Mengurusi masalah sendiri saja sudah melelahkan, eh, ini, mereka malah harus mengurusi masalah orang lain, yang orangnya saja tak merasa jika dirinya bermasalah! Sungguh terlalu kalau kata Bang Haji Oma.Terima atau tidak, keputusan pun telah dibuat oleh orang tua Simon. Posisi sebagai pewaris anak itu kini terancam dengan kandidat lain yang dirinya buat secara tidak sengaja.Rasakan! Memangnya enak. Sedari awal jika anak itu tidak berdrama dan mempertanggung jawabkan perbuatannya, kisah malang tentang terampasnya hak waris anak itu pasti tidak akan tercipta.Gara-gara Simon, hari-nya menjadi sangat sibuk. Ia tidak hanya dipaksa ber-cosplay untuk jadi penasehat dadakan, tapi juga detektif swasta tanpa bayaran yang harus mencari data-data seorang wanita, yang sosoknya dihamili oleh sahabatnya.“Capek banget, capek.” Racau Cinta sembari menggeleparkan tubuhnya keatas ranjang.Dari arah belakang dengan langkai zombie-nya, Adnan pun menyusul pergerakan sang istri. Namun, sebelum pria itu
“Bye-bye, Tante. Nanti jemput Thania ya..”Cinta melambaikan tangannya, berdada, melepaskan Nathania yang mulai baru saja melewati gate gedung sekolahnya. Setelah gadis cilik dan pengasuhnya itu tak lagi terlihat, Cinta yang sama sekali belum melunturkan senyuman di wajah cantiknya, tampak menghembuskan nafas.“Abis nikah sama CEO bukannya naik pangkat, malah turun jadi tukang anter anak sekolah. Sib-Nasib!” Celotehnya, berhasil membuat bahu-bahu Adnan tergetar oleh tawa.“Makanya kamunya jangan terlalu manjain dia, Yang. Maminya aja jarang nganterin kok.”Cinta pun mendengus.Kalau kakak iparnya sih beda cerita ya. Wanita itu kan memang super sibuk. Jadwal kerjanya sangat padat. Apalagi sejak dirinya dinyatakan hamil anak suaminya, beberapa tugas yang mengharuskan Adnan untuk bekerja di luar kota, seketika saja dilimpahkan kepada sang kakak.Karena hal itu, sosoknya semakin jarang terlihat di rumah. Kalau pun ada waktu untuk menyenangkan Nathania, waktunya sungguh sangat terbatas. Be
Cinta memasuki gedung perusahaan milik papi mertuanya dengan Adnan yang menggendong bridal tubuhnya.Setelah sadar dari kekonyolan nafsu makannya, saraf ditubuhnya tiba-tiba saja melemah. Entah itu karena efek kekenyangan yang datang sangat terlambat, Cinta sendiri pun tak tahu persisnya— yang pasti, ia menjadi kesulitan untuk bergerakkan diri.“Malu banget aku tuh.” Gumam Cinta, menelungkupkan kepala pada permukaan tuxedo yang Adnan kenakan.“Pengen nyemplung ke rawa-rawa rasanya.”“Nyemplung ke hati-nya Mas aja, Yang.”Bugh!Adnan menahan napas kala sebuah hantaman mampir, mengenai dadanya.“Kamu, maaah! Aku lagi serius juga!”Benar-benar kacau. Selain rasa kenyang yang datangnya terlambat, keterlambatan itu juga menyerang kesadarannya. ‘Telat banget gue nyadarnya, kalau gue malu-maluin.’ Sesalnya, karena bertingkah seperti gelandangan yang sudah lima abad tidak menyentuh makanan.“Nggak perlu malu, Sayang. Makan banyak kan dibayar. Mereka tadi juga keliatan seneng banget kan, waktu
“Katanya jadi kismin, kok si Momon bisa naek first class?” desah Cinta, kecewa.Padahal ia sudah bercosplay menjadi atlet lari untuk menanyakan, siapa gerangan nama sosok manusia yang memberikannya informasi terkait miskinnya Simon. Namun usahanya itu berakhir dengan kekecewaan yang teramat dalam.Penasaran dengan isi pesan yang Simon kirimkan kepada istrinya, Adnan pun meraih ponsel Cinta, mengambil alih benda tersebut dari tangan sang istri.“Baby udah aku ajakin ngepot, taunya aku kena prank! Dasar Dantian kampret!”“Dristian, Sayang.” Koreksi Adnan sembari terkekeh usai mengetahui penyebab mendumelnya mulut Cinta.Cinta mendengus. “Tauk!” Ia memang sengaja memplesetkan nama makhluk terkutuk yang membuatnya merasakan kekecewaan. Coba saja tak salah informasi, pasti sudah ia sanjung-sanjung manusia satu itu.“Ingetin aku buat nampol Dantian, Dantian itu, ya Mas.”“Iya.. Nanti kalau kita ketemu dia lagi, Mas ingetin kamu biar nggak lupa.”Cinta menganggukkan kepala, puas, karena Adna
Jenuh— satu kata itu akhirnya menyambangi benak & hati Cinta.Aneh kan, Pemirsa?Padahal ia sudah menamatkan diri untuk menjadi manusia mageran dengan memanfaatkan kehamilannya. Akan tetapi... Wush! Bak dilahap oleh sapuan ombak, kejenuhan pun tiba-tiba datang, menggulung dan menenggelamkan dirinya ke dasar laut.Kira-kira, apa yang harus dirinya lakukan untuk mengusir kejenuhannya ini. Sejak mengandung anak suaminya, ruang geraknya menjadi begitu terbatas. Rutinitas yang ia lakoni pun selalu sama setiap harinya.Fix! Ia benar-benar membutuhkan sebuah penyegaran. Tapi apa?!“Huft, payah! Nih otak tumben nggak mau jalan.” Keluh Cinta, mengomentari kerja otaknya yang tiba-tiba saja melambat. Biasanya, tanpa bersusah payah pun, perangkat lunaknya itu selalu memunculkan ide-ide segar. Kenapa disaat ia membutuhkan, pengontrol utama tubuh itu malah mengadat, seperti motor matic karbu yang tidak pernah dibawa ke bengkel untuk melakukan perawatan.“Bingung banget kayaknya, Cin. Kenapa? Pengen
“Mami ayo! Mas Adnannya pingsan, Mami!” rengek Cinta dengan tangan terus menyeret paksa lengan ibu mertuanya.Tepat dibelakang tubuh keduanya, Samuel mengekor dengan mata kurang dari satu watt. Sebelum gedoran pada daun pintu kamarnya, orang tua Adnan itu memang telah bersiap untuk mengistirahatkan diri. Mereka hampir saja memejamkan mata jika saja suara kepanikan menantunya tak terdengar menembus daun pintu.“Iya, Sayang. Tenang ya. Suami kamu nggak akan kenapa-napa. Dari kecil dia nggak punya riwayat sakit keras kok.”Sebenarnya Diah sendiri sanksi putranya bisa tak sadarkan diri. Sejak kecil pun Adnan memiliki daya tahan tubuh yang sangat baik. Meski menghabiskan sebagian besar waktunya untuk belajar dan mengembangkan wawasan bisnisnya, anak itu sama sekali tak melupakan rutinitas olahraga hariannya.Sebelum menikah pun, Adnan selalu menyempatkan diri untuk berolahraga di pagi hari. Entah itu sekedar berlari mengelilingi komplek perumahan, atau aktivitas fisik seperti gym ringan di
Sejak cahaya matahari menggantikan sinar penerangan ruas-ruas jalan perumahan elit kediaman orang tua Adnan, sebuah rumah bergaya Eropa dengan halamannya yang luas kini tengah diramaikan oleh puluhan pekerja dari tiap-tiap tenan. Mereka merupakan orang-orang terpilih yang diusung dalam satu vendor untuk perayaan kehamilan ke-3 bulan Cinta.Sejak terjaganya si bintang utama pula, kedua orang tuanya yang tak lagi tinggal bersamanya, sudah berbondong, memindahkan diri mereka guna menemani sang putri tercinta.Dimas sendiri menyengajakan diri untuk mengosongkan seluruh jadwalnya, begitupun dengan papi mertua Cinta, Samuel. Keduanya sepakat untuk hanya fokus pada acara syukuran cucu pertama mereka. Meninggalkan segala bentuk pekerjaan walau harus menanggung kerugian berkat gagalnya transaksi bisnis mereka hari ini.“Kok ada Mamang-Mamang cilok segala?”Cinta menyengir, memamerkan deretan giginya. “Spesial dipanggil, soalnya itu cilok pertama yang bisa masuk ke perut Cinta, Yah.”“Owh, itu y
Untuk apapun itu, asal kamunya bahagia— Kalimat tersebut menjadi penutup suksesnya perayaan ke 3 bulan jabang bayi dirahim Cinta.Keterkejutan yang membuat Adnan terperangah pun tak berlangsung lama. Ia dengan cepat mengubah mimik mukanya, menyadarkan diri, bahwasanya haram hukumnya menaruh ekspektasi yang begitu tinggi pada istri uniknya.Unpredictable, begitu definisi yang pas untuk menggambarkan betapa uniknya jalan pikiran Cinta. Manusia mana yang akan melobi Tuhannya dengan cara licik seperti yang dilakukan oleh istri Adnan itu.Hanya Cinta yang bisa. Hanya wanita itu seorang karena yang lainnya pasti takut kalau harus bercosplay menjadi pemeran dalam sinetron bertemakan pengazaban.“Bye-Bye, nanti empat bulan lagi, kita seru-seruan lagi ya..” Seru Cinta yang saat ini tengah melepas kepulangan para tamu spesialnya.“Masih ada acara 7 bulanan. Kalian yang sehat-sehat. Pokoknya nanti kalau Mbak Cinta undang, kalian harus dateng semua. Dilarang sok sibuk! Soalnya Bu Kepala Panti baka