Ayo VOTE dulu biar semangat lagi
Sama seperti Nathan, Gerald lahir di keluarga militer, ayahnya seorang jendral pertahanan salah satu negara terbesar di utara. Sejak kecil Gerald sudah di didik untuk menjadi seorang militer, dia pernah bergabung dalam kesatuan tentara khusus tapi di usianya yang ke dua puluh satu tahun dia kabur dari kesatuan dan sejak saat itu identitasnya sulit untuk dilacak.Sebenarnya Gerald tidak kabur tapi diculik oleh komplotan militan yang waktu itu bekerja di bawah kepemimpinan George Loghan. Sama halnya seperti anak-anak spesial lain yang mereka culik, Gerald sempat ikut menjadi obyek pengujian di laboratorium pusat pengembangan DNA. Dari tuju orang anak spesial yang mereka uji hanya Gerald yang selamat dan genetikanya berkembang pesat seperti mesin pembunuh. George Loghan telah mengendalikan pemuda itu sebagai senjata dan telah menjadikannya kandidat terbaik untuk Anelies. Tentu George telah mempersiapkan semuanya, dia tidak akan rela anak gadisnya dibuahi oleh manusia biasa tanpa keistime
Ternyata Serkan juga benar mengenai mutan yang tidak dapat benar-benar dikendalikan. Secanggih apapun sistem keamanan yang George gunakan untuk mengamankan bayi laki-laki Anelies, nyatanya Gerald tetap bisa masuk ke dalam ruangan tersebut dengan sangat mudah tanpa terlacak radar.Gerald berdiri di balik dinding kaca, memperhatikan bayi laki-laki yang George gunakan untuk mengendalikan Anelies."Hai ..." panggil Gerald dan bayi berpipi montok kemerahan itu langsung menoleh padanya.Gerald balas melambaikan tangan dan tersenyum untuk menyapa."Hai, bayi tampan ... jangan takut."Gerald juga memberi isyarat mengunakan jari telunjuk yang dia sentuh kan ke bibirnya dan berdesis pelan, "Husttt...!"Husain masih balas menatap Gerald kemudian memasukkan jempol jarinya ke dalam mulut untuk dia hisap dengan santai."Kau mau jalan-jalan?"******Malam sudah larut Ketika Tobias kembali ke kediaman Pangeran Albany dan ternyata Jane masih ada di sana."Kau baru pulang?" tanya Jane ketika berpapasan
"Periksa ke semua tempat dan temukan bayinya segera!"Di luar sedang badai mustahil bagi kendaraan jenis apapun untuk keluar dari laboratorium. Seharusnya bayi laki-laki Anelies masih berada di gedung tersebut, apalagi mengingat lokasi mereka yang jauh dari peradaban manusia. Tapi setelah hampir satu jam pencarian serta mengawasi semua kamera CCTV, anehnya sama sekali tidak mereka dapati siapa yang telah masuk ke ruang bayi dan mengambilnya.Tanpa harus banyak berpikir sekalipun, George langsung dapat menduga siapa pelakunya. Mutan penyusup tanpa jejak. Detik itu juga George langsung menelpon Gerald."Aku tahu kau yang telah mengambil bayi di laboratorium!" George juga langsung kembali menuduh sama seperti kemarin."Untuk kali ini kau benar." Gerald masih menangapi dengan santai tanpa dosa."Cepat kembalikan bayi itu sekarang juga!" George benar-benar murka karena merasa diejek."Untuk apa aku harus mengikuti aturanmu?" Nada bicara pemuda itu malah terdengar menantang. "Aku bukan han
"Aku benar-benar tidak menginginkan pria seperti Anda, Mr. Harlot."Tobias langsung menjatuhkan dekapan lembut telapak tangannya di wajah Sanaz yang hangat meski tatapannya sangat dingin, bahkan bibir kemerahan gadis muda itu masih lembab oleh jejak lumatannya tapi hati Sanaz tetap keras sama sekali tidak tersentuh. Benar-benar baru kali ini Tobias merasakan ditolak dan tidak bisa berbuat apa-apa."Terimakasih untuk semua waktumu selama ini.""Saya harus segera pergi jika ternyata tidak ada yang perlu saya kerjakan di sini?" Sanaz benar-benar bersikap tegas dan langsung pergi begitu saja tanpa menghiraukan.Tobias sadar jika Sanaz masih sangat muda, dia memiliki hak untuk memilih pria manapun yang lebih baik dari lelaki brengsek macam dirinya. Tobias tidak berhak untuk mencegah langkah gadis itu apa lagi menyeret Sanaz dalam drama hidupnya yang rumit.Meski hubungan Tobias dan Sanaz harus berakhir di jalan buntu seperti ini, tapi hidup tetap terus berjalan. Tobias akan kembali menjal
"Benar-benar sudah lama sekali aku tidak melihatmu!" pria berjenggot tebal benar-benar masih mengira Nathan sebagai Gerald. "Aku kehilangan nomor telepon." Nathan cukup cekatan untuk mengarang kebohongan. "Bisa aku minta lagi? Jika ada waktu mungkin kita bisa minum di bar." Pria berjenggot itu segera mendiktekan nomor teleponnya agar Nathan simpan. "Terimakasih!" Nathan balas menepuk punggungnya yang tebal. "Aku harus buru-buru mengantar temanku." Mereka berpisah dengan saling melambai sebentar sebelum kembali memasukkan tangan ke dalam saku pakaian hangat. "Seperti kita sudah mendapat titik terang!" Jared setuju dengan pendapat Nathan dan merasa beruntung sahabatnya itu datang. "Apa yang harus kita lakukan sekarang?" Jared minta pendapat Nathan. "Kita tunggu besok agar dia tidak curiga." Karena tidak ada di antara mereka yang bisa langsung membaca pikiran seperti Anelies, maka mereka harus sangat berhati-hati jika ingin bisa mengorek informasi. "Kita cari tahu dulu siapa na
BAN 26 CEMAS Nathan benar-benar telah masuk ke dalam jebakan, Gerombolan pria asing itu telah membuat rencana sangat rapi untuk mengepungnya. Adrik Lucov sengaja mengiringi Nathan ke sebuah bar sepi di pinggiran kota, kemudian semua orang komplotannya berpura-pura sebagai pengunjung bar sampai target mereka masuk ke dalam perangkap. Angkat tanganmu!" Adrik Lucov memberi perintah tegas. Nathan benar-benar di kelilingi oleh puluhan orang bersenjata yang siap menembak kepalanya untuk di buang ke hutan. Nathan pilih mengikuti perintah pria berjenggot tebal itu untuk mengangkat tangan dan membiarkan seorang pemuda memborgolnya ke belakang. "Ikuti perintah kami atau akan kujadikan dagingmu sebagai makanan serigala hutan!" Nathan berjalan patuh bukan karena takut, dia sengaja agar mereka membawanya pada pimpinan mereka. ***** "Aku akan mengijinkanmu pergi pada Gerald setelah kau mendapatkan transfusi DNA!" George memberi syarat. "Itu tidak akan terjadi!" Anelies meraba perutnya. "Ja
Salju kembali turun bersama angin yang berhembus tipis tapi dinginnya tetap menusuk tulang bagi manusia normal. Nathan didorong keluar dari pintu bar, dibawa masuk ke dalam salah satu mobil dalam kondisi mata tertutup dan tangan diborgol. Perlakuan mereka juga sangat kasar, beberapa kali Nathan mendapat pukulan tapi dia pilih tetap diam. Sama sekali tidak ada yang tahu jika sebenarnya Nathan bisa menghabisi mereka semua dengan sangat mudah jika ia mau. "Diam dan jangan berulah!" ancam suara serak dari pria tinggi besar yang baru mendorong punggung Nathan. Meskipun sedang tidak bisa melihat apa-apa, indra pendengaran Nathan yang sangat sensitif tetap dapat menghitung berapa jumlah mobil yang mengekor di belakang mereka. Jika mencium aroma atmosfer udara dari angin yang berhembus dari celah kaca jendela, seperti barisan mobil tersebut menuju ke kawasan hutan. Nathan mencium aroma oksigen yang lebih pekat di tengah udara beku. Jalanan yang mereka lalui lama-lama juga mulai bergelombang
Anelies masih belum tahu sama sekali bakal seperti apa mutan liar yang bakal dia hadapi. Tapi demi keselamatan bayinya, Anelies rela menukar nyawa untuk dipanggang atau direbus sebagai pelengkap ritual pemujaan. Dalam pikiran Anelies, Gerald adalah mutan penganut sekte sesat yang memang membutuhkannya sebagai tumbal. Tidak ada bedanya dengan George Loghan yang ingin menjadi penguasa dan hidup kekal. "Dengarkan aku baik-baik!" George kembali memperingatkan Anelies. "Jangan pernah percaya dengan apapun yang dia ucapkan!" George merasa perlu mendoktrin isi kepala Anelies sebelum melakukan pertukaran. "Mungkin dia akan membujuk dan memberimu janji agar mengkhianatiku, cuma satu yang perlu kau ingat!" George mempertegas ucapannya dengan menjentikkan jari. "Tidak ada satu orangpun di muka bumi ini yang paling perduli padamu selain aku!" George juga mendekat untuk mengecup kening serta kedua sisi pipi Anelies. "Kau juga telah menggenggam jantungku!" George tidak berbohong mengenai perasa
BAB 54 MENYERANG KAWAN SENDIRIKelopak mata Dokter Faiza perlahan terbuka sayup, kepalanya terasa berat, dan napasnya masih tersengal sesak oleh sisa endapan asap. Dokter Faiza pingsan akibat terjebak di tengah tenda yang sedang terbakar, dia menghisap terlalu banyak asap karbon. Tapi beruntung wanita cantik berhati malaikat itu masih selamat dari tragedi mengerikan.Kondisi Dokter Faiza masih sedikit linglung, ranjang empuk di bawah tubuhnya terasa asing, bau antiseptik di sekelilingnya menusuk sangat keras. Setelah mengerjap pelan, Dokter Faiza baru sadar bila dirinya telah berada di kamar rumah sakit. Tangan kiri Dokter Faiza dipasangi infus, dia juga mendengar suara langkah kaki dari luar dan tidak lama kemudian pintu terbuka."Anda sudah sadar?" Seorang perawat wanita menghampiri Dokter Faiza."Apa yang terjadi?" Dokter Faiza benar-benar bingung dengan kondisinya."Anda pingsan karena menghirup terlalu banyak asap kebakaran." Perawat wanita menjelaskan."Bagaimana dengan camp rel
BAB 53 SERANGAN TIBA-TIBA Kurang lebih lima belas mil dari perbatasan kota yang dijaga ketat oleh pasukan tentara musuh, tenda relawan medis berjejer di dekat hilir sungai. Tenda-tenda tersebut sengaja di pindahkan ke dekat tepian sungai agar diam-diam bisa mempermudah penyelundupan para tawanan untuk mendapat pertolongan.Setelah lebih dari enam bulan para tim relawan dikirim ke medan pertempuran, sepertinya mereka cuma semakin tersingkir jauh dari kota yang telah di duduki oleh pihak musuh. Pihak musuh menerbitkan larangan keras bagi siapapun untuk memasuki kota. Penduduk sipil yang masih terjebak di tengah kota sebagian menjadi sandera dan sebagian besar dalam kondisi memprihatinkan, terutama wanita dan anak-anak.Setiap hari gelap para relawan militer akan menyelinap melalui jalur sungai untuk membawa korban terluka dan membebaskan sandera. Kamp para tentara relawan juga terletak tidak jauh dari tenda tim medis agar memudahkan akses bagi mereka untuk saling membantu dan berbagi
BAB 52 HARUS PATUHPutri Sofia yang baru kembali dari asik berlibur langsung dibuat terkejut melihat Hamna sudah menunggunya di Istana Zubair."Apa yang kau lakukan di sini?""Pangeran Al-Waleed mengirim saya untuk menjaga Anda, Putri Sofia.""Mustahil!" Putri Sofia tidak percaya. "Pangeran Al-Waleed telah mengembalikan mu!""Silahkan Anda bicara sendiri dengan Pangeran Al-Waleed."Saat itu juga Putri Sofia menghubungi Pangeran Al-Waleed melalui telepon. Setelah tiga kali nada sambung, Pangeran Al-Waleed langsung menyambut dengan ucapan salam keselamatan dengan nada lembut."Kenapa Hamna ada di Istana Zubair?" Putri Sofia yang sedang terburu emosi langsung menerjang dengan pertanyaan lantang tanpa membalas ucapan salam."Aku yang mengutusnya untuk menjagamu." Pangeran Al-Waleed masih berusaha tenang dengan sikap dewasa."Aku sudah punya Zahra, aku tidak butuh pengawal lagi." Sofia menolak. "Aku tidak suka dengan pengawal yang Anda kirim!""Suka atau tidak suka, kau tetap harus dija
BAB 51 PERTEMPURAN AKAN KEMBALI DIMULAI "Ternyata Putri Sofia pergi berlibur dengan Pangeran Yusuf." Abdul langsung melapor pada Pangeran Al-Waleed. "Darimana kau mendapat informasi itu?" Pangeran Al-Waleed melempar tatapan tajam pada pengawalnya. "Pangeran kecil itu yang baru bercerita." Abdul dan Pangeran Al-Waleed memperhatikan Pangeran Habibi yang masih duduk sendirian. "Tidak mungkin anak-anak akan berbohong" Abdul melanjutkan. "Dia juga memberitahu jika Putri Sofia menyimpan banyak foto Pangeran Yusuf." Telinga Pangeran Al-Waleed semakin terbakar, rongga dadanya bergemuruh hebat dengan rasa panas. "Kembali kirim Hamna untuk mengawasi Putri Sofia!" ****** Terlepas dari hati Putri Sofia yang masih bimbang dan perasaan Pangeran Yusuf yang belum bisa terbalas, mereka tetap harus menjadi saudara yang saling menyayangi. "Apapun yang bakal terjadi aku tidak ingin hal tersebut merubah hubungan kita." Yusuf menggenggam tangan Putri Sofia. "Ya?" Putri Sofia mengangguk
BAB 50 SOFIA & YUSUFSetelah berpisah di savana dengan perasaan cemas, Pangeran Yusuf benar-benar tidak bisa berhenti memikirkan Putri Sofia, apa lagi setelah itu Putri Sofia juga tidak turun untuk makan malam. Pangeran Yusuf sangat takut telah bertindak ceroboh.Dalam pikiran Yusuf, Putri Sofia tetap gadis muda yang masih sangat polos, belum pernah tersentuh oleh laki-laki. Seharusnya Yusuf tidak tergesa-gesa. Sekarang Yusuf merasa sangat bodoh karena tidak dapat menahan diri."Dimana Sofia?" Emillie yang bertanya dimeja makan."Sepertinya dia kelelahan setelah berkuda." Mara yang menjawab. "Zahra sudah mengantar makan malam Sofia ke kamar."Meski tahu penyebabnya, Pangeran Yusuf tidak berani ikut bicara.Sampai larut tengah malam Yusuf melihat kamar Putri Sofia masih terang benderang, tapi Yusuf tidak berani mengusik. Sekedar mengirim pesan pun Pangeran Yusuf tidak berani.Sepanjang malam itu sebenarnya Putri Sofia dan Pangeran Yusuf sedang sama-sama tidak bisa tidur. Sampai lewat
BAB 49 PUTRI SOFIA BERLIBURPutri Sofia mengirim pesan kepada Pangeran Al-Waleed bahwa dirinya tidak bisa datang ke Istana Tamir.[Maaf Pangeran Al-Waleed, saya tidak bisa hadir ke pesta ulangtahun Anda karena mendadak harus menjenguk kakekku]Kakek berarti keluarga dari ibu Putri Sofia. Pangeran Al-Waleed tidak banyak bertanya karena selama ini Yang Mulya Serkan diketahui sangat privat merahasiakan keluarga istrinya.[Semoga kakek Anda diberi kesehatan dan selalu dilimpahi keberkahan, Putri Sofia]Pangeran Al-Waleed membalas pesan dari Putri Sofia dengan sebuah doa seperti adab pria terhormat. Pangeran Alwaleed berpikir kakek putri Sofia pasti sudah jompo dan sakit sakitan.*********"Jared apa kau bisa diam sebentar saja!" Mara berteriak pada suaminya yang sudah kembali berada di atas punggung kuda."Aku hanya ingin mengajak anak-anak berkeliling di perbukitan."Jared mengajak Pangeran Yusuf, Putri Sofia, Pangeran Rasyid, dan tentunya Lana yang tidak mau ketingalan sebagai pasukan h
BAB 48 PILIHAN PUTRI SOFIAEmillie dan Gerald datang berkunjung ke Istana Zubair karena kebetulan mereka sedang berada di timur. Gerald bertemu dengan Yang Mulya Serkan untuk membicarakan masalah pertempuran yang semakin memanas. Sementara itu Emillie pergi menemui Anelies karena tidak mau ikut campur urusan laki-laki.Emillie bukan cuma terkejut karena melihat tingkah Pangeran Al-Waleed yang mengirim begitu banyak kotak kado merah muda, Emilie juga terkejut mendengar putri Sofia demam tinggi karena tekanan stress."Aku bukan cuma takut Sofia jatuh sakit, aku paling takut bila dia kembali nekat kabur." Anelies mengungkapkan kerisauannya pada Emillie. "Aku hanya menginginkan kebahagian untuk Sofia, tapi Yang Mulya Serkan dan seluruh negeri ini pasti juga menginginkan putri kami bersama pria yang setara dengannya."Artinya Sofia tetap tidak bisa bersama sembarangan laki-laki, pernikahannya tetap harus di atur oleh keluarga kerajaan. "Sepertinya Putri Sofia cuma perlu berlibur." Emil
BAB 47 MENJADI GILAFaaz diseret ke sebuah ruangan berdinding biru terang, terdapat banyak sekat kaca tembus pandang dengan berbagai mesin canggih digital. Laboratorium kota telah dikuasai pihak musuh dan mereka alih fungsikan sebagai tempat penyiksaan manusia paling keji.Suara teriakan keras terdengar dari ujung lorong kaca. Suara seorang pria yang terus meraung tersiksa dengan pedih, sesekali juga terdengar suara lecutan disusul tangis memohon ampun. Faaz berusaha menutup rapat telinganya dan tahu dirinya bakal segera bernasib serupa."Ayo cepat seret dia ke mari!"Kaki Faaz kesulitan berjalan tegak karena lututnya juga telah bertubi-tubi mendapat pukulan keras."Beruntung kami tidak akan memotong kaki dan lenganmu!"Faaz masih berani menatap tajam untuk menunjukkan sikap tanpa gentar."Beraninya kau menantangku!"Faaz kembali mendapat pukulan keras hingga sisi rahangnya berderak."Sebentar lagi seluruh kesombongan di kepalamu akan lenyap!"Faaz didorong ke kursi metal, kaki, tang
BAB 46 TANTANGAN BERATKomandan tim relawan telah mengkonfirmasi pada media yang telah meliput kejadian tembakan rudal dua hari yang lalu."Tidak ditemukan tubuh korban di lokasi kejadian!" Kemal juga telah mencari berbagai berita mengenai kejadian tersebut."Pagi setelah ledakan, warga cuma melihat bekas kendaraan militer yang telah hancur. Kondisinya sangat parah. Seandainya Faaz masih selamat dari maut, pasti kali ini dia juga sudah tertangkap oleh pihak lawan.""Oh, Tuhan...!" Kemal terus mencengkeram rambut di kepalanya.Tertangkap sebagai penyusup hukumannya bisa sangat keras mengerikan.*******Putri Sofia sedang duduk di balkon bersama Yang Mulya Seika ketika Zahra datang melapor."Putri Sofia, baru saja Pangeran Al-Waleed datang untuk menjenguk Anda."Sofia cukup terkejut karena dia pikir Pangeran Al-Waleed tidak akan nekat datang."Aku belum mau bertemu siapapun!" Putri Sofia menolak Pangeran Al-Waleed di hadapan Yang Mulya Seika. "Katakan saja aku masih perlu istirahat."