Share

[72]

“Mami ayo! Mas Adnannya pingsan, Mami!” rengek Cinta dengan tangan terus menyeret paksa lengan ibu mertuanya.

Tepat dibelakang tubuh keduanya, Samuel mengekor dengan mata kurang dari satu watt. Sebelum gedoran pada daun pintu kamarnya, orang tua Adnan itu memang telah bersiap untuk mengistirahatkan diri. Mereka hampir saja memejamkan mata jika saja suara kepanikan menantunya tak terdengar menembus daun pintu.

“Iya, Sayang. Tenang ya. Suami kamu nggak akan kenapa-napa. Dari kecil dia nggak punya riwayat sakit keras kok.”

Sebenarnya Diah sendiri sanksi putranya bisa tak sadarkan diri. Sejak kecil pun Adnan memiliki daya tahan tubuh yang sangat baik. Meski menghabiskan sebagian besar waktunya untuk belajar dan mengembangkan wawasan bisnisnya, anak itu sama sekali tak melupakan rutinitas olahraga hariannya.

Sebelum menikah pun, Adnan selalu menyempatkan diri untuk berolahraga di pagi hari. Entah itu sekedar berlari mengelilingi komplek perumahan, atau aktivitas fisik seperti gym ringan di
qeynov

Hari ini updatenya pagi ya Bestie.. Donatur hotspot-nya kerja siang, takutnya ntar aku lupita update, hihihi

| 2
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status