Gadis dengan bibir berbentuk hati keluar dari kost-kostan putri dengan pakaian rapi. Kemeja berwarna putih dan rok hitam selutut menjadi outfit kebanggan dia beberapa bulan ini.
Kaki jenjang itu melangkah meninggalkan kostan yang dua bulan ini menjadi tempat beristirahat setelah lelah bekerja seharian. Tempat sederhana itu nyaman karena pemilik kost dan penghuni kost yang lain memperlakukannya dengan baik. Meskipun ada satu orang yang sedikit mengganggunya.Sienna Bimantara, gadis dengan mata cantik dan hidung mancung juga rambut hitam itu merupakan lulusan terbaik dari salah satu universitas negeri di Jakarta. Sayangnya gelar itu tidak membuat Sienna senang luar biasa."Neng geulis mau berangkat ngajar?" tanya seorang pria paruh baya, pemilik kostan yang dia tempati."Iyaa Pak," sahutnya dengan senyum manis khas gadis berbibir love itu."Itu abang ojek onlinenya udah nunggu.""Iyaa Pak. Duluan ya Pak.""Hati-hati Neng."Sienna sedikit berlari menuju pagar kostan berwarna hitam. Di depan gerbang, ojek online yang dia pesan sudah menunggu.Motor itu berjalan setelah sang supir memberikan helm dan mengkonfirmasi alamat tujuan Sienna. Sebelum menjalankan motornya Sienna berpesan kepada sang supir untuk mengendarai motor dengan pelan.Tidak butuh waktu lama untuk sampai ke sekolah di mana Sienna mengajar. Menyukai anak kecil, membuat Sienna memutuskan untuk melamar pekerjaan di sekolah dasar tak jauh dari kostannya.Sejak taman kanak-kanak Sienna sangat suka bermain dengan bayi. Bahkan jika tantenya membawa anaknya yang masih bayi bermain di rumahnya, Sienna akan menangis jika mereka akan pulang. Baginya bersama dengan anak-anak membuatnya bahagia. Membuatnya melupakan sejenak segala peraturan kedua orangtuanya.Sienna kecil menginginkan seorang adik tapi sayang kedua orangtuanya tidak menginginkan anak lagi setelah Sienna lahir. Keduanya memegang teguh anjuran pemerintah kalau dua anak saja cukup.Sienna ongkos onjek online. Langkahnya terhenti saat melihat seorang anak menangis di dekat pot bunga besar."Anak manis kenapa nangis?" tanya Sienna berjongkok di dekat pot bunga itu.Sienna tersenyum lembut saat tidak ada jawaban dari anak itu. Anak dengan rambut tergurai itu menutupi wajahnya dengan tangannya membuat Sienna tidak bisa melihat wajahnya."Ibu tunggu sini sama kamu ya?"Sienna masih asik berjongkok. Tangannya terulur mengusap rambut anak itu yang lepek karena air mata. Sienna yakin kalau anak itu sudah menangis cukup lama."Ibu kuncir rambutnya pakai ikat rambut frozen boleh?"Sienna mengikat rambut anak itu dengan lembut. Sedangkan anak itu hanya diam saat Sienna mengikat rambutnya. Sienna yakin kalau anak itu merasakan panas karena rambutnya tidak diikat."Sienna!"Gadis cantik dengan langkah terburu-buru berjalan menghampiri Sienna. Belva, gadis itu menghembuskan nafasnya saat melihat anak itu masih menangis.Belva berjongkok di dekat Sienna. "Susah banget diemin anak ini, udah biarin aja," bisiknya.Sienna mendengus. "Gila lo, mending lo pergi dulu gue mau coba lagi ngebuat anak ini diem.""Wish you luck! Gue duluan ke kelas ya. Nanti gue kasih tau pak Heri kalau lo izin telat karena lagi ngurusin salah satu anak didik lo."Sienna mengangkat jempolnya. Belva, sahabatnya yang pengertian dan peka. Tanpa meminta dia akan tahu apa yang sahabatnya butuhkan. Sienna bersyukur memiliki Belva sebagai sahabat di hidupnya."Semoga pak Heri gak marahin lo."Heri, partner kerjanya yang diberi tugas bersamanya untuk memegang kelas lima sekolah dasar. Pria muda itu sering kesal karena Sienna selalu ada alasan untuk telat.Padahal bukan kemauan Sienna untuk telat, dia memang sering kali ada masalah, entah itu apa. Sienna juga bingung, kenapa masalah sering kali datang kepadanya? Apakah karena mamanya yang tidak ikhlas dengan kepergiannya?Entahlah, mungkin iya. Tapi Sienna tidak peduli dengan itu. Yang terpenting dia bisa hidup bebas tanpa peraturan di keluarganya."Ibu ada cokelat nih. Anak manis kelas berapa?" tanya Sienna yang dibalas gelengan kepala oleh anak itu.Anak cantik itu mengangkat wajahnya. "Gak tau.""Adhara..."Sienna membaca nametag anak itu yang berada di dadanya. Memberikan cokelat putih yang selalu dia bawa di dalam tasnya kepada Adhara."Nama kamu mirip sama kaya nama Ibu."Adhara mengangguk dengan mata khas setelah menangis. "Ara, papa dan abang biasanya manggil itu.""Waaah Ara, nama yang bagus."***Pria berkemeja biru itu tersenyum mengusap foto dirinya dan kedua anaknya. Sudah satu minggu dia tidak bertemu dengan kedua anaknya setelah kejadian di mana istrinya memutuskan untuk bercerai.Air matanya jatuh tanpa dia sadari. Dia merindukan kedua anaknya. Tapi dia tidak bisa menemui keduanya, ibu dari kedua anaknya melarangnya untuk bertemu kedua anaknya."Lendra! Lo dipanggil gak nya— eh lo nangis?" pria dengan mata sipit itu menepuk pundak Lendra itu.Kenzie, pria dengan mata sipit itu tahu bagaimana perasaan Lendra. Diselingkuhi bertahun-tahun oleh istrinya dan tidak diizinkan bertemu dengan kedua anaknya."Kalau lo udah selesai, keruangan pak botak ya, dia nyariin lo."Kenzie pergi meninggalkan meja kubikel Lendra. Dia berharap semoga sahabat malangnya itu bisa bertemu dengan kedua anaknya dalam waktu dekat ini.Lendra mengusap wajahnya. Mencoba menghapus sisa air mata di wajahnya. Dia membatalkan niatnya ke ruangan kepala divisinya saat ponselnya berdering.'Papa, Ara kangen sama Papa.'***Pria dengan jas hitam itu mengambil ponselnya. Mencoba mengirim pesan kepada adiknya. Masih sama, ponsel itu mati sejak satu bulan yang lalu. Sehingga pria itu tidak tahu dimana keberadaan adiknya.Savero Bimantara, pria berjas hitam itu sudah meminta tolong kepada temannya yang seorang detektif untuk melacak keberadaan adiknya. Sienna, adiknya itu terlalu pandai, sehingga dia mematikan ponselnya agar tidak dapat dilacak olehnya.Sienna pergi dari rumah karena kedua orangtuanya yang menolak cita-citanya sebagai seorang guru sekolah dasar dan perjodohan dengan seorang anak pembisnis. Entah keberanian darimana gadis itu berani membantah kedua orangtuanya.Savero sangat menyayangi adiknya. Dia tidak tahu bagaimana kabar adiknya diluar sana. Sienna bahkan tidak menggunakan kartu atm miliknya. Bagaimana cara Sienna hidup jika kartu ATM miliknya tidak dia gunakan.Hidup sejak kecil dengan mewah membuat Savero khawatir adiknya tidak bisa menjaga dirinya sendiri. Bagaimana jika saingan bisnis papanya menyakitinya? Atau bahkan membunuhnya, membayangkan itu membuat Savero bergidik ngeri. Dia tidak akan memaafkan orang yang menyakiti adiknya.'Cari adikmu, minggu besok dia harus bertemu dengan calon suaminya.'Savero menghela nafasnya membaca pesan dari mamanya. Mamanya masih dengan niat awalnya. Menikahi Sienna dengan anak dari rekan bisnisnya.Meskipun putri satu-satunya itu pergi, mamanya itu tidak berniat membatalkan niat awalnya, menjodohkan Sienna dengan teman arisannya itu."Dimana kamu Dek?"Sienna dan Belva berjalan menuju kantor. Keduanya keluar kelas secara bersamaan. Waktu istirahat baru saja dimulai. Keduanya tersenyum saat siswa memanggil keduanya. "Bu Belva itu sotonya sudah datang," kata salah satu guru berumur di sekolah itu. Bu Septi namanya. "Oh iya Bu, terima kasih ya Bu." Sienna dan Belva duduk di meja mereka. Kedua guru itu mendaftar secara bersama-sama sehingga kepala sekolah memberikan mereka meja yang berdekatan. Sienna memberikan uang berwarna hijau kepada Belva. Belva yang mulanya ingin menolak segera ditahan oleh Sienna. Gadis itu tidak suka saat Belva membelikan sesuatu kepadanya. Karena dia tahu sahabatnya itu lebih membutuhkan uang daripadanya. Menjadi tulang punggung bagi keluarganya membuat Belva bekerja dengan sangat rajin. Gadis itu akan melakukan pekerjaan apapun asalkan halal. Sejak kuliah Belva akan menerima tawaran mengajar privat atau mengerjakan makalah-makalah bagi mahasiswa yang malas mengerjakan tugas mereka, demi mendapatkan uang
Bel tanda pulang sekolah sudah berbunyi beberapa menit yang lalu. Sienna menatap Adhara yang masih memasukkan barangnya ke dalam tas pink miliknya. Adhara merupakan siswa baru di Sekolah Dasar Taruna Bangsa. Kemarin Adhara menangis karena dia tidak mau pindah sekolah tapi mamanya memaksanya untuk pindah sekolah.Sienna dan Heri merupakan guru yang mengajar kelas Adhara. Sienna dan Heri bergantian memberikan materi setiap harinya. Jika Sienna yang mengajar Heri akan menunggu di belakang kelas, menegur anak yang mengobrol. "Ara pulang sendiri?" tanya Sienna."Dijemput mama, Bu."Tidak ada lagi perbincangan. Keduanya berjalan menuju parkiran. Para orangtua mulai menjemput anak mereka. Tidak butuh waktu lama membuat perkarangan sekolah sepi. Hanya tinggal beberapa siswa yang berada di sekolah."Papa!!!"Adhara mengikuti kemana Adhara berlari. Di depan gerbang sekolah seorang pria berkemeja biru tersenyum. Tangannya merentang menunggu kedatangan Adhara. Senyum Sienna terbit melihat pria y
Angga berjalan menuju kelas. Koridor nampak ramai karena jam istirahat sedang berlangsung. Banyak siswa duduk di sepanjang koridor, entah bergosip, berjoget, dan bernyanyi bersama dengan diiringi gitar. Angga menatapnya dengan tatapan kasihan dan mencemooh. Karena mamanya yang berselingkuh. Kedua orangtuanya tidak memberitahu permasalahan keduanya. Mamanya hanya berkata kalau papanya sedang sibuk oleh karena itu dia tidak bisa pulang. Angga pria yang sudah cukup mengerti dengan keanehan di dalam keluarganya. Mamanya membawa teman laki-lakinya ke rumah, jika papanya tidak ada. Apakah itu belum cukup bukti jika ada permasalahan diantara keduanya? Ditambah dengan berita-berita diluar sana. Thalia dan Lendra menganggap kedua anaknya masih kecil sehingga tidak mungkin mengerti dengan permasalahan yang pelik di dalam rumah tangga mereka. Tapi ternyata salah, Angga sudah cukup mengerti dengan perceraian. Yang Angga tahu papa dan mamanya tidak akan pernah bisa bersama karena perselingkuh
Sienna menaruh ponselnya ke dalam tasnya setelah panggilan telpon dari Megan berakhir. Gadis itu menoleh saat seseorang memasukkan lima botol yogurt ke dalam keranjangnya. Jantung Sienna berdegup dengan kencang saat melihat pria tampan dengan setelan jas tersenyum kepadanya. "Sial!" umpatnya.Pria itu terkekeh mendengar umpatan gadis di sampingnya. Tangannya terulur mengambil keranjang yang terlihat sangat berat karena belanjaan gadis itu. Sienna mendengus. "Kok bisa tahu aku di sini sih?" tanyanya. "Percuma bayar mahal kalau gak bisa melacak keberadaan kamu." Sienna menghentakkan kakinya. Berjalan menuju deretan kulkas yang berisi minuman-minuman. Dia membuka kulkas itu mengambil susu dan minuman dingin lainnya. Pria itu terkekeh melihat wajah memberenggut Sienna. Sienna terlihat tidak senang bertemu dengannya. Tidak sepertinya yang lega mendapati Sienna baik-baik saja. Sienna berjalan menuju kasir masih dengan pria berjas mengikutinya. Kasir itu sesekali mencuri pandang kepada
Sienna menatap bingung para penghuni kost yang duduk melingkar di dekatnya. Dia sedang membuka bawang menatap teman masaknya dengan bingung. Kenapa para penghuni kost ke dapur. Biasanya mereka tidak peduli jika ada yang memasak, mereka akan datang saat masakan sudah selesai.Olivia, gadis yang masih kuliah itu terkekeh melihat wajah polos Sienna. Sienna terlihat lucu sekali saat bingung. Bahkan Olivia tidak yakin kalau umur Sienna lebih tua darinya."Mereka kepo sama cowok yang ada di kamar Kakak," kata Olivia yang sukses membuat Sienna menghembuskan nafasnya."He's my big brother, udah sana pergi. Umpek ada kalian di sini." Sienna mengusir para penghuni kost."Yah Kak, gak seru banget. Nanti di lanjut ya Kak, penasaran sama Abang ganteng. Aku mau kuliah dulu. Bye..."Hana, gadis dengan rambut pendek itu memberikan kiss bye kepada Sienna membuat Sienna bingung. Tumben sekali Hana bersikap seperti itu, karena biasanya gadis itu akan selalu mengajak Sienna berdebat.Entah masalah micin
Sienna menatap tampilan dirinya dari pantulan cermin. Hari ini dia ada acara makan malam bersama keluarganya dan keluarga pria yang akan dijodohkan olehnya.Seperti yang Savero katakan kemarin kalau Sienna harus datang. Savero berjanji akan membantu adiknya tapi Sienna harus datang terlebih dahulu. Sienna tidak tahu apa rencana kakaknya. Dia hanya mengikuti kemauan kakaknya. Sejauh dia mengenal kakaknya, kakaknya tidak pernah mengecewakannya. Disaat kedua orangtuanya menentang keinginan Sienna, hanya Savero yang mensupport Sienna. Savero selalu berkata 'I have always supported you, even though the world is against you.'Savero mengerti perasaan Sienna yang selalu diatur oleh kedua orangtua mereka. Mereka tidak pernah memutuskan keinginan mereka seorang diri. Orangtua mereka selalu menentang keinginan keduanya.Oleh karena itu. Savero tidak mau adiknya merasakan perjodohan masa kini yang disebabkan oleh keegoisan para orangtua, perjodohan bisnis. Dijodohkan oleh orang yang tidak mere
Tidak ada yang salah hari ini. Lendra merasa dia tidak melakukan kesalahan, tapi tatapan para karyawan di kantor dimana dia bekerja membuat Lendra ragu. Pikirannya bertanya-tanya, apakah dia melakukan kesalahan yang tidak dia sengaja kemarin? "Kasihan sekali anak-anaknya memiliki orangtua yang tidak benar. Ayahnya koruptor, ibunya berselingkuh.""Anak malang, bagaimana nasib mereka kedepannya?""Diam, ada Pak Lendra."Lendra hanya diam mendengar gosip-gosip yang dibicarakan para karyawan. Dia tahu mereka membicarakan dirinya, terlihat dari cara mereka berbicara seraya menatapnya dengan tatapan merendahkan. Lendra mendudukkan dirinya dibalik tempat duduknya. Ada beberapa pekerjaan yang belum dia selesaikan. Kemarin harusnya pekerjaan ini sudah selesai, tapi mendadak putrinya ingin bertemu dengannya, oleh karena itu dia mengabaikan terlebih dulu pekerjaannya. "Lendra, dipanggil pak Direktur." Lendra menghentikan kegiatannya saat mendengar perkataan salah satu teman divisinya. Ini ka
Lendra memeluk tubuh Ardio dan Kenzie bergantian. Dia sangat bersyukur memiliki sahabat seperti Kenzie yang selalu membantunya, juga Ardio, kakak Kenzie yang selalu bersedia membantu Lendra dalam penceraiannya bersama Thalia. Ardio seorang pengacara, pria itu bersedia membantu Lendra dalam mengurus perceraiannya dan memenangkan hak asuh anak. Bahkan pria jenius itu membantu Lendra dengan suka rela tanpa mau dibayar oleh Lendra. Kenzie dan Lendra menjadi sahabat sejak lama. Ardio menganggap Lendra seperti adiknya sendiri, sehingga dia tidak mau saat Lendra ingin membayar jasanya. "Sekali lagi terimakasih Bang. Gue gak tahu bagaimana membalas kebaikan lo." Ardio tersenyum, memukul pundak Lendra dengan ringan. "Carikan adik gue jodoh, itu balasan lo untuk gue." Lendra terkekeh mendengar perkataan Ardio. Jodoh? Yang benar saja, Lendra saja bahkan baru bercerai bagaimana dia mencarikan jodoh untuk Kenzie? Tapi Lendra akan berusaha mencarikan sahabatnya jodoh, demi membalas kebaikan A