Share

Bab 5. Gagal Kerjasama

Penulis: Jielmom
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-06 14:40:49

Ethan merapikan jasnya, menghela napas panjang untuk bersiap menghadapi Elmer. Ethan masuk ke kantornya langsung menuju ruangan meeting dimana tuan Elmer menunggu.

"Halo, tuan Elmer! Bagaimana harimu?" sapa Ethan dengan senyum menyapa Elmer dan hendak memeluknya.

"Stop! Kamu sudah menipuku tuan Ethan! Kamu mengambil wanitaku dan menukarnya dengan wanita murahan!" hardik tuan Elmer sambil menunjuk-nunjuk jarinya pada Ethan.

Ethan tersenyum, melihat tingkah laku tuan Elmer yang seperti anak kecil dihadapannya itu. "Tuan, aku tidak menipumu, aku memberikanmu dua orang wanita untuk anda nikmati. Apakah anda tidak menyukainya?" tanya Ethan dengan muka yang dibuat keheranan.

"Kamu memang memberikan aku dua wanita, tapi gadis itu kamu ambil, tuan Ethan!"

"Gadis? Gadis yang jalan saja tidak sanggup? Bagaimana tuan bisa tertantang dengan gadis yang menurut tuan Elmer liar, tapi tertidur di lantai? Aku harus mencari gantinya agar tuan bisa tetap menikmati malam ini, bukan?" ujar Ethan meyakinkan.

Tuan Elmer terdiam dan berpikir, "Apakah aku memberikan obat terlalu banyak?"

"Tuan, justru aku ingin memberitahukanmu, kalau aku ingin membatalkan kerjasama kita," ungkap Ethan.

"Justru aku yang datang ingin membatalkan rencana kerjasama ini karena aku merasa kamu tipu!"

"Maaf tuan Elmer, tidak ada yang berani menipumu. Bukankah semua kesepakatan sudah tertuang dalam perjanjian? Lalu bagian mana yang menurut Tuan, aku ini seorang penipu?"

"Cih! Robert! Ayo pergi! Kita akhiri semuanya disini!" Tuan Elmer bangkit berdiri keluar dari ruang meeting diikuti oleh Robert dan para bodyguardnya.

Ethan menghela napas lega, akhirnya dia bisa terbebas dari tuan Elmer. Dipandanginya Erick yang berdiri di dekatnya sambil tersenyum.

"Lain kali, tolong cek lagi orang-orang mau kerjasama dengan kita, Erick."

"Maaf, Tuan, bukan aku yang mendapatkan klien, tapi sahabat tuan sendiri, tuan Marco dia yang rekomendasikan kepada perusahaan kita."

"Oh iya, aku hampir lupa. Aku akan menghubungi Marco setelah ini."

Ethan kembali ke ruangannya. Hari ini dia bahkan belum kembali ke rumah semenjak semalam pergi ke pub The Glaze. Dia mengambil gawainya dan menelepon Safira, istrinya.

"Halo, Sayang, apa kamu mau pulang?" tanya Safira dengan manja.

"Maaf, aku semalam tidak pulang, Sayang."

"Hm …."

"Sayang? Maaf ya? Aku salah, seharusnya aku pulang tadi malam."

"Gak apa-apa, Sayang. Marco yang memberitahuku, kalau kamu sedang meeting dengan pengusaha tambang Elmer, jadi kemungkinan kamu akan menemani tuan Elmer," jawab Safira dengan tenang.

"Oh, yah. Apa Marco yang memberitahumu?"

"Jelaslah, dia punya semua jadwalmu, jadi aku tidak khawatir lagi kalau kamu tiba-tiba gak pulang."

"Sayang … terima kasih, yah?"

"Untuk apa?"

"Untuk mengerti aku."

"I love you," tutup Safira.

Ethan menggenggam gawainya disertai dengan rasa bersalah yang sudah membohongi istrinya.

"Oh Tuhan, maafkan aku," runtuknya.

"Ethan!" panggil seseorang yang datang ke ruang kerja Ethan.

"Halo, Marco!" Senyum Ethan mengembang. Marco adalah sahabatnya, teman semasa di high school dan kuliah bareng. Sekarang, Marco adalah juga partner dalam berbisnis. Ethan di bidang developer, sedangkan Marco dibidang arsitek.

"Bagaimana pertemuanmu dengan tuan Elmer?"

"Aku batalkan kerjasamanya," sesal Ethan. "Sorry, walau dia rekomendasi darimu, ternyata aku tidak menyukai dengan kepribadiannya."

"Sayang banget, Ethan! Dia adalah pengusaha tambang! Aset dia berlimpah, bahkan jika dia mau, dia bisa memakai jasa developer milikmu untuk membangun setengah kota kita," sesal Marco.

"Maafkan aku." Ethan tidak bisa berkata apa-apa. Tidak mungkin juga dia mengatakan kerjasama gagal hanya karena seorang gadis yang dia sendiri tidak dia kenal. Akan banyak timbul pertanyaan lainnya.

"It's okey, Ethan. Akan aku cari lagi investor lainnya, untuk proyekmu lagi."

"Aku rasa, cukup, Marco! Keadaan perusahaanku cukup stabil walau aku harus menggarap proyek-proyek lokal. Apalagi sekarang ini, aku memegang kerjasama dengan pemerintah untuk jangka waktu panjang."

"Ethan, Ethan. Kamu itu dari dulu tidak mau menambah proyek ini itu. Bahkan aku mencarinya pun kamu tolak, malah proyek-proyek sosial yang kamu ambil," keluh Marco.

Ethan tertawa, proyek-proyek sosial yang dimaksud Marco adalah proyek dengan keuntungan yang tipis, berbeda dengan Marco, dia adalah arsitek, bayarannya berdasarkan gambar yang dia buat, walaupun proyek itu tidak jadi terlaksana. Seperti proyek tuan Elmer, dia ingin membuat Mega mall di pulau pribadi yang baru dia beli, dan dirancang oleh Marco. Marco melemparkan kepada Ethan untuk proses penggarapan fisiknya.

"Proyek-proyek sosial itu, tidak membuat aku miskin, Marco," ucap Ethan.

"Jika kamu ingin proyek sosial, aku punya klien, dia hanya ingin membuat sebuah vila di Bali, jika kamu ingin, aku akan mengontaknya untuk kamu terbang beberapa hari ke Bali."

"Baiklah, serahkan datanya pada Erick, jika cocok, aku yang akan berangkat ke Bali," jawab Ethan.

"Good! Kali ini, jangan sampai gagal lagi yah? Aku tidak ingin proyekku gagal ditangan sahabatku sendiri," sindir Marco tertawa.

"Okey!"

***

"Aduh! Kepalaku sakit," erang Karin memegang kepalanya yang nyeri karena minuman beralkohol.

Matanya perlahan dibuka, lalu memindai sekeliling tempatnya tidur. "Dimana ini?" Karin berusaha bangun dari tidurnya. Seluruh badannya terasa pegal-pegal, lengket dan berkeringat, dibuka selimutnya untuk turun ke kamar mandi.

"Heh? Mana bajuku?" Dibuka seluruh selimutnya, dan baru menyadari kalau dirinya tidak memakai sehelai baju pun.

"Oh my God! Apa yang terjadi padaku semalam?" Karin panik dan mencari pakaiannya yang berada di tempat sampah, basah kotor dan bau karena terkena muntahan.

"Astaga! Bajuku dibuang? Siapa yang tega membuang bajuku?" Karin melihat disampingnya terdapat meja panjang dengan baju baru yang ditaruh di atasnya.

"Apakah ini untukku?" Karin membawanya ke dalam kamar mandi dan mulai menyalakan air shower.

"Astaga! Aku mengingat semalam aku juga menyalakan shower, lalu … seorang pria … oh Tuhan! Apa yang aku lakukan! Kenapa aku sebodoh itu?" Karin menangisi kebodohannya dibawah shower yang mengalir.

"Tenang Karin! Kamu memang bodoh, tapi apa yang sudah terjadi pada hari ini, bukankah karena si brengs*k Martin dan Brenda?" tanyanya membenarkan diri sendiri.

"Angkat wajahmu!" ucap Karin pada cermin di depannya. "Mulai sekarang, jangan tangisi lagi si brengs*k itu, apalagi harus bersaing dengan si jal*ng! Kamu punya harga diri, Karin!" ucapnya mensugesti dirinya sendiri.

Karin membersihkan diri, memakai baju yang sudah dipersiapkan dan melihat uang yang cukup banyak di meja kecil, samping kasur. Terdapat catatan kecil berisi nomor kontak. "Kamu pikir aku seorang pelacur yang meminta uangmu? Jangan harap aku akan meneleponmu!" Dimasukkannya uang itu ke dalam dompet, sedangkan nomor kontak Ethan dirobeknya dan dibuang ke tempat sampah.

Karin keluar dari kamarnya pulang menuju apartemen tempat Karin dan keluarganya tinggal.

Hari ini, Karin memutuskan untuk cuti sehari dari pekerjaannya. "Aku ingin menata hidupku lebih baik, jangan sampai nanti pekerjaanku menjadi berantakan karena aku putus cinta," gumam Karin. 

Sepanjang hari, Karin hanya memikirkan pria yang sudah membuat dirinya menyerahkan mahkotanya. "Aku rasa, bukan pria gemuk yang berada sana," pikir Karin yang masih mencoba mengingat-ingat.

"Lalu, semalam, aku melakukannya dengan siapa?" Dipijatnya kening Karin yang masih terasa pening.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • MALAM PANAS DENGAN SUAMI ORANG   Bab 6. Kedatangan Martin

    Seminggu kemudian."Sayang, kamu akan pergi ke Bali?" tanya Safira melihat Ethan sedang merapikan pakaiannya ke dalam koper."Iya, Marco mendapatkan klien dan memintaku untuk menggarap sebuah villa. Tim aku sudah merancangkan semuanya, aku hanya datang untuk memeriksanya saja.""Berapa lama kamu di Bali?""Mungkin tiga hari sampai seminggu.""Hm, tiga hari sampai seminggu ya?" Safira melihat gawai miliknya dan melihat beberapa biro perjalanan."Kamu gak kesepian kan, kalau aku tinggal?" tanya Ethan yang khawatir meninggalkan istrinya sendirian. Ethan berhenti menata bajunya dan menghampiri istrinya lalu memeluknya. "Apakah kamu mau ikut saja, sekalian kita berbulan madu?" rayu Ethan mengecup pipi Safira."Sayang, kamu tahu sendiri bukan, kalau kita baru satu tahun menikah? Aku masih ingin bersenang-senang seperti masih pacaran, tapi kalau bulan madu dan pulang-pulang aku hamil, aku rasa sebaiknya aku disini saj

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-07
  • MALAM PANAS DENGAN SUAMI ORANG   Bab 7. Hamil

    "Sudah putus, Dad, karena ada pelakor diantara kita. Daripada capek-capek ngurusin pelakor, lebih baik aku kasih saja. Pria sempurna menurut Brenda gak cuma dia seorang kok," jawab Karin. Sontak Brenda tertawa mengejek."Hahaha, pria sempurna memang gak hanya seorang, tapi kalo gak cepat-cepat diambil, bakal direbut orang. Apalagi, tampan, kaya, pintar. Pokoknya jangan sampai lepas deh!" sindir Brenda. Samantha ikut tertawa, begitu pula dengan Ricardo yang membenarkan perkataan Brenda. Dia teringat bagaimana Samantha dulu begitu menarik perhatiannya ketika istrinya baru saja hamil. Gairah Samantha tidak terlupakan. Apalagi hampir sembilan bulan istrinya harus bedrest karena kehamilannya yang sulit. Hingga akhirnya istrinya melahirkan Karin dan meninggal, otomatis Samantha naik menjadi nyonya, walau dia berasal dari pelayan."Sudah, sudah … sebaiknya kita makan malam saja, okey?" tawar Ricardo.Tuan Ricardo duduk paling ujung, sebelah kiri istrinya dan Kari

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-07
  • MALAM PANAS DENGAN SUAMI ORANG   bab 8. Sebuah Rencana

    Samantha dan Brenda membelalakkan matanya. Terutama Samantha, apalagi jika mengingat kekayaan suaminya, itu berarti Karin tidak akan mendapatkan warisan. Bibirnya tersenyum simpul.“Aku pikir, kakakku ini seorang yang sangat alim, tidak mau melakukan hubungan diluar pernikahan tapi nyatanya kebobolan. Enak yah kak? Sampai lupa apa itu nama pengaman,” sindir Brenda tertawa melihat Karin yang duduk dilantai seperti seorang anjing yang tersiram air.“Atau jangan-jangan … kali ini saja yang ketahuan? Padahal sebelumnya kakak sudah ahli? Bahkan Martin pun belum sempat mencoba bagaimana tubuhmu karena sudah hamil?” sindir Brenda lagi.Martin yang namanya disebutkan Brenda, mukanya merah padam. Ada rasa kecewa di dalam dirinya.“Yang pasti, aku bersyukur kalau kita sudah putus, Karin! Dengan ini aku memantapkan hati untuk menikahi Brenda! Menyesal aku memohon-mohon untuk memintamu kembali kepadaku. Sekarang jelas sudah,

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-08
  • MALAM PANAS DENGAN SUAMI ORANG   Bab 9. Klinik Dokter Herman

    Samantha dan Brenda membelalakkan matanya. Terutama Samantha, apalagi jika mengingat kekayaan suaminya, itu berarti Karin tidak akan mendapatkan warisan. Bibirnya tersenyum simpul.“Aku pikir, kakakku ini seorang yang sangat alim, tidak mau melakukan hubungan diluar pernikahan tapi nyatanya kebobolan. Enak yah kak? Sampai lupa apa itu nama pengaman,” sindir Brenda tertawa melihat Karin yang duduk dilantai seperti seorang anjing yang tersiram air.“Atau jangan-jangan … kali ini saja yang ketahuan? Padahal sebelumnya kakak sudah ahli? Bahkan Martin pun belum sempat mencoba bagaimana tubuhmu karena sudah hamil?” sindir Brenda lagi.Martin yang namanya disebutkan Brenda, mukanya merah padam. Ada rasa kecewa di dalam dirinya.“Yang pasti, aku bersyukur kalau kita sudah putus, Karin! Dengan ini aku memantapkan hati untuk menikahi Brenda! Menyesal aku memohon-mohon untuk memintamu kembali kepadaku. Sekarang jelas sudah, siapa yang ber

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-08
  • MALAM PANAS DENGAN SUAMI ORANG   Bab 10. Sebuah Iklan

    Brenda mengerti akan hal ini. Dia berdiri, membuka bajunya yang sesak agar dua bukit itu bisa bernafas dengan lega. Kemudian berjalan mendekati dokter Herman dan membungkuk sedikit dihadapannya. “Dokter, anda kalah cepat. Aku baru saja bertunangan dengan seorang pria. Jadi dokter hanya bisa bermain-main dengan kedua milikku ini, bukan yang lain,” rayu Brenda memainkan dua bukit miliknya. “Sayang sekali, aku sudah lama tidak bermain-main, Brenda,” sesal dokter Herman. “Dokter terlalu sibuk sih, apalagi setiap hari melihat wanita hamil melulu,” keluh Brenda. Dokter Herman tertawa terbahak-bahak. “Kemarilah. Duduklah disini, aku ingin memeriksa dua bukit milikmu itu, apakah sudah berisi atau belum,” goda dokter Herman. Dengan tersenyum, Brenda menghampiri dokter Herman dan melakukan apa yang diperintahkannya. *** "Butuh Uang. Dijual, janin kembar berusia 9 Minggu. Ibu dalam keadaan sehat. Minat se

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-09
  • MALAM PANAS DENGAN SUAMI ORANG   Bab 11. Keinginan Ethan

    Tidak ada ranjang, bukan masalah bagi Safira. Ethan antusias istrinya sudah ingin hamil. Jadi ini adalah kesempatan emas baginya. Dilakukannya diatas meja, di sofa hingga mencapai klimaksnya.“Aku harap, kali ini berhasil, Sayang,” ucap Ethan mengecup kening istrinya.“Kamu luar biasa, Sayang. Aku yakin, aku akan segera hamil. Sekarang, aku harus pulang. Bukankah kamu ada jadwal meeting yang digeser olehku? Segeralah bersihkan dirimu. Aku tidak ingin melihat wajahmu kelelahan karena habis bercinta denganku, Ethan.”Ethan tersenyum, dia melepaskan Safira dan mengambil pakaiannya yang berceceran. “Baiklah, hati-hati di jalan, Sayang.”Safira merapikan dress-nya dan keluar ruangan Ethan, dan berpamitan pada Maya, sekretarisnya.Di dalam mobil, dia mengeluarkan botol kecil dari dalam tasnya dan meminum pil yang biasa dia minum setelah bercinta kemudian mendorong obat itu dengan sebotol air mineral yang sudah dipersiapkan.Dengan ters

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-09
  • MALAM PANAS DENGAN SUAMI ORANG   Bab 12. Pertemuan Sesaat

    Safira terhenyak, “Jangan, Sayang. Kamu tahu bukan, kamu yang menginginkan aku hamil. Bahkan kita sudah mendapatkan janin kembar. Sedangkan aku yang kewalahan dan capek karena harus membawa kemana-mana si kembar. Bukankah aku harus bedrest gegara ini?” tunjuk Safira pada perutnya yang membuncit. “Hm. Baiklah. Aku akan sabar menunggu kalian lahir, yah?” Ethan mengelus-elus perut Safira yang sudah diganjal busa agar terlihat sedang hamil. Ide ini sudah dia pikirkan, jadi dia persiapkan perut palsu agar terlihat sedang hamil. Safira mengelus kepala Ethan. Selama pura-pura hamil, Ethan sama sekali dilarang untuk menyentuhnya. Jika dirinya ingin melampiaskan nafsunya, maka disaat jadwalnya kontrol ke dokter, dia pun mengirimkan pesan ke Marco untuk menemuinya di hotel dan bercinta dengannya. “Aku harus menghubungi Brenda, supaya aku bisa di USG dengan Ethan,” batin Safira. Diraih gawainya ketika Ethan sudah tertidur dan mengirim

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-10
  • MALAM PANAS DENGAN SUAMI ORANG   Bab 13. Pernikahan Brenda

    Dokter Herman menjelaskan posisi janin, berat badan, tinggi serta kemungkinan akan melahirkannya kapan, serta jenis kelamin mereka.“Ternyata mereka sepasang, Tuan. Laki dan perempuan. Selamat! Tolong dijaga nyonya, karena kehamilannya sangat rentan. Nyonya Safira harus bedrest, tidak boleh melakukan hubungan suami istri, jadi mohon perhatian dari suaminya,” perintah dokter Herman dari dalam gorden.“Yah, Dok.” Buat Ethan, tidak masalah. Selama ini dia sudah bertahan untuk tidak menyentuh Safira. Apalagi dengan kehamilan kembar membuat Safira harus bedrest.Walau pemeriksaan telah selesai, tapi pikiran Ethan terlintas kembali sosok wanita yang mirip dengan seseorang yang pernah bercinta dengannya. “Apakah gadis itu juga hamil? Tapi sepertinya tidak. Kalau dia hamil, tentu dia akan menghubungiku untuk meminta pertanggung jawaban bukan? Dan sampai hari ini tidak ada seorang perempuan yang menghubungiku. Sepertinya aku hanya salah lihat saja.”

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-10

Bab terbaru

  • MALAM PANAS DENGAN SUAMI ORANG   Bab 18. Karin Tertangkap

    Elmer mendatangi keluarga Ricardo, dan sambil tersenyum menyeringai menepuk pundak Ricardo, “Aku senang kita bekerjasama. Jika putrimu ketemu, maka 30% saham akan aku kembalikan jika dia menjadi istriku.”Ricardo hanya tersenyum lirih mendengar ucapan Elmer. “Akan saya temukan putri saya.”“Baik. Aku tunggu maksud baikmu. Sekarang, kita tunggu laporan dari Robert,” ucapnya.***Hari sudah beranjak sore. Perut Karin sudah mulai lapar. Mau tidak mau Karin harus keluar dari kapel itu. Jam hampir menunjukkan pukul setengah lima sore. Karin keluar mengendap-endap agar tidak diketahui orang luar, walau tidak bisa dipungkiri pakaiannya terlalu mencolok untuk dipakai berjalan-jalan. Setiap mata memandang kepadanya, seolah-olah mempertanyakan kepada dirinya untuk apa dia memakai gaun pengantin.“Itu dia!” Seseorang berteriak dari kejauhan.Karin menengok ke arah sumber suara. Seorang berpakaian

  • MALAM PANAS DENGAN SUAMI ORANG   Bab 17. Karin Kabur

    “Berhenti, Nona?” tanya supir kaget.“Ya. Tolong jangan buat saya lebih dari sekedar ancaman, Pak. Karena bisa saja, cutter ini menusuk leher Bapak. Tolong berhenti!” ancam Karin.Mau tidak mau, supir memperlambat laju kendaraannya dan menepi. Karin keluar dari mobil dan menyuruh supir itu tetap berjalan ke Hotel tempatnya menikah.Karin segera mempercepat langkahnya. Dia ingat di sekitar daerah situ ada kapel kecil dekat tempat dia bersekolah dulu. Ketika Karin sekolah dasar, disamping sekolahnya itu bersebelahan dengan biara suster, dan ada kapel yang selalu buka 24 jam di bagian depannya. Setiap kali dirinya dibully oleh Brenda dan teman-temannya, dia selalu menyendiri setelah menjambak atau memukul Brenda. Karin tumbuh menjadi anak yang sedikit liar karena membela harga dirinya. Dia menyendiri agar kuat menghadapi ayah dan ibu tirinya jika pulang dan Brenda mengadu.Kali ini, setelah beber

  • MALAM PANAS DENGAN SUAMI ORANG   Bab 16. Hari H

    Sudah beberapa hari ini, Karin terpenjara di rumahnya sendiri. Tidak dapat keluar dan Samantha yang selalu mengontrol setiap kali Karin hendak makan. Sedangkan Karin sendiri rasanya sudah bosan berada di dalam kamarnya.Diambil gawainya disaat-saat jam dimana orang-orang di rumah sedang sibuk. “Martin, bisa tolong aku?” Pada saat ini, Karin hanya berharap meminta pertolongan dari mantan kekasihnya itu.“Akhirnya, kamu membutuhkan aku juga, Karin,” balas Martin.“Martin, aku ingin keluar dari rumah ini. Tolonglah aku.”“Jika aku menolongmu, apa balasannya untukku?”“Apa yang kamu inginkan?”“Hahaha ….”“Martin?”“Aku ingin bercinta denganmu!”“Shit! Kurang ajar Martin!” batin Karin. Kini dia tahu bagaimana sikap Martin sebenarnya.“Kenapa kamu ingin bercinta denganku? Kamu sekarang sudah menjadi suami Brenda!”“Kamu tahu bukan, sejak dahulu aku mencintaimu, Karin. Bahkan aku rela menung

  • MALAM PANAS DENGAN SUAMI ORANG   Bab 15. Karin Dijodohkan

    Karin membuka pintu kamar, membersihkan diri, lalu duduk di pinggir ranjang. “Apalagi yang aku harapkan? Aku sebatang kara disini. Ayahku sudah tidak lagi memperdulikan aku. Ibuku sudah tidak ada. Aku bebas menentukan nasib hidupku sekarang. Aku hanya punya yang ada di rahimku dan aku akan berjuang untuk mereka. Apakah aku akan menikah dengan tuan Elmer? Nama yang tidak asing lagi di telingaku. Dimana ya aku mendengar namanya? Jika dia orang kaya, seharusnya dia terkenal bukan? Akan aku cari di media sosial.”Karin mencari informasi yang berhubungan dengan Elmer. Di media sosial, hanya sedikit pembahasan mengenai orang yang bernama Elmer, kecuali perusahaan Elmer, perusahaan tambang yang berlokasi di pulau Seberang.“Apakah tuan Elmer ini, yang dimaksud oleh Daddy seorang pengusaha tambang Elmer? Aku tidak menemukan foto apapun mengenai tuan Elmer. Tapi namanya aku pernah dengar di … di ….” Karin berupaya untuk mengingat-ingat sampai pintu kamarnya diketu

  • MALAM PANAS DENGAN SUAMI ORANG   Bab 14. Pemecahan Karin

    Karin mendengar desahan-desahan yang jelas terdengar di telinganya. Dia jadi teringat ketika dirinya memergoki Martin dan Brenda di apartemen Martin. “Kenapa sih gak tinggal saja di apartemennya Martin? Bukankah lebih enak karena terletak di pusat kota?”Karin berusaha menutup telinga, tapi suaranya masih saja terdengar. Dengan kesal, Karin keluar kamar dan menggedor pintu kamar pengantin.Karin harus menunggu beberapa saat agar pintu kamar itu dibuka. Brenda dengan jubah tidur membuka pintu sedikit untuk melihat siapa yang ada diluar.“Apa kamu tidak tahu apa yang sedang dilakukan oleh pengantin?” tanya Brenda kesal setelah yang dilihat adalah Karin.“Bisa tidak kalau suaramu itu tidak membuat keributan? Apakah aku harus tahu apa yang kalian sedang lakukan?” balas Karin.Brenda hanya tertawa, dia menutup pintu tidak memperdulikan Karin.“Sh*t!”Karin masuk kembali ke kamar, dan mengambil ponselnya. “Sepertinya aku harus

  • MALAM PANAS DENGAN SUAMI ORANG   Bab 13. Pernikahan Brenda

    Dokter Herman menjelaskan posisi janin, berat badan, tinggi serta kemungkinan akan melahirkannya kapan, serta jenis kelamin mereka.“Ternyata mereka sepasang, Tuan. Laki dan perempuan. Selamat! Tolong dijaga nyonya, karena kehamilannya sangat rentan. Nyonya Safira harus bedrest, tidak boleh melakukan hubungan suami istri, jadi mohon perhatian dari suaminya,” perintah dokter Herman dari dalam gorden.“Yah, Dok.” Buat Ethan, tidak masalah. Selama ini dia sudah bertahan untuk tidak menyentuh Safira. Apalagi dengan kehamilan kembar membuat Safira harus bedrest.Walau pemeriksaan telah selesai, tapi pikiran Ethan terlintas kembali sosok wanita yang mirip dengan seseorang yang pernah bercinta dengannya. “Apakah gadis itu juga hamil? Tapi sepertinya tidak. Kalau dia hamil, tentu dia akan menghubungiku untuk meminta pertanggung jawaban bukan? Dan sampai hari ini tidak ada seorang perempuan yang menghubungiku. Sepertinya aku hanya salah lihat saja.”

  • MALAM PANAS DENGAN SUAMI ORANG   Bab 12. Pertemuan Sesaat

    Safira terhenyak, “Jangan, Sayang. Kamu tahu bukan, kamu yang menginginkan aku hamil. Bahkan kita sudah mendapatkan janin kembar. Sedangkan aku yang kewalahan dan capek karena harus membawa kemana-mana si kembar. Bukankah aku harus bedrest gegara ini?” tunjuk Safira pada perutnya yang membuncit. “Hm. Baiklah. Aku akan sabar menunggu kalian lahir, yah?” Ethan mengelus-elus perut Safira yang sudah diganjal busa agar terlihat sedang hamil. Ide ini sudah dia pikirkan, jadi dia persiapkan perut palsu agar terlihat sedang hamil. Safira mengelus kepala Ethan. Selama pura-pura hamil, Ethan sama sekali dilarang untuk menyentuhnya. Jika dirinya ingin melampiaskan nafsunya, maka disaat jadwalnya kontrol ke dokter, dia pun mengirimkan pesan ke Marco untuk menemuinya di hotel dan bercinta dengannya. “Aku harus menghubungi Brenda, supaya aku bisa di USG dengan Ethan,” batin Safira. Diraih gawainya ketika Ethan sudah tertidur dan mengirim

  • MALAM PANAS DENGAN SUAMI ORANG   Bab 11. Keinginan Ethan

    Tidak ada ranjang, bukan masalah bagi Safira. Ethan antusias istrinya sudah ingin hamil. Jadi ini adalah kesempatan emas baginya. Dilakukannya diatas meja, di sofa hingga mencapai klimaksnya.“Aku harap, kali ini berhasil, Sayang,” ucap Ethan mengecup kening istrinya.“Kamu luar biasa, Sayang. Aku yakin, aku akan segera hamil. Sekarang, aku harus pulang. Bukankah kamu ada jadwal meeting yang digeser olehku? Segeralah bersihkan dirimu. Aku tidak ingin melihat wajahmu kelelahan karena habis bercinta denganku, Ethan.”Ethan tersenyum, dia melepaskan Safira dan mengambil pakaiannya yang berceceran. “Baiklah, hati-hati di jalan, Sayang.”Safira merapikan dress-nya dan keluar ruangan Ethan, dan berpamitan pada Maya, sekretarisnya.Di dalam mobil, dia mengeluarkan botol kecil dari dalam tasnya dan meminum pil yang biasa dia minum setelah bercinta kemudian mendorong obat itu dengan sebotol air mineral yang sudah dipersiapkan.Dengan ters

  • MALAM PANAS DENGAN SUAMI ORANG   Bab 10. Sebuah Iklan

    Brenda mengerti akan hal ini. Dia berdiri, membuka bajunya yang sesak agar dua bukit itu bisa bernafas dengan lega. Kemudian berjalan mendekati dokter Herman dan membungkuk sedikit dihadapannya. “Dokter, anda kalah cepat. Aku baru saja bertunangan dengan seorang pria. Jadi dokter hanya bisa bermain-main dengan kedua milikku ini, bukan yang lain,” rayu Brenda memainkan dua bukit miliknya. “Sayang sekali, aku sudah lama tidak bermain-main, Brenda,” sesal dokter Herman. “Dokter terlalu sibuk sih, apalagi setiap hari melihat wanita hamil melulu,” keluh Brenda. Dokter Herman tertawa terbahak-bahak. “Kemarilah. Duduklah disini, aku ingin memeriksa dua bukit milikmu itu, apakah sudah berisi atau belum,” goda dokter Herman. Dengan tersenyum, Brenda menghampiri dokter Herman dan melakukan apa yang diperintahkannya. *** "Butuh Uang. Dijual, janin kembar berusia 9 Minggu. Ibu dalam keadaan sehat. Minat se

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status