Share

[69]

Cinta memasuki gedung perusahaan milik papi mertuanya dengan Adnan yang menggendong bridal tubuhnya.

Setelah sadar dari kekonyolan nafsu makannya, saraf ditubuhnya tiba-tiba saja melemah. Entah itu karena efek kekenyangan yang datang sangat terlambat, Cinta sendiri pun tak tahu persisnya— yang pasti, ia menjadi kesulitan untuk bergerakkan diri.

“Malu banget aku tuh.” Gumam Cinta, menelungkupkan kepala pada permukaan tuxedo yang Adnan kenakan.

“Pengen nyemplung ke rawa-rawa rasanya.”

“Nyemplung ke hati-nya Mas aja, Yang.”

Bugh!

Adnan menahan napas kala sebuah hantaman mampir, mengenai dadanya.

“Kamu, maaah! Aku lagi serius juga!”

Benar-benar kacau. Selain rasa kenyang yang datangnya terlambat, keterlambatan itu juga menyerang kesadarannya. ‘Telat banget gue nyadarnya, kalau gue malu-maluin.’ Sesalnya, karena bertingkah seperti gelandangan yang sudah lima abad tidak menyentuh makanan.

“Nggak perlu malu, Sayang. Makan banyak kan dibayar. Mereka tadi juga keliatan seneng banget kan, waktu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status