Mia marah, tidak mau dicium dan tidak mau dipeluk oleh Zontus."Sudah sana jauh-jauh dariku!" Mia menunjuk Zontus agar duduk di sofa yang lain. "Jangan sentuh sedikitpun kulitku!"Zontus benar-benar duduk di seberang meja, duduk tenang tanpa protes. Tapi anehnya tetap Mia yang ribut lagi."Kau memang tidak perduli! Kau tidak menginginkan ku!" Mia melempar sindiran tajam karena merasa tidak menarik di mata lelakinya. "Sedikitpun kau tidak ingin menyentuhku!""Kau yang melarang ku mendekat!" Zontus mengingatkan."Harusnya kau tetap berusaha memaksa meskipun aku menolak!""Kau membuatku bingung." Zontus serius bingung."Ah, pernikahan macam apa ini!" Mia menghentak kesal. "Seolah aku saja yang menginginkanmu dan kau sama sekali tidak terpengaruh!"Mia pikir karena sudah hidup ribuan tahu