Sofia keluar dari mobil yang dikendarai oleh supir pribadinya di depan restoran salah satu temannya. Hari ini Sofia akan menghadiri acara arisan bersama teman-teman sosialitanya. Sejujurnya Sofia tidak begitu suka dengan hal-hal seperti ini, jika bukan karena teman dekatnya, Sofia tidak akan mau mengikuti acara arisan seperti sekarang. Sofia tidak masalah jika teman-temannya tulus mengikuti arisan, tapi teman-teman Sofia arisan lebih banyak yang mencari muka dengannya, membujuknya jika suami mereka ingin bekerjasama dengan suaminya atau bahkan mengajaknya menjadi besan. Semua ajakan itu Sofia tolak. Tapi hanya satu teman arisannya yang membuat Sofia penasaran karena wanita itu tidak mengajaknya menjadi besan, yaitu Mikaila. Wanita itu terlihat tidak berniat mejodohkan anaknya, padahal Sofia tahu wanita itu memiliki seorang putra. Saat ditanya oleh teman-temannya yang lain jawaban Siska waktu itu membuat Sofia justru ingin menjodohkan putrinya dan putra Mikaila. "Mba Sofia!" Panggil
Sienna mengumpat saat melihat Kenzie lah pria yang menolongnya. Sienna menegakkan tubuhnya, tersenyum canggung dengan tatapan Kenzie yang penuh dengan selidik.Astaga apa yang ada di dalam pikiran pria itu? Apakah Kenzie berpikir dia adalah wanita tidak benar? Sienna tidak mau sampai pria itu bercerita sesuatu yang tidak benar kepada Lendra."Kamu ngapain disini?" tanya Kenzie dengan alis yang menaut. Menatap Sienna penuh selidik."Saya sedang ada misi," ucap Sienna asal. Dia benar-benar bingung bagaimana memberikan alasan kepada pria itu. Sienna sangat khawatir Kenzie akan memberitahu Lendra apa yang terjadi malam ini. Hingga kata 'misi' keluar begitu saja."Misi apa?" tanya Kenzie. Sienna memutar matanya malas dengan rasa ingin rahu Kenzie yang begitu besar. Pria itu tidak akan berhenti bertanya sampai Sienna benar-benar jujur. Sienna menatap sekeliling mencari jawaban dari pertanyaan Kenzie.Misi, misi apa? Sienna mendengus sebal, harusnya Kenzie tidak usah bertanya lagi. Dentuman
Siang ini mentari cukup terik, tapi teriknya matahari tidak membuat Sienna gentar mengikuti calon tunangannya. Setelah pulang sekolah, Belva mengajak Sienna untuk ke rumah tantenya, karena tantenya sedang mengadakan acara syukuran kecil-kecilan untuk kelulusan putrinya. Mulanya Sienna menolak karena merasa tidak enak karena bukan undangan dari sang tante, sehingga tanpa sepengetahuannya, Belva menghubungi tantenya sehingga tantenya yang memintanya langsung via telpon. Sienna yang cukup dekat dengan tantenya Belva tentu saja mengiyakan, dia tidak mungkin menolak tante temannya itu. Setelah satu jam berada di rumah tantenya Belva, Sienna pamit pulang. Saat tengah menunggu Belva mengeluarkan motornya, Sienna melihat calon tunangannya keluar dari rumah yang tak jauh dari rumah tantenya Belva bersama seorang wanita. "Buruan Bel!" teriak Sienna tidak sabaran. "Iya! Ini gue daritadi ngebut Ra!" sahut Belva. Belva mendengus sebal dengan Sienna yang terus menyuruhnya untuk mendekat kepada
Lendra memperhatikan Adhara yang hanya diam. Sejak pulang sekolah bersama Angga beberapa menit yang lalu. Putrinya itu hanya diam, tidak mengeluarkan sepatah katapun.Lendra tidak tahu apa yang membuat putrinya diam, yang dia ingat dia tidak bisa mengantar putrinya karena sakit tapi putrinya tahu jika dia sedang tidak enak badan. Lantas apa yang membuat Adhara diam?"Adhara suka gak kuenya?" tanya Marsha.Pertanyaan dari Marsha membuat pandangan Lendra beralih kepada gadis itu. Lendra meringis saat sadar kalau keberadaan Marsha membuat putrinya diam.Ingatan Lendra terlempar kepada kejadian satu bulan lalu saat Marsha ikut ke pasar malam. Setelah pulang dari pasar malam, Adhara berbicara kepadanya kalau dia tidak menyukai Marsha.Saat Lendra bertanya kenapa Adhara apa yang membuat putrinya itu tidak menyukai Marsha jawaban Adhara hanya tidak suka dan dia lebih menyukai Sienna.Dari percakapan itu Lendra ingat kalau saat ini pasti Adhara berpikir kalau papanya ingin dekat dengan Marsha
Sofia menatap bingung seorang gadis kecil dan laki-laki yang mengenakan baju santai, mereka duduk di ruang tamu rumahnya dengan tenang. Asisten rumah tangganya yang memberitahu Sofia kalau ada dua orang anak yang mencari Sienna.Sofia yang penasaran meninggalkan pekerjaannya sebentar untuk melihat dua orang anak kecil yang mencari Sienna. Mungkinkah anak didiknya Sienna? Jika iya untuk apa mereka kemari?Tidak mungkin mereka mencari Sienna karena ketidak hadiran putrinya itu, karena Sofia sangat yakin kalau Sienna pergi bekerja sejak tadi pagi."Kalian mencari siapa?" tanya Sofia dengan lembut, melihat wajah polos gadis kecil itu membuat Sofia merubah ekspresi wajahnya.Sofia yang dingin dan selalu datar tidak bisa menunjukkan wajah itu kepada dua anak yang terlihat menggemaskan dan lucu. Melihat wajah dua anak itu entah mengapa Sofia langsung jatuh hati, dia seperti melihat Savero dan Sienna saat masih kecil.Melihat keduanya, membuat Sofia tanpa sadar flashback kepada kedua anaknya
Keluarga Xander Umumkan Pertunangan Putranya Dengan Putri Keluarga BimantaraSienna Bimantara, Putri Konglomerat Calon Istri Rayden XanderSofia Bimantara Bantah Pertunangan Putrinya dan Putra Keluarga XanderSofia menatap televisi di ruang keluarganya dengan tenang. Hari ini merupakan hari yang dia dan Mikaila sepakati untuk mengumumkan tunangannya. Keduanya sepakat untuk memberitahu berita pertunangan kedua putrinya kepada para jurnalis pencari berita.Akhir bulan kemarin mungkin keduanya setuju, tapi dua hari yang lalu setelah Savero memberikannya beberapa bukti tentang Lendra dan Rayden secara bersamaan membuat Sofia memutuskan untuk membatalkannya.Sofia melirik ponselnya. Dia yakin dua berita hari ini yang tentu saja dengan maksud yang berbeda akan membuat calon mantan besannya itu menghubunginya.Benar saja tidak lama setelah Sofia melirik ponselnya, nama Mikaila tertera di sana. Sofia dengan santai menjawab panggilan itu."Maksud Mba apa bantah pertunangan Rayden dan Sienna?"
Sienna terbatuk saat merasakan seseorang menyelamatkannya. Rayden memegang kepalanya yang dipukul dengan kayu oleh seorang pria. Sienna terduduk di kursi taman, menarik nafas sebanyak-banyaknya. Dia menatap pria yang menolongnya tanpa berkedip.Rayden memegang lehernya yang terasa sakit karena pukulan pria yang Rayden taksir beberapa tahun diatasnya. Dia menatap penuh kebencian pria yang tidak dia kenal itu. Rayden ingin sekali membalas perbuatan pria itu tapi ponselnya berdering, telpon dari salah satu orang suruhannya yang dia tugaskan mencari wanitanya. Rayden memilih pergi untuk mengangkat telpon dari suruhannya. Sebelum pergi Rayden menatap Sienna dan Lendra dengan tajam. Tatapan penuh kebencian. Ditatap begitu tajam oleh Rayden tidak membuat Lendra takut, pria itu menyunggingkan senyum miringnya, pertanda kalau dia tidak takut dengan tatapan Rayden.Lendra mendekati Sienna yang terduduk di bangku taman. Gadisnya terlihat memegangi lehernya. Duda beranak dua itu memeriksa lehe
Sienna masuk ke dalam rumahnya dengan perasaan senang. Dia dan Lendra sudah memiliki rencana untuk mendekati kedua orangtuanya. Dan semoga rencana kali ini berhasil.Di tengah pemikirannya tentang rencananya bersama Lendra, Sienna melihat asisten rumah tangganya membawa secangkir kopi dan satu toples cookies menaiki tangga. Sienna menghentikan langkah asisten rumah tangganya itu, meminta wanita paruh baya itu untuk membiarkan Sienna yang membawa nampan itu. Wanita paruh baya itu terlihat bingung dengan tingkah putri majikannya, tapi dia tetap memberikannya, tidak berani membantah.Rencana pertama dimulai, Sienna berjalan perlahan dengan senyuman yang tidak pudar menuju ruang kerja papanya yang berada di pojok sebelah kanan di lantai dua. Sienna menghebuskan nafasnya, mencoba senatural mungkin berakting. Rencananya harus berhasil untuk mengambil hati papanya agar berada di pihaknya.Tangan kiri Sienna mengetuk pintu bercat cokelat itu, sahutan dari papanya membuat Sienna membuka pint