Home / Romansa / MALAM PANAS DENGAN SUAMI ORANG / Bab 1. Pesan Singkat Adik Ipar

Share

MALAM PANAS DENGAN SUAMI ORANG
MALAM PANAS DENGAN SUAMI ORANG
Author: Jielmom

Bab 1. Pesan Singkat Adik Ipar

Author: Jielmom
last update Last Updated: 2025-01-06 14:01:59

"Sialan! Memangnya aku percaya dengan pesan seperti ini? Jangan karena Martin orang yang supel bisa kamu ajak seperti itu!" geram Karin melihat pesan Brenda, adik tirinya.

Walau Brenda kadang bermulut besar, tapi sepertinya pesan yang dikirimkan Brenda mengusik hatinya. Dibacanya sekali lagi pesan itu, "Hari ini aku akan bercinta dengan kekasihmu!"

Pesan itu singkat, tapi menohok hatinya. "Kali ini, akan aku buktikan, kalau kamu pembual ulung, Brenda!" Digenggamnya erat gawai miliknya karena kesal, dilihat jam dinding sudah hampir waktu jam pulang kerja. Karin pun segera membereskan meja kerjanya.

Jam lima sore tepat, Karin sudah bergegas keluar kantor. Taksi yang melintas di jalan raya, segera dipanggilnya. "Apartemen Cempaka Putih!" ujar Karin yang masuk duduk dibelakang supir.

"Baik, Nona." Supir taksi melajukan kendaraannya menuju tempat yang dituju Karin, Apartemen Cempaka Putih, tempat Martin tinggal. Dilihatnya jam tangan dan jalanan yang macet, membuat Karin tidak sabar. Dia sudah mencoba menghubungi Martin, tetapi tidak ada jawaban. Pikirannya langsung mengarah pada pesan yang dikirimkan Brenda kepadanya.

"Kucing, jika diberi ikan, siapa sih yang tidak tergoda?" Pertanyaan itu sering Karin dengar untuk korban-korban pelakor diluaran sana. Dia hanya berdoa, semoga Martin bukan salah satu pria yang tergoda dengan perempuan gatal seperti Brenda.

Karin ingat betul ketika dirinya menerima Martin sebagai kekasihnya, dan menanyakan masalah Brenda dan mencoba membandingkan dengan dirinya. Martin dengan percaya diri menjawab, bahwa dirinya tidak menyukai Brenda, tetapi menyukai dirinya. Itulah yang menyebabkan Brenda bermulut besar berkata kalau bisa merebut Martin darinya.

Jika Martin dapat dihubungi dan bisa menjawab sedang berada di kantor, mungkin Karin tidak akan sepanik sekarang ini. Semenjak pesan dari Brenda dibaca, Karin mencoba menghubungi Martin dan ternyata panggilannya tidak dijawab. "Kamu ada dimana, Sayang?" pikir Karin dengan cemas.

"Nona, sudah sampai," ucap supir taksi.

Karin yang melamun, tersadar kalau dirinya sudah tiba di depan gedung apartemen, "Terima kasih," jawab Karin sambil mengeluarkan dompet dan membayar ongkos taksinya.

"Terima kasih, Nona," pamit sang supir.

Karin masuk ke dalam lobby dan memencet tombol lift yang berada di samping meja resepsionis. Lift itu menuju lantai tujuh, dimana tempat tinggal Martin berada.

Dengan hati bergetar hebat, Karin melangkahkan kakinya menuju apartemen Martin. Dipencet password kunci pintunya dan terbuka. Karin masuk dengan perlahan-lahan. Dilihat apartemen bagian dalam, ruang keluarga, sepi. Bahkan tidak ada Martin maupun Brenda. Hatinya sedikit lega.

Namun ketika melihat dua gelas dan sebotol wine di minibar milik Martin, segera Karin berjalan ke kamar Martin. Di depan pintu kamar Martin, ada sepatu berwarna merah tergeletak, maka hatinya kembali bergejolak. Didekatinya pintu kamar itu, dan Karin mendengar desahan seorang perempuan sedang melakukan aktivitas suami istri.

Tangan Karin mengepal, matanya menyipit dengan kemarahan. Dibukanya pintu kamar Martin yang tidak terkunci itu. Karin melihat bagaimana Brenda sedang berada dibawah kungkungan Martin tanpa busana sambil mengerang menikmati gerakan-gerakan yang dilakukan oleh Martin.

"Apa yang kalian lakukan!" teriak Karin dan tanpa terasa meneteskan air matanya.

"Karin? Sedang apa disini?" tanya Martin terkejut.

"Sedang apa katamu? Aku sedang memergoki kalian berselingkuh dibelakangku!" kembali Karin berteriak.

Martin melepaskan diri dari Brenda dan mengenakan kembali pakaiannya, sedangkan Brenda menarik selimut dan menutupi tubuhnya.

"Dasar brengs*ek!" tunjuk Karin pada Martin.

Martin yang dikatakan brengs*ek, tidak terima, mencoba mendatangi Karin untuk memberi penjelasan, "Sayang! Ini salah paham, Sayang! Aku khilaf, aku diberi minuman oleh adikmu! Kalau kamu tidak percaya, kamu bisa mengeceknya!" bela Martin.

Mata Karin langsung menatap tajam pada Brenda yang berdiri dibelakang Martin sambil tersenyum.

"Dasar jal*ng!" teriak Karin. Karin hendak menampar pipi Brenda, tapi dicegah oleh Martin.

"Hei! Hati-hati berbicara kakak tiri! Bukankah sudah aku bilang, kalau Martin mencintaiku?" ucap Brenda dengan tersenyum. Dia memilin rambutnya dan mendekati Martin.

"Apa kamu bilang? Aku mencintaimu? Aku mencintai Karin! Kamu menjebakku, Brenda!" hardik Martin kepada Brenda dengan marah.

"Tidak, kamu memang mencintaiku, Martin! Bahkan eranganmu itu menyebut namaku dan bukan menyebut Karin!"

Karin melihat pertengkaran dua orang di hadapannya merasa jengah.

"Pintar kalian bersandiwara yah? Martin, mulai sekarang kita putus!" ucap Karin membalikkan badannya untuk segera pergi dari apartemen Martin, tapi dengan cekatan, Martin menarik tangan Karin dan memeluknya.

"Karin, maafkan aku yah? Aku khilaf. Aku terpengaruh minuman dan obat yang diberikan Brenda padaku. Kamu harus percaya, bahwa cintaku hanya milikmu seorang," rayu Martin.

"Khilaf? Sebelum kamu meminumnya, seharusnya kamu sudah bisa menolak Brenda masuk ke dalam apartemenmu!" bentak Karin. Dia merasa jijik dipeluk Martin dan berusaha untuk melepaskannya.

"Maafkan aku, Sayang!" mohon Martin.

"Khilaf? Kamu menikmatinya, Sayang, tidak ada kata khilaf. Kita sama-sama saling mencintai," protes Brenda pada Martin.

Melihat Brenda yang senang dengan keadaan ini, Karin segera melepaskan diri dari Martin. "Kita putus, Martin!" pekik Karin yang mendorong Martin dan menampar pipi Brenda. "Puas? Ambil sampah ini untukmu!" gertak Karin kepada Brenda dengan mata melotot, lalu keluar dari kamar Martin dan berlari keluar apartemen sambil menangis.

Di tepi jalan raya, Karin memanggil taksi dan masuk ke dalam jok penumpang sambil menangis. Sang supir menunggu beberapa saat sampai Karin menarik napas lega. "Maaf, Nona, Anda mau diantar kemana?" tanya sang supir yang tidak enak menyela karena Karin masih saja menangis.

"Jalan saja dulu, Pak." Sang supir pun mengangguk, mungkin untuk menenangkan hati penumpangnya, sang supir melaju kendaraannya dengan perlahan.

Hingga akhirnya Karin sudah merasa tenang, dia melihat sebuah pub dengan neon box besar bertuliskan The Glaze. "Pak, berhenti disini saja," perintah Karin.

Supir menepikan kendaraannya dan membukakan pintu untuk Karin. "Baik, Nona, hati-hati," pamitnya. Karin tersenyum berterima kasih.

Dilihatnya kembali gedung bertingkat itu, terdapat sebuah pub terkenal yang menyatu dengan hotel bintang lima.

"Aku ingin bersenang-senang! Akan aku lupakan si Martin brengs*k itu!" teriak Karin di depan pub The Glaze.

"Maaf, Nona, bisa menyingkir sebentar?" tanya seorang satpam menarik Karin agak ke pinggir.

"Ada apa yah, Pak?" tanya Karin kaget dirinya disuruh minggir.

"Kami mau sterilkan jalan buat bos kami," ucap satpam acuh.

Beberapa bodyguard berpakaian serba hitam membentuk barisan sebelah kiri dan kanan. Ditengah-tengahnya, dibuat kosong. Karin hanya bisa memperhatikan apa yang dilakukan para bodyguard itu.

Dua buah mobil datang dan menepi di depan pub The Glaze. Pada mobil pertama, salah satu bodyguard membuka pintu penumpang, dan seorang berbadan tambun keluar dengan pakaian jas lengkap. Tangan kanannya memegang cerutu yang baru dinyalakan oleh bodyguard, dan tangan kirinya memegang tongkat. Kumisnya tebal berkalungkan emas mencolok dengan cincin-cincin batu di jari-jari yang gemuk.

"Siapa orang itu, sampai harus dibuat barisan bodyguard?" pikir Karin.

Related chapters

  • MALAM PANAS DENGAN SUAMI ORANG   Bab 2. Nyanyian Fals Karin

    "Siapa orang itu?" bisik Karin pada satpam yang masih berdiri disampingnya."Bos besar, Tuan Elmer, pengusaha tambang dari pulau seberang!" "Oh," Karin hanya manggut-manggut, walau dia sendiri tidak mengenalnya. Bos besar yang dipanggil tuan Elmer itu berjalan diantara para bodyguard dan melihat Karin yang berdiri agak di belakang barisan bodyguard, tiba-tiba, Elmer memandang Karin dan menyeringai kepada Karin. Karin sendiri kaget, diberi senyuman seperti itu. "Bukankah dia sudah kakek tua tambun yang sudah bau tanah?" bisik Karin pada satpam."Hati-hati dengan ucapanmu, Nona. Dia bisa membeli dirimu dengan harga yang dia inginkan. Bahkan istri tidak sahnya ada beberapa orang," ucap satpam memberi peringatan.Karin menggidik mendengar ancaman satpam. Dia langsung menutup mulutnya. Setelah Elmer masuk, mobil yang ditumpanginya pun pergi dari area depan pub dan digantikan dengan mobil kedua yang sama mewahnya, tapi kali ini yang dilihat Karin lebih baik dari si Elmer tambun itu.Peraw

    Last Updated : 2025-01-06
  • MALAM PANAS DENGAN SUAMI ORANG   Bab 3 Jebakan untuk Tuan Elmer

    Ethan melihat Karin yang akan menemani Elmer merasa kasihan. Tampang Karin bukan seperti wanita penghibur. Pakaiannya pun hanya pakaian kantor dengan make up yang sudah luntur, berbeda dengan wanita penghibur yang bersolek dan berpakaian mini hanya untuk memuaskan hasrat lelaki hidung belang seperti Elmer."Tuan Ethan, saya sudah memilih wanita untuk saya sendiri. Kamu jangan sungkan untuk memilih wanita-wanita yang ada di pub ini. Tenang saja, semua sudah saya bayar." Tuan Elmer tertawa, dan menyuruh Karin untuk duduk dekatnya.Karin yang awalnya menolak, mau tidak mau duduk disamping tuan Elmer apalagi mata Elmer menatap Karin seperti ingin menelanjanginya. Ethan yang merasa jengah melihat pemandangan seperti itu, rasanya ingin membatalkan kontrak kerjasama dan menonjok muka bulat si tuan Elmer. Namun tidak semudah itu, Elmer memiliki banyak bodyguard. Dia harus memakai cara yang lain."Tuan Elmer, Anda berasal dari luar pulau bukan? Apakah Tuan tahu jika pub ini menyatu dengan hote

    Last Updated : 2025-01-06
  • MALAM PANAS DENGAN SUAMI ORANG   Bab 4. Aku Ingin Bercinta

    Setelah agak menjauh dari hotel, Ethan merasa sedikit lebih lega dan mengendarai mobilnya dengan perlahan. "Rumahmu, dimana? Akan aku antarkan pulang," tawar Ethan dengan pandangan mata tetap fokus ke depan. "Martin, mengapa kamu ngebut! Perutku mual!" tangan Karin menarik lengan Ethan, membuat Ethan kaget. Akhirnya melaju perlahan, tapi tiba-tiba saja Karin muntah di paha Ethan. "Oh … My God … Mobilku!" pekik Ethan kesal karena muntahan Karin. "Hoex!" Sekali lagi Karin muntah di jok mobil mewah milik Ethan. Dengan rasa jijik, Ethan melihat di depannya ada hotel melati, lalu membawa mobilnya menuju ke hotel itu. "Maafkan aku, sudah mengotori mobilmu," ucap Karin. Ethan melihat tidak hanya baju dia yang kotor, tapi baju Karin juga kotor. "Keluarlah!" "Keluar? Apa kamu tega menyuruhku keluar, Martin?" "Dengar! Aku bukan Martin! Aku menolongmu dari si tua Elmer, tapi malah aku yang kena sialnya. Cepat keluar!" usir Ethan. "Maafkan aku." Dibuka pintu mobil Ethan, udara di

    Last Updated : 2025-01-06
  • MALAM PANAS DENGAN SUAMI ORANG   Bab 5. Gagal Kerjasama

    Ethan merapikan jasnya, menghela napas panjang untuk bersiap menghadapi Elmer. Ethan masuk ke kantornya langsung menuju ruangan meeting dimana tuan Elmer menunggu."Halo, tuan Elmer! Bagaimana harimu?" sapa Ethan dengan senyum menyapa Elmer dan hendak memeluknya."Stop! Kamu sudah menipuku tuan Ethan! Kamu mengambil wanitaku dan menukarnya dengan wanita murahan!" hardik tuan Elmer sambil menunjuk-nunjuk jarinya pada Ethan.Ethan tersenyum, melihat tingkah laku tuan Elmer yang seperti anak kecil dihadapannya itu. "Tuan, aku tidak menipumu, aku memberikanmu dua orang wanita untuk anda nikmati. Apakah anda tidak menyukainya?" tanya Ethan dengan muka yang dibuat keheranan."Kamu memang memberikan aku dua wanita, tapi gadis itu kamu ambil, tuan Ethan!""Gadis? Gadis yang jalan saja tidak sanggup? Bagaimana tuan bisa tertantang dengan gadis yang menurut tuan Elmer liar, tapi tertidur di lantai? Aku harus mencari gantinya agar tuan bisa tetap menikmati malam ini, bukan?" ujar Ethan meyakinka

    Last Updated : 2025-01-06

Latest chapter

  • MALAM PANAS DENGAN SUAMI ORANG   Bab 5. Gagal Kerjasama

    Ethan merapikan jasnya, menghela napas panjang untuk bersiap menghadapi Elmer. Ethan masuk ke kantornya langsung menuju ruangan meeting dimana tuan Elmer menunggu."Halo, tuan Elmer! Bagaimana harimu?" sapa Ethan dengan senyum menyapa Elmer dan hendak memeluknya."Stop! Kamu sudah menipuku tuan Ethan! Kamu mengambil wanitaku dan menukarnya dengan wanita murahan!" hardik tuan Elmer sambil menunjuk-nunjuk jarinya pada Ethan.Ethan tersenyum, melihat tingkah laku tuan Elmer yang seperti anak kecil dihadapannya itu. "Tuan, aku tidak menipumu, aku memberikanmu dua orang wanita untuk anda nikmati. Apakah anda tidak menyukainya?" tanya Ethan dengan muka yang dibuat keheranan."Kamu memang memberikan aku dua wanita, tapi gadis itu kamu ambil, tuan Ethan!""Gadis? Gadis yang jalan saja tidak sanggup? Bagaimana tuan bisa tertantang dengan gadis yang menurut tuan Elmer liar, tapi tertidur di lantai? Aku harus mencari gantinya agar tuan bisa tetap menikmati malam ini, bukan?" ujar Ethan meyakinka

  • MALAM PANAS DENGAN SUAMI ORANG   Bab 4. Aku Ingin Bercinta

    Setelah agak menjauh dari hotel, Ethan merasa sedikit lebih lega dan mengendarai mobilnya dengan perlahan. "Rumahmu, dimana? Akan aku antarkan pulang," tawar Ethan dengan pandangan mata tetap fokus ke depan. "Martin, mengapa kamu ngebut! Perutku mual!" tangan Karin menarik lengan Ethan, membuat Ethan kaget. Akhirnya melaju perlahan, tapi tiba-tiba saja Karin muntah di paha Ethan. "Oh … My God … Mobilku!" pekik Ethan kesal karena muntahan Karin. "Hoex!" Sekali lagi Karin muntah di jok mobil mewah milik Ethan. Dengan rasa jijik, Ethan melihat di depannya ada hotel melati, lalu membawa mobilnya menuju ke hotel itu. "Maafkan aku, sudah mengotori mobilmu," ucap Karin. Ethan melihat tidak hanya baju dia yang kotor, tapi baju Karin juga kotor. "Keluarlah!" "Keluar? Apa kamu tega menyuruhku keluar, Martin?" "Dengar! Aku bukan Martin! Aku menolongmu dari si tua Elmer, tapi malah aku yang kena sialnya. Cepat keluar!" usir Ethan. "Maafkan aku." Dibuka pintu mobil Ethan, udara di

  • MALAM PANAS DENGAN SUAMI ORANG   Bab 3 Jebakan untuk Tuan Elmer

    Ethan melihat Karin yang akan menemani Elmer merasa kasihan. Tampang Karin bukan seperti wanita penghibur. Pakaiannya pun hanya pakaian kantor dengan make up yang sudah luntur, berbeda dengan wanita penghibur yang bersolek dan berpakaian mini hanya untuk memuaskan hasrat lelaki hidung belang seperti Elmer."Tuan Ethan, saya sudah memilih wanita untuk saya sendiri. Kamu jangan sungkan untuk memilih wanita-wanita yang ada di pub ini. Tenang saja, semua sudah saya bayar." Tuan Elmer tertawa, dan menyuruh Karin untuk duduk dekatnya.Karin yang awalnya menolak, mau tidak mau duduk disamping tuan Elmer apalagi mata Elmer menatap Karin seperti ingin menelanjanginya. Ethan yang merasa jengah melihat pemandangan seperti itu, rasanya ingin membatalkan kontrak kerjasama dan menonjok muka bulat si tuan Elmer. Namun tidak semudah itu, Elmer memiliki banyak bodyguard. Dia harus memakai cara yang lain."Tuan Elmer, Anda berasal dari luar pulau bukan? Apakah Tuan tahu jika pub ini menyatu dengan hote

  • MALAM PANAS DENGAN SUAMI ORANG   Bab 2. Nyanyian Fals Karin

    "Siapa orang itu?" bisik Karin pada satpam yang masih berdiri disampingnya."Bos besar, Tuan Elmer, pengusaha tambang dari pulau seberang!" "Oh," Karin hanya manggut-manggut, walau dia sendiri tidak mengenalnya. Bos besar yang dipanggil tuan Elmer itu berjalan diantara para bodyguard dan melihat Karin yang berdiri agak di belakang barisan bodyguard, tiba-tiba, Elmer memandang Karin dan menyeringai kepada Karin. Karin sendiri kaget, diberi senyuman seperti itu. "Bukankah dia sudah kakek tua tambun yang sudah bau tanah?" bisik Karin pada satpam."Hati-hati dengan ucapanmu, Nona. Dia bisa membeli dirimu dengan harga yang dia inginkan. Bahkan istri tidak sahnya ada beberapa orang," ucap satpam memberi peringatan.Karin menggidik mendengar ancaman satpam. Dia langsung menutup mulutnya. Setelah Elmer masuk, mobil yang ditumpanginya pun pergi dari area depan pub dan digantikan dengan mobil kedua yang sama mewahnya, tapi kali ini yang dilihat Karin lebih baik dari si Elmer tambun itu.Peraw

  • MALAM PANAS DENGAN SUAMI ORANG   Bab 1. Pesan Singkat Adik Ipar

    "Sialan! Memangnya aku percaya dengan pesan seperti ini? Jangan karena Martin orang yang supel bisa kamu ajak seperti itu!" geram Karin melihat pesan Brenda, adik tirinya.Walau Brenda kadang bermulut besar, tapi sepertinya pesan yang dikirimkan Brenda mengusik hatinya. Dibacanya sekali lagi pesan itu, "Hari ini aku akan bercinta dengan kekasihmu!"Pesan itu singkat, tapi menohok hatinya. "Kali ini, akan aku buktikan, kalau kamu pembual ulung, Brenda!" Digenggamnya erat gawai miliknya karena kesal, dilihat jam dinding sudah hampir waktu jam pulang kerja. Karin pun segera membereskan meja kerjanya.Jam lima sore tepat, Karin sudah bergegas keluar kantor. Taksi yang melintas di jalan raya, segera dipanggilnya. "Apartemen Cempaka Putih!" ujar Karin yang masuk duduk dibelakang supir."Baik, Nona." Supir taksi melajukan kendaraannya menuju tempat yang dituju Karin, Apartemen Cempaka Putih, tempat Martin tinggal. Dilihatnya jam tangan dan jalanan yang macet, membuat Karin tidak sabar. Dia s

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status