Ternyata Serkan juga benar mengenai mutan yang tidak dapat benar-benar dikendalikan. Secanggih apapun sistem keamanan yang George gunakan untuk mengamankan bayi laki-laki Anelies, nyatanya Gerald tetap bisa masuk ke dalam ruangan tersebut dengan sangat mudah tanpa terlacak radar.Gerald berdiri di balik dinding kaca, memperhatikan bayi laki-laki yang George gunakan untuk mengendalikan Anelies."Hai ..." panggil Gerald dan bayi berpipi montok kemerahan itu langsung menoleh padanya.Gerald balas melambaikan tangan dan tersenyum untuk menyapa."Hai, bayi tampan ... jangan takut."Gerald juga memberi isyarat mengunakan jari telunjuk yang dia sentuh kan ke bibirnya dan berdesis pelan, "Husttt...!"Husain masih balas menatap Gerald kemudian memasukkan jempol jarinya ke dalam mulut untuk dia hisap dengan santai."Kau mau jalan-jalan?"******Malam sudah larut Ketika Tobias kembali ke kediaman Pangeran Albany dan ternyata Jane masih ada di sana."Kau baru pulang?" tanya Jane ketika berpapasan
"Periksa ke semua tempat dan temukan bayinya segera!"Di luar sedang badai mustahil bagi kendaraan jenis apapun untuk keluar dari laboratorium. Seharusnya bayi laki-laki Anelies masih berada di gedung tersebut, apalagi mengingat lokasi mereka yang jauh dari peradaban manusia. Tapi setelah hampir satu jam pencarian serta mengawasi semua kamera CCTV, anehnya sama sekali tidak mereka dapati siapa yang telah masuk ke ruang bayi dan mengambilnya.Tanpa harus banyak berpikir sekalipun, George langsung dapat menduga siapa pelakunya. Mutan penyusup tanpa jejak. Detik itu juga George langsung menelpon Gerald."Aku tahu kau yang telah mengambil bayi di laboratorium!" George juga langsung kembali menuduh sama seperti kemarin."Untuk kali ini kau benar." Gerald masih menangapi dengan santai tanpa dosa."Cepat kembalikan bayi itu sekarang juga!" George benar-benar murka karena merasa diejek."Untuk apa aku harus mengikuti aturanmu?" Nada bicara pemuda itu malah terdengar menantang. "Aku bukan han
"Aku benar-benar tidak menginginkan pria seperti Anda, Mr. Harlot."Tobias langsung menjatuhkan dekapan lembut telapak tangannya di wajah Sanaz yang hangat meski tatapannya sangat dingin, bahkan bibir kemerahan gadis muda itu masih lembab oleh jejak lumatannya tapi hati Sanaz tetap keras sama sekali tidak tersentuh. Benar-benar baru kali ini Tobias merasakan ditolak dan tidak bisa berbuat apa-apa."Terimakasih untuk semua waktumu selama ini.""Saya harus segera pergi jika ternyata tidak ada yang perlu saya kerjakan di sini?" Sanaz benar-benar bersikap tegas dan langsung pergi begitu saja tanpa menghiraukan.Tobias sadar jika Sanaz masih sangat muda, dia memiliki hak untuk memilih pria manapun yang lebih baik dari lelaki brengsek macam dirinya. Tobias tidak berhak untuk mencegah langkah gadis itu apa lagi menyeret Sanaz dalam drama hidupnya yang rumit.Meski hubungan Tobias dan Sanaz harus berakhir di jalan buntu seperti ini, tapi hidup tetap terus berjalan. Tobias akan kembali menjal
"Benar-benar sudah lama sekali aku tidak melihatmu!" pria berjenggot tebal benar-benar masih mengira Nathan sebagai Gerald. "Aku kehilangan nomor telepon." Nathan cukup cekatan untuk mengarang kebohongan. "Bisa aku minta lagi? Jika ada waktu mungkin kita bisa minum di bar." Pria berjenggot itu segera mendiktekan nomor teleponnya agar Nathan simpan. "Terimakasih!" Nathan balas menepuk punggungnya yang tebal. "Aku harus buru-buru mengantar temanku." Mereka berpisah dengan saling melambai sebentar sebelum kembali memasukkan tangan ke dalam saku pakaian hangat. "Seperti kita sudah mendapat titik terang!" Jared setuju dengan pendapat Nathan dan merasa beruntung sahabatnya itu datang. "Apa yang harus kita lakukan sekarang?" Jared minta pendapat Nathan. "Kita tunggu besok agar dia tidak curiga." Karena tidak ada di antara mereka yang bisa langsung membaca pikiran seperti Anelies, maka mereka harus sangat berhati-hati jika ingin bisa mengorek informasi. "Kita cari tahu dulu siapa na
BAN 26 CEMAS Nathan benar-benar telah masuk ke dalam jebakan, Gerombolan pria asing itu telah membuat rencana sangat rapi untuk mengepungnya. Adrik Lucov sengaja mengiringi Nathan ke sebuah bar sepi di pinggiran kota, kemudian semua orang komplotannya berpura-pura sebagai pengunjung bar sampai target mereka masuk ke dalam perangkap. Angkat tanganmu!" Adrik Lucov memberi perintah tegas. Nathan benar-benar di kelilingi oleh puluhan orang bersenjata yang siap menembak kepalanya untuk di buang ke hutan. Nathan pilih mengikuti perintah pria berjenggot tebal itu untuk mengangkat tangan dan membiarkan seorang pemuda memborgolnya ke belakang. "Ikuti perintah kami atau akan kujadikan dagingmu sebagai makanan serigala hutan!" Nathan berjalan patuh bukan karena takut, dia sengaja agar mereka membawanya pada pimpinan mereka. ***** "Aku akan mengijinkanmu pergi pada Gerald setelah kau mendapatkan transfusi DNA!" George memberi syarat. "Itu tidak akan terjadi!" Anelies meraba perutnya. "Ja
Salju kembali turun bersama angin yang berhembus tipis tapi dinginnya tetap menusuk tulang bagi manusia normal. Nathan didorong keluar dari pintu bar, dibawa masuk ke dalam salah satu mobil dalam kondisi mata tertutup dan tangan diborgol. Perlakuan mereka juga sangat kasar, beberapa kali Nathan mendapat pukulan tapi dia pilih tetap diam. Sama sekali tidak ada yang tahu jika sebenarnya Nathan bisa menghabisi mereka semua dengan sangat mudah jika ia mau. "Diam dan jangan berulah!" ancam suara serak dari pria tinggi besar yang baru mendorong punggung Nathan. Meskipun sedang tidak bisa melihat apa-apa, indra pendengaran Nathan yang sangat sensitif tetap dapat menghitung berapa jumlah mobil yang mengekor di belakang mereka. Jika mencium aroma atmosfer udara dari angin yang berhembus dari celah kaca jendela, seperti barisan mobil tersebut menuju ke kawasan hutan. Nathan mencium aroma oksigen yang lebih pekat di tengah udara beku. Jalanan yang mereka lalui lama-lama juga mulai bergelombang
Anelies masih belum tahu sama sekali bakal seperti apa mutan liar yang bakal dia hadapi. Tapi demi keselamatan bayinya, Anelies rela menukar nyawa untuk dipanggang atau direbus sebagai pelengkap ritual pemujaan. Dalam pikiran Anelies, Gerald adalah mutan penganut sekte sesat yang memang membutuhkannya sebagai tumbal. Tidak ada bedanya dengan George Loghan yang ingin menjadi penguasa dan hidup kekal. "Dengarkan aku baik-baik!" George kembali memperingatkan Anelies. "Jangan pernah percaya dengan apapun yang dia ucapkan!" George merasa perlu mendoktrin isi kepala Anelies sebelum melakukan pertukaran. "Mungkin dia akan membujuk dan memberimu janji agar mengkhianatiku, cuma satu yang perlu kau ingat!" George mempertegas ucapannya dengan menjentikkan jari. "Tidak ada satu orangpun di muka bumi ini yang paling perduli padamu selain aku!" George juga mendekat untuk mengecup kening serta kedua sisi pipi Anelies. "Kau juga telah menggenggam jantungku!" George tidak berbohong mengenai perasa
Pagi yang cukup cerah meskipun lapisan salju tebal tetap tidak akan menurunkan suhu udara sedikitpun. Selimut salju putih itu justru hanya akan terlihat semakin benderang untuk menyilaukan mata. Suhu hari ini tercatat minus empat puluh tujuh derajat, Gerald membuka langit-langit tempat persembunyiannya yang berbingkai kaca dan Husain langsung melonjak ceria karena melihat awan. Bayi montok itu menjejakkan kaki serta tangan sambil tertawa dengan berbagai celotehan aneh. Bayi adalah mahluk asing yang paling sering menyusahkan, tapi kadang Gerald juga merasa memiliki teman meski bahasanya susah dicerna. "Dengar!" Gerald menjentikkan jari utuk mengajak Husain bicara. "Hari ini kita punya misi, jika kau pintar aku akan membuatkanmu tiga botol susu hangat sebagai bonus!" Gerald dan Nathan sudah menyusun rencana untuk mengecoh George Loghan. Nathan Akan bertugas membawa Husain sementara Gerald sendiri yang akan mengambil Anelies. "Geh ... Geh ... Geh ... Aleb' bruuuuu ...." "Jangan terus
BAB 6 KACAUSudah hampir setengah jam Putri Sofia masuk ke dalam toilet dan sampai sekarang belum keluar. Penata makeup dan gaun yang tadi bersabar menunggu akhirnya memberanikan diri untuk mengetuk pintu toilet."Putri Sofia!"Sama sekali tidak ada jawaban dari dalam."Putri Sofia, apa Anda baik-baik saja?"Tetap tidak ada jawaban, mereka semua mulai cemas. Dua orang yang lain ikut mengetuk pintu, memutar handel dan mendorong."Pintunya terkunci dari dalam!"Mereka panik."Panggil pengawal!"Salah satu dari mereka berlari keluar untuk memangil pengawal sementara yang lain terus berusaha menggedor pintu toilet sambil memanggil nama Putri Sofia berulang-ulang. Benar-benar tidak ada jawaban dari dalam, mustahil jika mereka semua tidak cemas ketakutan, apa lagi Putri Sofia sudah hampir setengah jam di dalam kamar toilet.Tiga orang pengawal wanita tiba, mereka langsung mencongkel daun pintu kamar mandi untuk didobrak paksa."Oh, Tuhan!"Mereka semua syok, Putri Sofia sudah tidak ada di d
BAB 5 PANGERAN AL-WALEEDPangeran Al-Waleed adalah putra mahkota dari kerajaan besar super kaya raya. Selain berparas tampan, Pangeran Al-Waleed juga sangat di segani sebagai politisi muda brilian. Raja Haleed berharap putra mahkotanya segera bisa menikahi putri Yang Mulya Serkan. Mereka sama-sama memiliki harapan besar untuk bisa menjalin kekeluargaan.Tahun ini usia Pangeran Al-Waleed dua puluh delapan tahun, sudah cukup matang untuk menikah dan memiliki keturunan. Selisih usia sepuluh tahun antara Pangeran Al-Waleed dengan Putri Sofia tidak akan jadi soal, Pangeran Al-Waleed masih sangat muda dan luar biasa tampan. Pria yang jauh lebih dewasa justru akan lebih tenang untuk menghadapi Putri Sofia yang masih sangat muda dan manja."Apa saya boleh masuk Pangeran?" Suara Abdul mengetuk daun pintu kamar Pangeran Al-Waleed dari luar."Masuklah."Abdul adalah pengawal kepercayaan raja Khaleed yang sekarang juga dipercaya untuk mendampingi putra mahkota. Setelah mendorong daun pintu untu
BAB 4 DELAPAN BELAS TAHUNSelain Pangeran Hamdan dan Pangeran Habibi, Yang Mulya Serkan juga memiliki seorang putra tampan yang mulai beranjak remaja. Tahun ini usia Pangeran Husain sudah menginjak empat belas tahun, pemuda tampan itu terlihat sedang fokus membaca buku filsafat di perpustakaan istana. Semakin tumbuh dewasa, Pangeran Husain semakin mirip dengan Brandon Lington yang diam-diam suka menekuni buku filsafat serta sejarah.Nampaknya Pangeran Husain semakin penasaran dan terus penasaran dengan asal mula kemampuan spesialnya. Husain merasa perlu mengetahui sumber energi terbesar dalam dirinya untuk dapat dia kendalikan dengan sempurna. Pangeran Husain telah berjanji akan membantu Zontus terlepas dari darah immortal, mereka harus berhasil, tidak boleh gagal lagi.Pangeran Husain masih fokus memahami kalimat filsafat yang sangat ambigu mengenai para leluhur kerajan dan tiba-tiba datang pengganggu tidak di undang."Husain lihat ini!" Pangeran Habibi datang untuk pamer. "Aku berf
BAB 3 KEMENANGANFaaz berhasil menjadi juara pertandingan berkuda untuk piala Putra Mahkota dengan total hadiah sepuluh juta dolar. Kemenangan yang masih terasa seperti mimpi. Faaz berhasil mengalahkan atlet-atlet ternama lainya termasuk Pangeran Yusuf. Begitu Faaz turun dari atas punggung kuda, beberapa wartawan langsung datang mengerumuninya untuk wawancara."Apa yang ingin kau sampaikan untuk kemenangan menakjubkan ini?""Ini adalah mimpi, saya masih kehabisan kata-kata untuk menggambarkan apa yang saya rasakan ini." Faaz gugup menghadapi pertanyaan media. "Aku ingin berterima kasih pada kedua sahabatku!"Faaz langsung merangkul Ahmed dan Ramzi untuk ikut berfoto di hadapan kamera para wartawan."Tanpa mereka aku tidak akan berdiri di arena ini!" Faaz terus berbangga pada kedua sahabatnya. "Aku sangat beruntung!""Kau akan mendapatkan sepuluh juta dolar, apa rencanamu setelah ini?"Antusiasme para wartawan tidak kalah menggebu dengan hadirnya juara baru dari seorang anak muda yang
BAB 2 PUTRI SOFIASebagai putri dari raja kaya raya, sejak kecil Putri Sofia telah hidup di tengah kemegahan serta kemewahan Istana Zubair, selalu jadi yang paling cantik dan disayang oleh Yang Mulya Serkan. Karena kecantikannya Putri Sofia tidak pernah diperbolehkan pergi ke sekolah umum, meski demikian Putri Sofia tetap mendapatkan pendidikan privat dari guru-guru terbaik. Sekarang Putri Sofia telah tumbuh menjadi gadis cantik jelita yang cerdas, sopan dan tetap sangat dimanja.Karena Putri Sofia tidak pernah bergaul di luar lingkungan istana, lingkungan pergaulan yang sempit membuat Putri Sofia diam-diam mengagumi sepupunya sendiri sejak mereka masih anak-anak. Hanya Pangeran Yusuf yang selalu paling tampan di mata Putri Sofia. Putri Sofia tidak pernah perduli dengan perjodohannya dengan Pangeran Al-Waleed.Belum ada yang tahu mengenai rencana perjodohan Putri Sofia dengan Pangeran Al-Waleed, seharusnya Putri Sofia sendiri juga belum tahu seandainya dia tidak diam-diam menguping pe
BAB 1 Al-FAAZATiga orang pemuda terlihat sedang berkuda mengelilingi perbukitan tandus, mereka berlomba untuk memacu kaki kuda masing-masing sekencang mungkin. Persaingan semakin keras dan sengit begitu memasuki putaran ke dua. Sejak putaran awal kuda Arab berbulu perunggu yang terus melesat di barisan paling depan, terus meluncur seperti peluru berkaki empat. Jantung ikut berdebar keras, darah ikut mengalir panas bercampur luapan api adrenalin. Setelah tiga kali putaran, kuda perunggu tetap jadi yang terdepan hingga kedua rekannya meledakkan teriakan."Faaz kau hebat!" Ahmed berteriak sampai serak"Kau harus ikut pertandingan tahun ini!" Ramzi ikut memberi semangat pada kawannya yang tidak pernah terkalahkan dalam berkuda."Aku bukan penunggang kuda profesional." Faaz melompat turun dari atas punggung kuda untuk menghampiri kedua rekannya Ramzi dan Ahmed."Aku yakin kau bisa menjadi juara! Kau memiliki kemampuan alami, dari darah dan jantungmu! Kau bisa mengalahkan para profesional
BAB 297 EXSTRA PARTTIGA TAHUN KEMUDIANMia melihat keluar halaman melalui jendela kamar, dia melihat induk rusa dan kedua anaknya. Mia baru sadar jika kedua anak rusa tetap anak-anak setelah tiga tahun berlalu. Rusa-rusa itu adalah mahluk sihir, mahluk sihir peliharaan Putri Eluise yang sama sekali tidak berubah setelah sekian abad berlalu dan pemiliknya telah melupakannya. Dunia benar-benar tidak berjalan sebagimana mestinya buat mereka.Mia beralih memperhatikan telapak tangannya di bawah pantulan sinar jingga matahari pagi yang sedang cerah. Mia melihat aliran darah kebiruan dibalik kulit punggung telapak tangannya. Manusia memiliki aliran darah hangat berdenyut hidup. Hidup artinya tumbuh, terus berubah dan pasti akan menua. Seharusnya Mia bersyukur dengan segala keistimewaan manusia yang terus bersikeras ingin Zontus pertahankan seperti itu.Mia masih memperhatikan urat nadi di punggung telapak tangannya ketika kemudian melihat Zontus berjalan di halaman. Zontus sedang memetik a
BAB 296Sepulang dari pesta pernikahan Theo dan Julie, Mia yang baru berganti pakaian menyusul duduk di samping Zontus. Zontus terlihat baru menghidupkan layar laptopnya ketika Mia mulai bicara."Sepertinya aku setuju dengan saranmu mengenai bayi tabung."Zontus terkejut mendengar Mia tiba-tiba kembali membahas mengenai bayi tabung."Papaku juga berasal dari hasil inseminasi buatan yang dibekukan dan ditanamkan pada rahim wanita lain beberapa tahun kemudian setelah James Loghan lahir. Papaku dan James Loghan sebenarnya adalah hasil iseminasi buatan dari satu sel telur, sama seperti Gerald dengan Nathan, mereka kembar identik tapi tumbuh di rahim wanita berbeda."Mia menceritakan semua hal yang tadi baru dia dengar dari Aron Loghan. Niat awal Mia, sebenarnya cuma ingin curhat pada Aron tentang keinginan Zontus mengenai bayi tabung. Awalnya Mia mengeluh sedih, tapi ternyata Aron justru sangat mendukung hingga memberikan banyak contoh nyata dari orang-orang di dekat mereka."Sepertinya
BAB 295 MENDAPATKAN KELUARGASetelah mengucapkan janji pernikahan, Theo memakaikan sebuah cincin berlian cantik di jari manis Juli."Terima kasih karena telah menyelamatkanku dari dunia gelap tanpa masa depan. Terimakasih kasih telah hadir dengan hatimu yang penuh cinta tanpa batas." Theo mencium pengantin cantiknya di hadapan semua tamu.Semua yang tahu perjalanan Theo bersama Julie pasti akan terharu melihat Theo berani menentang keluarganya untuk nekat menikahi Julie. Gerald dan Emillie juga datang ke pernikahan Theo, mereka duduk dalam satu meja bersama Mara, Mia dan Zontus. Mara juga ikut sangat bangga melihat Jared berjalan mendampingi Julie. Julie yang telah hidup sebatang kara kali ini akan ikut mendapatkan banyak keluarga."Oh, dia sangat manis." Mara menitikkan airmata haru ketika mendengar Theo menyebut nama Julie sebagai istrinya.Suara tepuk tangan dan ucapan selamat serempak bergemuruh dari para tamu yang ikut berbahagia. Cuma Mrs. Haris yang sama sekali tidak mau memb