BAB 31 MENYEMBUNYIKAN RAHASIA"Kau akan berperan sebagai putri Ratu Zoya dalam trilogi KING IN THE NORT!""Oh Tuhan!" Livie syok karena semua pengemar di seluruh dunia juga sudah tidak sabar menunggu siapa aktris pemeran untuk Putri Elf yang selama ini masih dirahasiakan."Kau serius?" Livie juga masih sulit percaya bisa mendapatkan peran besar sepenting itu dalam sebuah film spektakuler."Kau hanya harus merahasiakan pekerjaan ini sebagai kejutan hingga masa promosi film."Sudah bukan hal baru ketika sebuah film besar berani menghadirkan aktris pendatang baru potensial yang terlihat segar untuk menarik perhatian. Kejutan macam ini juga bisa menjadi strategi marketing yang brilian. Artinya Livie benar-benar harus menjaga rahasia, tidak boleh ada yang tahu jika dia sedang terlibat dengan projek film tersebut sampai nanti dia akan muncul sebagai kejutan di masa promosi.Trilogi KING IN THE NORTH merupakan buku best seller yang telah memiliki ratusan juta penggemar dari seluruh dunia.
BAB 32 MENJAGASerkan memperhatikan anak-anaknya yang sedang bermain, termasuk Pangeran Hamdan yang mulai tumbuh menjadi pemuda tampan membanggakan. Hamdan terlihat sangat menyayangi adik-adiknya, bahkan tidak keberatan ikut bermain untuk membuat mereka senang. Husain yang dari tadi paling jahil dan suka mengacau."Husain ayo kembalikan bolanya pada Habibi!" Hamdan menegur kecurangan Husain yang sedang bermain bola dengan Pangeran Rasyid."Hak ... Hak ...!" Habibi merasa dibela karena biasanya cuma jadi anak bawang tidak ikut hitungan."Ayo kalian baris yang lurus!" Hamdan mengatur adik-adiknya. "Husain kakimu terlalu maju satu langkah!"Husain langsung mundur dengan patuh ketika kakaknya yang memberi perintah."Bagheera kau juga terlalu maju!" Habibi ikut menegur singa besar di sampingnya.Lucunya Bagheera juga tidak pernah mau ketinggalan, dia ikut berbaris di samping anak-anak. Pangeran Rasyid satu tim dengan Habibi, sedangkan Husain satu tim dengan Bagheera. Skor mereka sama satu-
BAB 33 HENRY AND LIVIELivie benar-benar bersikeras ingin tetap menjalani syuting."Aku akan menuntaskannya dengan bertanggung-jawab." Livie berjanji pada Henry. "Aku telah memiliki kesempatan luarbiasa, aku bisa sukses seperti Gavin!"Livie juga ingin membuktikan jika dia bisa sukses tanpa Gavin."Aku akan baik-baik saja!" Livie meyakinkan Henry. "Aku bisa!""Kau tetap harus disiplin memperhatikan kesehatanmu!"Akhirnya Henry mengijinkan tapi dengan pengawasan intensif dari tim dokter yang ikut siaga selama proses syuting. Di manapun lokasi syutingnya mereka siap dengan ambulance khusus yang memiliki fungsi layaknya klinik mobile. Terlihat agak berlebihan, tapi semua kru film memahami kondisi Livie. Sejak Livie pingsan di studio dan Henry Loghan berteriak panik seperti orang gila. Mereka semua yang melihatnya juga langsung paham kenapa Henry Loghan sampai rela membeli sebuah studio film dan mendanai sebuah film besar cuma demi untuk istrinya.Henry menemani Livie di ruang make up, m
BAB 34 TERLUPAKANHenry memang hanya mencium bibir Livie, melumatnya dengan banyak sapuan lembut agar gadis muda itu merasa nyaman. Henry juga tidak luput memperhatikan sekujur tubuh Livie yang sedang berada dalam bingkai pelukannya tapi Henry tidak berani menyentuh lebih jauh. Henry tidak ingin membuat Livie takut. Livie masih virgin dia tidak akan tahu jika laki-laki bisa sangat menyakitinya. Henry harus tetap waras tidak boleh mengambil lebih dari sekedar ciuman."Tidurlah, besok kau masih harus menjalani syuting."Henry beralih memeluk tubuh Livie dari sisi belakang, membingkainya dengan utuh dan hangat."Terima kasih sudah menemaniku." Livie bergumam lirih."Kau tidak perlu terus berterimakasih." Henry merunduk untuk menghirup puncak kepala gadis mudanya yang sudah meringkuk lembut seperti bayi rapuh. Setiap kali akan ada rasa tenang sekligus kepedihan yang selalu hadir bersamaan. Henry yakin tidak akan pernah sanggup jika harus kehilangan, tapi dia juga tidak tahu harus bagaima
BAB 35 MIA HILANG.Ledakan besar di jembatan telah menjadi tranding di semua media pemberitaan. Jembatan besar yang melintasi muara sungai di bagian teluk runtuh hancur oleh sesuatu yang belum bisa diketahui. Seluruh badan jembatan runtuh ke sungai, tenggelam bersama ratusan kendaran yang sedang melintas. Sebuah bencana mengerikan yang menelan banyak korban karena kondisi lalulintas siang itu juga sedang cukup ramai.Para pengawal langsung membawa Pangeran Husain kembali ke istana."Di mana putriku?" Serkan Panik karena mereka hanya membawa Pangeran Husain."Kondisinya kacau, Yang Mulya. Maaf kami hanya berhasil menyelamatkan Pangeran Husain."Beruntung setelah itu Zahra langsung menghubungi Anelies."Sofia sudah aman bersama Zahra." Anelies memberitahu Yang Mulya Serkan. "Tapi Mia hilang!"******Henry mengambil ponsel Livie pelan-pelan dari genggaman tangannya, ikut memperhatikan barisan foto Gavin untuk beberapa saat sebelum kemudian dia matikan. Ternyata Livie tetap masih belum b
BAB 36 SADAR DARI PINGSANBegitu melihat jembatan yang runtuh, Putri Sofia langsung jatuh pingsan. Segalanya kacau, Zahra tidak bisa membawa Putri Sofia kembali ke Istana Zubair karena satu-satunya akses jalan telah terputus.Begitu Putri Sofia sadar dari pingsan, gadis muda itu nampak bingung karena berada di sebuah kamar asing ber atap rendah yang pastinya bukan Istana Zubair."Di mana ini?" Putri Sofia bangkit terduduk dengan panik, tapi beruntung dia segera melihat Zahra."Anda sedang berada di rumah saya, Putri." Zahra menenangkan Putri Sofia yang masih syok ketakutan. "Kita belum bisa kembali ke Istana Zubair karena akses jembatan terputus. Sebentar lagi prajurit akan datang menjemput Anda dengan helikopter.""Ao!" tiba-tiba Putri sofia meringis. "Kakiku sakit!""Biar saya periksa." Zahra segera menggulung celana panjang yang dipakai oleh Putri Sofia."Betis Anda tergores.""Oh Tuhan!" Putri Sofia kembali syok dan langsung menangis histeris melihat luka berdarah di sisi betisny
BAB 37 KEHILANGAN KONTROLMia bukan cuma telah merusak tubuh Putri Eluise, dia juga mengunakannya untuk memukul kepala Zontus. Zontus mendengus murka seperti banteng besar, langsung mengayunkan tinju untuk meremukkan tubuh kecil Mia. Mia menjerit histeris dan yang mengejutkan tiba-tiba Zontus terpental.Suara ledakan terdengar menggelegar dari benturan perisai dan tubuh Zontus yang terpental menghantam dinding marmer sampai menciptakan retakan dalam. Mia melotot syok, sementara Zontus langsung kembali meloncat berdiri tegap siaga. Mereka sama-sama syok, Mia terduduk beku di dalam peti marmer sementara Zontus berdiri menjulang dengan otot meregang kaku.Mia masih sangat ketakutan, mahluk immortal di hadapannya terlihat sedang terbakar murka siap kembali menerjang. Mia panik, gadis itu berusaha untuk keluar dari peti tapi malah terpeleset jatuh kembali menimpa tulang belulang kering di dalam peti sampai bokongnya nyeri.Suara remukan tulang kering yang Mia duduki membuat Zontus melotot
BAB 38 KETULUSAN"Keluarkan aku!" teriak Mia sambil memukul-mukul pintu baja tebal yang sudah tertutup rapat."Keluarkan aku, aku mau pulang!"Zontus benar-benar tega mengurung Mia di dalam bunker bawah tanah untuk dia tinggalkan seorang diri dan kedinginan."Aku mau pulang!" Mia terus berteriak tapi sama sekali tidak ada yang mendengarkan karena pasti Zontus sudah pergi entah kemana."Keluarkan aku! Tolong keluarkan aku!"Sebenarnya Mia sudah lelah berteriak, tubuhnya juga lemas belum terisi makanan. Sudah seharian sejak Mia sadar dari pingsan, dia ditinggalkan dan sekarang mulai menggigil gemetar.Mia sama sekali bukan gadis cengeng tapi sekarang dia mulai takut. Mia takut bagaimana jika dia mati seorang diri di tempat itu tanpa ada yang tahu. Mia yakin Zontus juga tidak akan sadar jika manusia butuh makan tiga kali sehari."Tolong keluarkan aku!" Jemari tangan Mia menggigil pucat. "Di sini dingin ..."Mia yang sudah lelah coba meringkuk untuk menghangatkan tubuhnya, pelan-pelan
BAB 199 MENCULIK LANALana sedang duduk bermain ponsel barunya sambil menunggu Kai yang sedang sibuk menelpon. Tiba-tiba seekor Lycan menghampirinya."Ponselmu bagus.""Ya, ini baru!" Lana memamerkan sampul cantiknya. "Aku suka Daisy Duck!""Apa kau ingin bertemu Daisy Duck?" Theo membujuk Lana. "Hari ini ada pertunjukan di Disneyland!""Wao!" Mata Lana langsung berbinar. "Bagaimana aku bisa ke sana?""Aku punya dua tiket jika kau mau ikut?""Ya ... Ya... Aku mau!"Lana langsung bersemangat kemudian menoleh Kai yang masih fokus menelpon."Jangan sampai dia tahu!" Lana sendiri yang menyarankan untuk menyelinap kabur sembunyi-sembunyi.Walaupun dapat mencium aroma darah lycan di tubuh Theo, tapi Lana bisa merasakan jika pemuda itu lycan yang baik. Seandainya bukan Theo yang diberi tugas untuk menculik Lana pasti gadis nakal itu tidak akan mau ikut segampang itu.Lana terus berjalan mengekor di samping Theo yang menarik lengannya. Mereka pergi bertiga tapi Lana kurang suka dengan lycan
BAB 198 MASIH MENJADI MISTERIMia keluar dari ruang kuliah, pergi ke halaman parkir, tapi tidak melihat Zontus di manapun. Mia coba memeriksa pesan, ternyata Zontus juga belum kembali mengirim pesan. Setelah menunggu beberapa saat dan Zontus tidak juga muncul, akhirnya Mia pulang sendiri. Meski sudah sore tapi sinar matahari masih panas terik. Walaupun Mia bisa pulang ke apartemennya dengan berjalan kaki menyebrangi taman, tapi akhirnya Mia pilih mengunakan taksi. Mia enggan bertemu Lycan yang berkeliaran, karena sampai sekarang Mia masih belum terbiasa dengan aroma darah busuk.Tiba-tiba dalam perjalanan puang itu Mia teringat Theo, sudah lebih dari dua minggu mereka tidak pernah berkomunikasi. Theo juga tidak terlihat mengirim pesan atau mengirim status baru di media sosial miliknya. Dalam hati Mia cuma bisa berdoa semoga pemuda itu baik-baik saja, karena rasanya Mia juga belum bisa membatu Theo selama dia masih terus mual dan muntah cuma untuk sekedar berdekatan.Begitu sampai di
BAB 197 DARAH MURNI RAJA NEGERI UTARA.Latuza benar-benar tidak bisa menyentuh Gerald, darah murni di tubuh pemuda itu terlalu kuat. Sepertinya Latuza memang tidak akan bisa mengunakan pengaruh sihirnya, dia harus bisa membujuk Gerald. Latuza kembali mebangunkan Gerald.Begitu Gerald kembali membuka mata dia melihat Latuza sedang duduk menunggu di samping ranjang dengan wijud sangat cantik."Apa yang kau ingnkan?" Gerald yang bertanya."Aku menginginkanmu!" Latuza mendekat.Gerald reflek menjauh karena aroma Latuza yang anyir membuat mual. Semula Gerald juga tidak manyangka aroma Latuza bakal sebusuk ini. Semakin ular betina itu berganti kulit dan kenyang dengan mangsa, maka aromanya akan semakin busuk bagi indra penciuman yang peka seperti Gerald."Akan kuberikan segalanya asal kau mau menjadi lelakiku.""Kau memangsa para penyihir!" Gerald juga langsung menatap Latuza dan terus menjaga jarak waspada karena Gerald benar-benar tidak suka."Jangan takut padaku, aku tidak akan menyakiti
BAB 196 TERTANGKAPTidak ada yang tahu jika Gerald telah tertangkap oleh Latuza. Walaupun Latuza tidak bisa menyentuh tubuh Gerald, tapi ular wanita licik itu pasti akan terus mencari akal untuk bisa menguasai keturunan dari raja negeri Utara."Oh, Tuhan!" Emillie tidak sengaja menjatuhkan gelas kristal yang akan dia berikan pada Anelies. Selain bertugas menjaga Anelies dari incaran para Lycan, Emillie juga harus memastikan semua makan Anelies terhindar dari sihir wanita ular."Kenapa denganmu?" Anelies buru-buru menghampiri adiknya."Tiba-tiba aku memcemaskan Gerald.". Emillie masih berdiri syok dengan dada berdebar."Dia akan pulang!" Anelies menenangkan Emillie."Aku melihatnya kembali." Anelies juga sangat yakin."Semoga Gerald kembali seperti yang kita semua inginkan." Jantung Emillie masih berdebar tapi dia juga harus selalu ingat jika mereka semua memang sedang berjuang.Mereka semua telah membagi tugas masing-masing untuk bisa berhasil. Yang Mulya Serka bertugas membujuk apara
195 DARAH MURNI DARI UTARAWalaupun tersembunyi ditengah kerumunan para penyihir, Latuza tetap langsung mengenali darah murni yang mengalir di tubuh Gerald."Siapa namamu?""Gerald!"Tapi nama Gerald benar-benar asing untuk latuza. Selama ini Latuza memang tidak pernah tahu jika raja negeri Utara masih memiliki keturunan yang lain, pemuda berdarah murni yang juga memiliki wajah rupawan seperti leluhurnya.Diam-diam Latuza tersenyum dan langsung menoleh pada para lycan untuk memberi perintah. "Bawa di ke istanaku!"Tiga pria bercincin hitam menghampiri Gerald, salah satunya adalah Theo."Ikut dengan kami!"Gerald berjalan patuh mengikuti perintah mereka. Gerald dipisahkan dengan para penyihir untuk dibawa ke istana Latuza.Theo terus ikut mengantar Gerald tapi mereka tidak saling berkomunikasi sama-sekali. Sebenarnya ini juga kali pertama Theo melihat istana Latuza. Selain simbol tiga bintang bersusun, di pintu gerbang istana Latuza juga terdapat simbol ular yang melilit tongkat.Ula
BAB 194 MENYELINAPDiam-diam Theo juga memantau keluarga Jhony. Sudah beberapa hari Theo memperhatikan aktifitas putri Jhony. Julie bekerja di dua tempat, biasanya Julie akan berangkap pagi untuk bekerja di sebuah restoran kecil sampai sore, gadis itu cuma istirahat sebenatar kemudian pergi lagi untuk bekerja malam sebagai kasir minimarket dua puluh empat jam.Bekerja malam memang kondisinya lebih sepi, tidak terlalu banyak pelanggan yang harus dilayani, tapi tetap memerlukan ketahanan fisik karena harus begadang sampai hampir pagi. Theo melihat putri Jhony sudah bekerja sangat keras untuk gaji yang tidak seberapa. Theo juga baru tahu jika bibi Julie sedang dirawat di rumah sakit, karena itu Julie harus bekerja keras sendiri untuk menyewa tempat tinggal, membayar semua tagihan dan membiayai perawatan bibinya yang tidak memiliki asuransi.Theo melihat Julie keluar untuk pekerjaan malam, gadis itu pergi mengendarai mobil sedan tuanya yang bercat kusam. Begitu Julie pergi, Theo langsung
BAB 193 BUKAN SIHIRSetelah Kai dan Mia pergi, Henry langsung bicara pada Livie."Teman Mia sangat aneh, aku curiga mentalnya tidak sehat!""Kulihat Tom sangat baik!" Livie malah membela Zontus. "Dia tidak minum alkohol, sangat disiplin menjaga Mia yang ceroboh dan kelihatannya Tom bukan tipe pemuda yang suka membual atau memamerkan kekayaan keluarganya!""Kenapa tidak sekalian kau sebutkan dia sangat tampan, sampai membuat para wanita tidak sadar dengan potensi psikopatnya!""Jangan berlebihan!" Livie menegur kecurigaan Henry."Akui saja, kau juga membela pemuda itu karena dia sangat tampan!"Livie langsung berhenti untuk menatap Henry."Sepertinya kau dan Kai hanya sedang cemburu!""Pemuda itu cuma ingin menguasai Mia, kenapa kau tidak bisa melihatnya!"******Mia pulang berdua dengan zontus, Lana tidak ikut mereka lagi karena Lana akan menginap di tempat Kai selama tiga malam. Seharusnya cukup melegakan bagi Mia, dia tidak harus mengurus keponakan nakal selama tiga hari. Tapi men
BAN 192 BERTEMU KAIWalaupun sudah duduk di dalam mobil Zontus, Mia tetap tidak bisa tenang. Jantung Mia terus berdebar-debar karena Zontus akan ikut bertemu dengan keluarganya, apa lagi di tempat Livie nanti juga akan ada Kai beserta istrinya."Mia apa kau tidak lupa membawakan baju gantiku?" Lana mengingatkan Mia. "Aku akan menginap di tempat Kai!""Ya, sudah ada di dalam tasmu!"Mia masih tegang karena memikirkan Zontus yang akan bertemu Kai. Selama mereka masuk ke dalam mobil, Zontus sama sekali belum bicara. Mustahil jika Mia tidak cemas, Mia takut Zontus membuat keluarganya celaka. Zontus bisa melenyapkan apapun cuma dengan menjentikkan jari jika sedikit saja merasa terusik atau marah.Begitu Zontus menghentikan mobilnya di area basement, Lana langsung buru-buru keluar paling dulu. Lana menenteng ransel kecil merah muda miliknya yang berisi pakaian ganti untuk menginap di tempat tinggal Kai."Ingat kau sudah berjanji untuk tidak menyakiti keluargaku!" Mia menoleh Zontus yang m
BAB 191 MEMANGSA PENYIHIRSekumpulan penyihir pria dan wanita yang telah berhasil ditangkap oleh para lycan dimasukkan ke sel bawah tanah. Sebuah sel khusus yang telah diberi perisai sihir lebih hebat dari Latuza.Seorang pria bungkuk yang baru dilempar masuk ke dalam sel coba menggunakan kemampuan sihirnya untuk mematahkan jeruji sel, tapi begitu tangan pria itu menyentuh jeruji besi, tiba-tiba tangannya terbakar dan menjerit."Aaaaaaaaaaa....!"Tangan penyihir bungkuk bukan cuma terbakar, tubuhnya juga terpental. Penyihir yang lain cuma menyaksikan tidak ada yang berani menolong atau membantu."Kau tidak akan bisa kabur!" Kata salah seorang penyihir wanita yang sudah hampir tiga hari berada di dalam sel. "Aku sudah melihat orang-orang keras kepala sepertimu sejak kemarin!""Untuk apa kita dikumpulkan seperti ini?" Penyihir bungkuk bertanya pada wanita di sampingnya."Aku tidak tahu!" Wanita berambut putih salju itu tidak berbohong. "Aku sedang bekerja di restoran ketika mereka dat