JANGAN LUPA VOTE YA
Salju kembali turun bersama angin yang berhembus tipis tapi dinginnya tetap menusuk tulang bagi manusia normal. Nathan didorong keluar dari pintu bar, dibawa masuk ke dalam salah satu mobil dalam kondisi mata tertutup dan tangan diborgol. Perlakuan mereka juga sangat kasar, beberapa kali Nathan mendapat pukulan tapi dia pilih tetap diam. Sama sekali tidak ada yang tahu jika sebenarnya Nathan bisa menghabisi mereka semua dengan sangat mudah jika ia mau. "Diam dan jangan berulah!" ancam suara serak dari pria tinggi besar yang baru mendorong punggung Nathan. Meskipun sedang tidak bisa melihat apa-apa, indra pendengaran Nathan yang sangat sensitif tetap dapat menghitung berapa jumlah mobil yang mengekor di belakang mereka. Jika mencium aroma atmosfer udara dari angin yang berhembus dari celah kaca jendela, seperti barisan mobil tersebut menuju ke kawasan hutan. Nathan mencium aroma oksigen yang lebih pekat di tengah udara beku. Jalanan yang mereka lalui lama-lama juga mulai bergelombang
Anelies masih belum tahu sama sekali bakal seperti apa mutan liar yang bakal dia hadapi. Tapi demi keselamatan bayinya, Anelies rela menukar nyawa untuk dipanggang atau direbus sebagai pelengkap ritual pemujaan. Dalam pikiran Anelies, Gerald adalah mutan penganut sekte sesat yang memang membutuhkannya sebagai tumbal. Tidak ada bedanya dengan George Loghan yang ingin menjadi penguasa dan hidup kekal. "Dengarkan aku baik-baik!" George kembali memperingatkan Anelies. "Jangan pernah percaya dengan apapun yang dia ucapkan!" George merasa perlu mendoktrin isi kepala Anelies sebelum melakukan pertukaran. "Mungkin dia akan membujuk dan memberimu janji agar mengkhianatiku, cuma satu yang perlu kau ingat!" George mempertegas ucapannya dengan menjentikkan jari. "Tidak ada satu orangpun di muka bumi ini yang paling perduli padamu selain aku!" George juga mendekat untuk mengecup kening serta kedua sisi pipi Anelies. "Kau juga telah menggenggam jantungku!" George tidak berbohong mengenai perasa
Pagi yang cukup cerah meskipun lapisan salju tebal tetap tidak akan menurunkan suhu udara sedikitpun. Selimut salju putih itu justru hanya akan terlihat semakin benderang untuk menyilaukan mata. Suhu hari ini tercatat minus empat puluh tujuh derajat, Gerald membuka langit-langit tempat persembunyiannya yang berbingkai kaca dan Husain langsung melonjak ceria karena melihat awan. Bayi montok itu menjejakkan kaki serta tangan sambil tertawa dengan berbagai celotehan aneh. Bayi adalah mahluk asing yang paling sering menyusahkan, tapi kadang Gerald juga merasa memiliki teman meski bahasanya susah dicerna. "Dengar!" Gerald menjentikkan jari utuk mengajak Husain bicara. "Hari ini kita punya misi, jika kau pintar aku akan membuatkanmu tiga botol susu hangat sebagai bonus!" Gerald dan Nathan sudah menyusun rencana untuk mengecoh George Loghan. Nathan Akan bertugas membawa Husain sementara Gerald sendiri yang akan mengambil Anelies. "Geh ... Geh ... Geh ... Aleb' bruuuuu ...." "Jangan terus
BAB 30 KABUR Semua hal memang bisa tiba-tiba terjadi di luar rencana dan jadi tidak terkendali. Pasukan bersenjata yang dibawa oleh George Loghan dibantai habis dengan dibombardir dari udara oleh beberapa jet tempur. Jelas sekali jika target mereka adalah para mutan. Meski George Loghan dan Gerald masih bisa kabur tapi gadis berambut merah telah berhasil mereka dapatkan. Nathan berlari membawa bayi Anelies menembus hutan pinus beku. Desingan udara kering menyapu pipi bayi laki-laki yang menempel di dadanya. Nathan terus berlari seperti musang salju tanpa dapat tercium lagi jejaknya, dia harus lebih cepat untuk bisa kabur karena dia tahu Gerald pasti akan segera sadar ia telah berkhianat. Begitu berhasil menebus hutan terlihat dari kejauhan mobil berbodi hitam tebal yang dikendarai oleh Jared. Mobil tersebut langsung menukik dan merentangkan pintu dengan suara ban berdecit nyaring. "Masuk!" Nathan segera melompat masuk, Jared kembali melaju. "Bagaimana bayinya?"Nathan buru-buru
Yang Mulya Serkan harus segera kembali ke istana agar tidak ada yang curiga jika dirinya telah terlibat. Jared akan menyembunyikan Anelies sampai mereka dapat membereskan George Loghan. Jared dan Nathan juga akan dibantu Dom yang kali ini sudah terbang menyusul untuk bergabung. Mereka harus dapat menangkap George Loghan lebih dulu sebelum dia yang menemukan mereka. Nampaknya apa yang sangat Anelies takutkan selama ini benar-benar akan terjadi tanpa bisa dia hentikan lagi. "Aku tidak mau melihat mereka bertempur melawan George. Aku tidak ingin keluargaku terluka, George Loghan benar-benar bukan lawan sepadan!" "Percayalah, dia dapat kita kalahkan jika saling bekerja sama!" Selain ingin menjadi penguasa, pasti George juga akan menghabisi anak-anak spesial yang dia anggap pembangkang, karena itu dia tetap harus di lenyapkan lebih dulu bagaimanapun caranya. "Dia tidak bisa kita biarkan hidup!" Anelies juga masih ingat bagaimana tadi Yang Mulya Serkan terus mengejar George sebagai s
Sebenarnya jadwal kelahiran bayi Jeny masih tiga minggu lagi karena itu Pangeran Albany berpikir dia masih punya cukup waktu untuk membantu Yang Mulya Serkan. Sudah tiga malam sejak kepergian Pangeran Albany, Jeny mulai gelisah, bahkan bekas bantalnya pun sampai dia peluk karena rindu. Sejak menikah dan hamil mereka memang hampir tidak pernah berjauhan, apa lagi dengan sifat Jeny yang biasa di manja. Mungkin karena kurang tidur dan terlalu banyak pikiran, perut Jeny jadi mulai mulas. Awalnya Jeny hanya merasakan rambatan nyeri ringan di bagian bawah perut dan sama sekali tidak berpikir jika hal tersebut merupakan gejala awal persalinan. Jeny yang sama sekali belum berpengalaman tidak bakal paham jika dia sudah mulai mengalami kontraksi. Malam itu Jeny juga terus gelisah tidak bisa tidur apa lagi Pangeran Albany sulit untuk dia hubungi. Jeny baru tertidur setelah tengah malam dan tiba-tiba kembali terbangun dengan rasa nyeri yang luar biasa. Jeny sedang sendirian, Pangeran Albany teta
BAB 33 BELUM BERAKHIR Jeny sudah diperbolehkan bersandar ketika Tobias dan Sanaz ikut masuk ke kamarnya. "Papa ...!" Tobias segera memeluk putrinya dengan hati-hati dan penuh terimakasih. Tobias juga tidak ada henti menciumi kening serta pipi Jeny seolah dia masih anak-anak yang kemarin baru dia antarkan pergi ke sekolah. "Kau sudah menjadi ibu yang hebat!" Kali Ini Tobias mencium puncak kepala Jeny. "Dimana bayiku?" Jeny hanya melihat Papanya datang bersama Sanaz. "Sebentar lagi akan dibawa kemari." Tidak sampai sepuluh menit seorang perawat datang membawa bayi laki-laki tampan untuk bertemu ibunya. "Oh, Tuhan ...." Tobias luar biasa takjub melihat bayi laki-laki seberat tiga kilo gram yang baru lahir dari putrinya. "Dia sangat tampan." "Anda boleh menggendongnya Mr. Harlot," perawat wanita itu mempersilahkan. "Bagaimana?" Tobias masih bingung. Sanaz yang akhirnya membantu Tobias untuk mengangkat bayinya lebih dulu. "Kemarikan lengan Anda." Sanaz meletakkan bayi tampan
Selain harus menyembunyikan Anelies dari George Loghan. Serkan juga harus melindungi Anelies dari rumor di lingkungan istana. Sudah empat bulan Anelies tidak berada di istana, tidak boleh ada yang tahu jika Anelies telah diculik dan sekarang masih harus bersembunyi. Karena jika anggota eksekutif kerajaan sampai tahu, maka Serkan bisa ikut mendapat masalah lagi. Serkan bisa mempercayai Anelies seutuhnya tapi tidak dengan mereka. Kesucian seorang istri yang telah dibawa keluar dari rumah suaminya tetap akan dipertanyakan. Karena seorang raja harus menjaga kemurnian keturunan mereka, bukan cuma untuk dirinya sendiri tapi untuk semua masyarakatnya. Anelies benar-benar harus Serkan ceraikan jika sudah dianggap tidak suci, dan seorang raja tidak boleh hidup tanpa pendamping. Artinya Serkan juga harus segera menikah lagi. Walaupun Serkan punya kuasa, tapi dia tetap tidak boleh melanggar peraturan istana. Tapi bukan Serkan jika tidak banyak akal untuk mengelabui semua orang. Serkan kembali
BAB 200 ISTANA LATUZAMalam sedang gelap gulita tanpa rembulan, langit hitam pekat, sunyi tanpa udara bergerak. Atmosfer mencekam dari istana Latuza sudah terasa dari jarak puluhan mil. Istana megah yang terletak di tengah hutan itu di naungi perisai sihir tebal, tidak akan nampak dari pandangan manusia. Tapi bagi mahluk yang peka, pasti mereka sudah dapat merasakan keberadaan bahaya dari ular wanita pemangsa.Sejak peradaban kuno iblis wanita berwujut ular telah menjadi mahluk sihir paling berbahaya untuk ditemui di tengah hutan. Tidak sedikit manusia yang tersesat juga mereka mangsa, ada yang langsung mereka telan ada juga yang mereka ajak bersetubuh terlebih dahulu sebelum dimangsa. Ular wanita memang suka menawarkan kenikmatan untuk menjerat mangsa. Karena itu jangan pernah terlena dengan godaan wujud wanita cantik ketika sedang berada di tengah hutan atau goa-goa sarang mereka.Dari kejauhan Theo sudah dapat melihat perisai gelap yang menaungi istana Latuza, dalam mata seekor ly
BAB 199 MENCULIK LANALana sedang duduk bermain ponsel barunya sambil menunggu Kai yang sedang sibuk menelpon. Tiba-tiba seekor Lycan menghampirinya."Ponselmu bagus.""Ya, ini baru!" Lana memamerkan sampul cantiknya. "Aku suka Daisy Duck!""Apa kau ingin bertemu Daisy Duck?" Theo membujuk Lana. "Hari ini ada pertunjukan di Disneyland!""Wao!" Mata Lana langsung berbinar. "Bagaimana aku bisa ke sana?""Aku punya dua tiket jika kau mau ikut?""Ya ... Ya... Aku mau!"Lana langsung bersemangat kemudian menoleh Kai yang masih fokus menelpon."Jangan sampai dia tahu!" Lana sendiri yang menyarankan untuk menyelinap kabur sembunyi-sembunyi.Walaupun dapat mencium aroma darah lycan di tubuh Theo, tapi Lana bisa merasakan jika pemuda itu lycan yang baik. Seandainya bukan Theo yang diberi tugas untuk menculik Lana pasti gadis nakal itu tidak akan mau ikut segampang itu.Lana terus berjalan mengekor di samping Theo yang menarik lengannya. Mereka pergi bertiga tapi Lana kurang suka dengan lycan
BAB 198 MASIH MENJADI MISTERIMia keluar dari ruang kuliah, pergi ke halaman parkir, tapi tidak melihat Zontus di manapun. Mia coba memeriksa pesan, ternyata Zontus juga belum kembali mengirim pesan. Setelah menunggu beberapa saat dan Zontus tidak juga muncul, akhirnya Mia pulang sendiri. Meski sudah sore tapi sinar matahari masih panas terik. Walaupun Mia bisa pulang ke apartemennya dengan berjalan kaki menyebrangi taman, tapi akhirnya Mia pilih mengunakan taksi. Mia enggan bertemu Lycan yang berkeliaran, karena sampai sekarang Mia masih belum terbiasa dengan aroma darah busuk.Tiba-tiba dalam perjalanan puang itu Mia teringat Theo, sudah lebih dari dua minggu mereka tidak pernah berkomunikasi. Theo juga tidak terlihat mengirim pesan atau mengirim status baru di media sosial miliknya. Dalam hati Mia cuma bisa berdoa semoga pemuda itu baik-baik saja, karena rasanya Mia juga belum bisa membatu Theo selama dia masih terus mual dan muntah cuma untuk sekedar berdekatan.Begitu sampai di
BAB 197 DARAH MURNI RAJA NEGERI UTARA.Latuza benar-benar tidak bisa menyentuh Gerald, darah murni di tubuh pemuda itu terlalu kuat. Sepertinya Latuza memang tidak akan bisa mengunakan pengaruh sihirnya, dia harus bisa membujuk Gerald. Latuza kembali mebangunkan Gerald.Begitu Gerald kembali membuka mata dia melihat Latuza sedang duduk menunggu di samping ranjang dengan wijud sangat cantik."Apa yang kau ingnkan?" Gerald yang bertanya."Aku menginginkanmu!" Latuza mendekat.Gerald reflek menjauh karena aroma Latuza yang anyir membuat mual. Semula Gerald juga tidak manyangka aroma Latuza bakal sebusuk ini. Semakin ular betina itu berganti kulit dan kenyang dengan mangsa, maka aromanya akan semakin busuk bagi indra penciuman yang peka seperti Gerald."Akan kuberikan segalanya asal kau mau menjadi lelakiku.""Kau memangsa para penyihir!" Gerald juga langsung menatap Latuza dan terus menjaga jarak waspada karena Gerald benar-benar tidak suka."Jangan takut padaku, aku tidak akan menyakiti
BAB 196 TERTANGKAPTidak ada yang tahu jika Gerald telah tertangkap oleh Latuza. Walaupun Latuza tidak bisa menyentuh tubuh Gerald, tapi ular wanita licik itu pasti akan terus mencari akal untuk bisa menguasai keturunan dari raja negeri Utara."Oh, Tuhan!" Emillie tidak sengaja menjatuhkan gelas kristal yang akan dia berikan pada Anelies. Selain bertugas menjaga Anelies dari incaran para Lycan, Emillie juga harus memastikan semua makan Anelies terhindar dari sihir wanita ular."Kenapa denganmu?" Anelies buru-buru menghampiri adiknya."Tiba-tiba aku memcemaskan Gerald.". Emillie masih berdiri syok dengan dada berdebar."Dia akan pulang!" Anelies menenangkan Emillie."Aku melihatnya kembali." Anelies juga sangat yakin."Semoga Gerald kembali seperti yang kita semua inginkan." Jantung Emillie masih berdebar tapi dia juga harus selalu ingat jika mereka semua memang sedang berjuang.Mereka semua telah membagi tugas masing-masing untuk bisa berhasil. Yang Mulya Serka bertugas membujuk apara
195 DARAH MURNI DARI UTARAWalaupun tersembunyi ditengah kerumunan para penyihir, Latuza tetap langsung mengenali darah murni yang mengalir di tubuh Gerald."Siapa namamu?""Gerald!"Tapi nama Gerald benar-benar asing untuk latuza. Selama ini Latuza memang tidak pernah tahu jika raja negeri Utara masih memiliki keturunan yang lain, pemuda berdarah murni yang juga memiliki wajah rupawan seperti leluhurnya.Diam-diam Latuza tersenyum dan langsung menoleh pada para lycan untuk memberi perintah. "Bawa di ke istanaku!"Tiga pria bercincin hitam menghampiri Gerald, salah satunya adalah Theo."Ikut dengan kami!"Gerald berjalan patuh mengikuti perintah mereka. Gerald dipisahkan dengan para penyihir untuk dibawa ke istana Latuza.Theo terus ikut mengantar Gerald tapi mereka tidak saling berkomunikasi sama-sekali. Sebenarnya ini juga kali pertama Theo melihat istana Latuza. Selain simbol tiga bintang bersusun, di pintu gerbang istana Latuza juga terdapat simbol ular yang melilit tongkat.Ula
BAB 194 MENYELINAPDiam-diam Theo juga memantau keluarga Jhony. Sudah beberapa hari Theo memperhatikan aktifitas putri Jhony. Julie bekerja di dua tempat, biasanya Julie akan berangkap pagi untuk bekerja di sebuah restoran kecil sampai sore, gadis itu cuma istirahat sebenatar kemudian pergi lagi untuk bekerja malam sebagai kasir minimarket dua puluh empat jam.Bekerja malam memang kondisinya lebih sepi, tidak terlalu banyak pelanggan yang harus dilayani, tapi tetap memerlukan ketahanan fisik karena harus begadang sampai hampir pagi. Theo melihat putri Jhony sudah bekerja sangat keras untuk gaji yang tidak seberapa. Theo juga baru tahu jika bibi Julie sedang dirawat di rumah sakit, karena itu Julie harus bekerja keras sendiri untuk menyewa tempat tinggal, membayar semua tagihan dan membiayai perawatan bibinya yang tidak memiliki asuransi.Theo melihat Julie keluar untuk pekerjaan malam, gadis itu pergi mengendarai mobil sedan tuanya yang bercat kusam. Begitu Julie pergi, Theo langsung
BAB 193 BUKAN SIHIRSetelah Kai dan Mia pergi, Henry langsung bicara pada Livie."Teman Mia sangat aneh, aku curiga mentalnya tidak sehat!""Kulihat Tom sangat baik!" Livie malah membela Zontus. "Dia tidak minum alkohol, sangat disiplin menjaga Mia yang ceroboh dan kelihatannya Tom bukan tipe pemuda yang suka membual atau memamerkan kekayaan keluarganya!""Kenapa tidak sekalian kau sebutkan dia sangat tampan, sampai membuat para wanita tidak sadar dengan potensi psikopatnya!""Jangan berlebihan!" Livie menegur kecurigaan Henry."Akui saja, kau juga membela pemuda itu karena dia sangat tampan!"Livie langsung berhenti untuk menatap Henry."Sepertinya kau dan Kai hanya sedang cemburu!""Pemuda itu cuma ingin menguasai Mia, kenapa kau tidak bisa melihatnya!"******Mia pulang berdua dengan zontus, Lana tidak ikut mereka lagi karena Lana akan menginap di tempat Kai selama tiga malam. Seharusnya cukup melegakan bagi Mia, dia tidak harus mengurus keponakan nakal selama tiga hari. Tapi men
BAN 192 BERTEMU KAIWalaupun sudah duduk di dalam mobil Zontus, Mia tetap tidak bisa tenang. Jantung Mia terus berdebar-debar karena Zontus akan ikut bertemu dengan keluarganya, apa lagi di tempat Livie nanti juga akan ada Kai beserta istrinya."Mia apa kau tidak lupa membawakan baju gantiku?" Lana mengingatkan Mia. "Aku akan menginap di tempat Kai!""Ya, sudah ada di dalam tasmu!"Mia masih tegang karena memikirkan Zontus yang akan bertemu Kai. Selama mereka masuk ke dalam mobil, Zontus sama sekali belum bicara. Mustahil jika Mia tidak cemas, Mia takut Zontus membuat keluarganya celaka. Zontus bisa melenyapkan apapun cuma dengan menjentikkan jari jika sedikit saja merasa terusik atau marah.Begitu Zontus menghentikan mobilnya di area basement, Lana langsung buru-buru keluar paling dulu. Lana menenteng ransel kecil merah muda miliknya yang berisi pakaian ganti untuk menginap di tempat tinggal Kai."Ingat kau sudah berjanji untuk tidak menyakiti keluargaku!" Mia menoleh Zontus yang m